Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MONONUKLEOSIS

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Sistem Imuno Hematologi

Dosen Pembimbing : Ns. Sukini, S.kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3 S16A

1. Alifa Dzuhri Alhayu 9. Kartina Widyastuti Panjaitan


2. Apin Fadilla Helmi 10. Maya Puji Astuti
3. Baruna Eko Saputro 11. Monita Sukma Ningtyas
4. Erni Hening Puspita 12. Rizky Zulfiana
5. Friska Andreas Novitasari 13. Tivanny Natalia Putri
6. Husadaning Panggalih 14. Utari Riyantini Eka Putri
7. Muhammad Rais Prasetyo 15. Vika Septia Nur Annisa
8. Indarti

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mononukleosis. Dalam penyusunan makalah
mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat dukungan dari teman-teman,kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini,diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
menambah pengetahuan dari pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak,atas bantuan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Mononukleosis. Makalah ini mungkin kurang sempurna,untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Mononukleosis?
2. Bagaimana Manifestasi Klinis Mononukleosis?
3. Apa Penyebab Mononukleosis?
4. Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Mononukleosis?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Mononukleosis?
6. Apa Saja Komplikasi Mononukleosis?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa mampu mengerti mengenai penyakit mononukleosis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui definisi mononukleosis
b. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari mononukleosis
c. Mahasiswa mengetahui penyebab mononukleosis
d. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang mononukleosis
e. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan mononukleosis
f. Mahasiswa mengetahui komplikasi mononukleosis
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi
Penyakit mononukleosis infeksiosa merupakan suatu penyakit yang ditandai
oleh demam tinggi, pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening dan limfa (kelenjar
limfe). Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi dari virus Ebstein Barr (EBV), yang
merupakan anggota dari family Herpesviridae (Virus Herpes). Virus Ebstein Barr
ditularkan melalui ‘Ciuman’ dan karenanya penyakit yang timbul disebut ‘Kissing
Disease’. Infeksi dimulai dari menempelnya virus pada reseptor di epitel nasofaring
dan orofaring yang berupa glikoprotein. Dalam epitel virus berkembang biak dan
mengakibatkan ekspresi Antigen Awal (Early Antigen ‘EA’), Antigen Kapsid Virus
(Viral Capsid Antigen ‘VCA’), Antigen nuklear (Nuclear Antigen ‘NA’) yang dibawa
oleh virus tersebut. Selanjutnya virus masuk dan menginfeksi sel limfosit B.

B. Manifestasi Klinis
1. Gejala klinis:
a. Perasaan yang tidak enak dan lesu (malaise)
b. Badan terasa hangat dan menggigil
c. Sakit tenggorokan
d. Badan pegal-pegal (mialgia)
e. Sakit kepala
f. Batuk
g. Tidak nafsu makan (anoreksia)
2. Tanda-tanda klinis :
a. Pembesaran atau pembengkakan kelenjar getah bening/limfe (adenopati/
limfadenopati)
b. Faringitis
c. Demam
d. Pembesaran limfa (splenomegeli)
e. Detak jantung melemah (bradikardia)
f. Penumpukan cairan disekitar mata (Edema periorbital)
g. Timbul bintik-bintik merah di palatum mulut (anantema palatum)
C. Penyebab
Mononukleosis disebabkan oleh EBV yang merupakan anggota dari keluarga
virus herpes dan merupakan salah satu virus yang paling umum menginfeksi manusia
di seluruh dunia. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan air liur dari
mulut orang yang terinfeksi dan tidak dapat menyebar melalui kontak darah.
Seseorang dapat terkena virus melalui batuk atau bersin, ciuman, atau berbagi
makanan atau minuman dengan seseorang yang memiliki Mononukleosis. Biasanya
setelah waktu 4-8 minggu gejala akan berkembang menjadi sebuah infeksi.

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium Dasar
a. Jumlah sel darah putih : Biasanya meningkat (antara 10.000-20.000/mikroliter),
jumlah maksimal terjadi selama minggu ke dua dan ketiga.
b. Jumlah netrofil :Kurang dari 500/mikroliter(neutropenia)
c. Jumlah Limfosit: lebih besar dari 5000/mikroliter (limfositosis
absolut),mencapai maksimal pada minggu kedua penyakit klinis. Limfosit
atipikal ditandai dengan pleomorfisme(variasi yg nyata)
d. Hematokrit: Biasanya normal
e. Jumlah trombosit: Biasanya lebih dari 100.000/mikroliter. Biasanya terjadi
trombositopenia ringan. Trobositopenia sangat jarang terjadi.
f. Uji fungsi hati: Ketidak normalan ringan dari enzim hati umum terjadi dan
hingga 50% penderita akan menunjukkan hiperbilirubinemia ringan.
g. Uji aglutinasi dingin: Seringkali meningkat (tanpa hemmolisis) akibat reaksi
dari antibodi terhadap antigen sel darah merah.
2. Uji Serologi
a. Antibodi Heterofil : Meningkat pada 90% penderita, walaupun peningkatan ini
mungkin tidak terdeteksi samapai minggu ketiga penyakit klinis.
b. Aglutinasi Sel Kuda (Uji monosit) : Merupakan uji penyaring yang sangat baik
karena hasil pemeriksaan lebih sepsifik dari pemeriksaan yang menggunakan sel
darah merah domba.
c. Antibodi Terhadap Virus Ebstein Barr
E. Penatalaksanaan
Belum ada vaksin virus EB yang tersedia. Acylovir dapat diberikan selama
masa pengobatan, namun hanya mengurangi jumlah pelepasan virus EB dari
orofaring, tidak mempengaruhi pengekalan sel-sel B oleh virus EB, tidak berefek
pada gejala mononucleosis, dan tidak terbukti menguntungkan dalam penatalaksanaan
limfosa yang disebabkan oleh virus EB.
Untuk demam dan nyeri, diberikan asetaminofen atau aspirin. Tetapi
pemakaian aspirin dihindari untuk pasien anak-anak. Kebanyakan penderita akan
sembuh sempuran. Lamanya penyakit bervariasi. Fase akut berlangsung 2 minggu.
Tetapi kelemahan bisa menetap sampai beberapa minggu, bahkan lebih.
Penyakit akibat virus EB ini bisa sampai pada kematian, bila telah terjadi
komplikasi, seperti peradangan, pecahnya limfa atau penyumbatan saluran
pernafasan.

F. Komplikasi
1. Pembesaran limpa
2. Anemia, yang merupakan penurunan jumlah sel darah merah Anda
3. Trombositopenia (penurunan trombosit, bagian dari darah yang dimulai proses
pembekuan)
4. Peradangan hati
5. Komplikasi yang melibatkan sistem saraf, seperti meningitis atau sindrom
Guillain-Barre
6. Amandel membengkak yang dapat menghambat pernapasan
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Brook, Geo F. ,dkk, 2005, Mikrobiologi Kedokteran jilid 2, Jakarta:


Salemba Medika
Budhy S. , Theresia Indah, 2005, Ekspresi Produk Gen Laten Virus Epstein-Barr pada
Karsinoma Sel Skuamosa Mulut, http:// www.journal.unair.ac.id, akses 2 Februari 2008
Budiyanto, Moch. Agus Krisno, 2002, Mikrobiologi Terapan, Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai