pertumbuhan hormone
Hormone tirotropik (TSH), mengendalikan
kegiatan kelenjar tiroid dalam mengahsilakn
hormone tiroksin.
Hormone antidiuretic (ADH),
Hormone adrenokortikotropik (ACTH), mengatur jumlah air yang keluar
mengendalikan kelenjar suprarenal dalam melalui ginjal, membuat kontraksi
menghasilkan kortisol yang berasal dari otot polos ADH disebut juga hormone
korteks kelenjar suprarenal. pituitrin.
Hormone gonadotropik berasal dari follicle Hormone oksitoksin merangsang dan
stimulating hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel Graaf menguatkan kontraksi uterus sewaktu
dalam ovarium dan pembentukan melahirkan dan mengeluarkan air
spermatozoa dalam testis. susu sewaktu menyusui. Kelenjar
Luteinizing hormone (LH), mengendalikan hipofise terletak di dasar tengkorak,
sekresi esterogen dan progesterone dalam didalam fosa hipofise tulang sfenoid.
ovarium dan testosterone dalam testis.
Interstitial cell stimulating hormone (ICSH)
Lanjutan...
Kelenjar Tiroid Kelenjar Paratiroid
Tiroid terdiri atas dua lobus Kelenjar ini terletak disetiap
kanan dan kiri yang sisi kelenjar tiroid yang
dihubungkan oleh isthmus terdapat di dalam leher,
yang sempit. Kelenjar ini kelenjar ini berjumlah empat
merupakan organ vascular buah yang tersusun
yang dibungkus oleh selubung berpasangan yang
yang berasal dari lamina mengahasilkan hormone
pretrachealis fasciae paratiroksin yang berfungsi
profundae. Selubung ini mengatur kadar kalsium dan
melekatkan glandula pada fosfor di dalam tubuh (Drs. H
larynx dan trachea(Guyton, Syaifuddin, 2006).
2006).
Lanjutan...
Kelenjar Adrenalin Pankreas
Kelenjar ini berbentuk bola, Kelenjar pancreas merupakan sekelompok sel
yang terletak pada pancreas, sehingga dikenal
atau topi yang menempel pulau – pulau Langerhans
Kelenjar pancreas menghasilkan hormon insulin
pada bagian atas ginjal. Pada dan glucagon. Insulin mempermudah gerakan
setiap ginjal terdapat satu glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel.
kelenjar suprarenalis dan Didalam otot glukosa dimetabolisasi dan
dibagi atas dua bagian, yaitu
disimpan dalam bentuk cadangan.
Disel hati, insulin mempercepat proses
bagian luar (korteks) dan pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis).
bagian tengah (medula). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah
merupakan rangsangan mensekresikan insulin.
Contohnya: insulin akan meningkat setelah kita
makan dan kadar glukosa dalam darah akan naik
sebab tubuh mendapatkan dari pemecahan
makanan.
Ovarium dan testis
Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kelamin Sistem hormonal yang
wanita yang berfungsi menghasilkan mempengaruhi siklus menstruasi
sel telur, hormone estrogen dan adalah:
hormone progesterone. FSH-RH (follicle stimulating
Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel hormone releasing hormone) yang
de Graaf dan dirangsang oleh FSH. dikeluarkan hipotalamus untuk
Estrogen berfungsi menimbulkan dan merangsang hipofisis mengeluarkan
mempertahankan tanda – tanda FSH.
kelamin sekunder pada wanita,
misalnya perkembangan pinggul,
LH-RH (luteinizing hormone
payudara, serta kulit menjadi halus. releasing hormone) yang
Progesteron dihasilkan oleh korpus dikeluarkan hipotalamus untuk
luteum dan dirangsang oleh LH. merangsang hipofisis mengeluarkan
Progesteron berfungsi mempersiapkan LH.
dinding uterus agar dapat menerima PIH (prolactine inhibiting hormone)
sel telur yang sudah dibuahi. yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa
utama yaitu: Masa sekresi.
Masa menstruasi yang berlangsung Masa sekresi adalah masa
selama 2-8 hari.
Pada saat itu endometrium (selaput sesudah terjadinya ovulasi.
rahim) dilepaskan sehingga timbul Hormon progesteron
perdarahan dan hormon-hormon dikeluarkan dan
ovarium berada dalam kadar paling
rendah. mempengaruhi pertumbuhan
Masa proliferasi dari berhenti darah endometrium untuk
menstruasi sampai hari ke-14. Setelah membuat kondisi rahim siap
menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan untuk implantasi (perlekatan
dari desidua fungsionalis untuk janin ke rahim).
mempersiapkan rahim untuk perlekatan
janin. Pada fase ini endometrium
tumbuhkembali. Antara hari ke-12
sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi) .
