Eritematosus
(SLE)
ANGGOTA KELOMPOK 2
NURUS SUROYA SITI NUR LUTFIANA
Faktor Genetik
Faktor Obat
Jenis Kelamin
Faktor lain yang dapat sebagai pencetus adalah infeksi bakteri, dan
stress baik fisik maupun mental.
Pathways SLE
Faktor Risiko SLE
Faktor fisik / kimia
Amin aromatic
Hydrazine
Obat-obatan
(prokainamid, hidralazin, klorpromazin, isoniazid, fenitoin,
penisilamin)
Faktor makanan
Agen Infeksi
Retrovirus
DNA bakteri / endotoksin
Manifestasi Paru
Emboli paru
Fibrosis paru
Manifestasi Tangan
Artralgia / artritis tanpa deformitas 90%
Raynaud 60%
Manifestasi Ginjal
Gagal ginjal stadium akhir < 5%
Manifestasi Mukosa Orogenital + kulit
Alopesia
Ruam malar 80%
Mulut: ulserasi aftosa
Livedo retikularis (antibodi
antifosfolipid)
Manifestasi Kehamilan
Keguguran (trimester ke2) pada APS
Antibody anti Ro lupus neonatorum
(sembuh dengan sendirinya)
Manifestasi Susunan Saraf
Keterlibatan Neuropsikiatri SLE sangat
bervariasi, dapat berupa migrain, neuropati
perifer, sampai kejang dan psikosis. Kelainan
psikiatrik juga sering ditemukan, mulai dari
anxietas, depresi sampai psikosis.
Manifestasi Neuropsikiatrik
SLE sangat bervariasi, dapat berupa
migrain, neuropati perifer, sampai kejang
dan psikosis. Kelainan ini dikelompokkan
sebagai manifestasi neurologik dan
psikiatrik.
Manifestasi pada Mata
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Retina
Diagnosis Penyakit SLE
Kriteria Diagnosis
Kriteria Batasan
1. Ruang malar/ malar rash Ruam kemerahan pada kedua
pipi melalui hidung sehingga
seperti ada bentukan kupu-kupu.
1. Serangan pada
Ginjal
a. Kelainan ginjal ringan (infeksi ginjal)
b. Kelainan ginjal berat (gagal ginjal)
c. Kebocoran ginjal (protein terbuang secara
berlebihan melalui urin)
2. Serangan pada Jantung dan
Paru
a. Pleuritis d. Efusi pericard
b. Pericarditis e. Radang otot jantung atau
Miocarditis
c. Efusi pleura f. Gagal jantungPerdarahan paru
(batuk darah)
3. Serangan Sistem Saraf
a) Sistem saraf pusat
- Cognitive dysfunction
- Sakit kepala pada lupus
- Sindrom anti-phospholipid
- Sindrom otak
- Fibromyalgia
b) Sistem saraf tepi
- Mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki
C) Sistem saraf otonom
Gangguan suplai darah ke otak dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak, dapat
menyebabkan kematian sel-sel otak dan
kerusakan otak yang sifatnya permanen
(stroke). Stroke dapat menimbulkan pengaruh
sistem saraf otonom.
4. Serangan pada Kulit
a. Lesi parut berbentuk koin pada daerah kulit yang
terkena langsung cahaya disebut lesi discoid.
Ciri-ciri lesi spesifik ditemukan oleh Sonthiemer
dan Gilliam pada akhir 70-an :
b. Berparut, berwarna merah (erythematosus),
berbentuk koin sangat sensitif terhadap
sengatan matahari. Jenis lesi ini berupa lupus
kult subakut/cutaneus lupus subacuteLesi dapat
terjadi di wajah dengan pola kupu-kupu atau
dapat mencakup area yang luas di bagian tubuh
c. Lesi non spesifik
d. Rambut rontok (alopecia)
e. Vaskullitis : berupa garis kecil warna merah pada
ujung lipatan kuku dan ujung jari. Selain itu, bisa
berupa benjolan merah di kaki yang dapat
menjadi borok
5. Serangan pada Sendi dan Otot
Radang sendi pada lupus
Radang otot pada lupus
6. Serangan pada Mata
7. Serangan pada Darah
Anemia
Trombositopenia
Gangguan pembekuan
Limfositopenia
Serangan pada Hati
Pengobatan SLE
1. EDUKASI ATAU KONSELING
Pada dasarnya pasien SLE memerlukan informasi yang benar
dan dukungan dari sekitar dengan maksud agar dapat hidup
mandiri.
Pengobatan SLE
2. PROGRAM REHABILITASI
Program rehabilitasi yang melibatkan beberapa maksud di bawah
ini, yaitu:
a. Istirahat karena imobilisasi dan penurunan massa otot
b. Terapi fisik tujuan melatih sendi
c. Terapi dengan modalitas : TENS untuk mengurangi nyeri dan
kaku otot.
TENS : teknik pemsangan elektroda menggunakan energi
listrik dengan dialirkan ke saraf
d. Ortotik contohnya pemasangan kaki palsu
Pengobatan SLE
3. KORTIKOSTEROID