Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

ASMA UL HUSNA 2015201038


WIDIANA TASIA 2015201035
OLIVIA YUSWITA P 2015201022
ANNAFIDA NAFSA 2015201046
AYU SAPITRI 2015201005
HOLIJA LUBIS 2015201011
NURAZLINDA 2015201021
NIKEN FEBRI DWI S 2015201045
DARRISNA WIRANDA 2015201008
SARTIKA DEWI 2015201027
NURIMA YUDANTI 2015201044
WINDIA NINGSIH 2015201036
SITI NURZAHIRA 2015201032
CLARA KARTIKA 2015201007
PERTOLONGAN PERTAMA TERKENA RACUN

DEFENISI RACUN
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam
jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Intoksikasi atau keracunan adalah
masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi
bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik.

MACAM-MACAM KERACUNAN

1. Mencerna (menelan) racun,Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun sebelum
diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara system organ vital, menggunakan antidote spesifik
untuk menetralkan racun, dan memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
2. Keracunan melalui inhalasi
3. Keracunan makanan, Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi setelah
menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
4. Keracunan Akibat Gigitan Binatang
Kondisi lingkungan dipedesaan memungkinkan berbagai jenis
bintang peliharaan maupun binatang liar dapat hidup
berdampingan dengan masyarakatnya perlu di waspadai.
Pada kondisi tertentu jenis binatang berdarah panas seperti pada
anjing, kucing, dan monyet yang terkena rabies dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Demikian pula jenis
binatang melata yang memiliki racun seperti ular, kalajengking,
dan lipan (kelabang) yang masih banyak terdapat dialam
pedesaan.
PERTOLONGAN PERTAMA TERKENA RACUN

Keracunan makanan sangat mudah terjadi apabila tidak cermat dalam menyimpan
ataupun memasak makanan. Selain itu, bahan-bahan rumah tangga seperti pembersih
atau deterjen juga mengandung bahan kimia yang berbahaya apabila tertelan. Untuk
itu, korban keracunan perlu mendapatkan penanganan segera.Segera hubungi
paramedis atau bawa korban ke rumah sakit terdekat. Sertakan pula informasi mengenai
usia, jenis racun yang tertelan, berapa banyak racun yang tertelan, kapan peristiwanya
terjadi, korban mengalami muntah atau tidak dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk membawa korban ke rumah sakit.
Penanganan darurat yang bisa diberikan kepada korban
keracunan antara lain:
1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban
minum air putih atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka
untuk menetralkan racun.
2. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
3. Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah dengan kepala
menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak.
4. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.
5. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia
dalam keadaan pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa
yang ditelan.
6. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-bahan seperti
pembersih toilet, cairan antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah,
tiner serta cairan pemantik api.Zat asam akan menyebabkan kerusakan lebih parah
pada lambung atau esofagusnya jika dimuntahkan. Sedangkan produk BBM yang
dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.
Cedera Kepala
Dan
Leher
Cedera Kepala

Cedera kepala adalah trauma pada kepala yang terjadi baik


secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat
berakibat pada gangguan fungsi saraf, fungsi fisik, kognitif
dan psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun
permanent. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab
kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif
(15-64 tahun) dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas. Hal ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di
kalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga
keselamatan di jalan masih rendah.
Gejala Cedera

01 02 03
Tidak sadar Kejang Ansietas atau gelisah
• Muntah dan mual • Kelumpuhan • Mudah lelah dan
• Sakit kepala • Konfusi dan hilang mengantuk
• Pupil tidak ingatan • Sulit tidur
merespons • Shock • Sensitif terhadap
cahaya

04
Gangguan persepsi
sensori
• Perubahan perilaku
dan suasana hati
(Krapp, 2002)
Komplikasi Cedera Kepala
Penderita cedera kepala biasanya rentan mengalami komplikasi, baik komplikasi
langsung setelah terjadi kecelakaan maupun tidak langsung yang terjadi beberapa
minggu setelah setelah kejadian. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah
sebagai berikut :

1. Infeksi otak
Infeksi otak terjadi karena patah tulang tengkorak bisa merobek lapisan lapisan tipis
pelindung otak, sehingga bakteri bisa masuk ke dalam luka dan menyebabkan infeksi.
Infeksi pada selaput otak (meningitis) bisa menyebar ke seluruh sistem saraf dan
berdampak negatif pada kondisi tubuh jika tidak segera terobati.

2. Gangguan kesadaran
Seperti koma, yaitu kondisi ketika pengidap trauma kepala berat tidak resnponsif
meskipun dalam keadaan sadar. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh penurunan aktivitas
dalam otak.

