TINJAUAN PUSTAKA
6
7
7
8
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalaminya yang ada kapan pun individu mengatakannya.Nyeri merupakan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer & Bare, 2002).
Menurut Mc Caffery dalam Potter &Perry (2006), nyeri adalah segala
sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja
seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri.
2. Penyebab Nyeri
Penyebab nyeri dapat digolongkan menjadi dua yaitu nyeri yang
berhubungan dengan fisik dan psikis. Nyeri secara fisik yaitu nyeri yang
timbul karena trauma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun
elektrik) dimana terganggunya serabut saraf reseptor nyeri, serabut saraf ini
terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan – jaringan tertentu
yang terletak lebih dalam.Sedangkan nyeri yang disebabkan oleh faktor
psikologis merupakan nyeri yang dirasakan akibat trauma psikologis dan
berpengaruh terhadap fisik.
3. Patofisioogi Nyeri
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
b. Respons Perilaku
Apabila nyeri dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, hal tersebut dapat
mengancam kesejahteraan seseorang, baik secara fisik maupun psikologis.
Beberapa pasien memilih untuk tidak mengekspresikan nyeri yang dirasakan,
karena mereka menganggap bahwa ekspresi tersebut akan membuat orang lain
merasa tidak nyaman atau merupakan salah satu tanda bahwa mereka
kehilangan kontrol terhadap diri mereka sendiri. Pasien yang memiliki
14
15
toleransi yang tinggi terhadap nyeri mampu menahan rasa nyeri tanpa bantuan
atau pertolongan dari orang lain.
Sedangkan, seseorang yang memiliki toleransi nyeri yang rendah dapat
mencari upaya untuk menghilangkan rasa nyeri sebelum nyeri terjadi. Gerakan
tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya nyeri, seperti
mengatubkan gigi-gigi, memegang tubuh yang terasa sakit, postur tubuh yang
membungkuk, dan ekspresi wajah yang meringis. Beberapa klien bahkan
menangis atau mengerang kesakitan dan biasanya terlihat gelisah atau
meminta sesuatu secara terus-menerus kepada perawat.
Hal ini menjadi penting bagi seseorang perawat untuk mengenali dan
mengamati respon yang ditunjukkan oleh pasien terutama pada pasien yang
tidak mampu atau tidak bisa melaporkan adanya rasa nyeri yang dirasakan,
contohnya pasien dengan gangguan kognitif. Bagaimanpun, kurang atau tidak
adanya ekspresi nyeri bukan berarti pasien tidak merasakan nyeri. Respons
perilaku nyeri dapat dilihat pada tabel berikut:
15
16
16
17
Cara lansia berespon terhadap nyeri berbeda dengan anak yang berusia
lebih muda. Lansia cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri
lebih lama sebelum melaporkannya atau mencari perawatan kesehatan
(Smeltzer & Bare, 2002)
b. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespons nyeri, namun beberapa kebudayaan menganggap bahwa seorang
anak laki – laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak
perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama (Potter & Perry, 2006)
c. Kebudayaan
Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa budaya dan etnisitas
berpengaruh pada bagaimana seseorang berespons terhadap nyeri. Sejak masa
kanak – kanak individu belajar dari sekitar mereka mengenai respons nyeri
yang bagaimana yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Sebagai
contoh anak dapat belajar bahwa cedera akibat olahraga tidak terlalu
menyakitkan dibanding dengan cedera akibat kecelakaan motor.
Keyakinan dan nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.
Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
Petugas kesehatan seringkali berasumsi bahwa cara yang mereka lakukan dan
apa yang mereka yakini adalah sama dengan cara dan keyakinan orang lain.
Dengan demikian mereka mencoba mengira bagaimana klien akan
berespon terhadap nyeri, misalnya apabila seorang perawat yakin bahwa
menangis dan merintih mengindikasikan suatu ketidakmampuan untuk
mentoleransi nyeri, akibatnya pemberian terapi mungkin tidak cocok untuk
pasien berkebangsaan meksiko amerika ( Potter & Perry, 2006).
d. Makna Nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri memngaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang berasaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan
secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut. Individu akan
mempersepsikan nyeri degan cara berbeda – beda, apabila nyeri tersebut
17
18
18
19
19
20
20
21
menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh
nyeri terasa paling tidak menyakitkan. (Potter & Perry, 2006).
