Individu yang demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carrier). Individu yang bersifat carrier
walaupun menampakkan fenotipe normal, dapat mewariskan sifat yang negatif kepada generasi
selanjutnya.
Cacat bawaan ada yang diturunkan lewat kromosom kelamin atau kromosom tubuh.
a. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang resesif. Cacat ini meliputi albino, hemofilia,
botak, sistis fibrosis, fenilketonuria (fku), Tay sach, schizofreni, anemia sel sabit (sickle cell),
dan thalasemia.
b. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang dominan. Penyakit ini meliputi sindaktili,
polidaktili, brakidaktili, hipertensi, dan huntington.
Cacat bawaan tipe ini biasanya bersifat resesif. Contohnya adalah buta warna dan hemofilia.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit dan cacat bawaan pada manusia yang diturunkan
melalui gen:
a. Albino
Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang tidak normal pada kulit dan bagian
tubuh yang lain. Penderita albino mudah silau, karena matanya sangat peka terhadap sinar yang
memiliki intensitas tinggi, seperti sinar matahari.
Selain itu penderita albino juga memiliki kelemahan pada jaringan saraf mata dibandingkan
dengan orang normal untuk memfokuskan sinar. Kemampuan memfokuskan sinar ke dalam bola
mata kurang lebih 60%. Mata juga tampak kemerahan karena pembuluh darah tampak jelas.
Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari
menjadi pendek. Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki saling
berlekatan. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan jumlah jari lebih dari 5.
c. Buta warna
Penderita buta warna dapat mewarikan sifat buta warna dari orang tuanya, meskipun keadaan
lahiriah kedua orang tua normal. Pewarisan buta warna ini disebabkan oleh gen yang terpaut
kromosom X. Gen-gen tersebut bersifat resesif ini berpasangan dengan kromosom X, tidak
menyebabkan buta warna, tetapi individu yeng bersangkutan membawa sifat buta (carrier).
d. Hemofilia
Hemofilia adalah sifat ketidakmampuan darah untuk membeku. Apabila penderita hemofilia
terluka dan terjadi pendarahan, darah sukar membeku sehingga penderia kehilangan banyal darah
dan dapat berakibat fatal. Seperti juga buta warna, hemofilia tergolong penyakit herediter yang
terpaut kromosom kelamin (seks linkage).
Mortalitas penderita hemofilia tergolong tinggi terutama pada anak-anak. Bila pria penderita
hemofilia bertahan hidup dan selamat hingga perkawinan, maka dia akan menurunkan anakanak
wanita yang normal namun membawa sifat hemofilia.
Pada penderita anemiasel sabit ini, HbS (Hemoglobin sickle cell) mengendap pada daerah
tertentu di erotrosit sehingga erotrosit bentuknya seperti bulan sabit dan affinitas terhadap
oksigen rendah.
Home
Mengenai Kami
Jadwal Dokter
Medical Check Up
Info Kesehatan
Hubungi Kami
PKRS
Karir
Pelayanan 24 Jam
Ambulans
Evakuasi Medis
Unit Farmasi
UGD
Unit Radiologi
Kamar Bedah
Kamar Bersalin
Kamar Perawatan
Laboratorium
Discovery CT750 HD
Produk Unggulan
Bedah Tulang
Klinik Cantik
Klinik Urologi
Klinik Neuroscience
search...
Jangan pernah menyepelekan penyakit lingkup alergi dan imunologi. Seluruh tubuh merasa
nyeri atau sesak napas. Jangan pula merasa tidak terjadi apa-apa jika tiba-tiba hidung
gatal, tersumbat, kulit melepuh serta akhirnya menimbulkan kematian. Itu semua merupa-
kan bagian kecil dari gejala penyakit-penyakit alergi dan imunologi.
Jenis penyakit alergi dan imunologi sangat beragam. Asma merupakan kasus yang relatif
paling sering, diikuti rinitis alergi, dan urtikaria kronik. Jenis alergi lain yang tak kalah
pentingnya adalah reaksi alergi obat. Sementara dalam bidang imunologi, terdapat penyakit
autoimun, khususnya Lupus Eritematosis Sistemik (LES).
Sementara dari penyakit imunodefisiensi, salah satunya yang terkenal adalah penyakit
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Dalam artikel ini juga akan dikemukakan
pentingnya imunisasi pada orang dewasa.
