Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ahmad Maulana Malik

Kelas : XI MIPA
Mapel : Biologi
Kelainan Pada Sistem Saraf,Hormon,dan Indra

A.Kelainan Pada Sistem Saraf

Penyakit saraf adalah semua gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh, meliputi otak dan
sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat), serta saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat
dengan seluruh organ tubuh (sistem saraf perifer).Sistem saraf dalam tubuh bisa mengalami
gangguan akibat berbagai faktor, mulai dari trauma, infeksi, tumor, gangguan sistem kekebalan
tubuh, hingga kelainan aliran darah. Ketika terjadi penyakit pada sistem saraf, penderitanya bisa
kesulitan untuk bergerak, berbicara, berpikir, bahkan hilang ingatan.

Beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem saraf antara lain:

1. Meningitis

Meningitis atau radang selaput otak adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap dialami
seseorang, terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada selaput otak ini umumnya
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga terjadi akibat penyakit non-infeksi, seperti
alergi obat atau sarkiodosis.Penderita meningitis biasanya mengalami beberapa gejala seperti sakit
kepala yang hebat, demam tinggi, dan leher kaku. Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan cepat
dan tepat, meningitis bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan memicu komplikasi
seperti kejang dan gagal ginjal.

2. Stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di dunia,
termasuk di Indonesia. Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan darah ke otak akibat
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.Kondisi ini menyebabkan jaringan otak tidak
mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Ketika sel-
sel otak mulai rusak, penderita stroke dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati rasa pada
wajah, kesulitan dalam berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan
kelumpuhan.

3. Multiple Sclerosis

Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang berisiko tinggi
mengenai otak dan sumsum tulang belakang. Faktanya, penyakit saraf ini merupakan penyebab
kecacatan paling umum pada orang-orang berusia 20–30 tahun.Multiple sclerosis bisa memengaruhi
penglihatan, gerakan lengan atau kaki, dan keseimbangan tubuh penderitanya. Gejala awal yang bisa
dirasakan adalah kelelahan, kesemutan, mati rasa, penglihatan kabur, dan otot kaku.Penyebab
multiple sclerosis sejauh ini belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga terjadi akibat
penyakit autoimun. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang zat lemak yang melapisi
saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

4. Epilepsi

Epilepsi atau yang biasa disebut dengan ayan adalah penyakit saraf akibat aktivitas listrik otak yang
tidak normal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami kejang yang berulang tanpa
pemicu yang jelas.Kelainan pada aktivitas listrik otak bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain
trauma di kepala, gula darah yang sangat rendah, demam tinggi, dan pengaruh alkohol.Gejala kejang
yang dialami penderita epilepsi biasanya berupa gerakan tangan dan kaki yang tak terkendali atau
aneh dan berulang, kehilangan kesadaran, serta kebingungan.

5. Bell’s Palsy

Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara pada
otot-otot di wajah. Kondisi ini terjadi ketika saraf perifer yang mengontrol otot wajah mengalami
peradangan, pembengkakan, atau penekanan.Pada Bell’s palsy, satu sisi wajah penderitanya akan
menjadi kaku, sehingga ia kesulitan tersenyum atau menutup mata. Dalam sebagian besar kasus,
gejala bersifat sementara dan akan hilang setelah beberapa minggu.Penyakit saraf merupakan
penyakit yang cukup berbahaya yang bisa memengaruhi kualitas hidup penderitanya, bahkan bisa
mengancam nyawa. Jadi, bila Anda mengalami gejalanya atau berisiko tinggi terkena penyakit saraf,
berkonsultasilah dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang
tepat.

B.Kelainan Pada Sistem Hormon

Gangguan hormon terjadi ketika kelenjar penghasil hormon di dalam tubuh terganggu. Kondisi ini
membuat jumlah hormon yang dihasilkan kurang atau justru terlalu banyak, sehingga fungsi organ
tubuh tertentu terganggu dan muncul berbagai masalah kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang umum terjadi karena pengaruh gangguan hormon:

1. Sindrom Cushing

Kondisi ini terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehingga menyebabkan tubuh terlalu banyak
menghasilkan hormon kortisol. Sindrom Cushing bisa disebabkan oleh efek samping obat
kortikosteroid dosis tinggi atau jangka panjang, faktor genetik, hingga tumor pada kelenjar pituitari
atau kelenjar adrenal.

