ABSES SEREBRI
Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Juliamor Sinulingga, Sp.Rad
2
Gambar 2. Lobus dan Sulcus pada
Cerebrum
3
II. DEFINISI
4
III. EPIDEMIOLOGI
Insidensi abses serebri di Indonesia belum ada data
pasti, namun Amerika Serikat dilaporkan sekitar 1500-2500
kasus abses serebri per tahun. Kasus abses otak lebih
banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita dengan
perbandingan 2:1 - 3:1, dan rata-rata umur penderita
berusia 20 - 50 tahun.
5
IV. ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
ETIOLOGI
Abses otak dapat terjadi karena adanya infeksi yang
berdekatan dengan otak ataupun sumber infeksi di tempat
lain yang menyebar secara hematogen. Selain itu, infeksi
dapat terjadi karena adanya trauma tajam kepala dan
prosedural bedah saraf. Banyak agen infeksius yang telah
dilaporkan menjadi penyebab abses otak diantaranya :
- Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan abses otak
adalah Streptococcus (aerob, anaerob, dan mikroaerophili)
yang ditemukan hingga pada 70% kasus.
6
IV. ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
- Fungi
Candida merupakan jamur yang paling sering
menyebabkan abses otak berupa mikroabses,
makroabses dan difusi nodul glial.
- Parasit
Abses otak juga dapat disebabkan oleh parasit walaupun
jarang terjadi. Beberapa parasit yang diketahui menjadi
penyebab abses otak ialah protozoa dan helminthes seperti
Trypanosoma cruzi, Taenia solium, Entamoeba histolytica.
Protozoa penyebab infeksi otak yang terpenting adalah
Toxoplasma gondii yang bisa terlihat terutama pada
penderita HIV
7
IV. ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO
Seseorang berisiko menderita abses otak jika memiliki
kelainan paru seperti infeksi, fistula arterivenosa, sinusits
kronis atau otitis media, dan penyakit imunokompromais
seperti HIV/AIDS. Penyakit jantung bawaan sianotik juga
meningkatkan risiko terjadinya abses otak pada anak-anak .
8
V. PATOFISIOLOGI
Abses yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat
pada setiap bagian otak, sedangkan yang
perkontinuitatum biasanya berlokasi pada daerah dekat
permukaan otak pada lobus tertentu.
9
VI. MANIFESTASI KLINIS
Ada stadium awal gambaran klinik abses otak tidak
khas, terdapat gejala-gejala infeksi seperti demam,
malaise, anoreksia dan gejala-gejala peninggian tekanan
intracranial berupa muntah, sakit kepala dan kejang
umum atau fokal, penglihatan kabur dan akhirnya
kesadaran menurun.
10
VII. DIGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
A. Anamnesis
B. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan Laboratorium
D. Pemeriksaan Penunjang
- Pungsi Lumbal
- CT-Scan
- MRI
- EEG
11
CT SCAN
12
Fase Late Cerebritis
13
Early Capsule Formation
14
Fase Late Capsule Formastion
15
MRI Abses Otak
16
VIII. DIAGNOSA BANDING
1. Tumor Otak
Primer,Metastase
Tumor
2. Glioblastoma
3. Infark Serebri
4. Tuberkuloma
17
VII. TERAPI
• Dasar pengobatan : mengurangi efek massa dan
menghilangkan kuman penyebabnya
18
VII. TERAPI
• Pada abses multipel namun besar : aspirasi tetap
dilakukan untuk menentukan jenis mikroorganisme dan
uji resistensi
19
VIII. KOMPLIKASI
Abses otak menyebabkan kecacatan bahkan kematian
Adapun komplikasinya adalah :
1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel
atau ruang subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang
menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa abses otak.
20
XI. PROGNOSIS
Sebelum ditemukan CT scan angka kematian mencapai
40%-60%. Saat ini, angka kematian yakni 0-10% karena
adanya peningkatan cara diagnosis dan penilaian evaluasi
abses otak dengan CT scan atau MRI. Angka kematian telah
berkurang namun kondisi defisit neurologis yang permanen
tetap terjadi pada 45% kasus abses otak. Kejang umum terjadi
pada 27% kasus dan hemiparises pada 29% kasus.
Prognosis abses otak disesuaikan dengan fungsi neurologis
yang buruk, adanya ruptur intraventrikel oleh abses otak dan
hampir 100% kematian terjadi pada abses otak yang
diakibatkan oleh jamur pada pasien transplantasi dengan
kondisi immunokompromais.
21
Thanks!
22