Penyakit Alergi
Berikut beberapa penyakit dalam lingkup alergi:
1. Asma Bronkial
Masalah utama asma adalah sering tak terdiagnosis atau pengobatan tak adekuat. Pasien
mengobati sendiri, pemahaman dan pengetahuan mengenai asma yang kurang serta
beberapa mitos atau salah persepsi mengenai asma.
Tak jarang dijumpai rasa sesak disangka penyakit jantung, atau batuk-batuk kronis yang
disebabkan penyakit bronkitis atau sukar tidur karena insomnia. Keluhan batuk mengi atau
sesak saja bukan monopoli penyakit asma. Beberapa penyakit atau keadaan dapat
menyerupai asma, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) bronkitis kronik dan
emfisema; infeksi paru; sinusitis paranasal; tuberkulosis; refluks gastroesofageal dan
penyakit jantung seperti gagal jantung. Diagnosis tepat mengarahkan pengobatan yang
tepat.
Dalam praktiknya sering dijumpai pasien mengobati dirinya sendiri. Mereka menggunakan
obat semprot pelega (inhaler) untuk mengatasi gejala asmanya. Dalam jangka panjang,
kondisi ini justru akan memperburuk gejala asma dan akan makin sering mendapat
serangan asma.
Hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan penderita obat anti inflamasi,
menghindari faktor pencetus serangan, dan mendapatkan edukasi. Edukasi bertujuan agar
pemahaman dan pengetahuan pasien mengenai asma dan penyebabnya menjadi lebih baik.
Pengetahuan inilah yang akan mempermudah komunikasi dengan dokter, dan memahami
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.
Beberapa mitos yang dijumpai di masyarakat, diantaranya, obat semprot berbahaya untuk
jantung, dan hanya dipakai untuk asma yang berat. Pemakaian obat asma secara teratur
akan menyebabkan kecanduan (adiksi). Mitos-mitos itu tidak benar.
Apakah asma bisa sembuh? Sejujurnya, tak ada obat yang dapat menyembuhkan asma.
Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat penderita asma dapat menjalani hidup
dengan normal (pasien harus mematuhi instruksi, dan kontrol dokter. Ia pun wajib
memakai obat pengontrol secara teratur. Jangan pergi ke dokter saat asma menyerang
saja).
Layaknya penyakit hipertensi, atau diabetes tak dapat disembuhkan, manajemen penyakit
asma saat ini berdasarkan Kontrol Asma. Panduan manajemen asma internasional
berdasarkan Global Initiative for Asthma (GINA) menekankan pentingnya kontrol asma.
Sekali asma terkontrol, kecil kemungkinan untuk mendapat serangan asma, apalagi sampai
memerlukan perawatan rumah sakit. Meskipun panduan GINA tersebut telah diedarkan
secara luas, kenyataannya, sebagian besar pasien asma belum atau bahkan tidak
terkontrol. Oleh karenanya peran dokter yang mengobati asma sangat penting dalam
memberikan edukasi kepada pasien. Tak hanya itu. Dokter pun memberikan pengobatan
yang profesional sehingga pasien dapat secara optimal menikmati hidupnya.
2. Rinitis Alergi
Rinitis alergi merupakan salah satu bentuk rinitis yang mekanismenya secara umum melalui
sistem imun, atau IgE secara khusus. Prevalensinya berkisar antara 10-15% dari
masyarakat. Penderitanya pun beragam, mulai dari usia anak hingga dewasa. Gejalanya
dapat berupa rinorea, hidung gatal, bersin dan hidung tersumbat. Terkadang disertai rasa
gatal di mata. Akibatnya, mengganggu kualitas hidup penderitanya. Seperti, gangguan
tidur, gangguan aktivitas, hingga absen dari sekolah atau pekerjaan. Berdasarkan lama dan
seringnya gejala rinitis dapat diklasifikasikan sebagai rinitis alergi intermiten atau persisten.
Dikatakan rinitis intermiten bila gejala berlangsung kurang dari empat hari per minggu dan
lamanya kurang dari empat minggu. Sedangkan rinitis persisten gejala berlangsung lebih
dari empat hari/ minggu dan lamanya lebih dari empat minggu. Derajatnya dikatakan
sedang atau berat bila gejalanya menggangu kualitas hidup penderitanya. Yang perlu
diwaspadai adalah komplikasi terjadinya sinusitis, polip hidung, dan gangguan
pendengaran.