2. Hipopituitarisme

Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dengan jumlah yang
memadai, sehingga penderitanya mengalami kekurangan hormon. Kekurangan hormon yang
dihasilkan kelenjar pitutiari dapat menimbulkan masalah kesehatan yang beragam.Pada anak,
hipopituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa,
kondisi ini berpotensi menyebabkan kemandulan atau infertilitas.

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison disebabkan oleh berkurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala seperti sering kelelahan,
mual dan muntah, perubahan warna kulit, tidak tahan terhadap suhu dingin, serta penurunan nafsu
makan.

4. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)

Penyakit ini terjadi ketika fungsi ovarium atau indung telur terganggu dan menyebabkan jumlah
hormon di dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu faktor
penyebab kemandulan pada wanita.Penyebab penyakit PCOS belum diketahui secara pasti, namun
penyakit ini diduga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti kelebihan
hormon androgen dan insulin.

5. Gigantisme
Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Kondisi gigantisme merupakan penyakit akibat
gangguan hormon ketika tubuh anak menghasilkan hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi
gigantisme membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi badan dan berat badan di atas rata-
rata.

C.Kelainan Pada Sistem Indra

1. Indra Penglihatan (Mata)

• Buta warna

Anda dinyatakan mengalami buta warna jika tidak dapat melihat warna tertentu atau tidak mampu
membedakan satu warna dengan warna yang lain (biasanya merah dan hijau).Kondisi ini terjadi
ketika sel kerucut atau sel warna dalam mata tidak bekerja normal. Umumnya buta warna diderita
sejak lahir, tapi bisa juga berkembang di usia dewasa akibat pengaruh konsumsi obat-obatan atau
dampak penyakit tertentu.

• Presbiopia

Kesulitan membaca tulisan merupakan salah satu tanda penuaan. Keadaan ini disebut dengan
presbiopia (artinya mata tua dalam bahasa Yunani). Pada sebagian besar orang, keadaan ini mulai
terjadi saat mereka memasuki usia 40 tahun.Presbiopia terjadi karena lensas mata menjadi kurang
fleksibel dan tidak dapat mengubah bentuknya untuk memfokuskan penglihatan pada benda yang
berjarak dekat. Untuk mengatasinya, gunakanlah kacamata.

• Astigmatisme

Astigmatisme merupakan kelainan mata yang disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa
yang tidak sempurna atau tidak rata.Kondisi ini mengakibatkan perubahan letak jatuhnya cahaya
pada retina, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi samar atau berbayang. Kelainan mata ini
seringkali terjadi karena faktor keturunan.

• Rabun senja

Rabun senja adalah kelainan mata yang terjadi saat seseorang tidak bisa melihat di tempat dengan
pencahayaan buruk, tempat gelap, ataupun di malam hari.Beberapa penyebab rabun senja yang
masih dapat diatasi oleh dokter, termasuk katarak, kekurangan vitamin A dan rabun dekat. Namun
hingga saat ini, belum ada penyembuhan untuk kasus rabun senja yang dialami sejak lahir.

• Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit gangguan pada saraf penglihatan akibat peningkatan tekanan di dalam
bola mata. Peningkatan tekanan ini diduga berkaitan dengan tekanan darah tinggi, adanya sumbatan
di saluran air mata, atau penggunaan obat mata golongan kortikosteroid secara berlebihan.

2. Indra Pendengar (Telinga)

• Otitis eksterna

Otitis eksterna adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian luar. Gangguan telinga ini sering juga
disebut sebagai swimmer’s ear atau telinga perenang. Pasalnya, otitis eksterna terjadi karena ada air
yang terjebak dalam saluran telinga sehingga telinga menjadi lembap dan menjadi media
pertumbuhan jamur atau bakteri.Gangguan telinga ini memang paling sering muncul pada mereka
yang sering berenang. Namun, otitis eksterna juga bisa menimpa siapa pun. Otitis eksterna ini
memberikan rasa gatal pada telinga dan gatal saat mengunyah.

