Anda di halaman 1dari 28

Bebagai Macam Penyakit Keturunan (Herediter)

Definisi penyakit keturunan


Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua
kepada anaknya secara genetis. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai
pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh lingkungan
dan gaya hidupnya.
Berbagai macam penyakit keturunan yaitu:
1. Alergi
Alergi merupakan Salah satu penyakit akibat faktor keturunan. Namun alergi dapat dipicu
oleh arergen hirup(tungau debu), makanan, dan alergen suntik(gigitan serangga atau
suntikan). Umumnya dengan gejala yang muncul apabila terena alergi yaitu bersin terus
menerus, batuk-batuk, kulit memerah atau gatal-gatal,dsb.
2. Obesitas (kegemukan)
Salah satu penyebab obesitas yaitu faktor gen atau keturunan, gen menurun tersebut
menyebabkan fungsi penahan nafsu makan tidak bekerja dengan baik.
3. Buta Warna
Dapat diartikan sebagai keabnormalan yang terjadi pada panca indra penglihatan
seseorang kareana sel-sel kerucut mata telah rusak sehingga tidak mampu menangkap
suatu spektrum warna tertentu. Ketidakmampuan sel-sel ini bekerja diakibatkan oleh
faktor genetik yang berasal dari orang tua penderita.
4. Asma
Asma adalah penyakit genetik pada manusia yang berupa menyempitnya saluran
pernafasan, asma bisa timbul bila dipicu oleh adanya suatu alergen disekitarnya. Selain itu
sekitar 30% penyakit asma disebabkan karena faktor keturunan.
5. Penyakit Albino
Penyakit albino diturunkan dari gen orangtua kepada anaknya. Pada umumnya, penderita
albino lahir dari orang tua yang punya gangguan dalam hal produksi melaninnya. Orang
yang memiliki gen albino, tubuhnya tidak dapat memproduksi pigmen melanin.
Penyakit albino ditandai dengan tampak kulit putih-putih, rambut putih yang tidak wajar.
6. Kanker payudara
Dikatakan kanker payudara apabila terdapat perubahan atau mutasi tertentu pada DNA sel
payudara. Gejala kanker payudara yaitu umumnya kulit payudara atau puting berwarna
kemerahan, bersisik, atau menebal.
7. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi adalah penyakit keturunan pada manausia dimana penyakit ini karena
meningkatnya tekana darah diatas normal. Penyakit turunan ini sering tidak disadari
karena tidak ada gejala.
8. Kolestrol Tinggi
Penyakit dimana diakibatkan perubahan gen ketika lemak tidak mengalami metabolisme
yang baik dalam darah sehingga menumpuk di arteri. Penyakit ini jika salah satu dari orang
tua mengidap kolestrol tinggi, anaknya akan beresiko 50% terjangkit penyakit kolestrol
tinggi tersebut.
9. Hipotiroid
Penyakit hipotiroid terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon tiroksin. Gejala
yang muncul yaitu sering kelelahan dan penurunan berat badan.
10. Gangguan Bipolar
Penyakit gangguan bipolar adalah suatu kondisi yang mengakibatkan depresi yang dipicu
karena stress.
11. Diabetes
Penyakit diabete memiliki resiko yang tinggi diturunkan jika dalam satu keluarga terdapat
anggota keluarga yang mengidap penyakit diabetes , jika salah satu orangtua mengidap
diabetes, resiko penyakit tersebut diturunkan sebasar 15% tapi jika kedua orangtua nya
nya mengidap penyakit diabetes maka resiko diturunkannya sebesar 70%.
12. Parkinson
Gejala penyakit parkinson tidak banayk diketahui, pada banyak kasus yang terjadi, awal
dari penyakit parkinson diawali denga gemetar pada bagian tangan ketika sedang
beristirahat. Penyakit parkinsonini beresiko diturunkan jika memiliki orang tua, saudara,
atau kerabat dekat dengan gangguan parkinson, maka dua kali lipat lebih mungkin
emngalami penyakit yang sama.
Maka orangtua yang memiliki gen penyakit turunan, sebaiknya segera memeriksakan
anaknya.

Cacat dan Penyakit Bawaan pada Manusia


Cacat dan penyakit bawaan dapat diwariskan melalui gen. Fenomena kelainan fisik pada
manusia semakin lama semakin banyak jumpai. Kelainan fisik ini berupa penyakit atau cacat
bawaan. Penyakit ini bukan disebabkan infeksi kuman penyakit, melainkan diwarisi dari orang
tua melalui gen. Penyakit genetik ini tidak menular, dan dapat diusahakan agar terhindar.
Pada umumnya, penyakit genetik dibawa oleh gen yang bersifat resesif. Jadi, akan muncul
sebagai suatu penyakit atau cacat bila dalam keadaan resesif homozigot. Untuk keadaan gen
yang heterozigot, individu yang bersangkutan tidak menampakkan kelainan atau penyakit.

Individu yang demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carrier). Individu yang bersifat carrier
walaupun menampakkan fenotipe normal, dapat mewariskan sifat yang negatif kepada generasi
selanjutnya.

Cacat bawaan ada yang diturunkan lewat kromosom kelamin atau kromosom tubuh.

- Cacat bawaan yang terpaut kromosom tubuh (autosom)

Cacat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang resesif. Cacat ini meliputi albino, hemofilia,
botak, sistis fibrosis, fenilketonuria (fku), Tay sach, schizofreni, anemia sel sabit (sickle cell),
dan thalasemia.

b. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang dominan. Penyakit ini meliputi sindaktili,
polidaktili, brakidaktili, hipertensi, dan huntington.

- Cacat bawaan yang terpaut kromosom kelamin

Cacat bawaan tipe ini biasanya bersifat resesif. Contohnya adalah buta warna dan hemofilia.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit dan cacat bawaan pada manusia yang diturunkan
melalui gen:

a. Albino

Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang tidak normal pada kulit dan bagian
tubuh yang lain. Penderita albino mudah silau, karena matanya sangat peka terhadap sinar yang
memiliki intensitas tinggi, seperti sinar matahari.

Selain itu penderita albino juga memiliki kelemahan pada jaringan saraf mata dibandingkan
dengan orang normal untuk memfokuskan sinar. Kemampuan memfokuskan sinar ke dalam bola
mata kurang lebih 60%. Mata juga tampak kemerahan karena pembuluh darah tampak jelas.

b. Brakidaktili, Sindaktili, dan Polidaktili

Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari
menjadi pendek. Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki saling
berlekatan. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan jumlah jari lebih dari 5.

c. Buta warna
Penderita buta warna dapat mewarikan sifat buta warna dari orang tuanya, meskipun keadaan
lahiriah kedua orang tua normal. Pewarisan buta warna ini disebabkan oleh gen yang terpaut
kromosom X. Gen-gen tersebut bersifat resesif ini berpasangan dengan kromosom X, tidak
menyebabkan buta warna, tetapi individu yeng bersangkutan membawa sifat buta (carrier).

