Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN TINNITUS

KELOMPOK 3
CHRISTINE MARGARETHA
DELLAA NACKYTA
FAHMI ABDUL MALIK
INDAH VERONIKA
MAT AZHARRA
RISMA AYU GURNING
ROSDIANA MANALU
SALMA SALSABILLA
SISILIA OKTAVIANI
WILSYA MANIA
YANA APRIYANI RINDIANTIKA
Definisi

 Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan


mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa
bunyi mendenging, menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi yang lain.
Gejalanya bisa terus menerus atau hilang timbul.

 Tinnitus disebabkan oleh kelainan yang letaknya proksimal terhadap foramen


ovale. Tinnitus merupakan gejala medis yang agak berat untuk dievaluasi.
Tinnitus dapat timbul apada usia berapapun, tapi gejala ini lebih sering timbul
pada pasien 40 dan 80 tahun. Biasanya pada pria lebih sering terjadi dibanding
dengan wanita.

 Tinnitus ada 2 macam:

1. Tinnitus objektif bersifat vibratorik


2. Tinnitus subjektif bersifat nonvibratorik
1. TINNITUS NONPULSATIL
 Tinnitus nonpulsatil didefinisikan sebagai bising
menetap atau tidak terputuskan, dan telah
digambarkan sebagai bunyi berdenging,
mendenging, berdesis.
 Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama 2. TINNITUS PULSATIL
beberapa periode waktu yang bervariasi. Tinnitus
lebih didengar pada ruangan yang sunyi dan
biasanya paling menganggu di malam hari, efek  Tinnitus jenis ini jarang
penutup kebisingan lingkungan dan aktivitas kerj
sehari-hari dapat menyebabkan pasien tidak terjadi dibandingkan tinnitus
menyadari suara tersebut. nonpulsatil dalam vaskular
 Tinnitus Nonpulsatil dengan Ketulian maupun non vaskular.
 Tinnitus jenis ini lebih sering timbul bersama tuli Biasanya tinnitus vaskular
sensorineural dibandingkan tuli konduktif dan
sangat jarang suatu tuli sensorineural tidak disertai
digambarkan sebagai bising
tinnitus. mendesis yang sinkron
 Tinnitus Nonpulsatil tanpa Ketulian dengan denyut nadi atau
 Tinnitus jenis ini bisa bersifat fisiologis, fungsional denyut jantung sedangkan
atau karena gangguan pendengaran pada frekuensi tinnitus nonvaskular
di atas batas yang di tes selama tes audiometri
klinis rutin. digambarkan sebagai bising
klik, goresan.
Penyebab Tinnitus

 Penyakit kardiovaskuler
 Paparan bising
 Trauma kepala dan  Cedera yang menyebabkan

leher kelainan rahang


 Gangguan tertentu
 Ototoksisitas
 Beberapa jenis tumor
 Tinnitus pulsatil
Patofisiologi

 Susunan organ telinga terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-tulang pendengaran
dan rumah siput. Suara berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput
tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran ini diterima saraf pendengaran dan diteruskan
ke otak. Kemudian, terdengar suara denging tadi. Maka ada baiknya mengistirahatkan
telinga dari suara bising dan mencari keheningan. Pendengaran yang terganggu biasanya
ditandai dengan mudah marah, pusing, mual dan mudah lelah.
 Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan, menganggu, mempunyai sumber dan menjalar
melalui media perantara. Secara fisik, bising merupakan gabungan berbagai macam bunyi
dengan berbgai frekuensi yang hampir tidak mempunyai periodisitas, tidak mempunyai arti,
tidak berguna dan memiliki intensitas yang selalu melampaui milai ambang batas (NAB)
yang diperbolehkan dan lama paparannya melampaui batas waktu yang diperkenankan.
 Bising dengan intensitas yang cukup tinggi dengan waktu papar cukup lama akan
menimbulkan kerusakan pada sel-sel rambut (hair cells) yang terdapat di telinga bagian
dalam (cochlea).
 Sel rambut adalah sel yang berfungsi mengubah energi akustik menjadi rangsangan listrik
untuk dapat diteruskan ke pusat persepsi pendengaran di otak. Sehingga kerusakan pada sel
rambut menyebabkan tergangguanya proses mendengar dengan akibat terjadi penurunan
fungsi pendengaran.
Beberapa Sumber Bising Yang Dapat Menyebabkan Tinnitus

1. Mesin industri atau mesin kendaraan yang dikemudikan

2. Aktivitas pekerjaan di galangan kapal

3. Konser musik (misalnya pada musik heavy metal,rock)

4. Letusan senjata api

5. Ledakan bom atatupun petasan ukuran besar


6. Kegemaran mendengarkan musik melalui head phone dengan volume besar.
Menurut frekuensi getarnya, tinnitus terbagi menjadi 2 macam