21
22
panjang dan efek sampingnya lebih ringan dosis yang diberikan secara IV
biasanya 15-30 mg dengan absorpsi lebih cepat mencapai puncak dalam waktu
30-50 menit. Adapun beberapa tindakan penatalaksanaan nyeri
nonfarmakologis adalah sebagai berikut :
a. Stimulasidanmasasekutaneus
Salahsatupenatalaksanaannyerinonfarmakologisadalah dengan
caramenggosokkulitatumelakukan pijatanMasase,merupakansalahsatucara
yang digunakan untuk mengurangi nyeri yang merupakan stimulasi
kutaneustubuh secaraumumyangbiasanyadipusatkan padapunggungdan
bahu.Masasedapatmembuatrelaksasi otot,sehinnggaklien akanmerasa
nyaman.Masasetidakmentimulasi reseptor tidaknyeri,namunmempunyai
dampakterhadap sistemkontroldesenden(Smeltzer& Bare,2002).
b. Terapikomprespanas dan kompres dingin
Terapiinimerupakansalahsatuterapiyangcukupefektif
dalambeberapakeadaan,namun keefektifan
danmekanismekerjanyamemerlukan studi lebihlanjut.Menurutdugaan,terapi
esdan panasinimenstimulasi reseptortidaknyeri (non-nosiseptor)dalam
reseptoryangsamaseperti cedera.Terapi
esdapatmenurunkanprostaglandinyangmemperkuat sensitivitas reseptor nyeri
dan subkutan lain dengan cara menghambatsehingga dapat menurunkan
nyeri dengan mempercepat kesembuhan. (Smeltzer& Bare,2002).
c. Stimulasi sarafelektris transkutan
Penggunaanterapiinimelibatkanteknologielektronik.Stimulasisarafelektrist
ranskutan (TENS)menggunakan alatyangdijalankan dengan baterai dan
elektrodayangdipasangpadakulituntukmenghasilkan efek
kesemutan,menggetar,ataumendengungpadaarea nyeri.TENSdapat
digunakanuntuk nyeriakut ataupunnyerikronis.TENSdidugadapat
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam area sama seperti
serabutyangmentransmisikannyeri.Sebagaicontoh,TENS
digunakanpadaklienpascaoperasidisekitarlukabedah(Smeltzer &Bare,2002).
d. Teknikrelaksasi
22
23
23
24
(Smeltzer& Bare,2002).
f. Imajinasiterbimbing
Imajinasiterbimbingmerupakan
salahsatupenatalaksanaannonfarmakologisyangmemanfaatkanimajinasi
klien.Penggunaanimajinasi terbimbinginidapatdipadukan dengan
teknikrelaksasibernafas,sehingga saatklienmenghirupnafas,klien
dapatdimintauntukmembayangkanhal- halindahyangtentusajadapat membuat
klien lebihtenang.
Saat klien menghembuskan nafas, klien dapat diajak untuk
membayangkan, bahwa saatklienmenghembuskannafas,semuanyeriakanpergi
seiringdengan hembusannafas tersebut.Biasanyaklien
dimintauntukmelakukanimajinasi
terbimbingselama5menit,tigakalisehari(Smeltzer& Bare,2002).
g. Hipnosis
Hipnosisharusdilakukanolehorangyangterlatih dan
padaklienyngbersediadihipnosis.Perbedaan dalammemberisugesti
padasetiapindividuakanberbeda,sehinggakeberhasilan
hipnosisjugabergantungdarisetiapindividu(Smeltzer& Bare,2002).
h. Biofeedback
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis (misalnya, tekanan
darah dan ketegangan otot) dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap
respon tersebut. Terapi ini digunakan untuk menghasilkan keadaan yang rileks
dan sangat efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala
migren(Potter & Perry, 2006).