Buta warna dapat dibedakan menjadi dua yaitu:


a. Buta warna sebagian (parsial) yaitu buta warna yang tidak dapat membedakan warna-warna
tetentu saja, misalnya tidak dapat membedakan warna merah dan hijau.
b. Buta warna total (akromatisme), yaitu penderita yang tidak mampu membedakan semua
warna, kecuali dasar hitam dan putih.

d. Hemofilia

Hemofilia adalah sifat ketidakmampuan darah untuk membeku. Apabila penderita hemofilia
terluka dan terjadi pendarahan, darah sukar membeku sehingga penderia kehilangan banyal darah
dan dapat berakibat fatal. Seperti juga buta warna, hemofilia tergolong penyakit herediter yang
terpaut kromosom kelamin (seks linkage).

Mortalitas penderita hemofilia tergolong tinggi terutama pada anak-anak. Bila pria penderita
hemofilia bertahan hidup dan selamat hingga perkawinan, maka dia akan menurunkan anakanak
wanita yang normal namun membawa sifat hemofilia.

e. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell)

Pada penderita anemiasel sabit ini, HbS (Hemoglobin sickle cell) mengendap pada daerah
tertentu di erotrosit sehingga erotrosit bentuknya seperti bulan sabit dan affinitas terhadap
oksigen rendah.

Rumah Sakit Medistra

 Home

 Mengenai Kami

 Fasilitas & Pelayanan

 Jadwal Dokter
 Medical Check Up

 Info Kesehatan

 Hubungi Kami

 PKRS

 Karir

Pelayanan 24 Jam

 Ambulans

 Evakuasi Medis

 Unit Farmasi

 UGD

 Unit Radiologi

 Kamar Bedah

 Kamar Bersalin

 Kamar Perawatan

 Laboratorium

 MRI 1.5 Tesla

 Discovery CT750 HD

 Perinatologi / Neonatal ICU

Produk Unggulan

 Bedah Tulang

 Jantung dan Pembuluh Darah

 Penyakit Dalam (Hati dan Saluran Cerna)


Klinik-Klinik Khusus

 Klinik Cantik

 Klinik Onkologi Hematologi

 Klinik Perawatan Kaki Diabetesi

 Klinik Urologi

 Klinik Neuroscience

 Sleep and Snoring Clinic

search...

Friday, 20 March 2015 12:30:42


Kenali Berbagai Penyakit Alergi dan Imunologi
Artikel Rumah Sakit

Oleh: Prof. DR. Dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI

Jangan pernah menyepelekan penyakit lingkup alergi dan imunologi. Seluruh tubuh merasa
nyeri atau sesak napas. Jangan pula merasa tidak terjadi apa-apa jika tiba-tiba hidung
gatal, tersumbat, kulit melepuh serta akhirnya menimbulkan kematian. Itu semua merupa-
kan bagian kecil dari gejala penyakit-penyakit alergi dan imunologi.

Jenis penyakit alergi dan imunologi sangat beragam. Asma merupakan kasus yang relatif
paling sering, diikuti rinitis alergi, dan urtikaria kronik. Jenis alergi lain yang tak kalah
pentingnya adalah reaksi alergi obat. Sementara dalam bidang imunologi, terdapat penyakit
autoimun, khususnya Lupus Eritematosis Sistemik (LES).

Sementara dari penyakit imunodefisiensi, salah satunya yang terkenal adalah penyakit
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Dalam artikel ini juga akan dikemukakan
pentingnya imunisasi pada orang dewasa.

Penyakit Alergi
Berikut beberapa penyakit dalam lingkup alergi:

1. Asma Bronkial

Masalah utama asma adalah sering tak terdiagnosis atau pengobatan tak adekuat. Pasien
mengobati sendiri, pemahaman dan pengetahuan mengenai asma yang kurang serta
beberapa mitos atau salah persepsi mengenai asma.

Tak jarang dijumpai rasa sesak disangka penyakit jantung, atau batuk-batuk kronis yang
disebabkan penyakit bronkitis atau sukar tidur karena insomnia. Keluhan batuk mengi atau
sesak saja bukan monopoli penyakit asma. Beberapa penyakit atau keadaan dapat
menyerupai asma, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) bronkitis kronik dan
emfisema; infeksi paru; sinusitis paranasal; tuberkulosis; refluks gastroesofageal dan
penyakit jantung seperti gagal jantung. Diagnosis tepat mengarahkan pengobatan yang
tepat.

Dalam praktiknya sering dijumpai pasien mengobati dirinya sendiri. Mereka menggunakan
obat semprot pelega (inhaler) untuk mengatasi gejala asmanya. Dalam jangka panjang,
kondisi ini justru akan memperburuk gejala asma dan akan makin sering mendapat
serangan asma.

Hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan penderita obat anti inflamasi,
menghindari faktor pencetus serangan, dan mendapatkan edukasi. Edukasi bertujuan agar
pemahaman dan pengetahuan pasien mengenai asma dan penyebabnya menjadi lebih baik.
Pengetahuan inilah yang akan mempermudah komunikasi dengan dokter, dan memahami
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.

Beberapa mitos yang dijumpai di masyarakat, diantaranya, obat semprot berbahaya untuk
jantung, dan hanya dipakai untuk asma yang berat. Pemakaian obat asma secara teratur
akan menyebabkan kecanduan (adiksi). Mitos-mitos itu tidak benar.

Apakah asma bisa sembuh? Sejujurnya, tak ada obat yang dapat menyembuhkan asma.
Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat penderita asma dapat menjalani hidup
dengan normal (pasien harus mematuhi instruksi, dan kontrol dokter. Ia pun wajib
memakai obat pengontrol secara teratur. Jangan pergi ke dokter saat asma menyerang
saja).

Mitos lainnya yang juga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya adalah:


mengobati asma jika muncul gejala saja. Asma akan hilang dengan sendirinya menjelang
dewasa. Penderita asma masih boleh merokok. Stress penyebab asma. Penderita asma tak
boleh berolah raga, dan lain-lain.

Layaknya penyakit hipertensi, atau diabetes tak dapat disembuhkan, manajemen penyakit
asma saat ini berdasarkan Kontrol Asma. Panduan manajemen asma internasional
berdasarkan Global Initiative for Asthma (GINA) menekankan pentingnya kontrol asma.
Sekali asma terkontrol, kecil kemungkinan untuk mendapat serangan asma, apalagi sampai
memerlukan perawatan rumah sakit. Meskipun panduan GINA tersebut telah diedarkan
secara luas, kenyataannya, sebagian besar pasien asma belum atau bahkan tidak
terkontrol. Oleh karenanya peran dokter yang mengobati asma sangat penting dalam
memberikan edukasi kepada pasien. Tak hanya itu. Dokter pun memberikan pengobatan
yang profesional sehingga pasien dapat secara optimal menikmati hidupnya.
2. Rinitis Alergi

Rinitis alergi merupakan salah satu bentuk rinitis yang mekanismenya secara umum melalui
sistem imun, atau IgE secara khusus. Prevalensinya berkisar antara 10-15% dari
masyarakat. Penderitanya pun beragam, mulai dari usia anak hingga dewasa. Gejalanya
dapat berupa rinorea, hidung gatal, bersin dan hidung tersumbat. Terkadang disertai rasa
gatal di mata. Akibatnya, mengganggu kualitas hidup penderitanya. Seperti, gangguan
tidur, gangguan aktivitas, hingga absen dari sekolah atau pekerjaan. Berdasarkan lama dan
seringnya gejala rinitis dapat diklasifikasikan sebagai rinitis alergi intermiten atau persisten.
Dikatakan rinitis intermiten bila gejala berlangsung kurang dari empat hari per minggu dan
lamanya kurang dari empat minggu. Sedangkan rinitis persisten gejala berlangsung lebih
dari empat hari/ minggu dan lamanya lebih dari empat minggu. Derajatnya dikatakan
sedang atau berat bila gejalanya menggangu kualitas hidup penderitanya. Yang perlu
diwaspadai adalah komplikasi terjadinya sinusitis, polip hidung, dan gangguan
pendengaran.

