Anda di halaman 1dari 10

Pengertian

Penyakit saraf adalah semua gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh, meliputi otak
dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat), serta saraf yang menghubungkan sistem
saraf pusat dengan seluruh organ tubuh (sistem saraf perifer).

Sistem saraf dalam tubuh bisa mengalami gangguan akibat berbagai faktor, mulai dari
trauma, infeksi, tumor, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga kelainan aliran darah.
Ketika terjadi penyakit pada sistem saraf, penderitanya bisa kesulitan untuk bergerak,
berbicara, berpikir, bahkan hilang ingatan.

Banyak jenis penyakit yang menyerang sistem saraf. Misalnya infeksi otak serta sumsum
tulang belakang. Bukan hanya itu, beberapa problematika lain yang juga mampu menyerang
bagian syaraf pusat seperti tumor yang biasanya di anggap serius. Ada pula masalah yang
menyerang otak, namun masih berada dalam rentang yang kurang serius, misalnya sakit
kepala yang di sebabkan karena tegang.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sangat berpotensi menyerang bagian syaraf pusat.
Ada beberapa penyakit yang sudah bawaan sejak lahir. Ada pula yang muncul saat masa
kanak-kanak, sampai dewasa. Simak ulasannya :

1. Infeksi Sistem Syaraf Pusat

Siapa sangka jika bakteri dan juga virus bisa menjalar ke mana mana, termasuk ke jaringan
otak dan sumsum tulang belakang. Meskipun sebenarnya orang orang yang menderita jenis
penyakit syaraf yang menginfeksi sistem saraf pusat ini tidak terlalu banyak, namun resiko
untuk terkena penyakit ini pasti ada. Penyakit ini di nilai parah dan perlu penanganan yang
serius. Untuk itu wajib hati-hati dalam menjaga kesehatan otak anda. Karena ketika sakit,
akan memerlukan waktu lama untuk sembuh. Bahkan ketika sembuh, tak akan bisa kembali
seperti sedia kala.

2. Ensefalitis atau Radang Otak

Penderita yang terkena penyakit ensefalitis atau infeksi otak biasnaya merasa demam dan
sakit kepala yang berlebihan. Selain itu perasaan mengantuk dan juga bingung kerap terjadi
pada mereka. Penyebab dari penyakit ini adalah virus. Dalam diri anda, bagian sistem imun
akan mencoba untuk melawan infeksi otak. Sayang ini tidak akan berhasil dengan baik.
Karena kebanyakan kasus yang ada, justru sistem imun yang berusaha untuk melawan
penyakit malah membuat kondisi bertambah parah.

Seperti terjadi pembengkakan di otak. Sebab virus tadi malah akan semakin berkembang.
Karena kekurangan ruang, maka bagian otak akan mendorong tulang tengkorak. Hal ini
berbahaya, sebab mampu melukai bagian otak. Dan parahnya bisa menyebabkan kematian.

Meskipun dokter akan mengupayakan untuk meminum beberapa obat-obatan pencegah dan
pengurangi infeksi, tampaknya tidak terlalu banyak berpengaruh. Sebab obat tidak akan
mampu melawan semua infeksi yang ada. Hanya beberapa infeksi saja yang bisa di
tanggulangi.

3. Meningitis atau Radang Selaput Otak

Penyakit ini sempat menjadi kontrofersial di media massa beberapa tahun lalu. Pasalnya
inilah penyakit yang menyebabkan kematian seorang komedian Indonesia yang sedang naik
daun. Radang selaput otak atau di kenal sebagai meningitis adalah penyakit yang menyerang
Olga Syahputra hingga ia meninggal dan belum di temukan obatnya.

Meningitis merupakan salah satu bentuk infeksi yang menyerang pada selaput otak , yang
mana fungsinya menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Penderita akan merasakan
demam cukup tinggi serta sakit kepala. Selain itu, leher mereka juga akan terasa kaku.

Penyebab dari penyakit ini adalah virus atau bakteri. Jika penderita terserang meningitis
karena virus, maka akan sedikit aman. Sebab virus ini mampu dibersihkan dengan sendirinya
sampai beberapa hari kemudian.

Sedangkan jika mengalami meningitis yang di sebabkan karena bakteri, jatuhnya akan lebih
serius. Karena mampu menyebabkan kerusakan otak, bahkan parahnya sampai terjadi
kematian. Pasien yang terkena meningitis bakteri sangat memerlukan perawatan medis
darurat yang intensif. Satu satunya yang dapat medis lakukan untuk membantu mengurangi
penyakit ini adalah dengan diberikannya antibiotik yang berguna untuk membunuh bakteri.
Meskipun hal ini sebenarnya tidak terlalu menolong banyak.

Berkat kemajuan teknologi dan pendidikan, kini sebuah vaksin untuk mencegah meningitis
sudah di temukan. Vaksin ini sudah mampu diberikan pada anak-anak sejak usia dua tahun.
Dari beberapa dokter merekomendasikan untuk pemberian vaksin sebelum anak masuk ke
usia 12 tahun atau 13 tahun.

4. Sindrom Reye

Sindrom Reye adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati dan
otak. Sindrom ini kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang baru sembuh dari infeksi
virus, seperti flu. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, sindrom Reye juga bisa menyerang
orang dewasa.

Gejala Sindrom Reye biasanya muncul dalam 3–5 hari setelah anak terserang infeksi virus,
seperti batuk pilek, flu atau cacar air. Pada anak yang berusia di bawah 2 tahun, Sindrom
Reye memunculkan gejala awal berupa:

 Diare
 Napas tersengal-sengal

Sementara pada anak-anak yang lebih tua, gejala awal sindrom Reye bisa meliputi:

 Lesu
 Mudah mengantuk
 Muntah terus menerus

Jika kondisi ini bertambah buruk, gejalanya pun dapat menjadi serius, seperti:

 Bingung, meracau, mengigau, atau bahkan berhalusinasi


 Mudah tersinggung dan perilakunya menjadi lebih agresif
 Lemah atau bahkan kelumpuhan di tungkai
 Kejang
 Tingkat kesadaran menurun

Sindrom ini mampu menyebabkan pembengkakan pada otak, dan akibatnya bisa fatal.
Biasanya mereka yang memiliki resiko terkena sindrom reye adalah yang memiliki kekebalan
tubuh rendah. Sebab kala muda sering mengkonsumsi obat yang mengandung aspirin, yang
mana biasanya di pakai dalam tablet flu. Boleh jadi mereka memiliki reaksi alergi terhadap
obat.
Salah satu cara untuk menghindari sindrom reye adalah dengan tidak mengkonsumsi aspirin.
Karena kita tidak pernah tahu, apakah nantinya ketika sudah tua akan terserang sindrom raye
atau tidak. Dengan tidak membeli obat sembarangan di warung, penyakit ini bisa menjadi
alasan. Karena pada dasarnya, tubuh anda bisa mengobati diri sendiri jika hanya terserang
penyakit ringan.

5. Epilepsi

Nama epilepsi memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. terkenal sebagai penyakit
kejang-kejang. Siapapun bisa menderita epilepsi, sebab sasaran dari penyakit ini tidak terpaut
usia. Namun biasanya menjangkiti anak anak.

Jika di kategorikan, epilespi di bagi menjadi 3 jenis. Yakni epilepsi simptomatik, kriptogenik,
dan idiopatik. Jenis epilepsi simptomatik, biasanya terjadi kejang-kejang yang di sebabkan
karena ada gangguan atau kerusakan yang terjadi pada otak. Sedangkan jenis epilepsi
idiopatik, sama terjadi kejang-kejang pada dirinya. Namun sayangnya tidak ditemukan
penyebab mengapa ia bisa terjadi. Dan jenis epilepsi yang terakhir, epilepsi kriptogenik
membuat penderita mengalami kejang-kejang tanpa di temukan alasan mengapa ia bisa
mengalami kejang-kejang ini. Padahal dalam struktur otaknya tidak mengalami masalah
apapun. Di tambah lagi, penderita epilepsi jenis kriptogenetik akan mengalami masalah
gangguan belajar.

6. Hidrosefalus

Penderita hidrosefalus akan mengalami penumpukan cairan di dalam otak. Akibatnya adalah
terjadi peningkatan tekanan otak. Jika tidak segera di obati maka bisa fatal. Sebab tekanan ini
mampu merusak jaringan yang ada di dalamnya. Bahkan juga mampu melemahkan fungsi
otak. Penyakit hidrosefalus ini bisa terjadi pada orang-orang dalam usia berapapun. Tapi
biasanya penyakit ini menyerang bayi dan manula (manusia lanjut usia).

Gejala Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain
itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala. Selain perubahan ukuran
kepala, gejala hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan hidrosefalus adalah:

 Rewel
 Mudah mengantuk
 Tidak mau menyusu
 Muntah
 Pertumbuhan terhambat
 Kejang

Pada anak-anak, dewasa, dan lansia, gejala hidrosefalus yang muncul tergantung pada usia
penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain:

 Sakit kepala
 Penurunan daya ingat dan konsentrasi
 Mual dan muntah
 Gangguan penglihatan
 Gangguan koordinasi tubuh
 Gangguan keseimbangan
 Kesulitan menahan buang air kecil
 Pembesaran kepala

Hidrosefalus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan
fisik dan intelektual anak. Pada orang dewasa, hidrosefalus yang terlambat ditangani dapat
menyebabkan gejala menjadi permanen.

7. Alzheimer

Pertama kali penulis mengerti nama penyakit alzheimer adalah pada film yang berjudul
momentum remember. Pemeran wanita utamanya menderita penyakit kepikunan ini.
Kemudian pelan pelan ia akan melupakan jalan pulang ke rumah barunya, lalu lupa pada
pekerjaanya, kemudian lupa dengan nama suaminya, bahkan sampai lupa siapa dirinya.
Penderita penyakit ini akan di tandai dengan melemahnya daya ingat, apalagi yang baru saja
terjadi. Karena penyakit ini menyerang memori yang baru saja ia simpan.

Tingkat parah dari penderita alzheimer adalah ia akan mengalami gangguan otak dalam
melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, sampai dengan berbahasa. Mereka juga akan
mengalami disorientasi dan perubahan perilaku. Misalnya menjadi lebih agresif, penuntut,
dan sangat mudah curiga terhadap orang lain.

Sampai pada tahapan yang kronis, penderita akan mengalami halusinasi, yakni kesalahan
dalam mempersepsi sesuatu. Selanjutnya kemampuan berbicara dan berbahasa akan semakin
melemah. Sampai akhirnya ia tak bisa mengerjakan aktivitas tanpa bantuan orang lain.
Penyakit ini bukanlah penyakit menular. Gejala-gejala lain dari penyakit alsheimer
diantaranya:

 Pengidap hipertensi yang mencapai usis 40 tahun ke atas


 Pengidap kencing manis
 Kurang berolahraga
 Tingkat kolestrol yang tinggi

Orang dengan alzheimer mengalami penurunan fungsi otak termasuk fungsi kognitif,
penyakit ini hanya bisa diperlambat perkembangannya melalui obat-obatan namun tidak bisa
disembuhkan secara total. Oleh karena itu, penting untuk segera melalkukan deteksi dini
kepada spesialis saraf ketika menemukan gejala gejala demensia alzheimer. Berikut ini
adalah gejala-gejala demensia alzheimer :

 Gangguan memori
 Tidak bisa melalukan kegiatan sendiri perlu bantuan orang lain
 Kesulitan berbicara dan berbahasa
 Disorientasi waktu dan tempat.
 Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
 Kesulitan berpikir abstrak.
 Salah meletakan barang.
 Perubahan mood dan perilaku.
 Perubahan kepribadian.
 Menarik diri dari pergaulan.

8. Vertigo

Jika anda mengalami sakit kepala yang di tandai dengan gejala sensasi diri sendiri atau
sekeliling serasa berputar, mungkin anda terkena vertigo. Selain itu, penderita yang
mengalami vertigo akan kehilangan keseimbangan dalam beberapa waktu. Hal ini
membuatnya merasa kesulitan untuk berdiri, bahkan sampai berjalan. Mereka juga
mengalami gejala mual-mual dan muntah.

Ada berbagai jenis vertigo, yakni yang ringan sampai berat. jika masih berada dalam tahapan
ringan, biasanya vertigo tidak terlalu terasa. Sedangkan mereka yang sudah mengalami
penyakit vertigo yang berat, mampu menghambat aktivitas. Serangan yang terjadi pada
penderita vertigo cukup banyak bervariasi. Ada yang hanya berlangsung selama beberapa
detik. Namun ada pula yang jenis vertigo yang berat akan sampai beberapa hari. Tentu saja
hal ini sangat mengganggu penderita, karena ia tidak mampu beraktivitas secara normal
seperti biasanya.

Gejala lain yang berhubungan dengan vertigo adalah kehilangan keseimbangan yang akan
membuat penderita sulit berdiri atau berjalan, mual atau muntah, dan pening.