Rinitis alergi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya asma. Sering pasien baru datang
ke dokter jika telah terjadi komplikasi. Dengan pengobatan yang baik, gejala rinitis dapat
terkontrol. Sehingga kualitas hidup penderitanya meningkat kembali dan menjalani hidup
layaknya orang normal.
3. Alergi Obat
Seiring pertumbuhan obat-obat baru untuk tujuan diagnosis, terapi, dan pencegahan
penyakit maka terjadinya reaksi simpang obat pun meningkat. Reaksi simpang obat
didefinisikan sebagai respons yang tidak diinginkan pada pemberian obat dalam dosis
terapi, diagnosis, dan profilaksis. Reaksi alergi obat adalah reaksi simpang obat yang
mekanismenya melalui reaksi imunologis. Kejadian reaksi alergi obat diperkirakan 6-10%
dari reaksi simpang obat. Dalam praktek tidak mudah menentukan sistem imun terlibat.
Banyak kejadian yang gejalanya mirip atau serupa dengan gejala alergi, tetapi
mekanismenya bukan alergi seperti sesak napas atau angioderma karena aspirin atau anti
inflamasi non steroid (AINS), maka diperkenalkan istilah hipersensitivitas obat.
Alergi obat perlu dipahami oleh tenaga kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
pemberian obat. Hal ini terkait dengan masalah mediko-legal, terutama bila kejadiannya
dianggap merugikan pasien, sehingga pasien atau keluarganya dapat menuntut dokter,
petugas kesehatan lain atau rumah sakit.
Gejala alergi obat sangat bervariasi. Gejala paling sering adalah gejala kulit, mulai dari
eritema, urtikaria, pruritus, angioedema, vesikula, bula hingga kulit melepuh. Gejala lain
yang lebih jarang, misalnya sesak nafas, pusing hingga pingsan, seperti pada anafilaksis.
Dapat juga terjadi anemia, gangguan fungsi hati atau ginjal.
Komplikasi alergi obat yang paling berbahaya adalah anafilaksis, disusul dengan Steven
Johnson Syndrome, nekrosis epidermal toksik, dan Drug Rash Eosinophilia and Systemic
Symptoms (DRESS).
Klinik Alergi RS Medistra memberikan pelayanan penyuluhan bagi pasien untuk menghindari
terjadinya reaksi alergi obat di masa mendatang, mengobati reaksi alergi obat yang terjadi,
dan uji diagnosis alergi obat.
Tes Kulit. Sebenarnya hanya sedikit jenis obat yang dapat dipakai untuk tes kulit. Hal ini
dikarenakan obat setelah masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme. Hasil
metabolisme atau metabolit umumnya belum diketahui kecuali penisilin. Selanjutnya
metabolit akan berikatan dengan protein tubuh, untuk kemudian menimbulkan reaksi
alergi.
Tes kulit obat-obat lainnya belum pernah divalidasi, sehingga hasilnya kurang dapat
dipercaya. Sebagai contoh, hasil tes kulit terhadap cefalosporin negatif tetapi sewaktu
diberikan, pasien mengalami anafilaksis. Ada dua jenis tes kulit untuk alergi obat, yaitu tes
tusuk, dan intra kutan untuk reaksi alergi obat fase cepat dan tes tempel untuk reaksi alergi
obat fase lambat. Tetapi kembali lagi kedua tes di atas tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Tes Provokasi Obat. Tes ini merupakan baku emas untuk menentukan adanya reaksi alergi
obat. Karena dapat menyebabkan reaksi yang serius, tes ini hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang ahli dalam bidang ini dan dilakukan di rumah sakit.
Tes Laboratorium. Sampai sejauh ini baru dalam tahap penelitian dan hanya terhadap obat
yang terbatas. Seperti halnya tes lain, tes invitro ini lebih spesifik tetapi tidak sensitif.
Sehingga banyak negatif palsu. Yang paling penting dalam reaksi alergi obat adalah
pencegahan. Jadi dalam memberikan obat indikasi pemberian harus tepat, kemudian
dipastikan tidak pernah mengalami reaksi alergi obat yang akan diberikan. Selanjutnya
selalu waspada dan siap bertindak bila terjadi alergi obat.
