I. LANDASAN TEORI
A. Definisi
SOL merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial
khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak
seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intra kranial. ( Long, C
1996 ; 130 )
Abses Otak adalah suatu proses yang melibatkan parenkim otak terutama disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari focus yg berdekatan oleh penyebaran infeksi melalui vascular.
Tumor Otak adalah proses pertumbuhan termasuk benigna dan maligna yang mengenai
otak dan sumsum tulang belakang ( Bullock, 1996 ).
Timbunan abses pada daerah otak mempunyai daerah spesifik, pada daerah cerebrum 75%
dan cerebellum 25%.(long,1996;193)
B. ETIOLOGI
Mikroorganisme.
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada AO, yaitu bakteri, jamur dan
parasit.
a) Bakteri : Staphylococcus aureus, Streptococcus anaerob, Streptococcus beta
hemolyticus, Streptococcus alpha hemolyticus, E. coli dan Baeteroides.
Staphylococcus biasanya berkembang dari perjalanan otitis media atau fraktur
kranii. Streptococcus aerob dan anaerob Haemophilus influenzae. berasal dari
sinus paranasalis, Streptococcus dan Pneumococcus sering merupakan komplikasi
infeksi paru. Abses pada penderita jantung bawaan sianotik umumnya oleh
Streptococcus anaerob.
b) Jamur : Nocardia asteroides, Cladosporium trichoides dan spesies Candida dan
Aspergillus.
c) Parasit : Entamuba histolitica >> hematogen.
d) Komplikasi dari infeksi telinga (otitis media, mastoiditis )hampir setengah dari
jumlah penyebab abses otak serta Komplikasi infeksi lainnya seperti ; paru-paru
(bronkiektaksis,abses paru,empiema )jantung ( endokarditis ), organ pelvis, gigi
dan kulit.(long,1996;193)
Malignansi : Metastase >> glioma, meningoma, adeonoma pituatari, & neuroma
akustik (95%)
tumor primer ( 0% ), Tumor otak ( 30 %), Tumor multiple (50%)
Faktor resiko
Faktor Resiko, tumor otak dapat terjadi pada setiap kelompok Ras, insiden
meningkat seiring dengan pertambahan usia terutama pada dekade kelima, keenam
dan ketujuh .faktor resiko akan meningkat pada orang yang terpajan zat kimia
tertentu ( Okrionitil, tinta, pelarut, minyak pelumas ), namun hal tersebut belum bisa
dipastikan.Pengaruh genetik berperan serta dalam tibulnya tumor, penyakit sklerosis
TB dan penyakit neurofibomatosis.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala :
1) Nyeri kepala :Merupakan keluhan utama pada kira-kira 20% kasus. Dapat dirasakan
selama perjalanan penyakitnya, dapat umum atau terlokalisir pada daerah yang
berlainan. Sifat nyerinya digambarkan sebagai nyeri berdenyut atau dirasakan sebagai
rasa penuh di kepala dan seolah-olah kepala mau "meledak". Timbulnya dimulai pagi
hari, dikaitkan oleh karena kenaikan kadar CO2 selama tidur. Adanya CO2 ini
menyebabkan aliran darah serebral meningkat serta kongesti dari sistema vena serebral.
Ini mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat.
2) Muntah : Muntah tidak berhubungan dengan lokalisasi tumor, sering timbul pada pagi
hari. Sifat muntah adalah khas, yaitu proyektil atau muncrat dan tidak didahului rasa
mual.
3) Kejang : Kejang dapat merupakan manifestasi pertama tumor otak pada 15% kasus.
Dikatakan, bahwa apabila terjadi kejang fokal pada orang berumur di bawah 50 tahun,
harus dipikirkan adanya tumor otak, selama penyebab lain belum ditemukan.
4) Gangguan mental : Gejala gangguan mental tidak perlu dihubungkan dengan lokalisasi
tumor, walaupun beberapa sarjana menyatakan bahwa gejala ini sering dijumpai pada
tumor lobus frontalis dan temporalis. Juga dikatakan bahwa menigioma merupakan
tumor yang sering menimbulkan gangguan mental. Gejalanya sangat tidak spesifik.
Dapat berupa apatis, demensia, gangguan memori, gangguan intelegensi, gangguan
tingkah laku, halusinasi sampai seperti psikosis.
5) Pembesaran kepala : Keadaan ini hanya terjadi pada anak-anak, dimana suturanya
belum menutup. Dengan meningkatnya tekanan intrakranial, sutura akan melebar dan
fontanella anterior menjadi menonjol. Pada beberapa anak sering terlihat
pembendungan vena didaerah skalp dan adanya eksoftalmos. Pada perkusi terdengar
suara yang khas, disebut crack pot signs (bunyi gendi yang rengat).
6) Papil edema : Papil edema dapat terjadi oleh karena tekanan intrakranial yang
meningkat atau akibat langsung dari tekanan tumor pada N II. Derajat papil edema
tidak sebanding dengan besarnya tumor dan tidak sama antara mata satu dan lainnya.
Bila tekanan intrakranial meningkat dengan cepat, akan terjadi pembendungan vena-
vena N. Optikus dan diskus optikus menjadi pucat serta membengkak. Sering disertai
perdarahan-perdarahan disekitar fundus okuli. Pada papil edema yang kronis dapat
menyebabkan gliosis N. Optikus dan akhirnya N. Optikus mengalami atrofi sekunder
dengan akibat kebutaan.
7) Ataksia : Gangguan Keseimbangan.
8) Perubahan status Mental (gangg.Konsentrasi, cepat lupa, gangg kepribadian, perubahan
Mood, berkurangnya inisiatif.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Terapi antibiotik. Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas. Antibiotik
yang dipakai ;Penicilin, chlorampenicol (chloramyetin) dan nafacillen (unipen). Bila
telah diketahui bakteri anaerob, metrodiazelo (flagyl) juga dipakai.
2) Surgery ; aspirasi atau eksisi lengkap untuk evaluasi abses.
3) Untuk tumor primer jika memungkinkan dilakukan eksisi sempurna namun
umumnya sulit dilakukan sehingga dilakukan radioterapi dan kemoterapi, pada
tumor metastase dilakukan perawatan paliatif
4) Hematom membutuhkan evakuasi
5) Lesi infeksi membutuhkan evakuasi dan terapi antibiotik
6) Pemberian deksametason dapat menurunkan edema sebral.
7) Pemberian Manitol untuk menurunkan peningkatan TIK
8) Pemberian antikonvulsan sesuai gejala yg timbul
F. KOMPLIKASI
Komplikasi meliputi :
Retardasi mental
Epilepsy
Kelainan neurologik fokal yang lebih berat.
Komplikasi ini terjadi bila AO tidak sembuh sempurna.
G. G. WOC (terlampir)