TINJAUAN PUSTAKA
praktik secara mandiri. Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kebidanan kepada
pasien baik secara individu maupun keluarga, dimana pelayanan yang diberikan
bidan. Bidan memiliki peran utama bagi masyarakat khususnya dalam hal
kesejahteraan ibu dan anak. Dengan demikian, pelayanan yang diberikan juga harus
kesehatan kepada seluruh perempuan pada masa kehamilan, melahirkan, dan nifas,
melalui pelaksanaan JKN. Hal ini dilaksanakan dengan harapan untuk mempercepat
penurunan AKI dan AKB. JKN merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah
dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat termasuk masyarakat miskin.
dalam program JKN. Hal ini juga didasari oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
7
8
Kesehatan. JKN secara resmi dilaksanakan sebagai salah satu upaya penurunan AKI
dan AKB di Indonesia sejak 1 Januari 2014 (Women Research Institute, 2015).
secara langsung kepada masyarakat dan merupakan perantara untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Salah satunya adalah bidan. Bidan merupakan perantara penting
demi tercapainya penurunan AKI dan AKB. Bidan sebagai pelaksana pelayanan yang
akan secara langsung memberikan pelayanan terkait kebidanan bagi individu maupun
keluarga. Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan oleh bidan berupa pelayanan yang
yang dimunculkan pada awal tahun 2014 dengan harapan agar masyarakat dapat
mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu serta komprehensif yang terdiri dari
2015).
Penerapan JKN tahun 2014 bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB,
secara merata melalui jaminan persalinan dalam JKN menjadi penting. Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan terdiri dari pelayanan pemeriksaan kehamilan
atau Antenatal Care (ANC), Persalinan, Pemeriksaan bayi baru lahir, pemeriksaan
9
pasca persalinan atau Postnatal Care (PNC), dan pelayanan KB (BPJS Kesehatan,
2014).
Pengetahuan berhubungan dengan hal yang mendasar dan sederhana dimana setiap
adaptasi antara pikiran manusia dengan lingkungan tempat manusia itu berada.
Lingkungan dalam hal ini dapat diartikan objek nyata, persoalan, dan sebagainya
(Hadi, 1994).
juga sebagai bentuk konstruksi dari kenyataan, proses unik dari manusia yang
melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief systems) dimana perasaan atau
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah terjadi sebelumnya,
pengetahuan akan muncul tanpa disadari. Pengetahuan memiliki dua fungsi utama,
dibutuhkan dan sebagai latar belakang dalam mengartikan sampai menerapkan suatu
bidan sudah mengetahui mengenai program JKN secara umum. Sebagian besar dari
bidan menyatakan bahwa jaminan kesehatan ini bersifat gratis dan dapat dilakukan di
10
instansi pemerintah. Selain itu, jaminan kesehatan ini memberikan pelayanan mulai
dari promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif, dimana pelayanan tersebut dapat
diakses oleh seluruh masyarakat. Namun, dalam penelitian ini menyebutkan bahwa,
beberapa bidan masih kurang memahami program JKN yang terkait dengan
pelayanan kebidanan dan neonatal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
memperoleh informasi langsung dari BPJS Kesehatan, namun BPM tidak memiliki
pengetahuan yang sama terkait alur prosedur kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Para bidan beranggapan bahwa prosedur kerja sama masih memberatkan mereka. Hal
ini dikarenakan adanya potongan administrasi sebanyak 10% dari fasilitas pelayanan
kesehatan induknya, serta sulit menemukan klinik yang mau bekerjasama dengan
mereka. Masyarakat tidak mengetahui bahwa BPM juga dapat menerima peserta
JKN oleh karena sulitnya kerja sama antara BPM dengan BPJS Kesehatan, sehingga
masyarakat juga tidak dapat mengakses pelayanan sebagai peserta JKN pada BPM
pasal 3 yang menyebutkan bahwa setiap fasilitas kesehatan tigkat pertama yang
11
dapat bekerja sama dengan praktik bidan. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi
oleh praktik bidan dan atau perawat yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yaitu
memiliki surat ijin praktik (SIP), memiliki NPWP, memiliki perjanjian kerja sama
BPJS Kesehatan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan oleh bidan dapat
bekerja sama dengan praktik bidan, apabila di suatu kecamatan tidak terdapat praktik
kompetensinya. Praktik bidan atau perawat hanya dapat memberikan rujukan kepada
dokter atau dokter gigi kecuali dalam pertolongan persalinan, kondisi gawat darurat,
Jejaring bidan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi bagi
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan. Klaim merupakan tuntutan ganti rugi atau hak yang harus dibayarkan
12
oleh pihak yang bertanggung jawab kepada pihak terkait. Seperti halnya yang terjadi
pada BPJS Kesehatan, dimana BPJS Kesehatan harus membayarkan hak yang
seharusnya diperoleh fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
kepada peserta BPJS Kesehatan. Sama halnya yang terjadi pada BPM (BPJS
Kesehatan, 2014).