1. Tinnitus frekuensi rendah (low tone)

2. Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)


Factor risiko tinnitus Komplikasi
 Berusia lanjut, terutama di atas
usia 60 tahun.  Depresi
 Sering mendengar suara yang  Sulit tidur
terlalu keras, misalnya orang
yang berprofesi sebagai , musisi,
 Sulit berkonsentrasi
pekerja di pabrik atau  Mudah marah
konstruksi.
 Berjenis kelamin laki-laki.
 Memiliki kebiasaan merokok.
 Tidak dapat mengelola stres
dengan baik.
 Sering mengonsumsi minuman
beralkohol atau berkafein
Diagnosis

 Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga untuk cara
pengobatannya perlu ditegakkan diagnosis untuk mencari penyebabnya yang biasanya
sulit diketahui. Untuk memastikan diagnosis perlu ditanyakan riwayat terjadinya
kebisingan, perlu pemeriksaan audiometri nada murni (Pure tone audiometry). Pada
pemeriksaan audiometri nada murni gambaran khas berupa taktik (notch) pada
frekuensi 4 kHZ. Anamnesis merupakan hal utama dan yang terpenting dalam
penegakan diagnosis tinnitus
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesis adalah:
 Lama serangan tinnitus
 Apabila pasien sulit mengidentifikasi kanan atau kiri, kemungkinan disaraf pusat.
 Kualitas tinnitus
Pengobatan

 Dalam banyak kasus, tidak ada perawatan spesifik untuk tinnitus. Tinnitus hanya
dapat hilang dengan sendiri, atau mungkin menjadi cacat tetap bahwa pasien
harus "hidup bersama.“
 Obat gabapentin (Neurontin, Gabarone) dalam dosis tinggi, dan mengurangi
tingkat gangguan dari tinnitus pada beberapa pasien, tetapi tidak memperkecil
volume suara, dan tidak ditemukan lebih baik dibandingkan plasebo.

 Pada umunya pengobatan gejala tinnitus dibagi dalam 4 cara yaitu:

 Elektrofisiologik
 Psikologik
 Terapi medikamentosa
 Tindakan bedah
Pencegahan

 Hindari suara-suara yang bising/ gaduh jangan terlalu sering mendengarkan suara bising (misalnya diskotik, tempat-tempat
yang menyediakan games dengan suara-suara yang mebuat telinga bising, konser musik rock, bunyi sepeda motor tanpa
peredam, petasan, walkman, loudspeaker, permainan anak yang berbunyi keras bahkan telpon genggam juga mengandung
bahaya, khususnya bagi anak dan reamaja)

 Batasi pemakaian headset, jangan mendengar dengan volume yang amat maximal.

 Gunakan pelindung telinga apabila berada ditempat-tempat bising (misalnya menggunakan plastik yang dimasukkan ke
saluaran telinga atau penutup telinga yang mengandung gliserin)

 Pemberian obat-obatan juga penting, terutama vitamin bagi saraf dan obat yang dapat melebarkan pembuluh darah.

 Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam. Jangan melakukan diet yang tidak seimbang karena setengah nutrisi
berperan dalam kesehatan sel saraf telinga secara langsung atau tidak langsung.

 Perbanyak mengkonsumsi Vitamin A dan E karena vitamin A dan E merupakan nutrisi penting untuk menjaga membran sel
dalam telinga dan dapat meningkatkan peredaran oksigen terhadap sel masing-masing.

 Pengambilan mineral sperti magnesium dan zink yang seimbang dan viatamin B kompleks dapat membantu mengatasi
masalah tinnitus.
 Senam atau beraktivitas yang menyenangkan seperti yoga, tai-chi, pijat,
akupresur, hypnosis, reiki dan meditasi. Hal ini berguna untuk membantu
mempertahankan kesehatan sistem peredaran darah.

 Berpikirlah positif, cobalah untuk melawan pikiran negatif dengan pikiran


positif.

 Berlatih untuk menghindari stres semampunya

 Kendalikan gaya hidup dan aturlah waktu sebaik mungkin

 Atasilah emosi

 Periksalah gigi anda dan pastikan tidak ada masalah pada sendi tempurung
kepala-rahang (temporo-mandibular joint)

 Mengulum/mengunyah permen karet.


