Anda di halaman 1dari 4

Tinnitus

Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli

pengertian tinnitus

Tinnitus adalah kondisi ketika telinga terasa berdenging. Ini sebetulnya bukan penyakit, melainkan gejala
dari masalah kesehatan tertentu. Misalnya cedera telinga, masalah pada sistem sirkulasi tubuh, atau
kehilangan kemampuan mendengar seiring bertambahnya usia.

Gangguan pendengaran ini adalah kondisi yang bisa dialami semua orang dari segala usia, tapi umumnya
dialami oleh lansia berusia di atas 65 tahun. Bagi banyak orang, tinnitus membaik dengan melakukan
pengobatan pada penyebab yang mendasari atau dengan perawatan lain untuk mengurangi gejala.

Penyebab Tinnitus

Gangguan pendengaran ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan terkadang sulit diketahui dengan
pasti. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang alami tinnitus, antara lain:

a. Kerusakan pada telinga bagian dalam. Normalnya, bunyi yang masuk ke telinga akan dikirim ke otak
oleh saraf-saraf pendengaran setelah melewati koklea. Namun, jika terjadi kerusakan pada koklea,
proses pengiriman sinyal akan terputus dan otak akan terus mencari sinyal-sinyal dari koklea yang
tersisa sehingga menyebabkan bunyi tinnitus.

b. Kehilangan pendengaran karena lanjut usia. Kepekaan saraf pendengaran akan berkurang seiring
bertambahnya usia sehingga kualitas pendengaran kita akan menurun.

c. Suara atau bunyi yang nyaring, contohnya mendengar musik yang terlalu nyaring melalui earphone,
pekerja pabrik yang menangani mesin-mesin berat, atau mendengar bunyi ledakan yang keras.

d. Penumpukan kotoran dalam telinga. Ini akan menghalangi pendengaran dan bisa memicu iritasi pada
gendang telinga.

e. Infeksi pada telinga tengah.

f. Pertumbuhan tulang telinga yang abnormal.

g. Penyakit Meniere.

h. Cedera kepala atau leher.

i. Efek samping obat-obatan tertentu.

j. Hipertiroidisme.

k. Pecahnya gendang telinga.


l. Neuroma akustik.

m. Gangguan kardiovaskular, misalnya hipertensi atau aterosklerosis.

Faktor Risiko Tinnitus

Terdapat faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami kondisi ini, antara
lain:

a. Berumur lebih dari 60 tahun.

b. Sering mendengar suara yang terlalu keras, seperti tentara, musisi, pekerja di pabrik atau konstruksi.

c. Laki-laki.

d. Merokok.

e. Stres.

f. Sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein.

Gejala Tinnitus

Tinnitus biasanya ditandai dengan dengung pada telinga, meskipun tidak ada suara eksternal. Beberapa
bunyi lain yang juga mungkin dialami pengidap tinnitus adalah:

a. Gemuruh.

b. Bunyi klik.

c. Desis.

d. Bunyi senandung.

Tinnitus subjektif, atau tinnitus yang hanya dapat didengar pengidapnya adalah yang paling umum
terjadi. Suara tinnitus dapat bervariasi dalam nada dari raungan rendah hingga jeritan tinggi, dan kamu
mungkin mendengarnya di satu atau kedua telinga.

Dalam beberapa kasus, suaranya bisa sangat keras sehingga mengganggu kemampuan untuk
berkonsentrasi atau mendengar suara eksternal. Gejala tinnitus mungkin hadir sepanjang waktu, atau
mungkin datang dan pergi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, gangguan pendengaran ini dapat terjadi sebagai denyut berirama atau
suara mendesing, seringkali bersamaan dengan detak jantung. Nah, kondisi semacam ini disebut tinnitus
pulsatil.
Diagnosis Tinnitus

Saat pengidap mengalami telinga berdengung, maka dokter spesialis THT akan meminta pengidapnya
untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang ia dengar, dan melakukan pemeriksaan fisik pada telinga
pengidap.