(PNC).
setara, untuk pelayanan yang dilaksanakan oleh bidan di dalam gedung atau
termasuk kapitasi. Pelayanan ANC dan PNC yang dilaksanakan oleh bidan
ditagihkan pertindakan (fee for service) dan penagihannya melalui FKTP dari
bidan tersebut. Jumlah kunjungan yang bisa ditagihkan secara fee for service
adalah sebanyak 4 (empat) kali kunjungan. Jika lebih dari 4 (empat) kali
b. Pelayanan ANC dan PNC di dokter praktik tingkat pertama yang bekerja sama
pelayanan ANC dan PNC yang dilaksanakan oleh bidan jejaring dokter praktik
pembayarannya melalui fee for service dan ditagihkan melalui FKTP bidan
tersebut.
hanya dapat dilakukan sesuai indikasi medis berdasarkan rujukan dari FKTP.
Pemeriksaan ANC dan PNC dilakukan di tempat yang sama, hal ini bertujuan
2) Pelayanan persalinan dan kebidanan lainnya di FKTP yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan
merupakan tarif paket termasuk akomodasi ibu/bayi dan perawatan bayi. Pasien
tidak boleh ditarik iuran biaya. Tarif paket tersebut adalah persalinan per
vaginam normal, dan persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar.
pada kondisi kehamilan dengan indikasi medis atau kondisi gawat seperti
perdarahan, kejang pada kehamilan, ketuban pecah dini, gawat janin dan kondisi
lainnya yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janinnya. Pada kasus
persalinan normal per vaginam dengan berat lahir bayi normal maka sudah
14
termasuk ke dalam paket persalinan ibu sehngga tidak perlu dibuatkan Surat
Eligibilitas Peserta (SEP) tersendiri. Bagi pekerja penerima upah pada persalinan
anak pertama sampai dengan anak ketiga, setelah kelahiran anaknya harus segera
keluarga yang berlaku. Apabila dilakukan pada hari ke-8 dan seterusnya, maka
mengeluhkan proses klaim biaya Jampersal yang lama dan berbelit-belit. Biaya
persalinan baru dapat diajukan setelah pelayanan KB bagi ibu melahirkan dengan
menyertakan berkas klaim yang akan diverifikasi. Kurang lebih 2 bulan setelah
klaim jaminan persalinan kepada masing – masing fasilitas kesehatan. BPM merasa
kesulitan pada proses pengajuan berkas klaim, hal itu dikarenakan oleh banyaknya
berkas yang harus dilengkapi BPM setelah mengajukan berkas klaim. BPM swasta
menilai tarif pelayanan jaminan persalinan memberatkan BPM, karena sebagai pihak
Jampersal di luar tarif yang ditentukan dengan alasan apapun dalam perjanjian
mengenakan biaya antara Rp. 100.000 – Rp. 140.000 untuk mengganti perlengkapan
selama proses persalinan sampai dengan Nifas yang disediakan oleh bidan, seperti
Gendok, Susu Ibu, Gurita, Baju bayi 1 set, Kasa, Betadin, Dinder pet, dan Pembalut.
Akan tetapi ada juga BPM yang melakukan penarikan lebih dari itu antara Rp.
dikemukakan oleh Kurt Lewin kemudian dikenal dengan sebutan teori force field
analysis mengasumsikan bahwa di dalam diri individu terdapat dorongan yang saling
bertentangan. Di satu sisi terdapat dorongan dari individu untuk melakukan sesuatu
(driving forces) tetapi di sisi lain juga terdapat kekuatan yang menghambat tindakan
16
tersebut (restraining forces). Hal ini terkadang membuat individu gelisah dan harus
menentukan salah satu dari kekuatan tersebut untuk mencapai ketenangan. Untuk
mencapai hal tersebut, maka terdapat tiga hal yang harus ditempuh menurut Lewin.
diri individu.
Kombinasi ini merupakan metode yang paling efektif dalam perubahan prilaku.
a. b. c.
Perubahan perilaku, tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi melalui suatu proses
dimana menurut Lewin, proses perubahan perilaku dikatakan sebagai sebuah proses
sebagai air yang membeku. Proses ini terdiri dari lima tahap, yaitu :
tersebut