Rinitis alergi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya asma. Sering pasien baru datang
ke dokter jika telah terjadi komplikasi. Dengan pengobatan yang baik, gejala rinitis dapat
terkontrol. Sehingga kualitas hidup penderitanya meningkat kembali dan menjalani hidup
layaknya orang normal.

3. Alergi Obat

Seiring pertumbuhan obat-obat baru untuk tujuan diagnosis, terapi, dan pencegahan
penyakit maka terjadinya reaksi simpang obat pun meningkat. Reaksi simpang obat
didefinisikan sebagai respons yang tidak diinginkan pada pemberian obat dalam dosis
terapi, diagnosis, dan profilaksis. Reaksi alergi obat adalah reaksi simpang obat yang
mekanismenya melalui reaksi imunologis. Kejadian reaksi alergi obat diperkirakan 6-10%
dari reaksi simpang obat. Dalam praktek tidak mudah menentukan sistem imun terlibat.
Banyak kejadian yang gejalanya mirip atau serupa dengan gejala alergi, tetapi
mekanismenya bukan alergi seperti sesak napas atau angioderma karena aspirin atau anti
inflamasi non steroid (AINS), maka diperkenalkan istilah hipersensitivitas obat.

Alergi obat perlu dipahami oleh tenaga kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
pemberian obat. Hal ini terkait dengan masalah mediko-legal, terutama bila kejadiannya
dianggap merugikan pasien, sehingga pasien atau keluarganya dapat menuntut dokter,
petugas kesehatan lain atau rumah sakit.

Gejala alergi obat sangat bervariasi. Gejala paling sering adalah gejala kulit, mulai dari
eritema, urtikaria, pruritus, angioedema, vesikula, bula hingga kulit melepuh. Gejala lain
yang lebih jarang, misalnya sesak nafas, pusing hingga pingsan, seperti pada anafilaksis.
Dapat juga terjadi anemia, gangguan fungsi hati atau ginjal.

Komplikasi alergi obat yang paling berbahaya adalah anafilaksis, disusul dengan Steven
Johnson Syndrome, nekrosis epidermal toksik, dan Drug Rash Eosinophilia and Systemic
Symptoms (DRESS).

Klinik Alergi RS Medistra memberikan pelayanan penyuluhan bagi pasien untuk menghindari
terjadinya reaksi alergi obat di masa mendatang, mengobati reaksi alergi obat yang terjadi,
dan uji diagnosis alergi obat.

Tes Kulit. Sebenarnya hanya sedikit jenis obat yang dapat dipakai untuk tes kulit. Hal ini
dikarenakan obat setelah masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme. Hasil
metabolisme atau metabolit umumnya belum diketahui kecuali penisilin. Selanjutnya
metabolit akan berikatan dengan protein tubuh, untuk kemudian menimbulkan reaksi
alergi.

Tes kulit obat-obat lainnya belum pernah divalidasi, sehingga hasilnya kurang dapat
dipercaya. Sebagai contoh, hasil tes kulit terhadap cefalosporin negatif tetapi sewaktu
diberikan, pasien mengalami anafilaksis. Ada dua jenis tes kulit untuk alergi obat, yaitu tes
tusuk, dan intra kutan untuk reaksi alergi obat fase cepat dan tes tempel untuk reaksi alergi
obat fase lambat. Tetapi kembali lagi kedua tes di atas tidak dapat dipercaya sepenuhnya.

Tes Provokasi Obat. Tes ini merupakan baku emas untuk menentukan adanya reaksi alergi
obat. Karena dapat menyebabkan reaksi yang serius, tes ini hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang ahli dalam bidang ini dan dilakukan di rumah sakit.

Tes Laboratorium. Sampai sejauh ini baru dalam tahap penelitian dan hanya terhadap obat
yang terbatas. Seperti halnya tes lain, tes invitro ini lebih spesifik tetapi tidak sensitif.
Sehingga banyak negatif palsu. Yang paling penting dalam reaksi alergi obat adalah
pencegahan. Jadi dalam memberikan obat indikasi pemberian harus tepat, kemudian
dipastikan tidak pernah mengalami reaksi alergi obat yang akan diberikan. Selanjutnya
selalu waspada dan siap bertindak bila terjadi alergi obat.

4. Urtikaria dan Angioderma

Urtikaria ditandai kelainan kulit berupa bentol, kemerahan, dan gatal. Dikatakan urtikaria
akut jika gejala berlangsung kurang dari enam minggu dan sebabnya jelas. Sedangkan
urtikaria kronik jika gejala berlangsung lebih dari enam minggu, bahkan bisa sampai 20
tahun. Umumnya pasien yang datang ke poli alergi adalah urtikaria kronik.

Umumnya pasien telah lama berobat ke berbagai dokter baik umum maupun spesialis,
sehingga pasien merasa jengkel karena urtikarianya tidak sembuh-sembuh. Sebagian besar
urtikaria kronik penyebabnya tidak diketahui sehingga pengobatan bisa berlangsung lama.
Bila sebabnya diketahui, mungkin gejalanya dapat dihilangkan. Angioderma menyerupai
urtikaria, tetapi mengenai jaringan kulit yang lebih dalam. Gejala sering tidak gatal tetapi
terasa sakit. Umumnya mengenai mukosa mata, bibir atau kemaluan. Bila mengenai daerah
trakea atau bronkus, seperti pada reaksi anafilaksis dapat membahayakan nyawa pasien.

5. Lupus Eritematosus Sistemik (LES)

LES merupakan salah satu penyakit autoimun. Karena bersifat sistemik, auto-antibodi
menyerang beberapa organ, baik secara bersamaan atau berurutan. Radang sendi
merupakan gejala yang tersering, tetapi demam yang berkepanjangan juga merupakan
salah satu gejala lupus. Gejala seperti kemerahan di wajah, sariawan, anemia, lekopeni
atau trambositopeni merupakan petunjuk ke arah LES. Proteinuria dan hematuria sampai
kepada efusi pleura atau perikard tidak jarang dijumpai. Kelainan neorologi atau psikitrik
dapat disebabkan LES. Makin dini diagnosis, dan makin cepat diobati, diharapkan
komplikasi yang serius dapat dihindari.

6. Penyakit Imunodefisiensi

Penyakit imunodefisiensi bisa didapat sejak lahir, atau setelah dewasa. Berbagai penyakit
atau keadaan seperti pemakaian obat dapat menyebabkan imunodefisiensi. Infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyebab imunodefisiensi yang
dikenal dengan AIDS. Umumnya pasien datang dalam keadaan sudah lanjut karena infeksi
oportunistik, padahal semakin awal penyakit diketahui dan diobati semakin baik
prognosisnya. Penyakit-penyakit kronis lainnya seperti diabetes mellitus, gagal ginjal kronis,
sirosis hati, dan PPOK dapat menurunkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, meningkatkan
daya tahan tubuh sangat diperlukan, agar terhindar dari bahaya penyakit infeksi.