Urtikaria ditandai kelainan kulit berupa bentol, kemerahan, dan gatal. Dikatakan urtikaria
akut jika gejala berlangsung kurang dari enam minggu dan sebabnya jelas. Sedangkan
urtikaria kronik jika gejala berlangsung lebih dari enam minggu, bahkan bisa sampai 20
tahun. Umumnya pasien yang datang ke poli alergi adalah urtikaria kronik.
Umumnya pasien telah lama berobat ke berbagai dokter baik umum maupun spesialis,
sehingga pasien merasa jengkel karena urtikarianya tidak sembuh-sembuh. Sebagian besar
urtikaria kronik penyebabnya tidak diketahui sehingga pengobatan bisa berlangsung lama.
Bila sebabnya diketahui, mungkin gejalanya dapat dihilangkan. Angioderma menyerupai
urtikaria, tetapi mengenai jaringan kulit yang lebih dalam. Gejala sering tidak gatal tetapi
terasa sakit. Umumnya mengenai mukosa mata, bibir atau kemaluan. Bila mengenai daerah
trakea atau bronkus, seperti pada reaksi anafilaksis dapat membahayakan nyawa pasien.
LES merupakan salah satu penyakit autoimun. Karena bersifat sistemik, auto-antibodi
menyerang beberapa organ, baik secara bersamaan atau berurutan. Radang sendi
merupakan gejala yang tersering, tetapi demam yang berkepanjangan juga merupakan
salah satu gejala lupus. Gejala seperti kemerahan di wajah, sariawan, anemia, lekopeni
atau trambositopeni merupakan petunjuk ke arah LES. Proteinuria dan hematuria sampai
kepada efusi pleura atau perikard tidak jarang dijumpai. Kelainan neorologi atau psikitrik
dapat disebabkan LES. Makin dini diagnosis, dan makin cepat diobati, diharapkan
komplikasi yang serius dapat dihindari.
6. Penyakit Imunodefisiensi
Penyakit imunodefisiensi bisa didapat sejak lahir, atau setelah dewasa. Berbagai penyakit
atau keadaan seperti pemakaian obat dapat menyebabkan imunodefisiensi. Infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyebab imunodefisiensi yang
dikenal dengan AIDS. Umumnya pasien datang dalam keadaan sudah lanjut karena infeksi
oportunistik, padahal semakin awal penyakit diketahui dan diobati semakin baik
prognosisnya. Penyakit-penyakit kronis lainnya seperti diabetes mellitus, gagal ginjal kronis,
sirosis hati, dan PPOK dapat menurunkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, meningkatkan
daya tahan tubuh sangat diperlukan, agar terhindar dari bahaya penyakit infeksi.
Imunisasi Dewasa
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit yang paling efektif, contohnya
penyakit cacar (variola) telah lama hilang dari muka bumi, sedangkan kasus-kasus polio
dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah dijumpai lagi. Program imunisasi selama ini
diwajibkan untuk anak, dan hasilnya sangat memuaskan.
Siapa saja yang perlu mendapat imunisasi? Tentu saja imunisasi direkomendasikan kepada
semua orang dewasa, tetapi khususnya kepada orang-orang yang berisiko seperti orang-
orang lanjut usia, pasien imunodefisiensi, penyakit paru kronis, penyakit jantung, diabetes
dan penyakit ginjal kronis. Meskipun telah banyak manfaat imunisasi disampaikan, ternyata
hanya sedikit orang yang menyadarinya, apalagi melakukannya. Demikianlah ulasan
selayang pandang tentang layanan pada Klinik Asma, Alergi, dan Imunologi di RS Medistra,
semoga dapat menambah wawasan pembaca.
Macam macam penyakit akibat Kelainan
Pada Sistem Hormon
1.Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena
kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.
Gejala – gejalanya berupa :
a.Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari
cairan tubuh.
b.Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
c.Lesu mental dan fisik.
2.Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid
seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan
kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :
a.Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b.Osteoporosis
c.Luka yang sulit sembuh
d.Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
3.Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan
enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan
zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda –
tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut
dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara
mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin
sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi
berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara
lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
4.Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan
akibat sebagai berikut :
a.Basa metabolisme meningkat
b.Glukosa darah meningkat
c.Jantung berdebar
d.Tekanan darah meninggi
e.Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
f.Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu
operasi.