• Otitis media

Penyakit telinga ini merupakan radang pada telinga bagian tengah. Gejala awal yang biasa muncul
adalah sakit tenggorokan, hidung berair, dan demam. Otitis media paling sering dialami oleh anak-
anak karena tabung eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga masih sangat pendek dan
datar.Penyebab dari penyakit otitis media adalah terjadi penyumbatan oleh penumpukan cairan
pada tabung eustachius. Gangguan ini bisa reda dengan sendirinya tanpa obat-obat khusus. Namun,
untuk gejala yang lebih parah bisa dibantu dengan pemberian antibiotik.

• Tinnitus

Gangguan ini membuat penderitanya seperti mendengar bunyi-bunyian secara terus-menerus. Hal
ini terjadi karena ada kerusakan pada ujung saraf pendengaran di bagian telinga dalam.
Penyebabnya bisa karena mendengar suara yang terlalu keras dalam waktu lama.Tinnitus juga bisa
muncul akibat bertambahnya usia. Untuk mengatasi atau menurunkan gejalanya, Anda bisa mulai
melindungi telinga dari suara keras.

• Glue ear

Penyakit telinga glue ear terjadi akibat otitis media berulang-ulang. Infeksi pada bagian tengah
telinga ini membuat cairan terjebak di dalam sana. Hal ini membuat cairan tersebut mengental
hingga menyerupai lem.Gangguan ini membuat pendengaran menurun. Selain itu, tubuh pun
menjadi sulit seimbang dan terasa ada tekanan di telinga. Untuk anak-anak, glue ear bisa
mempengaruhi ucapan dan perilakunya. Segera temui dokter jika dirasakan adanya gejala glue ear.

• Otitis interna

Penyakit otitis interna terjadi pada telinga bagian dalam dan bisa sangat mempengaruhi
pendengaran. Para penderita gangguan ini sangat sulit menjaga keseimbangan tubuh. Gejala lain
yang bisa muncul adalah pusing, mual, muntah, telinga berdesing, dan sakit.Otitis interna terjadi
akibat gangguan otitis media yang tidak terobati dengan tuntas. Hal ini memicu infeksi bakteri dan
virus pada bagian telinga dalam.

3.Indra Pembau (Hidung)

• Mimisan atau hidung berdarah

Penyakit hidung yang cukup umum dialami adalah mimisan. Mimisan sendiri biasanya merupakan
gangguan kesehatan ringan, mengingat di dalam hidung banyak terdapat pembuluh darah, terutama
di permukaan bagian depan dan belakang.Pembuluh darah di hidung sangat rapuh, sehingga bisa
mudah pecah apabila udara sangat kering, terjadi gesekan, atau terkena infeksi. Orang dewasa usia
50–80 tahun dan anak-anak usia 2–10 tahun merupakan kelompok yang rentan mengalami mimisan.

• Rhinitis

Rhinitis dapat terbagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis nonalergi. Rhinitis alergi muncul
ketika tubuh memproduksi immunoglobulin E (IgE) sebagai respons terhadap alergen, yaitu zat
pemicu alergi, misalnya serbuk sari atau debu.Sedangkan rhinitis nonalergi, dapat disebabkan oleh
paparan asap rokok, aroma menyengat, perubahan cuaca, makanan pedas, penggunaan
dekongestan secara berlebihan, dan gangguan hormon.
• Polip hidung

Penyakit hidung lain yang juga perlu Anda ketahui adalah polip hidung. Kondisi ini ditandai dengan
tonjolan lunak yang tidak menimbulkan rasa sakit dan bukan termasuk kanker. Polip hidung biasanya
tidak menimbulkan gejala awal.Namun, seiring perkembangan ukuran dan jumlah polip, benjolan
dapat menghalangi rongga hidung sehingga mengganggu saluran pernapasan, menyebabkan
hilangnya fungsi indra penciuman, dan meningkatkan risiko infeksi.

• Kelainan dinding pemisah hidung

Salah satu penyakit hidung yang bisa menyebabkan gangguan napas adalah deviasi septum. Kondisi
ini ditandai dengan penyimpangan letak septum hidung, yaitu dinding pemisah antara rongga hidung
kanan dan kiri. Biasanya, penyakit hidung ini disebabkan oleh bawaan lahir atau cedera pada hidung.

• Patah tulang hidung

Selain itu, penyakit hidung lainnya adalah patah tulang hidung yang kerap terjadi akibat pukulan
atau benturan keras di hidung. Cedera ini termasuk dalam kasus yang berat karena dapat
menimbulkan nyeri, bengkak, dan pergeseran tulang hidung, sehingga berisiko menyebabkan
gangguan pernapasan.Umumnya, penanganan patah tulang hidung ringan cukup dilakukan di
rumah. Namun, penanganan langsung oleh dokter dibutuhkan untuk patah tulang yang tergolong
berat atau jika disertai sesak napas, rasa sakit kian memburuk, sering mengeluarkan darah, dan
bengkak tak kunjung hilang setelah 3 hari.

4.Indra Pengecap (Lidah)

• Sariawan

Sariawan adalah luka kecil di lidah atau dalam mulut. Umumnya, sariawan terjadi karena
kekurangan vitamin dan daya tahan tubuh lemah. Konsumsi buah-buahan dengan rasa asam dan
pemakaian kawat gigi juga bisa menjadi faktor penyebab sariawan.Sariawan biasanya tidak
memerlukan penanganan khusus. Rasa nyeri akan hilang dalam waktu 1–2 minggu. Bersihkan gigi
dan lidah secara teratur terutama setelah makan dan hindari makanan pedas atau asam sampai
sariawan sembuh.

• Kandidiasis mulut (oral thrush)

Kandidiasis mulut adalah penyakit lidah yang disebabkan infeksi jamur Candida albicans. Kondisi ini
ditandai dengan munculnya bercak putih di lidah dan bagian dalam mulut. Kandidiasis mulut lebih
sering menyerang balita, lansia, dan pengguna gigi palsu.Penyakit lidah ini dapat diatasi dengan
berkumur menggunakan garam atau 1 sendok teh baking soda yang dilarutkan ke dalam air hangat
setiap 2 kali sehari. Obat antijamur juga dapat diresepkan oleh dokter gigi untuk mengatasi kondisi
ini.

• Lichen planus

Lichen planus merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang lidah. Kondisi ini terjadi akibat
gangguan sistem kekebalan tubuh dan ditandai dengan munculnya bercak serta garis-garis putih di
lidah dan mulut.Terkadang lichen planus juga dapat menimbulkan gejala lain berupa sensasi perih
atau nyeri di lidah, rasa tidak nyaman di mulut, serta gusi bengkak, kemerahan, dan terasa
nyeri.Lichen planus yang tergolong ringan umumnya tidak memerlukan penanganan khusus, namun
Anda dianjurkan untuk rutin membersihkan mulut dengan obat kumur guna meredakan rasa tidak
nyaman di mulut. Jika kondisi tersebut semakin parah atau tidak kunjung sembuh, dokter biasanya
akan memberikan obat kortikosteroid.

• Lidah geografik (geographic tongue)

Lidah geografik adalah kondisi ketika muncul bercak kemerahan dengan pinggiran berwarna putih.
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan penyakit
tertentu, seperti psoriasis dan lichen planus.Sebenarnya, penyakit lidah geografik dapat sembuh
dengan sendirinya. Namun, Anda disarankan untuk memeriksakan diri jika dalam waktu 2 minggu
bercak tidak hilang. Kurangi konsumsi makanan pedas, asam, minuman beralkohol, dan rokok untuk
mencegah penyakit ini semakin parah.