i. Sentuhan Terapeutik
Pendekatan ini menyatakan bahwa pada individu yang sehat, terdapat
ekuilibrium antara aliran energi didalam dan diluar tubuh. Sentuhan
terapeutik meliputi penggunaan tangan untuk secara sadar melakukan
pertukaran energi. Terdapat empat langkah dasar dalam melakukan teknik ini,
yaitu pemusatan, pengkajian, terapi, dan evaluasi. Setiap tahap umumnya
24
25
25
26
C. Konsep Relaksasi
1. Pengertian Relaksasi
Tekhnik relaksasi merupakan salah satu metode manajemen nyeri non
farmakologis. Relaksasiadalah upaya memberikan kebebasan mental dan
fisik dari ketegangan dan stress karena dapat mengubah persepsi kognitif dan
afektif. Tekhnik relaksasi ini membuat pasien dapat mengontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,stress fisik dan emosi pada saat nyeri
(Potter & Perry, 2006).
Tekhnik ini dapat dilakukan dengankepaladitopang dalamposisiberbaring
atau duduk dikursi. Halutamayang dibutuhkan dalam
pelaksanaanteknikrelaksasiadalahklien dengan posisi yang nyaman
(Posisi semi fowler),klien dengan pikiranyangberistirahat, dan
lingkunganyang tenang(Asmadi,2009).
2. Manfaat Relaksasi
Menurut Potter & Perry, (2006) manfaat relaksasi sebagai berikut :
a. Penurunan nadi, tekanan darah dan pernafasan
b. Penurunan konsumsi oksigen
c. Penurunan ketegangan otot
d. Penurunan keceptan metabolisme
e. Peningkatan kesadaran global
f. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
g. Tidak ada perubahan posisi yang volunter artinya dimana peneliti tetap
mempertahan kan kenyamanan posisi pasien.
3. Macam- macam Teknik Relaksasi
Menurut Potter & perry, (2005) macam – macam relaksasi yaitu :
a. Relaksasi nafas dalam
b. Relaksasi Progresif
c. Nafas Ritmik
d. Relaksasi autogenik
26
27
27
28
28
29
badan.
6. Letakkan bantal di bawah Mencegah tekanan pada tumit
pergelangan kaki. terlalu lama.
(Sumber Jacob & R Tarachnand, 2014)
D. Penelitian Terkait
Menurut Penelitian Fitria dkk, fitriyani, Pristahayuningtyas, dan Sari
didapatkan hasil perbandingansebelum dan sesudah relaksasi progresif dinyatakan
signifikan(thitung = 6,481 > ttabel = 2,145 atau p = 0,000 < 0,05). Dengan adanya
relaksasi progresif terjadipenurunan skala nyeri rata-rata sebesar 2,00. Sementara
untuk mengetahui kuatnya hubunganatau pengaruh antar variabel dapat
dinyatakan mempunyai pengaruh yang kuat yaitu 0,76.sehingga dapat di
simpulkan tehnik relaksasi progresif secara efektif dapat menurunkan nyeri pada
pasienpasca operasi laparatomi. Rerata nyeri yang dirasakansebelum melakukan
teknik relaksasi otot progresif adalah 14,50 dengan kategori nyeriberat, yang
kemudian turun menjadi 5,12 dengan kategori nyeri ringan dan nilai Sign
(2tailed)p = 0,000 (p<0,05). Sehinggadisimpulkan bahwa relaksasi ototprogresif
dapat menurunkan nyeri. Dari analisa data menunjukan nilai p value 0,000 ( p
value < α = 0,5) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan
mobilisasi terhadap intensitas nyeri. Pada hari ke 1 didapatkan nilai p value -
0,009 hari ke 2 di dapatkan p value 0,000 dan hari ke 3 di dapatkan p value 0,000
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri antara
kelompokeksperimen dan kelompok kontrol yang tidak melakukan ambulasi.
29
30
E. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Kerangka Teori Penelitian
Laparatomi
30
31
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain
Nyeri Sesudah
Nyeri Sebelum
pemberian
Pasca operasi
Pasca operasi posisi semi
setelah pemberian
Sebelumdiberikan fowler
posisi semi fowler
posisi semi fowler
31