Disusun oleh :
Aang Sopyan, S.Kep
JNR0190001
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Klasifikasi
1. Gangguan iskemik
2. Gangguan metabolik
3. Intoksikasi
4. Infeksi sistemis
5. Hipertermia
6. Epilepsi
b. Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal tapi disertai kaku kuduk
1. Perdarahan subarakhnoid
1. Tumor otak
2. Perdarahan otak
3. Infark otak
4. Abses otak
3. Etiologi
Tes darah biasanya abnormal, lesi otak unilateral tidak menyebabkan stupor
dan koma. Jika tidak ada kompresi ke sisi kontralateral batang otak lesi setempat
pada otak menimbulkan koma karena terputusnya ARAS. Sedangkan koma pada
gangguan metabolik terjadi karena pengaruh difus terhadap ARAS dan korteks
serebri. (Tucker, 1998)
1. Koma supratentorial
b. Herniasitranstentorial/ sentral
Herniasitranstentorial atau sentral adalah hasil akhir dari proses
desak ruang rostrokaudal dari kedua hemisfer serebri dan nuklibasalis;
secara berurutan menekan disensefalon, mesensefalon, pons dan
medullaoblongata melalui celah tentorium.
c. Herniasiunkus
2. Koma infratentorial
1) Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau/ serta
merusak pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat iskemi,
perdarahan dan nekrosis. Misalnya pada stroke, tumor, cedera kepala dan
sebagainya.
4. Patofisiologi
Gangguan ARAS :
Tumor otak, abses, perdarahan intraserebral, subarachnoid,
epidural,subepidural, trauma kepala denganl esifokal.
c. Sel neuron korteks tak dapat digalakkan. Lesi massa ini dapat menekan
batang otak ®menekan ARAS® penurunan kesadaran
5. Manifestasi Klinis
d. Muntah proyektil
e. Papil edema
f. Asimetris pupil
h. Demam
i. Gelisah
j. Kejang
6. Komplikasi
1. Edema otak
2. Gagal ginjal
4. Hipoksia
Sering terjadi karena edema paru atau radang paru akibat peningkatan
permeabilitas pembuluh darah kapiler di jaringan intersisial atau alveoli.
8. Gangguan sirkulasi
Pada tahap akhir dapat terjadi hipotensi, bradikardi maupun henti jantung.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium darah
b. CT Scan
d. SPECT ( SinglePhotonEmissionComputedTomography )
e. MRI
f. Angiografi serebral
g. Ekoensefalography
h. EEG ( elektroensefalography )
i. MG ( Elektromiography )
Untuk membedakan kelemahan akibat neuropati maupun akibat
penyakit lain.
8. Penatalaksanaan
Umum
c. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang infus sesuai
dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel darah.
Khusus
Pada herniasi
b. Berikan manitol 20% dengan dosis 1-2 gr/ kgbb atau 100 gr iv. Selama 10-20
menit kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 gr/kgbb atau 25 gr setiap 6 jam.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian rimer
a. Airway
5) Gelisah
6) Sianosis
7) Kejang
b. Breathing
2) Sianosis
3) Takipnu
4) Dispnea
5) Hipoksia
c. Circulation
1) Hipotensi / hipertensi
2) Takipnu
3) Hipotermi
4) Pucat
5) Ekstremitas dingin
6) Penurunan capillaryrefill
8) Nyeri
2. Pengkajian Sekunder
1) Penyakit stroke
2) Infeksi otak
3) DM
5) Tumor otak
6) Intoksiaksi insektisida
7) Trauma kepala
8) Epilepsi dll.
b. Pemeriksaan fisik
Ø Data Subyektif:
§ kelemahan
§ mudah lelah
§ kesulitan istirahat
Ø Data obyektif:
§ gangguan penglihatan
2) Sirkulasi
Ø Data Subyektif:
§ Polisitemia.
Ø Data obyektif :
§ Hipertensi arterial
§ Disritmia
§ Perubahan EKG
3) Eliminasi
Ø Data Subyektif:
§ Anuria
Ø Data obyektif
4) Makan/ minum
Ø Data Subyektif:
§ Nausea
§ Disfagia
Ø Data obyektif:
5) Sensori neural
Ø </sp