Imunisasi Dewasa

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit yang paling efektif, contohnya
penyakit cacar (variola) telah lama hilang dari muka bumi, sedangkan kasus-kasus polio
dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah dijumpai lagi. Program imunisasi selama ini
diwajibkan untuk anak, dan hasilnya sangat memuaskan.

Pertanyaan mengapa orang dewasa memerlukan vaksinasi, jawabannya adalah imunisasi


dapat menurunkan kejadian sakit, perawatan rumah sakit atau meninggal dunia karena
penyakit-penyakit infeksi. Pemberian vaksin influenza pada orang dewasa usia < 65 tahun
menurunkan insidensi influenza sebesar 70-90%, pada orang usia lanjut menyebabkan
penurunan insidensi kasus influenza 30-40%, perawatan rumah sakit 50-60% dan
penurunan angka kematian sebesar 70-100%. Vaksin pneumokok efektivitasnya sekitar 60-
64%, hepatitis B 80-95%, dan MMR 90-95%.

Keberhasilan imunisasi menyebabkan biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit


menjadi lebih hemat. Peranan imunisasi sama pentingnya dengan olahraga dan diet dalam
menjaga kesehatan tetapi sering dilupakan. Jenis vaksin yang di rekomendasikan orang
dewasa antara lain influenza, pneumokok (infeksi paru), varicella, human papiloma virus
(untuk mencegah kanker leher rahim), hepatitis A & B, dan Measles, Mumps and Rubella
(MMR), serta tetanus, difteri & pertusis (TDaP).

Siapa saja yang perlu mendapat imunisasi? Tentu saja imunisasi direkomendasikan kepada
semua orang dewasa, tetapi khususnya kepada orang-orang yang berisiko seperti orang-
orang lanjut usia, pasien imunodefisiensi, penyakit paru kronis, penyakit jantung, diabetes
dan penyakit ginjal kronis. Meskipun telah banyak manfaat imunisasi disampaikan, ternyata
hanya sedikit orang yang menyadarinya, apalagi melakukannya. Demikianlah ulasan
selayang pandang tentang layanan pada Klinik Asma, Alergi, dan Imunologi di RS Medistra,
semoga dapat menambah wawasan pembaca.
Macam macam penyakit akibat Kelainan
Pada Sistem Hormon
1.Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena
kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.
Gejala – gejalanya berupa :
a.Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari
cairan tubuh.
b.Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
c.Lesu mental dan fisik.

2.Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid
seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan
kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :
a.Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b.Osteoporosis
c.Luka yang sulit sembuh
d.Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

3.Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan
enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan
zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda –
tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut
dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara
mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin
sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi
berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara
lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).

4.Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan
akibat sebagai berikut :
a.Basa metabolisme meningkat
b.Glukosa darah meningkat
c.Jantung berdebar
d.Tekanan darah meninggi
e.Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
f.Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu
operasi.
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan.
Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi
yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini
menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

6.Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang
mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini
timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel
– sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya
terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap
dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi
dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang
dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf.

DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul
akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah
materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul
sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan
dengan cara penyuntikan.

DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel –
sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan
akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi
dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat
dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.

Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak
bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes
mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan
minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan
satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta
pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi
gula. Sebagia akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut
hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga
penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan
dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan
dalam jumlah kecil.

7.Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,
hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang
dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar.
Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi
pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal,
muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,
lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.

8.Hipertiroidea
Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR
maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana
terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel
tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit
Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola
mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola
mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.