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan.
Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi
yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini
menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
6.Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang
mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini
timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel
– sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya
terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap
dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi
dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang
dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf.
DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul
akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah
materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul
sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan
dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel –
sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan
akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi
dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat
dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak
bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes
mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan
minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan
satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta
pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi
gula. Sebagia akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut
hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga
penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan
dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan
dalam jumlah kecil.
7.Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,
hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang
dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar.
Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi
pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal,
muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,
lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
8.Hipertiroidea
Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR
maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana
terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel
tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit
Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola
mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola
mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
Penyakit zoonosis
Pengertian Zoonosis secara umum adalah : Penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke
manusia atau sebaliknya.
Antrax
Penyebab penyakit antrax adalah bakteri berbentuk batang, berukuran 1-1.5 mikron, bersifat
aerobik, nonmotil, Gram positif yang disebut Bacillus Antracis. (Soeharsono, 2002, hal 18)
Antrax adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Antracis. Bakteri ini
bersifat aerob dan berkapsul, dialam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan
tahun di tanah.
Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat
membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Hampir semua jenis ternak (sapi,
kerbau, kuda, babi, kambing dan domba) dapat diserang anthrax, termasuk juga manusia.
Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda,
tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung. Selama tahun 1899 - 1900 di daerah
Karesidenan Jepara tercatat sebanyak 311 ekor sapi terserang anthrax, dari sejumlah itu
207 ekor mati. Pada tahun 1975, penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa
Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan 4.310 ekor
ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax
di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media
elektronik maupun cetak, 6 orang dari Babakan Madang meninggal dunia gara-gara
memakan daging yang berasal dari ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini
telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil langkah proaktif untuk meneliti
kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.
Toxoplasmosis
Taxoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh protozoa yang dikenal dengan
nama Taxoplasma gondii, penyakit ini dapat menyebabkan cacat bawaan (kelainan genital) pada
bayi, hidrocephalus dan keguguran (abortus) pada ibu hamil. Pada umumnya penyakit ini
ditularkan oleh Kucing yang terserang Toxoplasma Gondii.
Toxoplasma gondii, gerak sebab penyakit ini ditemukan pada kelinci dalam tahun 1908 oleh
Nicolle dan Menceaux. Infeksi dengan protozoa ini telah lama dikenal pada mamalia, termasuk
manusia, burung dan hewan kerikit. Beberapa penyelidik berpendapat bahwa pada hewan hanya
ada satu jenis Taxoplasma (T. Gondii) walaupun telah bayak jenis toxsoplasma dilukiskan
sebagai gerak-sebab penyakit ini pada berbagai jenis hewan. (Ressang, 1983, hal 141)
Rabies
Rabies atau biasa disebut anjing gila adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus
golongan Rhabdovirus yang menyerang hewan berdarah panas dan manusia.
Penyakit rabies yang juga disebut Lyssa, Hydrophobia atau penyakit anjing gila, merupakan
penyakit menular akut, bersifat fatal bagi penderitanya, yang disebabkan oleh virus neurotropik
dengan sasaran akhirnya pusat susunan saraf, otak, dan sunsum tulang belakang, dari hewan
berdarah panas dan manusia. Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk familia
Rhabdoviridae, genus Lyssa. (Subroto, 2006)
Brucellosis
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan oleh kuman
Brucella sp. Penyakit ini merupakan penyakit penting di Indonesia yang dapat menular ke
manusia (zoonotik). Brucellosis dilaporkan menyebar ke berbagai wilayah Indonesia sehingga
menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar bagi pengembangan peternakan akibat
kematian dan kelemahan pedet, abortus, infertilitas, sterilitas, penurunan produksi susu dan
tenaga kerja ternak, serta biaya pengobatan dan pemberantasan yang mahal
Brucella menyebabkan keguguran atau keluron pada umur kebuntingan tertentu. Di Indonesi
penyakit ini disebut juga penyakit keluron menular atau Bang. Bakteri penyebabnya sampai saat
ini telah diidentifikasikan sebagai 6 (enam) spesies yaiu Brucella melitensis, Brucella abortus,
Brucella suis, Brucella neotomae, Brucella ovis, dan Brucella canis. (Soejodono RR. 1999)
Sars
Sars adalah penyakit yang disebabkan oleh strain virus baru Coronavirus yang menyerang
saluran pernapasan atas. Sars merupakan singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrom.
