Tinnitus atau kuping berdengung merupakan kondisi yang bisa dialami semua
orang pada segala usia, baik anak-anak maupun lansia. Namun, gejala ini lebih
sering dialami oleh orang yang usianya di atas 60 tahun.
Penyebab Tinnitus
Di dalam telinga, terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi menerima
gelombang suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Selanjutnya, saraf
pendengaran di dalam telinga akan menghantarkan sinyal listrik tersebut ke otak,
untuk diterjemahkan menjadi bunyi-bunyi yang kita dengar.
Apabila rambut-rambut halus tersebut rusak, saraf pendengaran akan mengirim
sinyal listrik yang acak ke otak. Kondisi inilah yang menyebabkan kuping seperti
mendengar suara meski sebenarnya tidak ada.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada rambut-rambut di dalam
telinga adalah:
Antibiotik, contohnya erythromycin dan neomycin
Obat untuk kanker, seperti methotrexate dan cisplatin
Obat diuretik, misalnya furosemide
Antidepresan
Aspirin
Kina
Gejala Tinnitus
Tinnitus ditandai dengan sensasi mendengar bunyi, padahal tidak ada suara di
sekitarnya. Penderita tinnitus bisa mengalami sensasi bunyi hanya pada salah satu
telinga atau pada kedua telinga. Sensasi bunyi itu dapat berupa:
Dengung
Desis
Detak
Gemuruh
Raung
Sensasi suara di atas bisa terdengar lembut atau keras. Pada beberapa kasus,
sensasi suara seakan terdengar sangat keras sampai mengganggu konsentrasi dan
menutupi suara nyata di sekitarnya.
Telinga berdenging bisa terjadi dalam jangka panjang atau hilang timbul. Sebagian
besar bunyi tinnitus hanya bisa didengar oleh penderitanya. Namun, pada kasus
yang jarang terjadi, tinnitus juga dapat didengar oleh dokter yang memeriksa
telinga pasien.
Diagnosis Tinnitus
Pada pasien yang mengalami telinga berdengung, dokter spesialis THT akan
meminta pasien untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang didengar, kapan saja
bunyi muncul dan sudah terjadi berapa lama, hal yang bisa memperparah atau
meredakan bunyi, dan seberapa mengganggu bunyi tersebut.
Selanjutnya, dokter akan menjalankan pemeriksaan fisik pada telinga pasien.
Dokter juga dapat memeriksa fungsi pendengaran pasien dengan melakukan
tes audiometri.
Selain itu, pemindaian dengan CT scan atau MRI juga akan dilakukan apabila
dokter menduga ada kerusakan atau kelainan di organ dalam telinga pasien.
Pengobatan Tinnitus
Metode untuk mengatasi telinga berdenging tergantung pada penyebab yang
mendasarinya, misalnya dengan mengangkat kotoran telinga yang menumpuk,
memperbaiki gangguan di pembuluh darah dengan bedah, dan mengganti obat
yang sedang dikonsumsi.
Pasien akan menjalani terapi khusus atau dilatih untuk membiasakan diri dengan
bunyi tinnitus bila tinnitus tidak hilang dan sangat mengganggu. Caranya adalah
dengan:
Telinga berdenging tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. Meskipun demikian, ada
sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengurangi keparahan gejala akibat
tinnitus, yaitu:
Komplikasi Tinnitus
Telinga berdenging yang terjadi secara terus menerus dapat menurunkan kualitas
hidup penderitanya. Beberapa kondisi yang bisa terjadi akibat telinga berdenging
adalah:
Depresi
Sulit tidur
Sulit berkonsentrasi
Mudah marah
Pencegahan Tinnitus
Tidak semua tinnitus dapat dicegah. Namun, pada beberapa kasus, telinga
berdenging dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:
Menyetel musik dengan suara yang tidak terlalu keras, terutama bila
mendengar melalui headphone
Mengenakan pelindung telinga, terutama pada orang yang berprofesi
sebagai tentara, musisi atau pekerja pabrik
Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, yaitu dengan pola makan
sehat dan rutin berolahraga
Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kuping berdengung. Oleh sebab itu,
lakukan pemeriksaan tekanan darah secara ke rutin apabila Anda menderita
hipertensi. Tekanan darah yang terkontrol dapat mengurangi risiko terjadinya
tinnitus