NIIM : 191FI03038
BANDUNG, 2021
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringanotak.
Kasus ini bisa terjadi pada anak dan dewasa. Infeksi yang terjadi diakibatkanoleh
jamur bakteri parasit dan komplikasi yang sangat berbahaya bagi penderitanya,
misalnya: gangguan mental, paralisis, kejang, defisit neurologis fokal,
hidrosephalus serta herniasi, oleh karena itu perlu adanya penanganan yang serius
terhadap kasus ini.
2. Permasalahan
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II (KMB II).
2. Tujuan Khusus
4. Manfaat
KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Abses otak (AO) adalah suatu proses infeksi yang melibatkan parenkim otak;
terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan oleh
penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan atau melaui sistem vaskular.
Timbunan abses pada daerah otak mempunyai daerah spesifik, pada daerah
cerebrum 75% dan cerebellum 25%.
2. Etiologi
1. Bakteri
2. Jamur
3. Parasit
3. Patofisiologi
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi leukosit
atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau
minggu dari fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus.
Kemudian terjadi ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh
otak dan bisa timbul meningitis.
AO dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di sekitar
otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara langsung seperti
trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh penyebaran
hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada pertemuan
substansia alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya berlokasi
pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu.
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala awal dan umum dari abses otak adalah nyeri kepala, IM menurun
kesadaran mungkin dpat terjadi, kaku kuduk, kejang, defisit motorik, adanya
tandatanda peningkatan tekanan intrakranial. Tanda dan gejala lain tergantung dari
lokasi abses.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diganostik yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus abses
otak, yaitu:
6. Penatalaksanaan
2. Pembedahan
3. Pengobatan
c. Anticonvulsants: Oilantin.
7. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pada pasien dengan abses otak adalah:
Gangguan mental
Paralisis,
Kejang
Defisit neurologis fokal
Herniasi
Hidrosepalus
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. usia,
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Alamat
e. Pekerjaan
f. Agama
g. Suku bangsa
h. Reran keluarga
i. Penampilan sebelum sakit
j. Mekanisme koping
k. Tempat tinggal yang kumuh
4. Riwayat penyakit dahulu: pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis
media, mastoiditis) atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis,abses
paru,empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit.
5. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Nyeri kepala
c. Nystagmus
d. Ptosis
e. Gangguan pendengaran dan penglihatan
f. Peningkatan sushu tubuh
g. Paralisis/kelemahan otot
h. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
i. Kaku kuduk
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :malaise
Tanda :ataksia,masalah berjalan kelumpuhan gerakan involunter
b. sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda: TD meningkat,nadi menurun (berhubungan peningkatan TIK dan
pengaruh pada vasomotor).
c. Eliminasi
Tanda: adanya inkontensia dan/atau retensi
Gejala: kehilangan nafsu makan,disfagia (pada periode akut).
d.Nutrisi
tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering
e. Higiene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri
f. Neurosensori
Gejala :sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan
Tanda :penurunan status mental dan kesadaran, kehilangan memori
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan
Tanda :tampak terus terjaga
h. Keamanan
Gejala :adanya riwayat ISPA :mastoiditis, telinga tengah,abses gigi,infeksi
pelvis, abdomen atau kulit
Tanda :suhu meningkat, diaforesis, menggigil, kelemahan secara umum
tonus otot flaksid atau spastik
2. Diagnosis
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan abses otak, yaitu:
Data objektif
a. Perubahan kesadaran
b. Perubahan tanda vital
c. Perubahan pola napas, bradikardia
d. Nyeri kepala
e. Muntah
f. Kelemahan motorik
g. Kerusakan pada Nervus kranial III, IV, VI, VII, VIII
h. Refleks patologis
i. Perubahan nilai ACD
j. Hasil pemeriksaan CT scan adanya edema serebri, abses
Ditandai dengan:
6. Perubahan nutrisi
Data Subjektif : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah. Data
Objektif (DO):
a. Pasien tidak menghabiskan makanan yang telah disediakan
b. Diet makan
c. Penurunan BB
d. Adanya tanda-tanda kekurangan nutrisi: anemis, cepat lelah.
e. Hb dan Albumin kurang dari normal
f. Tekanan darah kurang dari normal.
6. Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala, kaku kuduk, iritasi
meningeal. Ditandai dengan:
Data Subjektif (DS):
Pasien menguluh nyeri kepala, kaku pada leher dan merasa tidak nyaman.
Data Objektif (DO):
a. Ekspresi wajah menunjukkan rasa nyeri
b. Kaku kuduk positif
3. Intervensi
Intervensi yang direncanakan pada klien dengan abses otak, yaitu:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan,
peningkatan tekanan intra kranial (TIK) Kriteria hasil:
a. Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi
b. Tanda vital dalam batas normal
c. Tidak terjadi defisit neurologi Intervensi:
a. Monitor status neurologi setiap 2 jam: tingkat kesadaran, pupil, refleks,
kemampuan motorik, nyri kepala, kaku kuduk.
R/ : Tanda dari iritasi meningeal terjadi akibat peradangan dan mengakibatkan
peningkatan TIK.
b. Monitor tanda vital dan temperatur setiap 2 jam.
R/ : perubahan tekanan nadi dan bradikardia indikasi herniasi otak dan
peningkatan TIK.
c. Kurangi aktivitas yang dapat menimbulkan peningkatan TIK: batuk,
mengedan, muntah, menahan napas.
R/ : Menhindari peningktan TIK.
d. Berikan waktu istirahat yang cukup dan kurangi stimulus lingkungan. R/ :
mengurangi peningkatan TIK.
e. Tinggikan posisi kepala 30-40o pertahankan kepala pada posisi neutral,
hindari fleksi leher.
R/ : Memfasilitasi kelancaran aliran darah vena.
f. Kolaborasi dalam pemberian diuretik osmotik, steroid, oksigen, antibiotik.
R/ : Mengurangi edema serebral, memenuhi kebutuhan oksigenasi,
menghilangkan faktor penyebab.
Intervensi:
a. Monitor suhu setiap 2 jam. R/ : Mengetahui suhu tubuh.
b. Monitor tanda vital.
R/ : Efek dari peningkatan suhu adalah perubahan nadi, pernapasan dan
tekanan darah.
c. Monitor tanda-tanda dehidrasi.
e. Berikan minum yang cukup 2000 cc/hari. R/ : Mencegah dehidrasi.
f. Lakukan kompres dingin dan hangat.
R/ : Mengurangi suhu tubuh melalui proses konduksi. g. Monitor tanda-tanda
kejang.
R/ : Suhu tubuh yang panas berisiko terjadi kejang.
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan intervensi
pada pasien abses otak, yaitu:
1.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan,
peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
Implementasi:
a Memonitor status neurologi setiap 2 jam: tingkat kesadaran, pupil, refleks,
kemampuan motorik, nyri kepala, kaku kuduk.
b Memonitor tanda vital dan temperatur setiap 2 jam.
c. Mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan peningkatan TIK: batuk,
mengedan, muntah, menahan napas.
d. Memberikan waktu istirahat yang cukup dan kurangi stimulus lingkungan.
e. Meninggikan posisi kepala 30-40o pertahankan kepala pada posisi neutral,
hindari
f. kolaborasi dalam pemberian diuretik osmotik, steroid, oksigen, antibiotik.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan implementasi dari intervensi
yang direncanakan, yaitu:
1. Mencapai perubahan tingkat kesadaran dan orientasi yang meningkat.
a. Menunjukkan peningkatan kesadaran
b. Pandangan bagus
c. Menurunnya kelemahan motorik
d.Tanda vital dalam batas normal
e. Menunjukkan tidak terjadinya defisit neurologi
f. Menunjukkan tidak adanya refleks patologis.
Kesimpulan
Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringan
otak. Kasus ini bisa terjadi pada anak dan dewasa. Infeksi yang terjadi
diakibatkan oleh jamur, bakteri, parasit dan komplikasi lain, misalnya otitis
media dan mastoiditis. Pada pasien yang mengalami abses otak akan rentan
terhadap komplikasi- komplikasi yang sangat berbahaya bagi penderitanya,
misalnya: gangguan mental, paralisis, kejang, defisit neurologis fokal,
hidrosephalus serta herniasi. Kasus ini dapat menyebabkan masalah
keperawatan, seperti: perubahan perfusi jaringan serebral, resiko injuri,
kerusakan mobilitas fisik, hipertermia, ketidakseimbangan cairan, nutrisi
kurang dari kebutuhan serta nyeri.