• Lidah pecah-pecah (fissured tongue)

Lidah pecah-pecah atau fissured tongue ditandai dengan terbentuknya celah di lidah, sehingga
lidah tampak retak. Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini normal terjadi pada lidah. Penyebab
lidah pecah-pecah diduga diturunkan secara genetik, namun masih diperlukan penelitian lebih
lanjut.Pada beberapa kondisi, lidah pecah-pecah tidak memerlukan penanganan khusus. Untuk
mencegah lidah pecah mengalami infeksi, Anda disarankan untuk rutin membersihkan lidah karena
sisa-sisa makanan yang terselip dapat menimbulkan infeksi.

5.Indra Peraba (Kulit)

• Bisul

Jenis penyakit kulit yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi untuk didengar. Ya, bisul merupakan
salah satu penyakit kulit yang sangat umum dialami. Bisul disebabkan oleh infeksi yang menyerang
folikel rambut atau kelenjar minyak. Bisul dapat menular melalui kontak kulit bila Anda bersentuhan
dengan seseorang yang terinfeksi.Gejala penyakit bisul di antaranya yaitu:

-Muncul bintil seperti gelembung berwarna merah dan terasa nyeri.

-Bisa menular apabila terciprat cairan yang keluar dari dalamnya.

-Akan terlihat mata bisul berwarna kuning atau putih.

• Jerawat

Jerawat merupakan masalah kulit yang cukup normal terjadi. Penyebab jerawat cukup beragam,
bisa karena sel kulit mati, kesalahan dalam pemilihan skincare, pemakaian masker, atau bahkan
stres.Jenis penyakit kulit ini timbul ketika folikel kulit tersumbat oleh sebum (minyak kulit), atau juga
perubahan hormon. Sering kali jerawat muncul pada bagian wajah. Namun, tak jarang pula jerawat
tumbuh di bagian punggung, umumnya karena faktor kebersihan.Adapun tanda-tanda jerawat pada
kulit adalah sebagai berikut:

-Umumnya muncul di bagian tubuh punggung, dada, bahu, leher, dan wajah.

-Terkadang meninggalkan bekas hitam atau dark spot.

-Berbentuk benjolan kemerahan atau kuning (jika mengandung nanah.

• Dermatitis

Dermatitis merupakan jenis penyakit kulit yang tidak menular. Kondisi ini disebabkan oleh adanya
peradangan.Dermatitis terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya, diantaranya yaitu:
-Dermatitis atopik (eksim), ditandai dengan munculnya ruam merah disertai rasa gatal, kulit terasa
kering dan menebal.

-Dermatitis kontak, terjadi akibat paparan benda atau zat tertentu yang menyebabkan munculnya
reaksi alergi seperti gatal dan ruam.

-Dermatitis seboroik, jenis ini umumnya menyerang area tubuh yang berminyak, seperti punggung,
kulit kepala, dada bagian atas, dan wajah. Gejalanya bercak merah dan berisik.

• Cacar Air

Cacar air adalah jenis penyakit kulit yang kerap terjadi pada anak-anak, tetapi tetap ada
kemungkinan menyerang orang di usia dewasa. Cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella
zoster dan termasuk penyakit yang bisa menular dengan mudah, terlebih saat imun tubuh sedang
lemah.Adapun gejala cacar air adalah sebagai berikut:

-Muncul bintik-bintik di kulit, berwarna merah dan berisi cairan

-Disertai demam dan ruam

-Bintik-bintik yang muncul terlihat seperti lepuhan kulit

-Berpotensi meninggalkan bekas luka yang dalam

• Kudis

Kudis disebabkan oleh kutu kulit yang berada di lapisan terluar kulit yang menyebabkan
kemunculan masalah semacam jerawat, namun terasa gatal. Penyakit kulit yang satu ini dapat
menular apabila kutu menyebar ke orang lain melalui kontak fisik secara langsung, atau saat berbagi
barang pribadi, seperti baju dan handuk.Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami jenis
penyakit kulit yang satu ini adalah:

-Ruam merah menyerupai jerawat pada bagian telapak dan pergelangan tangan dan area lipatan-
lipatan tubuh

-Banyak ditemukan pada kelompok orang yang tinggal bersama, misal asrama, barak, atau
pengungsian

-Terasa sangat gatal, terutama saat malam hari

Anda mungkin juga menyukai