Untuk membantu mengidentifikasi penyebab tinnitus, dokter kemungkinan akan menanyakan riwayat
kesehatan dan memeriksa telinga, kepala, dan leher. Tes yang biasanya diperlukan meliputi:

a. Pemeriksaan Pendengaran (Audiologis). Kamu akan diminta untuk untuk duduk di ruangan kedap
suara dengan mengenakan earphone yang mengirimkan suara tertentu ke satu telinga pada satu waktu.

b. Pergerakan. Dokter mungkin meminta kamu untuk menggerakkan mata, mengatupkan rahang, atau
menggerakkan leher, lengan, dan kaki. Jika tinnitus berubah atau memburuk, ini dapat membantu
mengidentifikasi gangguan mendasar yang memerlukan perawatan.

c. Tes Pencitraan. Tergantung pada penyebab yang dicurigai dari tinnitus, kamu mungkin memerlukan
tes pencitraan seperti CT scan atau MRI .

d. Tes Laboratorium. Dokter mungkin mengambil sampel darah untuk memeriksa anemia, masalah
tiroid, penyakit jantung atau kekurangan vitamin.

Pengobatan Tinnitus

Tiap pengidap tinnitus membutuhkan pengobatan yang berbeda-beda. Penentuannya tergantung pada
faktor penyebab di balik tinnitus. Contohnya dokter akan mengganti obat yang kamu gunakan jika
tinnitus yang dialami merupakan efek samping dari obat-obatan.

Jika penumpukan kotoran telinga terbukti menjadi pemicunya, dokter akan menganjurkan metode
pembersihan telinga atau memberikan obat tetes telinga untuk mengatasinya.

Namun, jika penyebab tinnitus tidak bisa dideteksi, penanganan yang dilakukan tentu berbeda.
Pengobatan yang diberikan memiliki tujuan untuk menekan bunyi tinnitus semaksimal mungkin
sehingga tidak mengganggu aktivitas. Langkah ini biasanya meliputi:

a. Penggunaan alat bantu dengar.

b. Prosedur operasi.

c. Terapi suara, misalnya menggunakan bunyi-bunyi lain (seperti suara radio atau rekaman bunyi hujan)
untuk menutupi bunyi tinnitus yang dialami.

d.Tinnitus retraining therapy (TRT). Dalam terapi ini, pengidap tinnitus akan dilatih untuk membiasakan
diri dengan bunyi tinnitus yang ia alami.
Di samping terapi dan langkah medis, ada juga beberapa cara yang bisa diterapkan di rumah untuk
mengendalikan gangguan pendengaran ini. Misalnya, mendengarkan musik yang menenangkan dan
melakukan relaksasi.

Komplikasi Tinnitus

Tinnitus memengaruhi orang secara berbeda. Bagi sebagian orang, tinnitus dapat secara signifikan
memengaruhi kualitas hidup. Jika kamu mengidap tinnitus, kamu mungkin juga mengalami:

a. Kelelahan.

b. Stres.

c. Gangguan tidur.

d. Kesulitan berkonsentrasi.

e. Masalah memori.

f. Depresi.

g. Kecemasan dan lekas marah.

h. Sakit kepala

Pencegahan Tinnitus

Dalam banyak kasus, tinnitus terjadi akibat dari sesuatu yang tidak dapat dicegah. Namun, beberapa
tindakan pencegahan dapat membantu mencegah jenis tinnitus tertentu, yaitu:

a. Gunakan Pelindung Telinga (Ear Plug). Misalnya saat menggunakan gergaji mesin, bermain alat
musik, bekerja di industri yang menggunakan mesin keras atau menggunakan senjata api (terutama
pistol atau shotgun).

b. Kecilkan Volume. Paparan musik yang diperkuat dalam jangka panjang tanpa pelindung telinga atau
mendengarkan musik dengan volume sangat tinggi melalui headphone dapat menyebabkan gangguan
pendengaran dan tinnitus.

c. Jaga Kesehatan Kardiovaskular. Olahraga teratur, makan bergizi seimbang, dan menjaga pembuluh
darah tetap sehat dapat membantu mencegah tinnitus yang terkait dengan obesitas dan gangguan
pembuluh darah.

d. Batasi Alkohol, Kafein, dan Nikotin. Zat-zat ini, terutama bila digunakan secara berlebihan, dapat
memengaruhi aliran darah dan berkontribusi terhadap tinnitus.

Anda mungkin juga menyukai