RADANG OTAK
Oleh :
Nama : Rena Indar Khofifah
NIM : 2017.02.079
1. Definisi
Radang otak adalah peradangan yang terjadi pada jaringan otak yang
dapat menyebabkan gejala gangguan saraf. Gangguan saraf yang ditimbulkan
dapat berupa penurunan kesadaran, kejang atau gangguan dalam bergerak,
radang otak dapat terjadi akibat infeksi virus, bakteri atau jamur.
Umumnya, radang otak terjadi pada anak-anak, orang lanjut usia, dan mereka
yang sistem imunnya sedang lemah. Meskipun radang otak dianggap bukan
penyakit yang bisa merenggut nyawa seseorang dengan mudah, tetapi jika
dibiarkan saja, radang otak bisa menyebabkan komplikasi. Jika komplikasi
sampai terjadi, maka pengidap radang otak bisa mengidap epilepsi atau hilang
ingatan.
Ada dua tipe radang otak – primer dan sekunder. Radang otak primer,
apabila virus atau bakteri yang menginfeksi menyerang langsung otak dan
saraf tulang belakang. Tipe primer dapat muncul secara sporadis atau dalam
beberapa orang di lokasi yang sama di waktu yang sama (epidemik).
Sementara radang otak sekunder adalah kondisi di mana patogen menyerang
bagian tubuh lain terlebih dulu sebelum berpindah ke otak. Infeksi yang dapat
menyebabkan radang otak sekunder antara lain campak, influenza, gondok,
cacar, dan rubella.
2. Etiologi
2.1 Arbovirus
Istilah ini merujuk pada virus yang ditransmisikan oleh serangga. Di
seluruh dunia, ada berbagai jenis tipe radang otak arboviral yang dapat
ditransmisikan oleh nyamuk. Di antaranya: western equine, eastern equine,
St. Louis, dan LaCross. Radang otak arboviral umumnya ringan dan
banyak pasien tidak menunjukkan gejala apapun. Jarang ditemukan radang
otak arboviral yang berkembang penuh, namun jika terjadi, kondisi pasien
menjadi serius dan sering terkait dengan kerusakan saraf permanen.
2.2 Herpes Simplex Ensefalitis (HSE)
Herpes simpleks kadang dapat menyebabkan radang otak pada beberapa
orang. Kondisi ini merupakan tipe radang otak arbovarial yang paling
serius karena dapat menyebabkan disfungsi neurologis yang signifikan.
Biasanya memengaruhi anak-anak usia lanjut dan anak-anak dengan usiaa
sangat muda.
2.3 Rabies
kasus radang otak dapat disebabkan oleh rabies, virus yang ditularkan oleh
hewan tertentu termasuk anjing, rakun, dan rubah. Jika seseorang tidak
menerima perawatan segera, kondisinya bisa menyebabkan radang otak
parah, yang bisa berakibat kematian.
3. Klasifikasi
Radang Otak Primer terjadi karena virus atau pun agen penyebab penyakit
lainnya langsung menginfeksi jaringan otak, Infeksi ini bisa berpusat di
satu area saja atau meluas ke bagian otak lainnya, terkadang Radang Otak
Primer bisa disebabkan oleh aktifnya kembali jenis virus tertentu dari
penyakit sebelumnya biasanya menyerang area lobus temporal yakni
bagian otak yang mengatur fungsi memori dan berbicara.
4. Manifestasi Klinis
Sakit kepala
Kelalahan parah
Kebingungan
Mengalami halusinasi
Kejang – kejang
Mudah marah
Kehilangan kesadaran
Lumbar puntucure
Elektroensefalogram (EEG)
Tes laboratorium
Biopsi otak
6. Patofisiologi
7. Pathway
8. Komplikasi
Usia
Penyebab infeksi
Orang dengan kondisi radang otak relatif ringan biasanya bisa sembuh
dalam waktu beberapa minggu setelah pengobatan. Namun komplikasi dapat
berkembang lebih parah hingga menimbulkan kondisi seperti :
Kelelahan parah
Kelemahan otot atau kurangnya koordinasi otot
Kepribadian berubah
9. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
1.1 Identitas klien, meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor
yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat obat
herbal
d. Five Intervention
e. Family presence
Farmakologinya diberikan obat anti depresan dan untuk non farmakologi tirah
Kepala :
inspeksi : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam sedikit putih (uban)
Leher : inspeksi : simetris tidak ada lesi, tidak ada peningkatan vena
jugularis
Palpasi : nadi karotis teraba, tidak ada benjolan
Dada:
Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris,memakai alat bantu otot pernapasan,
warna kulit merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : ics 1-7 dekstra sonor, ics 1-2 sinistra sonor, ics 3-5 pekak jantung,
ics 6-7 sonor
Auskultasi : terdengar suara wheezing , terdengar suara ronkhi
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba lemah di ics V midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas atas kanan atas ics 3 parasternaline dekstra
Batas kiri atas : ics 3 parasternaline Auskultasi :
Abdomen:
Pelvis:
Inspeksi : Tidak ada jejas
Palpasi : Tidak ada krepitasi tidak ada pergerakan pelvis
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi : pasien tampak sulit menggerakan kedua tungkainya
Palpasi : akral teraba dingin dan basah
h. History
pinggang yang diikuti oleh kedua tungkai yang dirasakan tidak bertenaga
untuk berdiri. Sejak saat itu pasien mulai tidak dapat menggerakan kedua
tungkai sehingga pasien tidak dapat berdiri maupun berjalan. Selain itu
pasien juga mengeluhkkan kesulitan saat buang air besar dan buang air
tungkai tidak dapat digerakkan pasien hanya terbaring ditempat tidur dan
4. Diagnosa Keperawatan
kesadaran
Terapeutik
Gelisah
1. Berikan posisi semifowler
Tekanan Intrakranial
2. Cegah terjadinya kejang
Keterangan :
3. Pertahankan suhu tubuh normal
1. Menurun Kolaborasi :
2. Cukup menurun Pemberian Diuretik
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. meningkat
Terapiutik :
Membran mukosa kering
1. Catat intake – output dan hitung balans
Mata cekung
cairan 24 jam
Keterangan :
2. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
1. Meningkat
2. Cukup meningkat 3. Berikan cairan intravena, jika perlu
3. Sedang Kolaborasi :
3. 5. Menurun
Meringis Terapeutik :
5. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Menurun