BERBAGAI PENYAKIT PADA SEL-SEL DARAH ERITROSIT LEUKOSIT TROMBOSIT

1. PENYAKIT PADA ERITROSIT (SEL DARAH MERAH)A. PENGERTIAN ANEMIA :•


Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.•
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.• Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
 4. B. GEJALA ANEMIA : Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak
mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang
tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung.C. DIAGNOSA : Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya
anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah
hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian
dari hitung jenis darah komplit (CBC). Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis
darah komplit (CBC).
 5. D. PENYEBAB DARI ANEMIA :• Perdarahan hebat• Kronik (menahun)• Akut
(mendadak)• Pecah pembuluh darah• Pembedahan• Pendarahan hidung• Kecelakaan• Persalinan•
Wasir• Genetik• Kanker disaluran pencernaan• Ulkus peptikum• Tumor ginjal di kandung kemih•
Pendarahan menstruasi yg sangat banyak• Berkurangnya pembentukan sel darah merah karena :
=>Kekurangan zat besi =>Kekurangan vitamin B12 =>Kekurangan asam folat =>Kekurangan
vitamin C =>Penyakit kronik
 6. 2. PENYAKIT PADA LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)A. PENGERTIAN
LEUKIMIA :• Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan
getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya,
sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh.
Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.•
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski
tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini
disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang
akhirnya mendesak sel-sel lain.
 7. B. GEJALA LEUKIMIA :•Demam atau keringat malam•Infeksi yang sering
terjadi•Merasa lemah atau letih•Sakit kepala•Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)•Nyeri di tulang atau
persendian•Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa)•Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak•Kehilangan berat badan
 8. C. PENYEBAB DARI LEUKIMIA :Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti,
namun diketahuibeberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:a)
Radiasi•Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia•Penderita dengan radioterapi
lebih sering menderita leukemia•Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom
atomHiroshima dan Nagasaki, Jepangb) Faktor leukemogenik•terdapat beberapa zat kimia yang
telah diidentifikasi dapatmemengaruhi frekuensi leukemia:•Racun lingkungan seperti
benzena•Bahan kimia industri seperti insektisida•Obat untuk kemoterapi
 9. c) Epidemiologi• Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita
mata• Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun• Pada
orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.d) HerediterPenderita sindrom Down
memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.e) Virus• Virus dapat
menyebabkan leukimia seperti retrovirus, virus leukimia feline, HTLV-1 pada dewasa.
 10. D. DIAGNOSIS :• Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di
kelenjar getah bening, limfa, limpa dan hati.• Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah
sel-sel darah. Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan
jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan
laboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada
hati dan/atau ginjal.• Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau
tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah mikroskop,
untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik untuk
mengetahui apakah ada sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang.• Sitogenetik – laboratorium
akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah
bening.• Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter
perlahan- lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di otak dan
sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan
anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing.
Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit
lainnya.• Sinar X pada dada – sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.
 11. PENYAKIT PADA TROMBOSIT (KEPING DARAH)A. PENGERTIAN
HEMOFILIA :• Hemofilia adalah penyakit genetik/turunan, merupakan suatu bentuk kelainan
perdarahan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya dimana protein yang diperlukan
untuk pembekuan darah tidak ada atau jumlahnya sangat sedikit. Penyakit ini ditandai dengan
sulitnya darah untuk membeku secara normal. Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan
baik maka akan menyebabkan kelumpuhan, kerusakan pada persendian hingga cacat dan
kematian dini akibat perdarahan yang berlebihan. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan
spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan menahunB.GEJALA HEMOFILIA:~>
Gejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan sobeknya kulit
permukaan tubuh, maka darah akan terus mengalir dan memerlukan waktu berhari-hari untuk
membeku.~> Gejala akut yang dialami penderita Hemofilia adalah sulit menghentikan
perdarahan, kaku sendi, tubuh membengkak, muncul rasa panas dan nyeri pascaperdarahan,
Sedangkan pada gejala kronis, penderita mengalami kerusakan jaringan persendian permanen
akibat peradangan parah, perubahan bentuk sendi dan pergeseran sendi, penyusutan otot sekitar
sendi hingga penurunan kemampuan motorik penderita dan gejala lainnya. Hemofilia dapat
membahayakan jiwa penderitanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital
seperti perdarahan pada otak.
 12. C, HEMOFILIA DIBEDAKAN MENJADI 2:•Hemofilia A; yang dikenal juga dengan
nama : Hemofilia Klasik karena jenishemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembekuan pada darah.Terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah
yangmenyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.•Hemofilia B yang dikenal juga
dengan nama : Christmas Disease; karena ditemukan untuk pertama kalinya pada seorang
bernama Steven Christmas asalKanada. Terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein
pada darah yangmenyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.D. PENYEBAB DARI
HEMOFILIA:Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-
benarmengalami hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalahpemabawa
sifat (carrier).Dan ini sangat jarang terjadi. Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan
terkenahemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi pada kenyataannya hemofilia selaluterditeksi di
tahun pertama kelahirannya. Sebagai penyakit yang di turunkan, orangakan terkena hemofilia
sejak ia dilahirkan, akan tetapi pada kenyataannya hemofiliaselalu terditeksi di tahun
pertamaKelahirannya..
 13. 2. ORGAN-ORGAN PEREDARAN DARAHA) Jantung 1.Struktur anatomi 2.Cara kerja
jantung 3.Kelainan pada jantungB) Pembuluh darah: Arteri, Vena, Kapiler 1.Struktur anatomi
2.Ciri-ciri
 14. 1) STRUKTUR ANATOMI JANTUNG1. Ukuran dan bentukJantung adalah organ
berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empat ruang yangterletak antara kedua paru-
paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal.
Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kuranglebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya (Ethel, 2003: 228).2. Pelapisa. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang
dapat membesar dan mengecil,membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma,sternum dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perikardium
terdapat dua lapisanyakni lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.b. Rongga perikardial
adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal (Ethel,2003: 228-229).3. Dinding
JantungTerdiri dari tiga lapisana. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang
berada di atas jaringan ikat.b. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang
berkontraksi utnuk memompadarah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju
arteri besar.c. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh
darah yangmemasuki dan meninggalkan jantung (Ethel, 2003: 229).4. Tanda – tanda
Permukaana. Sulkus Koroner (atrioventrikular) mengelilingi jantung diantara atrium dan
ventrikel.b. Sulkus Interventrikular anterior dan posterior, memisahkan ventrikel kanan dan
ventrikrlkiri (Ethel, 2003: 230).
 15. 5. Rangka Fibrosa Jantung Tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas
septum interventrikular dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus
pulmonar dan aorta (Ethel, 2003: 230). Ruang Jantung 1. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri
atas yang dipisahkan oleh septum intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh
septum interventrikular. 2. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung.a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan
jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. 1) Vena cava superior dan
inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung. 2)
Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
 16. b. Atrium kiri di di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang
mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru. 3. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini
mendorong darah ke luar jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung. (1)
Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-
paru. (2) Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali
tebal dinding ventrikel kanan darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke
seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. (3) Trabeculae carneae adalah hubungan otot bundar
atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga
ventrikuler (Ethel, 2003: 229). => Katup Jantung Katup Trikuspid yang terletak antara atrium
kanan dan ventrikel kanan. Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup Semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta
ke trunkus pulmonar (Ethel, 2003: 229-230).
 17. 2. CARA KERJA JANTUNG• Jantung memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh
jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Ada perbedaan waktu
kontraksi atrium dan ventrikel yang menyebabkan darah bisa mengalir dari atrium ke ventrikel.
Agar jantung bisa bekerja sempurna, ke empat ruangan jantung mesti berkontraksi secara
terorganisasi (tidak bersamaan). Hal ini dimungkinkan karena adanya impuls listrik. Satu
ruangan jantung berkontraksi pada saat rangsang listrik melewati ruangan tersebut. Signal
dimulai dari suatu tempat yang terletak di atrium kanan disebut sinoatrial node (SA node) atau
sinus node. Kegagalan fungsi ini bisa membuat jantung gagal atau lambat untuk berdenyut.
Secara normal orang dewasa berdetak sekitar 60 hingga 100 kali permenit. Pada anak kecil/bayi
detakannya lebih cepat. Namun aktivitas, emosi dan hormonal bisa mempengaruhi denyut ini,
sehingga berubah detakannya. Secara normal, perubahan ini diperlukan untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan metabolisme tubuh.
 18. 3.KELAINAN PADA JANTUNG Penyakit jantung banyak sekali macamnya. Para
penderitanya juga seringkali terkena lebih dari satu gangguan (komplikasi). Berikut adalah
beberapa jenis penyakit jantung yang perlu Anda diketahui. Daftar ini hanyalah sebagian dari
belasan jenis gangguan jantung lain yang dapat mengancam kita. 1. Aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak (lemak,
kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat pasokan darah ke sel-
sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila terjadi pada dinding arteri
jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease) atau penyakit jantung
iskemik. Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan banyak gangguan penyakit.
Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada dinding pembuluh darah, terutama
karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung. Pada tahap berikutnya, tubuh berusaha
memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat lemak ke dalam pembuluh darah untuk menutup
keretakan. Lambat laun, karena proses peretakan dan penutupan yang berulang, zat-zat lemak itu
bisa menutup pembuluh jantung. Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah Angina pektoris,
yaitu rasa nyeri/tidak enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke
otot jantung. Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun beristirahat. Bila berlanjut,
angina bisa berkembang menjadi infark miokard akut yang berbahaya.
 19. 2. Infark Miokard Akut Infark miokard adalah kematian otot jantung karenapenyumbatan
pada arteri koroner. Otot-otot jantung yang tidak tersuplaidarah akan mengalami kerusakan atau
kematian mendadak.3. Kardiomiopati Kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung
sehinggamenyebabkan dinding-dinding jantung tidak bergerak sempurna dalammenyedot dan
memompa darah. Penderita kardiomiopati seringkaliberisiko terkena arritmia dan gagal jantung
mendadak. Kardiomiopatimasih dibagi lagi jenisnya menjadi kardiomipati kongestif,
hipertrofik,restriktif dan peripartum.4. Arritmia Arritmia berarti irama jantung tidak normal, yang
bisadisebabkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantungringan maupun
berat.5. Gagal Jantung Kongestif. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompadarah secara efektif ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukankarena berhenti
bekerja, namun karena tidak memompa sekuat yangseharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa
berbalik ke paru-paru danbagian tubuh lainnya.6. Fibrilasi Atrial Fibrilasi atrial adalah gangguan
ritme listik jantung yangmengganggu atrial. Gangguan impuls listrik ini menyebabkan
kontraksiotot jantung tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien.Akibatnya, atrium
jantung tidak sepenuhnya mengosongkan darahmenuju ke serambi (ventrikel). Fibrilasi atrial
biasanya terkait denganbanyak gangguan jantung lainnya, termasuk kardiomiopati,
koroner,hipertropi ventrikel, dll. Hipertiroid dan keracunan alkohol juga bisamenyebabkan
fibrilasi atrial.
 20. 7. Inflamasi Jantung Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung(miokarditis),
selaput yang menyelimuti jantung(perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis).
Inflamasijantung dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.8. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan padakatup jantung karena demam rematik, yang
disebabkanoleh bakteri streptokokus.9. Kelainan Katup Jantung Katup jantung berfungsi
mengendalikan arah alirandarah dalam jantung. Kelainan katup jantung yang dapatmengganggu
aliran tersebut, antara lain karena pengecilan(stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak
menutupsempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat terjadi sebagaibawaan lahir maupun karena
infeksi dan efek sampingpengobatan.
 21. B. PEMBULUH DARAH 1. ARTERI a) struktur anatomi : Lapisan terluar disebut tunika
adventitia yang tersusun dari jaringa penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media
yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang
tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen. b) ciri-ciri :• Terletak di
dalam permukaan tubuh• dindingnya kuat, tebal, dan elastis• Denyut nya terasa• Katub nya
terletak di pangkal jantung• Aliran darahnya keluar / meninggalkan jantung• jika terluka akan
memancar• membawa oksigen
 22. 2. VENAa) Struktur anatomi :Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding
arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri
atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut
kapiler.b) Ciri-ciri :• Terletak di permukaan tubuh• Dindingnya tidak elastis dan tipis• Denyutnya
tidak terasa• Menuju / kembali ke jantung• Katubnya terletak di sepanjang pembuluh• Jika
terluka akan menetes• Membawa CO2
 23. 3. KAPILER a) Struktur anatomi: Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil
dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal. b) Ciri- ciri : –
Tersebar di seluruh permukaan tubuh – Dindingnya terdiri dari 1 sel – denyutnya tidak terasa –
Aliran darahnya menuju dan meninggalkan jantung – Tidak memiliki katub – jika terluka akan
menetes – membawa O2 dan CO2.

Penyakit zoonosis
Pengertian Zoonosis secara umum adalah : Penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke
manusia atau sebaliknya.

Antrax
Penyebab penyakit antrax adalah bakteri berbentuk batang, berukuran 1-1.5 mikron, bersifat
aerobik, nonmotil, Gram positif yang disebut Bacillus Antracis. (Soeharsono, 2002, hal 18)
Antrax adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Antracis. Bakteri ini
bersifat aerob dan berkapsul, dialam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan
tahun di tanah.

Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat
membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Hampir semua jenis ternak (sapi,
kerbau, kuda, babi, kambing dan domba) dapat diserang anthrax, termasuk juga manusia.

Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda,
tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung. Selama tahun 1899 - 1900 di daerah
Karesidenan Jepara tercatat sebanyak 311 ekor sapi terserang anthrax, dari sejumlah itu
207 ekor mati. Pada tahun 1975, penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa
Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan 4.310 ekor
ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax
di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media
elektronik maupun cetak, 6 orang dari Babakan Madang meninggal dunia gara-gara
memakan daging yang berasal dari ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini
telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil langkah proaktif untuk meneliti
kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.
Toxoplasmosis
Taxoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh protozoa yang dikenal dengan
nama Taxoplasma gondii, penyakit ini dapat menyebabkan cacat bawaan (kelainan genital) pada
bayi, hidrocephalus dan keguguran (abortus) pada ibu hamil. Pada umumnya penyakit ini
ditularkan oleh Kucing yang terserang Toxoplasma Gondii.

Toxoplasma gondii, gerak sebab penyakit ini ditemukan pada kelinci dalam tahun 1908 oleh
Nicolle dan Menceaux. Infeksi dengan protozoa ini telah lama dikenal pada mamalia, termasuk
manusia, burung dan hewan kerikit. Beberapa penyelidik berpendapat bahwa pada hewan hanya
ada satu jenis Taxoplasma (T. Gondii) walaupun telah bayak jenis toxsoplasma dilukiskan
sebagai gerak-sebab penyakit ini pada berbagai jenis hewan. (Ressang, 1983, hal 141)

Rabies
Rabies atau biasa disebut anjing gila adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus
golongan Rhabdovirus yang menyerang hewan berdarah panas dan manusia.

Penyakit rabies yang juga disebut Lyssa, Hydrophobia atau penyakit anjing gila, merupakan
penyakit menular akut, bersifat fatal bagi penderitanya, yang disebabkan oleh virus neurotropik
dengan sasaran akhirnya pusat susunan saraf, otak, dan sunsum tulang belakang, dari hewan
berdarah panas dan manusia. Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk familia
Rhabdoviridae, genus Lyssa. (Subroto, 2006)

Brucellosis
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan oleh kuman
Brucella sp. Penyakit ini merupakan penyakit penting di Indonesia yang dapat menular ke
manusia (zoonotik). Brucellosis dilaporkan menyebar ke berbagai wilayah Indonesia sehingga
menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar bagi pengembangan peternakan akibat
kematian dan kelemahan pedet, abortus, infertilitas, sterilitas, penurunan produksi susu dan
tenaga kerja ternak, serta biaya pengobatan dan pemberantasan yang mahal

Brucella menyebabkan keguguran atau keluron pada umur kebuntingan tertentu. Di Indonesi
penyakit ini disebut juga penyakit keluron menular atau Bang. Bakteri penyebabnya sampai saat
ini telah diidentifikasikan sebagai 6 (enam) spesies yaiu Brucella melitensis, Brucella abortus,
Brucella suis, Brucella neotomae, Brucella ovis, dan Brucella canis. (Soejodono RR. 1999)

Sars
Sars adalah penyakit yang disebabkan oleh strain virus baru Coronavirus yang menyerang
saluran pernapasan atas. Sars merupakan singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrom.
Sars adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002
di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS sekarang dipercayai disebabkan oleh virus SARS.
Sekitar 10% dari penderita SARS meninggal dunia.

Penyakit menular langsung


1. Demam Berdarah
Penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Cara mencegahnya adalah
melakukan 3 M (menutup, menguras, menimbun) untuk mencegah nyamuk berkembang biak
dan memasang obat nyamuk atau menggunakan lotion anti nyamuk.

2. Influenza

Penyakit yang cepat sekali menular melalui udara ketika penderita bersin atau melalui
persentuhan langsung dengan penderita. Pencegahannya adalah mengonsumsi Vitamin C secara
rutin untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menggunakan masker.

3. Tuberkolosis (TBC)

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan kemudian ditularkan melalui saluran pernafasan.
Pencegahannya perkuat sistem imun tubuh dan pakai masker bila Anda tinggal di lingkungan
dengan tingkat polusi udara tinggi.

4. Diare

Penyakit yang disebabkan oleh virus. Cara mencegahnya adalah selalu cuci tangan sebelum
makan, menjaga kebersihan makanan, dan air yang dikonsumsi.

5. Muntaber

Penyakit yang termasuk 20 Penyakit Menular ini dapat menyebabkan kekurangan cairan dengan
cepat yang bisa berakibat mematikan. Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan
dan sanitasi agar bakteri tidak berkembang biak.