Sars adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002
di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS sekarang dipercayai disebabkan oleh virus SARS.
Sekitar 10% dari penderita SARS meninggal dunia.
2. Influenza
Penyakit yang cepat sekali menular melalui udara ketika penderita bersin atau melalui
persentuhan langsung dengan penderita. Pencegahannya adalah mengonsumsi Vitamin C secara
rutin untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menggunakan masker.
3. Tuberkolosis (TBC)
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan kemudian ditularkan melalui saluran pernafasan.
Pencegahannya perkuat sistem imun tubuh dan pakai masker bila Anda tinggal di lingkungan
dengan tingkat polusi udara tinggi.
4. Diare
Penyakit yang disebabkan oleh virus. Cara mencegahnya adalah selalu cuci tangan sebelum
makan, menjaga kebersihan makanan, dan air yang dikonsumsi.
5. Muntaber
Penyakit yang termasuk 20 Penyakit Menular ini dapat menyebabkan kekurangan cairan dengan
cepat yang bisa berakibat mematikan. Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan
dan sanitasi agar bakteri tidak berkembang biak.
6. Malaria
Penyakit Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk. Gunakan lotion anti nyamuk dan obat nyamuk
sebelum tidur serta berantas semua tempat yang menjadi sarang nyamuk. Pencegahannya hampir
sama dengan penyakit demam berdarah.
7. Kolera
Infeksi saluran usus akut yang disebabkan bakteri. Cara mencegahnya adalah dengan tidak
mengonsumsi makanan atau minuman penderita Kolera serta menjauh dari tempat terjadinya
wabah Kolera. Kondisi lingkungan harus diperhatikan!
8. Tifus
Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella yang menyerang saluran pencernaan.
Pencegahannya adalah memastikan air dan makanan yang dikonsumsi dalam kondisi higienis
serta biasakan selalu cuci tangan.
9. Cacar
Penyakit yang disebabkan virus Varicella Zoster ini dapat dicegah melalui pemberian vaksin
cacar dan mengkarantina penderita Cacar selama proses penyembuhan.
10. Campak
Penyakit yang ditularkan melalui ludah penderita. Pencegahannya dengan pemberian vaksin
Campak dan menghindar dari kontak langsung dengan penderita.
11. Batuk
Penyakit ditularkan melalui udara ketika penderita Batuk. Pencegahannya dengan selalu
menggunakan masker dan memperkuat kekebalan tubuh melalui konsumsi Vitamin C. Atau
mengkonsumsi buah-buahan yang kaya dengan vitamin C juga cukup membantu.
12. Pneumonia
Penyakit saluran pernafasan yang ditularkan melalui batuk. Cara mencegahnya adalah
menghentikan kebiasaan merokok, tinggal di lingkungan yang sehat, dan memperkuat kekebalan
tubuh.
13. Cacingan
Gangguan kesehatan karena cacing parasit di dalam tubuh ini dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan badan, minum obat cacing setiap 6 bulan, dan menghindari makanan mengandung
cacing.
Penyakit ini membuat mata perih, kemerahan, bengkak, mengeluarkan kotoran terus-menerus.
Hindari kontak langsung dengan penderita dan hindari memandang langsung mata penderita.
Penderita disarankan beristirahat di rumah agar tidak menulari orang lain.
15. Pes
Penyakit yang ditularkan oleh tikus dan biasanya terjadi pada masa banjir / musim banjir.
Pencegahannya dengan menjaga kebersihan badan dan tempat tinggal serta memperkuat sistem
imun tubuh selama masa banjir.
16. Gondok
Pembengkakan Kelenjar Tiroid yang disebabkan virus dan menular melalui kontak langsung
dengan penderita. Pencegahannya dengan pemberian vaksin dan rutin mengonsumsi garam dapur
yang mengandung Yodium.
18. Tetanus
Penularan terjadi melalui luka yang terbuka dan cara mencegahnya adalah dengan membersihkan
dan merawat luka.
