Anda di halaman 1dari 11

Tinnitus?

Bahasa latin tinnere = ringing


dengungan (buzzing), deringan (ringing), atau gemuruh (roaring), juga termasuk di dalamnya ketukan berirama (pulsatile beats), klik, dan suara lainnya

Tinitus merupakan suara berdengging, mendesis atau lainnya yang terdengar pada telinga atau kepala. Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala.

Insiden
Tinitus kerap diderita terutama orang pada kelompok usia pertengahan dan tua. Menurut National Centre for Health Statistics di Amerika sana, sekitar 32% orang dewasa pernah mengalami tinitus pada suatu saat tertentu dalam hidupnya, dan 6 % nya sangat menganggu dan cukup sulit disembuhkan. Di Inggris, 17% populasi juga memiliki masalah tinitus. Meski tinitus bukanlah keadaan yang membahayakan, munculnya gejala ini pada hampir kebanyakan orang sangat mengganggu dan sering mempengaruhi kualitas hidup dan pekerjaannya.

Klasifikasi
Tinitus bersifat obyektif bila bunyi yang dipersepsikan oleh penderita juga dapat didengar oleh orang lain atau pemeriksa, dan bersifat subyektif bila bunyi dipersepsikan hanya oleh penderitanya saja Secara umum tinitus obyektif diyakini berasal dari suatu sumber suara akustik (ataupun getaran/vibrasi) yang dapat teridentifikasi. Tinitus subyektif dianggap berasal dari adanya abnormalitas pada jalur saraf pendengaran perifer dan/atau sentral. Tinitus juga dapat diklasifikasikan ke dalam pulsatil atau non pulsatil, yang mengindikasikan sumber penyebabnya berasal dari sistem vaskular (pembuluh darah). Pulsatil tinitus bisa obyektif ataupun subyektif.

Etiologi
Kelainan vaskular (pembuluh darah) baik pada arteri atau vena. Kelainan muskular (otot): klonus otot palatum atau tensor timpani. Lesi pada saluran telinga dalam (internal auditory canal): Tumor saraf ke-8, vascular loops.

Gangguan kokhlea (organ telinga dalam): trauma akibat bising, trauma tulang temporal, penyakit Menieres, presbikusis (disintegrasi saraf ke-8 karena proses penuaan), Sudden sensorineural hearing loss (tuli saraf mendadak), emisi otoakustik.
Ototoksisitas (Kerusakan organ telinga dalam akibat obat): aspirin, kuinin, dan antibiotika tertentu (aminoglikosida). Kelainan telinga tengah: infeksi (efusi), sklerosis, gangguan tuba eustachi Lain-lain: serumen (kotoran telinga), benda asing pada saluran telinga luar.

Penatalaksanaan
Medikamentosa Niacin dan derivatnya: nicotinamide (vasodilator) yg secara empiris telah digunakan secara luas untuk kelainan kokhlea (contoh: penyakit Menieres) Trimetazidine: obat anti iskemia dengan antioksidan

Vitamin A: pada dosis tinggi dilaporkan memperbaiki ambang persepsi dan mencegah tinnitus. Namun perhatian terhadap toksisitasnya dapat membatasi vitamin A dalam penggunaan praktis.
Lidokain intravena: suatu golongan anestetik local amide dengan aktivitas system saraf pusat, dilaporkan berguna dalam mengontrol tinnitus. Tocainine: merupakan lidokain oral dengan waktu paruh yang panjang. Trisiklik trimipramine: suatu anti depresan

Penatalaksanaan
Pembedahan

Pembedahan juga berperan dalam penanganan tinnitus jika diaplikasikan untuk mengoreksi sumber penyebab. Misalnya: stapedektomi untuk kelainan otosklerotik, lainnya adalah koklear implant.
Pertimbangan juga dapat diberikan untuk melakukan terhadap pengikatan saraf ke-8 divisi koklearis, walaupun hasilnya tidak dapat diprediksikan dan hanya bisa dilakukan terhadap pasien yang memang fungsi pendengarannya sudah rusak berat alias tuli berat yang tidak mungkin lagi dikoreksi.

Penatalaksanaan
Masking

Prinsip dari masking adalah mengaplikasikan suatu nada akustik tertentu yang memiliki karakteristik yang sama dengan tinitus (ukuran frekuensi dan intensitas) sehingga bunyi menjadi tidak terdengar, melalui suatu alat khusus, diantaranya telah didisain menyerupai alat bantu dengar (hearing aid) namun tanpa mikrofon.

Penatalaksanaan
Lainnya

Stimulasi listrik pada area tulang temporal dan gendang telinga, dengan keberhasilan yang bervariasi dalam mengurangi tinnitus. Modifikasi diet, biofeedback, akupunktur, dan oksigen hiperbarik juga telah diusulkan untuk mengontrol tinitus, dan dapat dipertimbangkan sebagai terapi alternatif jika penanganan konvensional sebelumnya gagal.

Pencegahan
Gunakanlah cotton bud yang ukuran kapasnya sesuai dengan diameter liang telinga anda. Bundelan kapas yang terlalu besar akan mendorong kotoran telinga ke bagian lebih dalam sehingga menempel pada gendang telinga. Keadaan ini akan mendorong terjadinya tinitus.

Minumlah obat obatan sesuai dengan dosis yang dianjutkan oleh dokter.
Gunakan penutup telinga atau pelindung telinga bila anda terpaksa berada di lingkungan yang bising.

Mengurangi Gejala
Hindari tempat tempat yang bising.Kendalikan tekanan darah.

Hindari makanan atau minuman yang menstimuli saraf seperti kopi dan rokok.
Hindari stress.

Cobalah berhenti memikirkan tinitus yang anda derita.


Istirahatlah yang cukup. Berolah raga teratur. Hindari mengkonsumsi obat aspirin.

Anda mungkin juga menyukai