Anda di halaman 1dari 32

Sistemik Lupus

Eritematosus
(SLE)
ANGGOTA KELOMPOK 2
NURUS SUROYA SITI NUR LUTFIANA

SITI ROBIATUS SHOLIHA EKA AMELIA SAFITRI

LINA NUR LUTHIFAH


EKA RATNA SARI
ZUMROTUL MASRUROH
VITA DWI FUTMASARI
FIRA DEWI CAHYANI
USIANA KISTIA MARISH IKA RATNA SARI

LAYLI FATMALASARI EKA OKTAVIANI B

LEDWI WISI DAELY ADE LESTIANI L


Definisi SLE

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun


ditandai adanya inflamasi yang tersebar di bagian tubuh, selain
itu penyakit ini mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam
tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi
dan kompleks imun, sehingga dapat mengakibatan kerusakan
jaringan.
Etiologi SLE

Faktor Genetik

Keluarga dari penderita penyakit SLE mempunyai insidens yang


tinggi untuk penyakit pada jaringan ikat.

Faktor Obat

Terutama hydrallazine yang digunakan secara luas untuk terapi


pada hipertensi.

Jenis Kelamin

Lebih tinggi pada wanita (11,6%) dibanding pria (2,8%).


Etiologi SLE

Radiasi Sinar Ultraviolet

Faktor pencetus pada onset SLE atau penyebab kekambuhan pada


perjalanan penyakit ini di mana dapat ditemukan antibodi terhadap
radiasi ultraviolet.

Faktor Pencetus Lain

Faktor lain yang dapat sebagai pencetus adalah infeksi bakteri, dan
stress baik fisik maupun mental.
Pathways SLE
Faktor Risiko SLE
Faktor fisik / kimia

Amin aromatic
Hydrazine
Obat-obatan
(prokainamid, hidralazin, klorpromazin, isoniazid, fenitoin,
penisilamin)
Faktor makanan

Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan


L- canavanine (kuncup dari elfalfa)
Faktor Risiko SLE

Agen Infeksi

Retrovirus
DNA bakteri / endotoksin

Hormone Dan Estrogen Lingkungan

Pil kontrasepsi oral.


Paparan estrogen
Manifestasi Klinis

Gejala konstitusi nonspesifik nyeri sendi,


letargi, penurunan berat badan, dan
limfadenopati. Gangguan sistemik (demam
dan malaise berat) biasnya sangat nyata
pada lupus aktif dan sering merupakan
manifestasi yang dominan. Manifestasi yang
paling dikenali pada lupus adalah ruam
muka kupu-kupu / malar, yang biasanya
timbul setelah paparan sinar matahari.
Manifestasi Lupus Serebri
Serangan tiba-tiba
Psikosis
Migren
Ansietas / depresi
Nyeri kepala

Manifestasi Paru
Emboli paru
Fibrosis paru
Manifestasi Tangan
Artralgia / artritis tanpa deformitas 90%
Raynaud 60%

Manifestasi antifosfolipid Tungkai


Neuropati perifer 15%
Myositis 5%

Manifestasi Ginjal
Gagal ginjal stadium akhir < 5%
Manifestasi Mukosa Orogenital + kulit
Alopesia
Ruam malar 80%
Mulut: ulserasi aftosa
Livedo retikularis (antibodi
antifosfolipid)

Manifestasi Kehamilan
Keguguran (trimester ke2) pada APS
Antibody anti Ro lupus neonatorum
(sembuh dengan sendirinya)
Manifestasi Susunan Saraf
Keterlibatan Neuropsikiatri SLE sangat
bervariasi, dapat berupa migrain, neuropati
perifer, sampai kejang dan psikosis. Kelainan
psikiatrik juga sering ditemukan, mulai dari
anxietas, depresi sampai psikosis.