ASUHAN KEPERAWATAN

 Ny.A berusia 54 tahun datang ke RS Guci Medika pada tanggal 20 april 2020 bersama
suaminya pada pukul 13.00. Ny A datang dengan keluhan utama telinga kanannya
terasa berdenging bunyi “nging” dengan nada tinggi, terus menerus kurang lebih sudah
2 minggu ini ,pasien mengatakan sulit untuk tidur karena telinganya berdenging,pasien
juga mengeluh mual ddan mudah marah,pasien mengatakan tidak tau menau apa yang
dideritanya saat ini pasien juga mengatakan merasa cemas dengan pennyakit yang di
deritanya. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data
 TD : 130/80

 N : 75X/Menit

 S : 37 °C

 RR: 20x/menit
Pengkajian
 Data klien

 Nama : Ny.A
 Umur : 54 Th  Data penanggung jawab
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Nama : Tn.D
 Pendidikan : -

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga  Umur : 55 tahun


 Status Perkawinan : menikah
 Alamat: Jl. Kusuma
 Agama : Islam
Utara
 Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

 Alamat : Jakarta  Hub. Dengan Pasien :


No. RM / CM Suami
 Dx Medis : Tinnitus
 Pendidikan : SMA
 Tgl masuk : 20 April 2020

 Tanggal dikaji : 20 April 2020  Pekerjaan : Ibu Rumah


 Nomor RM : 0007 Tangga
 KELUHAN UTAMA

 Pasien mengatakaan telinga kanannya terasa berdenging bunyi “nging” dengan nada tinggi

 RIWAYAT KESEHATAN

 RiwayatKesehatanSekarang

 Ny. A datang ke rumah sakit Gucci medika pada tanggal 20 april 2020 Pada jam 13.00 WIB
wib dengan keluhan telinga kanannya terasa berdenging bunyi “nging” dengan nada tinggi terus
menerus, kurang lebih sudah 2 minggu ini ,pasien mengatakan sulit untuk tidur,pasien juga
mengeluh mual dan mudah marah,pasien mengatakan tidak tau menau apa yang dideritanya
saat ini pasien juga mengatakan merasa cemas dengan pennyakit yang di deritanya
 RiwayatPenyakitDahulu

 Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu


 Riwayat Penyakit Keluarga

 Dalam anggota keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit serupa,serta tidak ada yang
mempunyai penyakit mnular dan menurun
POLA KEBUTUHAN DASAR (BIO-PSIKO-SOSIO-
KULTURAL-SPIRITUAL)

PolaPersepsidanManajemenKesehatan

- Pasien mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan pelayanan kesehatan ia akan
sembuh dan cepat pulang.
PolaNutrisi-Metabolik

 Sebelumsakit :
Pasienmengatakanbiasamakan 1 piringnasidenganlaukdansayur( 3xsehari). Dan juga biasa
minum air putih kurang lebih 1500-2000 cc.
Saatsakit :

-Pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien makan 1/2porsi (3xsehari)


 Pola Eliminasi
BAB
 Sebelumsakit :
PasienmengatakansebelumsakitBAB normal 1x seharisetiap pagi dengan konsistensi lembek
kekuningan dan bau khas feses.
Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB normal 1x sehari dengan
konsistensi lembek kecoklataan dan bau khas feses
BAK
Sebelumsakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari warna urin
kuning jernih dan bau khas urin.
Saatsakit :
Pasien mengatakan BAK <5x sehari, warna urin gelap
seperti teh,dan bau khas urin.
 Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan belum mengetahui penyakitnya karena sebelumnya
anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit serupa.
 Pola Persepsi-Konsepdiri
Pasien mengatakan bahwa merasa tidak nyaman karena penyakit tersebut.
 PolaTidurdanIstirahat
 Sebelumsakit :
Pasien mengatakanbiasa tidur 6-7 jam perhari dan tidur dengan nyenyak.
 Saatsakit :
Pasienmengatakansulit untuk tidur
 PolaPeran-Hubungan
Pasien mengatakan berhubungan baik dan berinteraksi dengan keluarga dan
masyarakat sekitar, namu saat sakit klien mengatakan sulit berinteraksi
 PolaNilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam dan klien mengatakan rutin melakukan sholat 5 waktu
Pengkajian fisik

 Keadaanumum : Composmetis, pasientampaklemah



 Tanda-tanda Vital
 TD : 130/80
 N : 75X/Menit
 S : 37 °C
 RR: 20x/menit
 Keadaanfisik
 Kepala dan leher
 Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir tampak pucat,mukosabibirkering, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, bibir
simetris.
 hidung
Inspeksi : simetris,penyebaran rambut dan silia merata, terdapat secret , terdapat penggunaan nafas
cuping hidung
 telingga : daun telingga simetris, terdapat kotoran di dalam telinga
 integumen
 Inspeksi : tidak ada hiperpigmentasi
 Palpasi : turgor kulit menurun, kulit terasa hangat, kulit kemerahan
Ekstremitas :
Atas :
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi
Palpasi : CRT 3 detik
Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
Palpasi : CRT 3 detik
Neurologis :
Status mental dan emosi : Kurang
Data fokus

Nama : Ny. A
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor RM : 0007
Diagnosa Keperawatan

N Diagnosa keperawatan
O.