9. Parkinson

Parkinson merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem syaraf. Hal ini menyebabkan
terjadinya degenerasi sel saraf secara di bagian otak tengah. Padahal fungsi utama dari bagian
ini adalah untuk mengatur pergerakan tubuh atau sistem motoriknya. Gejala yang timbul dari
penderita adalah terjadinya tremor atau gemetaran. Meskipun pada tahap awalnya, penderita
yang mengidap penyakit parkinson ini tidak menunjukan gejala yang tampak.

Biasanya penderita akan merasa lemah pada tubuhnya. Bahkan sampai ada yang kaku pada
beberapa bagian tubuhnya. Ia juga akan mengalami gemetar yang halus namun terus-menerus
pada satu organ. Biasanya terjadi saat ia sedang beristirahat. Gejala Parkinsos lainnya
diantaranya:

 Gaya berjalan lambat dan kasar


 Ujung jari tangan yang keras dan menekuk ke dalam, kesulitan melakukan pergerakan
dan terjadi kekakuan otot.
 Sikap tutbuhnya bungkuk, keseimbangannya terganggu.
 Wajah kurang ekspresif karena otot-otot wajah membentuk ekspresi tidak bergerak.
Kadang kurangnya ekspresi wajahdisalah artikan sebagai depresi.
 Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan mata jarang berkedip.
 Penderita sering ileran / tersedak, karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan
menyebabkan kesulitan menelan.
10. Lumpuh otak

Penyakit lumpuh otak atau biasa di kenal dengan nama Cerebral palsy adalah penyakit yang
menyebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh
gangguan perkembangan otak, yang biasanya terjadi saat anak masih di dalam kandungan.
Gangguan perkembangan otak ini juga dapat terjadi ketika proses persalinan atau dua tahun
pertama setelah kelahiran. Dan karena alasan tersebut, penyakit inilah yang menjadi
penyebab utama mengapa terjadi kelumpuhan kronis pada anak-anak.

Pada anak atau bayi yang terkena cerebral palsy, dapat timbul sejumlah gejala berikut ini:

 Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh. Misalnya menyeret salah satu tungkai
saat merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.
 Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik), seperti merangkak atau
duduk.
 Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda.
 Gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau
dengan tungkai terbuka lebar.
 Otot kaku atau malah sangat lunglai
 Tremor
 Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol (athetosis)
 Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri
 Masih mengompol walaupun usianya sudah lebih besar, akibat tidak bisa menahan
kencing (inkontinensia urine).
 Gangguan kecerdasan
 Gangguan penglihatan dan pendengaran
 Gangguan berbicara (disartria)
 Kesulitan dalam menelan (disfagia)
 Terus-menerus mengeluarkan air liur atau ngiler
 Kejang

Keluhan yang terjadi ini dapat bersifat permanen dan menimbulkan kecacatan.

11. Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah keotak terganggu atau
berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) dan pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga
sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan
risiko stroke dianatanya:

1. Faktor kesehtan, yang meliputi:


 Hipertensi
 Diabetes
 Kolestrol tinggi
 Obesitas
 Penyakit jatung
 Sleep apnes
2. Faktor gaya hidup, yang meliputi:
 Merokok
 Kurang berolahraga
 Konsumsi obat obatan terlarang
 Kecanduan Alkohol

Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan
oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aluran darah keotak sangat
berkurang. Stroke iskemik dibagi lagi menjadi dua yaitu trombotik dan embolik. Stroke
hemoragik terjafi ketika pembuluh darah diotak pecah dan menyababkan
perdarahan.Perdarahn diotak dapat dipicu oleh kondisi ang memengaruhi pembuluh darah
seperti hipertensi, melemahnya dinding pembuluh darah dan pengobatan dengan pengenceran
darah. Stroke hemoragik terdiri dari intraserebral dan subarachnoid.

Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga ejala
stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulajh mengapa
gajala atau tanda stroke bisa bervariasi pada tiap pengidapnya. Ada beberapa gejala stroke
diantaranya:

 Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun


 Tidak mempu mengangkat salah satu lengannya karena lemas atau amti rasa.
 Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbiacara sama sekali.
 Mual dan muntah
 Sakit kepala hebat
 Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi
 Hilngnya penglihatan secara tiba=tiba atau penglihatan ganda

Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi dan sebagian besar komplikasi
tersebut berakibat fatal.

Anda mungkin juga menyukai