3. Cedera otak
Ditandai dengan meningkatnya resiko epilepsi, tergangguanya keseimbangan dan
koordinasi tubuh, berkurangnya produksi hormon, disfusi indra pengecap dan
penciuman, perubahan prilaku dan emosional,serta kesulitan dalam memprose s informasi
dan memecahkan masalah.
Pertolongan Pertama Pada Cedera Kepala Dengan Komplikasi
a. Primary Survey
1. Airway (Cek Jalan Napas)
Lakukan dengan teknik “Lihat Dengar Rasakan” selama 5-10 detik
Waspadai masalah yang muncul seperti sumbatan jalan napas
2. Breathing (Cek Pernapasan)
Hitung frekuensi napas, lihat pergerakan dada, berikan bantuan resusitasi jika perlu
3. Circulation (Cek Sirkulasi Nadi)
Identifikasi tingkat kesadaran, warna kulit dan frekuensi nadi
4. Disability (Cek Kesadaran)
Periksa skala GCS (hanya untuk orang terlatih), dan refleks cahaya pada pupil

b. b. Secondary Survey
1. Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Hati-hati saat pemeriksaan bagian kepala
2. Periksa apakah ada perdarahan dan fraktur (patah tulang)
3. Tekan daerah perdarahan dengan kain bersih, jangan lepaskan sampai perdarahan berhenti
4. Waspada jika terdapat fraktur atau cedera spinal (cedera pada saraf tulang belakang)
5. Jangan beri makan dan minum
6. Pindahkan korban dengan posisi sejajar, perhatian penuh daerah kepala
7. Hubungi tenaga medis segera untuk penanganan lebih lanjut
Cedera Leher

Leher memiliki banyak jaringan yang mudah mengalami cedera.


Luka terbuka yang besar pada leher dapat mengakibatkan masuknya
udara ke dalam peredaran darah yang dikenal sebagai emboli udara,
Emboli udara dapat mengakibatkan sumbatan sehingga penderita
dapat mengalami serangan jantung atau pitam otak ( stroke).
Luka tertutup pada leher sama berbahayanya karena dapat terjadi
kerusakan jaringan dalam leher dan juga emboli udara. Kedua jenis
luka pada leher ini dapat mengancam nyawa. Setiap cedera di
daerah leher harus dianggap serius sampai terbukti aman di fasilitas
kesehatan.
Gejala dan tanda.

1. Luka terbuka pada daerah leher atau memar didaerah


leher, atau kelainan. bentuk.
2. Sukar bicara atau kehilangan suara atau perubahan
suara menjadi serak atau parau.
3. Sumbatan jalan nafas.
4. Tenggorokan terlihat tidak lurus(bengkok).
5. Dapat teraba udara di bawah kulit (krepitus) di sekitar
leher dekat daerah luka yang dapat meluas.
Penanganan:

1. Lakukan penilaian dini, pastikan jalan nafas terbuka, berikan


oksigen sesuai protokol bila ada.
2. Bila ada luka terbuka besar, tutup dahulu dengan tangan lalu
pasang penutup kedap yang dilapisi dengan penutup tebal.
3. Baringkan penderita miring ke kiri, terutama bila dicurigai terjadi
suatu emboli udara. Bila tidak maka penderita diletakkan pada
posisi lain memungkinkan sesuai dengan cedera-cedera lainnya.
4. Bila ada benda menancap, jangan dicabut tetapi stabilkan.
5. Rawat syok bila ada.
6. Hati-hati bila ditemukan udara di bawah kulit.
7. Bawa ke fasilitas kesehatan.
Pertolongan pertama ketika menemui kasus kecelakaan
1.Memanggil layanan darurat 112 untuk menjelaskan apa yang terjadi,
berapa jumlah korban, kondisi korban, dan lokasi tempat kejadian.
2.Memberi ruang terbuka untuk korban itu penting. Mintalah orang lain
tidak mengerumuni korban agar ia mendapatkan oksigen yang cukup
untuk bernafas.
3.Jika ada cedera dalam seperti luka patah tulang, jangan
memindahkan posisinya, karena itu berpotensi memperparah cedera
4.Korban berpotensi mengalami shock pascakecelakaan yang
biasanya ditunjukkan dengan wajah yang memucat. Untuk
menanganinya, berilah korban kenyamanan agar tubuhnya kembali
hangat. Lalu, longgarkan ikat pinggang dan kancing kerah baju agar
peredaran darah kembali lancar.
5.Berlututlah di samping korban untuk memeriksa jika ada
pendarahan, lalu tekan dan tutup bagian luka agar korban tidak
kehabisan darah. Apabila darah masih mengalir, ikat bagian atas luka
dekat jantung dengan sehelai kain.
Thank you so much for attention

Anda mungkin juga menyukai