1. Cemas b.d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran


( tinnitus)
2. Gangguan istirahat dan tidur b.d gangguan pendengaran

3. Resiko kerusakan interaksi social b.d hambatan komunikasi


INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Ny. A
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor RM : 0007
N Diagnose Tujuan intervensi Rasional
o. keperawatan /kriteria hasil
1. Cemas b.d Setelah - kaji tingkat -mengetahui tingkat kecemasan /
dilakukan kecemasan / rasa rasa takut pasien dalam menentukan
kurangnya tindakan takut tindakan selanjutnya
informasi tentang selama 2 x 24
jam - kaji tingkat -mengetahui seberapa jauh
gangguan diharapkan : pengetahuan klien pengetahuan dan pengalaman pasien
pendengaran Tidak terjadi tentang gangguan serta pemahaman tentang penyakit
kecemasan yang dialaminya yang diderita
( tinnitus)
pengetahuan berikan
klien terhadap -pasien akan merasa tenang dan rasa
penyakit -penyuluhan tentang takut berkurang dengan penyakit
meningkat tinnitus yang diderita
yakinkan klien
bahwa penyakitnya -mengurangi ketegangan dan
dapat disembuhkan membuat perasaan pasien lebih
nyaman dan tenang
No. Diagnose Tujuan /kriteria intervensi Rasional
keperawatan hasil
2. Gangguan istirahat dan Setelah dilakukan  kaji tingkat  mengetahui tingkat dari
tidur b.d gangguan tindakan selama 2 x kesuliatn tidur kualitas tidur klien
pendengaran 24 jam diharapkan  kolaborasi dalam  dapat memperbaiki dan
pasien : pemberian obat meningkatkan kualitas tidur
Ganggaun tidur penenang/ tidur klien
dapat teratasi atau  anjurkan klien  rasional : membantu klien
teradaptasi untuk beradaptasi beradaptasi dan menentukan
dengan gangguan solusi untuk gangguan
tidur tersebut
 kolaborasi dalam
pemberian obat
penenang/obat
tidur
 anjurkan klien
untuk beradaptasi
dengan gangguan
tersebut
No. Diagnose keperawatan Tujuan /kriteria intervensi Rasional
hasil

3. Resiko kerusakan Setelah  anjurkan klien  mengetahui tingkat


interaksi social b.d dilakukan menggunakan alat pendengaran pasien
hambatan komunikasi tindakan selama bantu dengar untuk menentukan
2 x 24 jam setiap diperlukan tindakan selanjutnya
diharapkan  kaji seberapa  memberikan tingkat
pasien : patah gangguan gangguan yang
Tingkat pendengaran yang dialami klien
pendengaran dialami klien jika  pesan anjuran yang
klien dapat mungkin bantu disampaikan oleh
beradaptasi klien memahami perawat kepada pasien
komunikasi non dapat diterima dengan
verbal baik oleh pasien
 kaji kesulitan  memudahkan pasien
mendengar berkomunikasi dengan
keluarga atau perawat
IMPLEMENTASI

Nama : Ny. A
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor RM : 0007
N Diagnose implementasi
o.
1. Cemas b.d Mengkaji tingkat kecemasan / rasa takut
kurangnya Mengkaji tingkat penegtahuan tentang klien dan gangguan yang dialaminya
informasi Memberikan penyuluhan tentang tinnitus
tentang Meyakinkan klien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
gangguan Menganjurkan klien untuk rileks dan menghindari stress
pendengaran
( tinnitus)

2. Gangguan Mengkaji tingkat kesulitan tidur


istirahat dan Mengkolaborasi dalam pemberian penenang / obat tidur
tidur b.d Menganjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
gangguan
pendengaran
3. Resiko kerusakan Mengkaji kesulitan mendengar
interaksi social Mengkaji seberapa parah gangguan pendengaran yang dialami klien
b.d hambatan Membantu klien memahami komunikasi non verbal
komunikasi Menganjurkan klien menggunakan alat bantu dengar setiap diperlukan jika
bersedia
EVALUASI

 Nama : Ny. A
 Usia : 54 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Nomor RM : 0007

Diagnosa keperawatan evaaluasi

Cemas b.d kurangnya informasi tentang Tidak terjadi kecemasan


gangguan pendengaran ( tinnitus) Pengetahuan klien terhadap penyakitnya meningkat
Gangguan istirahat dan tidur b.d gangguan Gangguan terhadap penyakitnya dapat teratasi dan
pendengaran teradaptasi
Resiko kerusakan interaksi social b.d Resiko kerusakan interaksi social dapat diminimalkan
hambatan komunikasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai