Anda di halaman 1dari 13

PATHOFISIOLOGI SISTEN SENSORIK

DAN PENGINDAAN

KELOMPOK
NAMA : CHRISTIAN NDRURU
NIM : 220207003
: DELTANI LAIA
: 220207005
A. PENYAKIT PENDENGARAN/PRESBIKUSIS

1. Gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran adalah istilah untuk semua kondisi dan penyakit yang
menyebabkan terjadinya gangguan pada proses mendengar. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh banyak hal, mulai dari paparan suara bising dalam waktu yang lama
hingga gangguan pada sistem saraf pendengaran.

Gangguan pendengaran akibat menyebabkan gangguan pendengaran umumnya


karena terganggunya aliran darah ke otak. Misal jantung, stroke, hipertensi, dan
diabetes. Selain itu penyakit autoimun seperti arthitis juga berpotensi
sebabkan gangguan.

Gejala umum dari gangguan pendengaran adalah:

Kesulitan dalam mendengarkan dan mengerti kata-kata terutama pada tempat yang
berisik
Kesulitan mendengarkan konsonan
Sering meminta lawan bicara untuk mengulangi kata-kata
Tidak dapat mendeteksi arah suara
Kesulitan mengikuti.

Konduktif
Gangguan pendengaran ini biasanya terjadi ketika getaran suara tidak dapat masuk ke
dalam bagian telinga dalam. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya gangguan pada
bagian ossicles (stapes, malleus, dan incus) atau bagian telinga lainnya yang
menghambat aliran suara mencapai koklea.

Sensorineural
Gangguan pendengaran ini paling umum terjadi. Jika Anda memiliki kondisi ini,
suara jadi sulit untuk didengar dan tidak jelas. Masalah pada telinga ini terjadi pada
bagian telinga dalam, saraf koklea, atau gangguan pada silia (rambut kecil
di dalam telinga).
Jenis ini biasanya disebabkan oleh berbagai hal dan masalah medis tertentu, seperti:

1. Penuaan
2. Trauma akustik
3. Penyakit autoimun yang menyerang telinga bagian dalam

4. Penyakit meniere
5. Perubahan tekanan udara mendadak
6. Neuroma akustik

B. PENYAKIT KATARAK
Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Katarak merupakan penyebab
kebutaan terbanyak di dunia dan penyebab terbanyak hilangnya penglihatan pada usia diatas
40 tahun. Mata bekerja dengan cara yang sama seperti kamera. Pupil sama seperti apertur
kamera, mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata.
Penyebab penyakit katarak

Katarak bisa terjadi saat protein yang ada di dalam mata menghalangi pandangan.
Katarak bisa berubah menjadi suatu kondisi yang serius, bahkan bisa menjadi salah satu
penyebab umum kebutaan. Usia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya katarak.
Bagaimana menghindari katarak
Cara mencegah katarak adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara teratur,
melindungi mata dari benturan dan cahaya berlebih (UV), kontrol gula darah dan tekanan
darah, mengurangi berkendara di malam hari, penerangan yang cukup saat membaca atau
melihat dekat, dan mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti .
Pemeriksaan Retinometri, untuk mengetahui kondisi syaraf mata Anda. Pemeriksaan
Specular Microscope diperlukan untuk mengetahui kondisi korena. Sedangkan pemeriksaan
Biometri, diperlukan untuk mengetahui ukuran lensa mata yang bisa
ditanamkan di mata Anda.
C. PENYAKIT KULIT/EKSIN

Penyebab penyakit kulit eksim


Ruam dan gatal akibat eksim bisa muncul di bagian tubuh mana saja, terutama leher, dada,
tangan, lutut, atau lipatan tubuh, seperti ketiak dan siku. Eksim dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti mutasi genetik, keturunan, atau gangguan sistem imun.
Bagaimana cara mengatasi eksim
Ada beberapa perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi eksim, yaitu:
Mandi dengan air hangat. Mengoleskan pelembap setelah mandi. Menggunakan
pelembap setiap hari.
Apa nama obat untuk eksim
Selain hidrokortison, eksim juga dapat diobati dengan obat-obatan anti-inflamasi
nonsteroid, seperti crisaborole. Obat ini dapat mengobati eksim dengan gejala
ringan hingga sedang.
D. PENYAKIT PENCIUMAN/ANOSMIA

Penyakit Penyebab Anosmia


Penyebab anosmia yang pertama adalah penyakit flu. Hampir setiap orang pernah
terkena influenza. Penyakit ini disebabkan adanya infeksi virus influenza yang
menyerang, terutama organ pernapasan.
penyebab terjadinya anosmia adalah sebagai berikut:
Iritasi pada Selaput Lendir di Hidung
Anosmia paling umum disebabkan oleh iritasi selaput lendir, seperti berikut:
1. Infeksi sinus
2. Flu biasa
3. Merokok
4. Influenza alergi (rinitis alergi)
5. Kongesti kronis yang tidak berhubungan dengan alergi (rinitis non-alergi)
6. Kerusakan Otak atau Saraf

Gejala Anosmia
Gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Sebagai
contoh, anosmia bisa membuat penderitanya tidak bisa mencium wangi bunga atau
bau tubuh sendiri. Bahkan, bau sesuatu yang menyengat seperti asap kebakaran atau
gas yang bocor juga bisa tidak tercium.

Pencegahan Anosmia
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin
Tidak berada di sekitar orang yang sedang sakit
Menghindari paparan zat alergen
Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu
anosmia
Menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap
rokok
Menghindari paparan bahan kimia berbahaya
Menggunakan alat pelindung saat berolahraga
E. PENYAKIT PENGECAPAN/HIPOGEUSIA

Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan
satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu
zat seperti makanan atau racun.

Gangguan pengecapan
Gangguan indra pengecap merupakan kondisi dimana indra perasa atau pengecap
Anda tidak berfungsi dengan baik. Gangguan ini membuat mulut Anda tidak dapat
merasakan apa pun. Kondisi ini juga bisa mengacu pada perubahan indra pengecap Anda,
seperti mulut yang terasa seperti logam.
B. SISTEM SENSORIK
Sesorik
Sensorik merupakan salah satu dari dua belas saraf yang terdapat di otak. Beberapa dari
saraf tersebut terdapat saraf campuran, di dalamnya terdapat saraf motorik dan sensorik. Saraf
sensorik merupakan saraf untuk panca indera.
Gejala sensorik
Kesemutan.
Mati rasa, terutama di tangan dan kaki.
Perubahan pada sensor perasa, seperti merasakan nyeri parah.
Merasakan sensasi terbakar.
Rasa seperti sedang memakai kaus kaki atau sarung tangan.
Hilangnya kemampuan koordinasi tubuh.
Hilangnya refleks tubuh.

Beberapa gaya hidup sehat berikut ini bisa mulai diterapkan, untuk meminimalisir risiko
terjadinya gangguan saraf:
Olahraga Teratur. ...
2. Hindari Pekerjaan yang Menuntut Gerakan Berulang. ...
3. Jaga Berat Badan Ideal. ...
Pastikan Asupan Vitamin B Tercukupi. ...
Hindari Alkohol.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai