CVA BLEEDING
A. Definisi
Cerebro vascular accident (CVA) atau stroke didefinisikan sebagai sebuah
sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala Neurologis klinis vocal dan
atau global yang berkembang dengan cepat. (Kapita Selekta, 2016).
Cerebro vascular accident (CVA) adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi saraf otak (Sudoyo Aru). Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik
untuk menjelaskan infark serebrum. (Nanda, 2015).
Istilah stroke atau penyakit penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Istilah stroke biasanya digunakan
secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum. Istilah yang lebih lama dan
masih sering digunakan adalah Cerebrovascular accident (CVA). (Wilson and Price,
2006).
B. Klasifikasi
Menurut Sabiston, 2010. Klasifikasi Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Stroke Iskemik
Stroke iskemik bisa terjadi akibat satu dari dua mekanisme patogenik:
- Trombosis serebri
Menunjukkan oklusi trombotik arteria karotis atau vertebralis atau
cabangnya, biasanya karena aterosklerosis yang mendasari. Proses ini
sering timbul selama tidur dan bisa menyebabkan stroke mendadak dan
lengkap. Sebagai alternatif, deficit bisa timbul progresif dalam beberapa
jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari.
- Embolisme serebri.
Terjadi akibat oklusi arteria karotis atau vertebralis atau cabangnya oleh
thrombus atau emolisasi materi lain dari sumber proksimal, seperti
bifurkasio arteria karotis atau jantung.
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan otak, yang sering menyertai
hipertensi dengan akibat nekrosis pembuluh darah kecil fokal, terutama arteri
dalam kapsula interna. Mula timbulnya sering bertingkat dengan dengan deficit
neurologi yang meningkat progresif, yang bisa timbul selama masa aktivitas.
Deficit neurologi progresif bisa berakhir dalam koma yang dalam dan
prognosisnya buruk, sering dengan hasil yang fatal.
Menurut Nanda, 2015. Klasifikasi stroke dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Stroke Iskemik
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau keseluruhan terhennti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke
iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Stroke Trombotik
Proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
- Stroke Embolik
Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
- Hipoperfusion Sistemik
Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemoragik
Adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir
70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
- Hemoragik Intraserebal
Pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
- Hemoragik Subaraknoid
Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Menurut Wilson and Price, 2006. Klasifikasi stroke dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Stroke Iskemik
Terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada
sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (Trombus) yang
terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh atau organ distal. Pada
thrombus vascular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin terbentuk
didalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem arteri
ke otak sebagai suatu embolus. Subtipe stroke iskemik terdapat 4 jenis, yaitu:
- Stroke Lakunar
Infark lakunar terjadi karena penyakit pembuluh-halus hipersensitif dan
menyebabkan sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam
atau kadang-kadang lebih lama.
- Stroke Trombotik Pembuluh darah
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relative
mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini sering
berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan penyempitan
atau stenosis di arteria karotis interna atau, yang lebih jarang, di pangkal
arteria serebri media atau di taut arteria vertebralis dan basilaris.
- Stroke Embolik
Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung (stroke
kardioembolik). Stroke yang terjadi akibat embolus biasanya
menimbulkan deficit neurologic mendadak dengan efek maksimum sejak
awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas.
Thrombus embolik ini sering tersangkut di bagian pembuluh yang
mengalami stenosis.
- Stroke Kriptogenik
Oklusi mendadak pembuluh intrakardium besar tanpa penyebab yang
jelas. Kelainan ini disebut stroke kriptogenik karena sumbernya
“tersembunyi”.
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
stroke, dapat terjadi apabila lesi vascular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan kedalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
jaringan otak. Subtipe stroke hemoragik dibagi menjadi 2, yaitu:
- Perdarahan Intraserebrum (parenkimatosa) hipersensitif
Paling sering terjadi akibat cedera vascular yang dipicu oleh hipertensi
dan rupture salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke
dalam jaringan otak.
- Perdarahan Subaraknoid
PSA memiliki dua kausa utama: rupture suatu aneurisma vascular dan
trauma kepala.
C. Etiologi
Penyebab CVA (Cerebro Vaskuler Accident) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Trombosis serebri.
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral atau penyebab
utama thrombosis serebral adalah penyebab paling umum dari stroke.
Thrombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang telah
dibuktikan oleh ahli patologi. Biasanya pada kaitanya dengan kerusakan lokal
dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis (Smeltzer, 2005).
2) Emboli selebri
Embolisme selebri termasuk urutan kedua dari berbagi penyebab utama
stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda dibandingkan dengan
penderita thrombosis. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu thrombus
dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan
perwujudan penyakit jantung (Price, 2005).
3) Hemoragik
Hemoragik dapat terjadi diluar durameter (hemoragik ekstra dural atau
epidural) di bawah durameter (hemoragik subdural), diruang sub arachnoid
(hemoragik subarachnoid) atau dalam substansial otak (hemoragik intra
serebral) (Price, 2005).
Faktor resiko penyebab CVA, Menurut Wilson and Price, 2006:
a) Faktor resiko demografik = usia lanjut, ras dan etnis, dan riwayat stroke
dalam keluarga
b) Faktor resiko yang memodifikasi = fibrilasi atrium, diabetes mellitus,
hipertensi, apnea tidur, kecanduan alcohol dan merokok
c) Obesitas
d) Hipertensi kronik
e) Meningkatnya kadar Homosistein
a) Genetik
b) Riwayat penyakit Kardiovaskuler
c) Hipertensi
d) Merokok
e) Fibrilasi atrium
f) Dislipidemia
g) Pasien dalam terapi sulih hormone
h) Obesitas
i) Kondisi inflamasi dan infeksi
j) Kondisi hiperkoaguabilitas, merokok dan hiperlipidemia
D. Patofisiologi
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam
arteri-arteri yang membentuk sirkulus willisi: arteria karotis interna dan sistem
vertebrobasiliar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah
ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau
kematian jaringan. Perlu diingatkan bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu
menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut.
Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke
daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai
proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya
dapat berupa (1) Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada
arterosklerosis dan thrombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan; (2)
berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi
yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau (4) rupture vascular
di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Nanda, 2015:
- Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
- Tiba-tiba hilang rasa peka
- Bicara cedel atau pelo
- Gangguan bicara dan bahasa
- Gangguan penglihatan
- Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
- Gangguan daya ingat
- Nyeri kepala hebat
- Vertigo
- Kesadaran menurun
- Proses kencing terganggu
- Gangguan fungsi otak
Hemoragik Iskemik
Sakit kepala Oedem
Penurunan kesadaran Kelemahan/kelumpuhan di separuh badan
Perubahan kemampuan gerak Hilangnya rasa peka
ekstremitas
Perubahan TTV Gangguan daya ingat
Keluhan kepala pusing Mulut mencong
Kelumpuhan Nyeri kepala
Deficit kognitif dan Bahasa Vertigo
Pelo/disartria Berbicara pelo
Kerusakan nervus kranialis Gangguan fungsi otak
Inkontenensia alvi & uri Proses kencing terganggu
F. Pemeriksaan Diagnostik
- Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secra spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari
pendarahan seperti aneurisme atau malformasi vaskuler .
- Lumbal Pungsi, CT scan, EEG, Magnetik Imaging resonance (MRI)
- USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis)
- Elektrokardiografi
- Laboratorium (Kimia Darah, fungsi ginjal, Hematologi, Hemostasis, gula
darah, urinalisis, analisis Gas darah, dan elektrolit)
- Foto Thorax, untuk melihat adanya gambaran kardiomegali sebagai penanda
adanya hipertensi untuk faktor resiko stroke.
- CT Scan atau MRI: Gambaran hipodens atau hipointens didapatkan pada
stroke iskemik dan hiperdens dan hiperintens pada stroke hemoragik pada
T1W1
- Transcranial Doppler (TCD) dan Doppler karotis, antara lain untuk melihat
adanya penyumbatan dan patensi pembuluh darah sebagai resiko stroke.
- Analisis cairan serebrospinal jika diperlukan.
G. Komplikasi
Komplikasi CVA (Cerebro Vaskuler Accident) (Putri, 2013)
1. Berhubungan dengan immobilisasi pada stroke
a. Infeksi pernafasan
b. Nyeri yang berhubungan dengan daerah yang tertekan
c. Konstipasi
d. Tromboflebitis
2. Berhubungan dengan mobilisasi
a. Nyeri pada daerah punggung
b. Dislokasi sendi
c. Berhubungan dengan kerusakan otak
d. Epilepsi
e. Sakit kepala
f. Kraniotomi
g. Hidrosifalus
H. Penatalaksanaan Medis
Perawatan di rumah