Anda di halaman 1dari 2

EPIDEMIOLOGI EPISTAKSIS

Oleh :
  
Data epidemiologi menunjukkan bahwa epistaksis memiliki distribusi usia
bimodal, dengan puncaknya pada usia 2–10 tahun dan >70 tahun.
Epistaksis ditemukan lebih banyak pada populasi laki-laki dan lebih sering terjadi
saat musim dingin.[1,2]

Global
Epistaksis merupakan kegawatan di bidang THT yang paling sering ditemukan,
yang menjadi penyebab 1 di antara 200 kunjungan ke unit gawat darurat.[1]
Sebanyak 60% populasi umum di dunia diperkirakan pernah mengalami setidaknya
satu kali kejadian epistaksis dalam hidupnya. Namun, epistaksis umumnya dapat
berhenti secara spontan. Hanya sekitar 10% orang dengan epistaksis yang mencari
pengobatan medis, dan sekitar 5% pasien memerlukan rawat inap.[3,4]

DIAGNOSIS EPISTAKSIS
Oleh :
  
Diagnosis epistaksis ditegakkan secara klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan untuk menegakkan
diagnosis tetapi berfungsi untuk menentukan etiologi serta membantu
mengidentifikasi titik perdarahan yang tidak tervisualisasi dengan rinoskopi.
Epistaksis sering muncul sebagai tanda dari kelainan lokal atau penyakit sistemik
yang lebih serius. Oleh karena itu, sebisa mungkin etiologi epistaksis harus
ditentukan.

Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan keluar darah dari rongga hidung yang
muncul tiba-tiba. Anamnesis pada epistaxis berfokus pada karakteristik dan
kemungkinan penyebabnya . Meskipun sebagian besar kasus terjadi secara
spontan, terdapat beberapa tanda bahaya atau red flag epistaxis yang
mengindikasikan penyebab yang lebih serius. Beberapa hal penting yang perlu
ditanyakan saat anamnesis:

Anda mungkin juga menyukai