19. Hepatitis
Salah satu dari 20 penyakit menular ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau
melalui makanan dan minuman yang kurang sempurna cara memasaknya. Pencegahannya adalah
hindari kontak langsung, berhati-hati dalam melakukan transfusi darah, dan menjaga higienitas
makanan dan lingkungan.
20. HIV/AIDS
Penyakit ini menular melalui cairan tubuh yang mengandung HIV seperti air susu ibu, cairan
vagina, air mani, darah. Cara mencegahnya adalah dengan melalui pemakaian jarum suntik
bersama-sama, tranfusi darah, dan hubungan intim tanpa pengaman.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum semua penyakit datang, sebaiknya Anda
lakukan tindakan pencegahan untuk berjaga-jaga. Karena sehat itu mahal.
Itulah penjelasan singkat mengenai 20 jenis penyakit menular dan pencegahannya. Jadi, mulai
dari sekarang mulailah hidup dengan sehat, jaga pola asupan makanan dan minuman yang kita
konsumsi, olahraga dan istirahat yang cukup, serta menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih
dan nyaman. Kalau bukan sekarang, kapan lagi, kalau bukan kita? Siapa lagi. Sampai jumpa di
atikel berikutnya
Syok
Syok adalah gangguan sirkulasi darha ke jaringan sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.
Gejala klinisnya berupa tekanan darah turun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat dingin,
sianosis jari-jari, sesak napas, penglihatan kabur, gelisah dan oliguria/ anuria.
Jenis-jenis berdasarkan etiologi :
Penyebabnya pada kehamilan muda ; abortus, kehamilan ektopik, penyakit tropoblas (mola
hidatidosa), kehamilan antepartum; plasenta previa, solusia plasenta, ruptur uteri, pasca
persalinan; atonia uteri, laserasi jalan lahir.
syok neurogenik, yaitu karena rasa sakit yang hebat. Penyebabnya berupa kehamilan
ektopik, solusio plasenta, persalinan dengan forsep atau persalinan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, ruptur uteri, inversio uteri
akut, pecah ketuban pada polihidramnion, ataupun splanchnic syok.
Syok kardiogenik, yaitu syok karena kontraksi otot jantung yang tidak efektif. Bisa
disebabkan karena infark otot jantung atau kegagalan jantung.
Syok endotoksik atau septik, yaitu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan
oleh lepasnya toksin. Penyebab tersering adalah bakteri gram negatif. Sering dijumpai
pada abortus septik, koriamnionitis dan infeksi pasca persalinan.
Yaitu masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu sehingga menyebabkan kolaps pada ibu
pada waktu persalinan. Kejadian ini lebih sering pada kontraksi uterus yang kuat dengan spontan
ata induksi dan terjadi pada waktu air ketuban pecah dan ada pembuluh darah yang terbuka pada
plasenta atau serviks.
Abortus, yaitu pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Batasnya sebelum kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gr.
Kehamilan ektopik, yaitu pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri. 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi.
Mola hidatidosa, yaitu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan
janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik.
Plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Etiologi pasti belum diketahui
pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen
bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Vaskularisasi desidua yang tidak
memadai akibat peradangan atau atrofi.
Klasifikasinya:
Plasenta previa totalis atau komplit→plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
Plasenta letak rendah→plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
Solusio plasenta, yaitu lepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari
tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.
Kategori fisik→trauma tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan dalam rumah
tangga atau kecelakaan dalam berkendaraan.
Kategori penyakit ibu→seperti tekanan darah tinggi dan kelainan sistem pembekuan
darah (trombofilia)
KOMPLIKASI PERSALINAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih
sebelum terjadinya kontraksi. Etiologi pasti belum diketahui, tetapi diduga berbagai faktor
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini seperti infeksi vagina dan servikks, fisiologi selaput
ketuban yang tidak normal, inkompetensi serviks dan defisiensi gizi dari tembaga dan asam
askorbat (vitaimin C). Mekanisme kerja dari dari faktor-faktor tersebut belum diketahui.
Persalinan Prematur
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau
dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar
kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Kehamilan Post-matur adalah persalinan yang berlangsung sampai lebih dari 42 minggu.
Postmaturitas adalah suatu sindroma dimana plasenta mulai berhenti berfungsi secara normal
pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan janin.
Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir,
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin, yaitu
penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janin. Pemeriksaan bisa dimulai pada usia kehamilan
41 minggu, untuk menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan ketuban (yang
menurun secara drastis pada kehamilan post-matur).
Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda postmaturitas, maka kehamilan post-
matur masih mungkin dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-
tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks
belum dapat dilalui oleh janin, maka dilakukan operasi sesar.
Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah arah yang dihadapi oleh janin,
sedangkan letak janin adalah bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung ibu dengan letak kepala, dimana
leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin
persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.
Distosia Bahu
Distosia bahu adalah keadaan dimana salah satu bahu tersangkut pada tulang kemaluan dan
tertahan dalam jalan rahim. Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan bahu
sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan tersebut gagal, kadang bayi dapat
didorong kembali ke dalam vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.
Prolapsus Korda Umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikal (tali pusar)
mendahului bayi, yaitu keluar dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi terhenti.
Adalah kehilangan darah lebih dari 500 mL pada saat melahirkan lewat vagina. Kehilangan
darah yang terlalu banyak biasanya terjadi pada periode masa nifas awal tetapi dapat terjadi
perlahan-lahan selama 24 jam awal.
Sebagian besar kehilangan darah terjadi akibat arteriol spiral miometrium dan vena desidua yang
sebelumnya dipasok dan didrainase ruang intervilus plasenta. Karena kontraksi pada rahim yang
sebagian kosong menyebabkan pemisahan plasenta, terjadilah pendarahan dan berlanjut hingga
otot rahim berkontraksi di sekitar pembuluh darah dan bekerja sebagai pengikat fisiologik-
anatomik. Kegagalan kontraksi rahim setelah pemisahan plasenta (atonia uteri) mengakibatkan
pendarahan yang terlalu banyak di tempat plasenta.
Sebagian besar pendarahan masa nifas, 75-80 % terjadi karena atonia uteri.
Korioamnionitis.
Selama kelahiran pervaginam, laserasi pada serviks dan vagina dapat terjadi secara spontan,
tetapi lebih sering ditemukan setelah penggunaan forseps atau ekstraktor vakum. Laserasi terjadi
terutama pada tubuh perineum, di daerah periuretal, dan pada iskiadikus spinalis di sepanjang
aspek-aspek posterolateral vagina.
Terdapat lapisan bahan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch pada dasar plasenta. Tetapi bila
rahim yang sebagian kosong berkontraksi, plasenta akan memisah melalui lapisan ini. Kalau vili
penempel plasenta berkembang ke bawah ke dalam miometrium yang mengganggu lapisan
fibrinoid ini, pemisahan plasenta tidak akan lengkap atau mungkin tidak terjadi sama sekali.
Hal ini merupakan predisposisi pendarahan karena kandungan relatif otot pada dinding rahim
berkurang dalam segmen rahim bagian bawah, yang mengakibatkan ketidakcukupan kendali
pendarahan tempat plasenta.
Inversio uteri
Adalah “pembalikan bagian dalam ke luar” pada rahim pada saat tahap persalinan ketiga. Kalau
dokter yang kurang berpengalaman melakukan penekanan fundus sementara tali pusar ditarik
sebelum pemisahan plasenta lengkap, inversi rahim dapat terjadi. Sementara fundus rahim
bergerak melalui vagina, inversi menimbulkan traksi pada struktur peritonium, yang
menimbulkan respon vasovagal yang hebat. Vasodilatasi yang diakibatkan, akan meningkatkan
pendarahan dan syok hipovolemik. Jika plasenta terbuka lengkap atau sebagian, atonia uteri
dapat menyebabkan pendarahan yang banyak, yang disertai syok vasovagal.
Sepsis nifas
Ibu dalam masa nifas dikatakan sepsis apabila suhu tubuh ≥ 38⁰C,terjadi lebih dari 2 hari yang
beruntun, dan dalam 10 hari pertama masa nifas.
Etiologinya berhubungan dengan mikroba yang ada di vagina dan serviks. Setelah proses
persalinan, pH vagina berubah dari asam menjadi alkalin, karena efek penetralan dari cairan
amnion alkalin, darah dan lokhia, disamping menurunnya populasi laktobasili. Peningkatkan pH
membantu berkembangnya mikroorganime aerob.
Sepsis ini dapat meluas ke saluran urinarius maupun payudara. Gejala umum sepsis berupa suhu
badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan
dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.