6. Malaria

Penyakit Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk. Gunakan lotion anti nyamuk dan obat nyamuk
sebelum tidur serta berantas semua tempat yang menjadi sarang nyamuk. Pencegahannya hampir
sama dengan penyakit demam berdarah.

7. Kolera

Infeksi saluran usus akut yang disebabkan bakteri. Cara mencegahnya adalah dengan tidak
mengonsumsi makanan atau minuman penderita Kolera serta menjauh dari tempat terjadinya
wabah Kolera. Kondisi lingkungan harus diperhatikan!

8. Tifus

Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella yang menyerang saluran pencernaan.
Pencegahannya adalah memastikan air dan makanan yang dikonsumsi dalam kondisi higienis
serta biasakan selalu cuci tangan.

9. Cacar
Penyakit yang disebabkan virus Varicella Zoster ini dapat dicegah melalui pemberian vaksin
cacar dan mengkarantina penderita Cacar selama proses penyembuhan.

10. Campak

Penyakit yang ditularkan melalui ludah penderita. Pencegahannya dengan pemberian vaksin
Campak dan menghindar dari kontak langsung dengan penderita.

11. Batuk

Penyakit ditularkan melalui udara ketika penderita Batuk. Pencegahannya dengan selalu
menggunakan masker dan memperkuat kekebalan tubuh melalui konsumsi Vitamin C. Atau
mengkonsumsi buah-buahan yang kaya dengan vitamin C juga cukup membantu.

12. Pneumonia

Penyakit saluran pernafasan yang ditularkan melalui batuk. Cara mencegahnya adalah
menghentikan kebiasaan merokok, tinggal di lingkungan yang sehat, dan memperkuat kekebalan
tubuh.

13. Cacingan

Gangguan kesehatan karena cacing parasit di dalam tubuh ini dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan badan, minum obat cacing setiap 6 bulan, dan menghindari makanan mengandung
cacing.

14. Penyakit Mata Merah

Penyakit ini membuat mata perih, kemerahan, bengkak, mengeluarkan kotoran terus-menerus.
Hindari kontak langsung dengan penderita dan hindari memandang langsung mata penderita.
Penderita disarankan beristirahat di rumah agar tidak menulari orang lain.

15. Pes

Penyakit yang ditularkan oleh tikus dan biasanya terjadi pada masa banjir / musim banjir.
Pencegahannya dengan menjaga kebersihan badan dan tempat tinggal serta memperkuat sistem
imun tubuh selama masa banjir.

16. Gondok

Pembengkakan Kelenjar Tiroid yang disebabkan virus dan menular melalui kontak langsung
dengan penderita. Pencegahannya dengan pemberian vaksin dan rutin mengonsumsi garam dapur
yang mengandung Yodium.

17. Penyakit Menular Seksual (PMS)


Hubungan intim berganti-ganti pasangan tanpa pasangan dapat menyebabkan PMS (sifilis,
gonorrhea, chlamydia, dll). Pencegahannya adalah setia pada satu pasangan dan gunakan
pengaman untuk hubungan intim yang berisiko.

18. Tetanus

Penularan terjadi melalui luka yang terbuka dan cara mencegahnya adalah dengan membersihkan
dan merawat luka.

19. Hepatitis

Salah satu dari 20 penyakit menular ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau
melalui makanan dan minuman yang kurang sempurna cara memasaknya. Pencegahannya adalah
hindari kontak langsung, berhati-hati dalam melakukan transfusi darah, dan menjaga higienitas
makanan dan lingkungan.

20. HIV/AIDS

Penyakit ini menular melalui cairan tubuh yang mengandung HIV seperti air susu ibu, cairan
vagina, air mani, darah. Cara mencegahnya adalah dengan melalui pemakaian jarum suntik
bersama-sama, tranfusi darah, dan hubungan intim tanpa pengaman.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum semua penyakit datang, sebaiknya Anda
lakukan tindakan pencegahan untuk berjaga-jaga. Karena sehat itu mahal.

Itulah penjelasan singkat mengenai 20 jenis penyakit menular dan pencegahannya. Jadi, mulai
dari sekarang mulailah hidup dengan sehat, jaga pola asupan makanan dan minuman yang kita
konsumsi, olahraga dan istirahat yang cukup, serta menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih
dan nyaman. Kalau bukan sekarang, kapan lagi, kalau bukan kita? Siapa lagi. Sampai jumpa di
atikel berikutnya

KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN,


DAN NIFAS
KOMPLIKASI KEHAMILAN

Syok

Syok adalah gangguan sirkulasi darha ke jaringan sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.
Gejala klinisnya berupa tekanan darah turun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat dingin,
sianosis jari-jari, sesak napas, penglihatan kabur, gelisah dan oliguria/ anuria.
Jenis-jenis berdasarkan etiologi :

 Syok hemoragik, yaitu syok karena pendarahan yang banyak.

Penyebabnya pada kehamilan muda ; abortus, kehamilan ektopik, penyakit tropoblas (mola
hidatidosa), kehamilan antepartum; plasenta previa, solusia plasenta, ruptur uteri, pasca
persalinan; atonia uteri, laserasi jalan lahir.

 syok neurogenik, yaitu karena rasa sakit yang hebat. Penyebabnya berupa kehamilan
ektopik, solusio plasenta, persalinan dengan forsep atau persalinan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, ruptur uteri, inversio uteri
akut, pecah ketuban pada polihidramnion, ataupun splanchnic syok.

 Syok kardiogenik, yaitu syok karena kontraksi otot jantung yang tidak efektif. Bisa
disebabkan karena infark otot jantung atau kegagalan jantung.

 Syok endotoksik atau septik, yaitu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan
oleh lepasnya toksin. Penyebab tersering adalah bakteri gram negatif. Sering dijumpai
pada abortus septik, koriamnionitis dan infeksi pasca persalinan.

 Syok anafilaktik, yaitu karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-obatan.

Emboli Air Ketuban

Yaitu masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu sehingga menyebabkan kolaps pada ibu
pada waktu persalinan. Kejadian ini lebih sering pada kontraksi uterus yang kuat dengan spontan
ata induksi dan terjadi pada waktu air ketuban pecah dan ada pembuluh darah yang terbuka pada
plasenta atau serviks.

Pendarahan pada Kehamilan Muda

 Abortus, yaitu pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Batasnya sebelum kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gr.

 Kehamilan ektopik, yaitu pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri. 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi.

 Mola hidatidosa, yaitu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan
janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik.

Pendarahan pada Kehamilan Lanjut

 Plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Etiologi pasti belum diketahui
pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen
bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Vaskularisasi desidua yang tidak
memadai akibat peradangan atau atrofi.

Klasifikasinya:

 Plasenta previa totalis atau komplit→plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.

 Plasenta previa parsialis→plasenta yang menutupi bagian ostium uteri internum.

 Plasenta previa marginalis→plasenta yang tepinya berada di pinggir ostium uteri


internum.

 Plasenta letak rendah→plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.

 Solusio plasenta, yaitu lepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari
tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.

Etiologinya digolongkan dalam 5 kategori:

 Kategori sosioekonomi→termasuk keadaan yang tidak kondusif seperti usia muda,


primiparitas, single-parent,pendidikan yang rendah, solusio plasenta rekurens.