Manifestasi Neuropsikiatrik
SLE sangat bervariasi, dapat berupa
migrain, neuropati perifer, sampai kejang
dan psikosis. Kelainan ini dikelompokkan
sebagai manifestasi neurologik dan
psikiatrik.
Manifestasi pada Mata
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Retina
Diagnosis Penyakit SLE
Kriteria Diagnosis
Kriteria Batasan
1. Ruang malar/ malar rash Ruam kemerahan pada kedua
pipi melalui hidung sehingga
seperti ada bentukan kupu-kupu.

2. Ruam discoid Bercak kemerahan berbentuk


bulat pada bagian kulit yang
berhubungan dengan scalling
dan penyumbatan folikel rambut

3. Fotosensitivitas timbulnya ruam pada kulit oleh


karena sengatan sinar matahari.
4. Ulkus mulut Luka di mulut dan lidah seperti
sariawan (oral ulcers).

5. Artritis Nyeri pada sendi-sendi. Sendi


berwarna kemerahan dan bengkak
6. Serositis Pleuritis dan Gejala pada paru-paru dan
perikarditis jantung berupa selaput
pembungkusnya terisi cairan.
Gangguan pada ginjal yaitu
terdapatnya protein di dalam
urine.

7. Gangguan neurologi Gangguan pada otak atau sistem


saraf mulai dari depresi, kejang,
stroke, dan lain-lain.
8. Gangguan hematologi Kelainan pada sistem darah di
mana jumlah sel darah putih
dan trombosit berkurang. Dan
biasanya terjadi juga anemia.

9. Gangguan imunologi Gangguan sistem kekebalan


tubuh

10. Tes ANA Tes ANA (Antinuclear Antibody),


sebagai pertanda aktifnya lupus
bila ditemukan positif dalam
darah pasien.
Bila dijumpai 4 atau lebih kriteria diatas,
diagnosis SLE memiliki sensitifitas 85% dan
spesifisitas 95%. Sedangkan bila 3 kriteria dan
salah satunya ANA positif, maka sangat
mungkin SLE dan diagnosis bergantung pada
pengamatan klinik. Bila hasil tes ANA negatif,
kemungkinan bukan SLE. Apabila hanya tes
ANA positif dan manifestasi klinik lain tidak
ada, maka belum tentu SLE, dan observasi
jangka panjang diperlukan.
Penatalaksanaan Medis
1. Mengurangi inflamasi dan meminimalisir komplikasi Adapun
obat-obatan yang dibutuhkan seperti :
a. Antiinflamasi non steroid (NSAIDs)
b. Antimalaria,
c. Kortikosteroid,
d. Obat imunosupresan/sitostatika
e. Obat antihipertensi
f. Kalsium

2. Dialisis atau transplantasi ginjal Pasien dengan stadium akhir


lupus nefropati, dapat dilakukan dialisis atau transplantasi
ginjal
3. Diet Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang
diberikan
4. Aktivitas Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas
normal
5. Penatalaksanaan infeksi Pengobatan segera bila ada
infeksi terutama infeksi bakteri.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG SLE
1.Pemeriksaan Darah Rutin dan
Pemeriksaan Urin
. Hasil pemeriksaan darah pada penderita SLE
menunjukkan adanya anemia hemolitik,
trombositopenia, limfopenia, atau leukopenia;
erytrocytesedimentation rate (ESR) meningkat
selama penyakit aktif, Coombs test mungkin
positif, level IgG mungkin tinggi, ratio
albumin-globulin terbalik, dan serum globulin
meningkat.
. Selain itu, hasil pemeriksaan urin pada
penderita SLE menunjukkan adanya
proteinuria, hematuria, peningkatan kreatinin,
dan ditemukannya Cast, heme granular atau
2. Pemeriksaan Autoantibodi
A.) Antibodi Antinuklear
Antinuklear antibodi (ANA) merupakan suatu
kelompok auto antibodi yang spesifik terhadap
asam nukleat dan nukleoprotein, ditemukan
pada connective tissue disease seperti SLE.
B.) Antibodi terhadap DNA
Antibodi terhadap DNA (Anti ds-DNA) dapat
digolongkan dalam antibody yang reaktif
terhadap DNA natif ( double stranded-DNA).
Anti ds-DNA positif dengan kadar yang tinggi
dijumpai pada 73% SLE dan mempunyai arti
diagnostik dan prognostik. Peningkatan kadar
anti ds-DNA menunjukkan peningkatan
aktifitas penyakit.
3. Pemeriksaan Komplemen
Komplemen adalah suatu molekul dari
sistem imun yang tidak spesifik.
Komplemen terdapat dalam sirkulasi dalam
keadaan tidak aktif.
KOMPLIKASI PENYAKIT SLE

1. Serangan pada
Ginjal
a. Kelainan ginjal ringan (infeksi ginjal)
b. Kelainan ginjal berat (gagal ginjal)
c. Kebocoran ginjal (protein terbuang secara
berlebihan melalui urin)
2. Serangan pada Jantung dan
Paru
a. Pleuritis d. Efusi pericard
b. Pericarditis e. Radang otot jantung atau
Miocarditis
c. Efusi pleura f. Gagal jantungPerdarahan paru
(batuk darah)
3. Serangan Sistem Saraf
a) Sistem saraf pusat
- Cognitive dysfunction
- Sakit kepala pada lupus
- Sindrom anti-phospholipid
- Sindrom otak
- Fibromyalgia
b) Sistem saraf tepi
- Mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki
C) Sistem saraf otonom
Gangguan suplai darah ke otak dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak, dapat
menyebabkan kematian sel-sel otak dan
kerusakan otak yang sifatnya permanen
(stroke). Stroke dapat menimbulkan pengaruh
sistem saraf otonom.
4. Serangan pada Kulit
a. Lesi parut berbentuk koin pada daerah kulit yang
terkena langsung cahaya disebut lesi discoid.
Ciri-ciri lesi spesifik ditemukan oleh Sonthiemer
dan Gilliam pada akhir 70-an :
b. Berparut, berwarna merah (erythematosus),
berbentuk koin sangat sensitif terhadap
sengatan matahari. Jenis lesi ini berupa lupus
kult subakut/cutaneus lupus subacuteLesi dapat
terjadi di wajah dengan pola kupu-kupu atau
dapat mencakup area yang luas di bagian tubuh
c. Lesi non spesifik
d. Rambut rontok (alopecia)
e. Vaskullitis : berupa garis kecil warna merah pada
ujung lipatan kuku dan ujung jari. Selain itu, bisa
berupa benjolan merah di kaki yang dapat
menjadi borok
5. Serangan pada Sendi dan Otot
Radang sendi pada lupus
Radang otot pada lupus
6. Serangan pada Mata
7. Serangan pada Darah
Anemia
Trombositopenia
Gangguan pembekuan
Limfositopenia
Serangan pada Hati
Pengobatan SLE
1. EDUKASI ATAU KONSELING
Pada dasarnya pasien SLE memerlukan informasi yang benar
dan dukungan dari sekitar dengan maksud agar dapat hidup
mandiri.
Pengobatan SLE
2. PROGRAM REHABILITASI
Program rehabilitasi yang melibatkan beberapa maksud di bawah
ini, yaitu:
a. Istirahat karena imobilisasi dan penurunan massa otot
b. Terapi fisik tujuan melatih sendi
c. Terapi dengan modalitas : TENS untuk mengurangi nyeri dan
kaku otot.
TENS : teknik pemsangan elektroda menggunakan energi
listrik dengan dialirkan ke saraf
d. Ortotik contohnya pemasangan kaki palsu
Pengobatan SLE
3. KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid (KS) digunakan sebagai pengobatan utama


pada pasien dengan SLE. Meski memunculkan banyak efek
samping, KS tetap merupakan obat yang banyak dipakai
sebagai antiinflamasidan imunosupresi.
ASKEP Sistemik Lupus
Eritematosus
(SLE)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai