ABSES SEREBRI
Disusun Oleh:
B. KLASIFIKASI
C. ETIOLOGI
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi
leukosit atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau
minggu dari fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus.
Kemudian terjadi ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh otak
dan bisa timbul meningitis.Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran
perkontinuitatum dari fokus infeksi di sekitar otak maupun secara hematogen dari
tempat yang jauh, atau secara langsung seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi.
Abses yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi
paling sering pada pertemuan substansia alba dan grisea; sedangkan yang
perkontinuitatum biasanya berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus
tertentu.
Abses otak bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan
pada penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan
menyebabkan darah sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia.
Polisitemia ini memudahkan terjadinya trombo-emboli. Umumnya lokasi abses pada
tempat yang sebelumnya telah mengalami infark akibat trombosis; tempat ini menjadi
rentan terhadap bakteremi atau radang ringan. Karena adanya shunt kanan ke kin
maka bakteremi yang biasanya dibersihkan oleh paru-paru sekarang masuk langsung
ke dalam sirkulasi sistemik yang kemudian ke daerah infark. Biasanya terjadi pada
umur lebih dari 2 tahun. Dua pertiga abses otak adalah soliter, hanya sepertiga abses
otak adalah multipel. Pada tahap awal Abses otak terjadi reaksi radang yang difus
pada jaringan otak dengan infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan kongesti
jaringan otak, kadang-kadang disertai bintik perdarahan. Setelah beberapa hari sampai
beberapa minggu terjadi nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk
suatu rongga abses. Astroglia, fibroblas dan makrofag mengelilingi jaringan yang
nekrotik. Mula-mula abses tidak berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan fibrosis
yang progresif terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris. Tebal kapsul antara
beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Abses dalam kapsul substansia alba
dapat makin membesar dan meluas ke arah ventrikel sehingga bila terjadi ruptur,
dapat menimbulkan meningitis.
Tanda dan gejala awal dan umum dari abses otak adalah nyeri kepala, IM
menurun kesadaran mungkin dpat terjadi, kaku kuduk, kejang, defisit motorik,
adanya tandatanda peningkatan tekanan intrakranial. Tanda dan gejala
lain tergantung dari lokasi abses. ( Elizabeth J,2009).
F. KOMPLIKASI
Abses otak menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Adapun komplikasinya
adalah:
1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau ruang subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa Abses otak
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diganostik yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus abses
otak, yaitu:
1. X-ray tengkorak, sinus, mastoid, paru-paru: terdapat proses suppurative.
2. CT scan: adanya lokasi abses dan ventrikel terjadi perubahan ukuran.
3. MRI: sama halnya dengan CT scan yaitu adanya lokasi abses dan ventrikel
terjadi perubahan ukuran.
4. Biopsi otak: mengetahui jenis kuman patogen.
5. Lumbal Pungsi: meningkatnya sel darah putih, glukosa normal, protein meningkat
(kontraindikasi pada kemungkinan terjadi herniasi karena peningkatan TIK).
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksaan Umum
a. Support nutrisi: tinggi kalori dan tinggi
protein. b. Terapi peningktan TIK
c. Support fungsi tanda
vital d. fisioterapi
2. Pembedahan
3. Pengobatan
a. Antibiotik: Penicillin G, Chlorampenicol, Nafcillin,
Matronidazole. b. Glococorticosteroid: Dexamethasone
c. Anticonvulsants: Oilantin.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan orak bd. peradangan dan edema pada otak dan
selaput otak
2. Resiko tinggi cedera bd. kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat
kesadaran.
3. Nyeri bd. iritasi selaput dan jaringan otak
J. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1. Perubahan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda
vitaldan
jaringan orak bd. keperawatan selama 3x24 jam, neurologis
peradangan dan edema masalah teratasi setiap5-30 menit.
pada otak dan selaput dengan criteria hasil:
1. perfusi 2. Hindari posisi
otak
jaringanota tungkai di tekuk
k
meningkat 3. Tinggikan
2. Tingkat kesadaran sedikit kepala
meningkat secara hati-hati,
cegak gerakan
menjadi sadar, secara tiba-tiba,
disorientasi (-), hindari fleksi
konsentrasi baik leher
3. perfusi jaringandan
oksigenasi baik 4. Evaluasi selama
4. TTV dalam batas normal masa
penyembuhan
terhadap
gangguan
motoric, sensorik
dan intelektual
5. Kolaborasi
:Pemberian
steroid osmotic
4. Kolaborasi
Pemberian
anti
konvulsan,
sedative