 Kategori fisik→trauma tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan dalam rumah
tangga atau kecelakaan dalam berkendaraan.

 Kategori kelainan pada rahim→contohnya mioma seperti mioma submukosum di


belakang plasenta atau uterus berseptum.

 Kategori penyakit ibu→seperti tekanan darah tinggi dan kelainan sistem pembekuan
darah (trombofilia)

 Kategori sebab iatrogenik→seperti merokok dan penggunaan kokain.

KOMPLIKASI PERSALINAN

Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih
sebelum terjadinya kontraksi. Etiologi pasti belum diketahui, tetapi diduga berbagai faktor
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini seperti infeksi vagina dan servikks, fisiologi selaput
ketuban yang tidak normal, inkompetensi serviks dan defisiensi gizi dari tembaga dan asam
askorbat (vitaimin C). Mekanisme kerja dari dari faktor-faktor tersebut belum diketahui.
Persalinan Prematur

Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau
dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar
kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:


– Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
– Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
– Pernah mengalami aborsi
– Memiliki serviks yang abnormal
– Memiliki rahim yang abnormal
– Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
– Menderita infeksi berat pada saat hamil
– Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
– Berat badan kurang dari 50 kg
– Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
– Merokok sigaret atau makakai kokain
– Tidak memeriksakan kehamilan.

Kehamilan Post-Matur dan Postmaturitas

Kehamilan Post-matur adalah persalinan yang berlangsung sampai lebih dari 42 minggu.
Postmaturitas adalah suatu sindroma dimana plasenta mulai berhenti berfungsi secara normal
pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan janin.

Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir,
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin, yaitu
penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janin. Pemeriksaan bisa dimulai pada usia kehamilan
41 minggu, untuk menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan ketuban (yang
menurun secara drastis pada kehamilan post-matur).

Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa dilakukan amniosentesis (pengambilan dan


analisa cairan ketuban). Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban yang berwarna
kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan
gawat janin.

Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda postmaturitas, maka kehamilan post-
matur masih mungkin dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-
tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks
belum dapat dilalui oleh janin, maka dilakukan operasi sesar.

Tidak adanya Kemajuan dalam Persalinan


Setiap jam seharusnya serviks membukan minimal selebar 1 cm dan kepala janin seharusnya
turun ke dalam rongga panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi, mungkin
janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu dilakukan persalinan dengan bantuan
forseps atau operasi sesar. Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju, maka
diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah
pemberian oksitosin persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.

Kelainan Posisi Janin

Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah arah yang dihadapi oleh janin,
sedangkan letak janin adalah bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung ibu dengan letak kepala, dimana
leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin
persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.

Distosia Bahu

Distosia bahu adalah keadaan dimana salah satu bahu tersangkut pada tulang kemaluan dan
tertahan dalam jalan rahim. Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan bahu
sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan tersebut gagal, kadang bayi dapat
didorong kembali ke dalam vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.

Prolapsus Korda Umbilikalis

Prolapsus Korda Umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikal (tali pusar)
mendahului bayi, yaitu keluar dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi terhenti.

KOMPLIKASI SELAMA MASA NIFAS

Pendarahan Masa Nifas

Adalah kehilangan darah lebih dari 500 mL pada saat melahirkan lewat vagina. Kehilangan
darah yang terlalu banyak biasanya terjadi pada periode masa nifas awal tetapi dapat terjadi
perlahan-lahan selama 24 jam awal.

Sebagian besar kehilangan darah terjadi akibat arteriol spiral miometrium dan vena desidua yang
sebelumnya dipasok dan didrainase ruang intervilus plasenta. Karena kontraksi pada rahim yang
sebagian kosong menyebabkan pemisahan plasenta, terjadilah pendarahan dan berlanjut hingga
otot rahim berkontraksi di sekitar pembuluh darah dan bekerja sebagai pengikat fisiologik-
anatomik. Kegagalan kontraksi rahim setelah pemisahan plasenta (atonia uteri) mengakibatkan
pendarahan yang terlalu banyak di tempat plasenta.

Penyebab-penyebab pendarahan plasenta:


 Atonia uteri

Sebagian besar pendarahan masa nifas, 75-80 % terjadi karena atonia uteri.

Predisposisi untuk atonia uteri :

 Distensi rahim yang berlebihan (karena kehamilan ganda, polihidramnion, makrosomia


janin).

 Pemanjangan masa persalinan.

 Augmentasi oksitoksin pada persalinan.

 Grandemultiparitas (paritas sebesar 5 atau lebih).

 Persalinan yang tergesa-gesa (kurang dari 3 jam).

 Terapi magmasium sulfat pada pre-eklamsi.

 Korioamnionitis.

 Cedera jalan lahir.

Selama kelahiran pervaginam, laserasi pada serviks dan vagina dapat terjadi secara spontan,
tetapi lebih sering ditemukan setelah penggunaan forseps atau ekstraktor vakum. Laserasi terjadi
terutama pada tubuh perineum, di daerah periuretal, dan pada iskiadikus spinalis di sepanjang
aspek-aspek posterolateral vagina.

 Jaringan plasenta yang tertahan.

Terdapat lapisan bahan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch pada dasar plasenta. Tetapi bila
rahim yang sebagian kosong berkontraksi, plasenta akan memisah melalui lapisan ini. Kalau vili
penempel plasenta berkembang ke bawah ke dalam miometrium yang mengganggu lapisan
fibrinoid ini, pemisahan plasenta tidak akan lengkap atau mungkin tidak terjadi sama sekali.

 Implantasi plasenta yang rendah

Hal ini merupakan predisposisi pendarahan karena kandungan relatif otot pada dinding rahim
berkurang dalam segmen rahim bagian bawah, yang mengakibatkan ketidakcukupan kendali
pendarahan tempat plasenta.

 Inversio uteri

Adalah “pembalikan bagian dalam ke luar” pada rahim pada saat tahap persalinan ketiga. Kalau
dokter yang kurang berpengalaman melakukan penekanan fundus sementara tali pusar ditarik
sebelum pemisahan plasenta lengkap, inversi rahim dapat terjadi. Sementara fundus rahim
bergerak melalui vagina, inversi menimbulkan traksi pada struktur peritonium, yang
menimbulkan respon vasovagal yang hebat. Vasodilatasi yang diakibatkan, akan meningkatkan
pendarahan dan syok hipovolemik. Jika plasenta terbuka lengkap atau sebagian, atonia uteri
dapat menyebabkan pendarahan yang banyak, yang disertai syok vasovagal.

Sepsis nifas

Ibu dalam masa nifas dikatakan sepsis apabila suhu tubuh ≥ 38⁰C,terjadi lebih dari 2 hari yang
beruntun, dan dalam 10 hari pertama masa nifas.

Etiologinya berhubungan dengan mikroba yang ada di vagina dan serviks. Setelah proses
persalinan, pH vagina berubah dari asam menjadi alkalin, karena efek penetralan dari cairan
amnion alkalin, darah dan lokhia, disamping menurunnya populasi laktobasili. Peningkatkan pH
membantu berkembangnya mikroorganime aerob.

Sepsis ini dapat meluas ke saluran urinarius maupun payudara. Gejala umum sepsis berupa suhu
badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan
dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

Anda mungkin juga menyukai