Testis
Testis pada mammalia terdiri dari Sekresi hormon tersebut
tubulus yang dilapisi oleh sel-sel benih dirangsang oleh ICTH yang
(sel germinal), tubulus ini dikenal dihasilkan oleh hipofisis
dengan tubulus seminiferus.
Testis mensekresikan hormon
bagian anterior.
testosterone yang berfungsi merangsang Sewaktu pubertas, hipofisis
pematangan sperma (spermatogenesisi)
dan pembentukan tanda – tanda kelamin
anterior memproduksi
pria. gonadotrofin, yaitu hormone
Misalnya pertumbuhan kumis, janggut, FSH dan LH. Sekresi kedua
bulu dada, jakun, dan membesarnya
suara.
hormone ini dipengaruhi
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh oleh GnRF (Gonadotropin
ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis Releasing Factor) yang
bagian anterior.
berasal dari hipotalamus
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior
memproduksi gonadotrofin, yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua
hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
(Gonadotropin Releasing Factor) yang
berasal dari hipotalamus
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Sistem
Fisik
Endokrin
Tehnik pemeriksaan fisik yang digunakan Saat palpasi tekan kulit sekitar
untuk pemeriksaan gangguan endokrin
sama dengan tehnik yang digunakan 2 inchi- 4 inchi ketika
dalam pemeriksaan umum meliputi melakukan palpasi dalam dan
inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. 1 ½ inchi ketika melakukan
Selama inspeksi amati yang berhubungan
dengan keabnormalan endokrin, seperti
palpasi texture, tenderness,
warna kulit, lokasi lesi, kesimetrisan dan temperature, moisture,
ukuran bagian tubuh. pulsations, massa, dan organ
Auskultasi didahulukan sebelum perkusi
internal. Perkusi pada
dan palpasi selama pemeriksaan system
endokrin, dengarkan murmur, Cardiac pemeriksaan gangguan
irregularities, bunyi nafas tambahan, endokrin antara lain perkusi
peningkatan bising usus.
abdomen untuk mengetahui
pembesaran pancreas.
Lanjutan...
Persiapan alat Alat yang digunakan untuk pemeriksaan sistem
endokrin antara lain :
Stetoskop
Timbangan
Persiapan pasien :
pemeriksaan bisa dengan posisi duduk ataupun berbaring dalam
tempat yang terang.
Langkah Pemeriksaan Fisik
Berat Badan :
Meningkat : di ketemukan pada cushing syndroma, dan hipotiroid
Menurun : di ketemukan pada hipertiroid, Diabetes melitus yang
tidak terkontrol
Lanjutan...
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah :
Meningkat : pada pheochromocytoma, cushing syndroma &
hipertiroid
Menurun : pada hipotiroid
Nadi :
Meningkat : pada tumor tiroid, hipertiroid
Menurun : hipotiroid
Suhu :
suhu tubuh subnormal pada hipopituitari dan hipopituitari
Lanjutan...
Kulit dan kuku :
Hiperpigmentasi (addison desease hiperpigmentasi diketemukan pada kulit telapak tanan, kuku, gusi, buku-
buku jari, lutut, siku, membran mukosa).
Pucat dan sianosis (pada penyakit Addison).
Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme.
Penyakit addison di temukan hiperpigementasi di persendian, genetalia,mukosa buccal, lipatan palmar dan
area yang terpapar dengan sinar matahari.
Pigmentasi abu-abu kecoklatan di leher dan ketiak di ketemukan pada pasien dengan cushingsyndrom dan
polykistik ovarium.
Pigmentasi kuning di palmar dapat mengindikasikan hiperlipidemia, pigmentasi kekuning-kuningan dapat
di diketemukan di hypotiroid.
Penurunan pigmentasi kulit dapat terjadi pada panhipopituitari
Kulit kering, kasar,keras dan besisik dapat di ketemukan pada hipotiroidisme atau hipoparatiroid.
Kulit kasar, lembab & pembesaran kelanjar keringat biasanya di ketemukan pada akromegali
Kulit hangat, lembab, tipis dapat di ketemukan pada hipettiroid - Striae keunguan & ekimosis dapat di
ketemukan pada cushing syndrome
Kulit kasar (kasar dan kering pada penderita hipotiroidisme)
Kelembutan dan bilasan kulit (hipertiroidisme)
Kulit kering bersisik, lapisan lemak subkutan tipis, rambut-rambut kaki menipis, lesi pada ekstremitas bawah
(mengindikasikan DM).
Pigmentasi pada kuku (penyakit addison desease).
Kuku kering, tebal dan rapuh (hipotyroidisme) - Rambut lembut Hipertyroidisme
Hirsutisme (terdapat pada penyakit cushing)
Lanjutan...
Rambut :
Kering, tebal. dan rapuh terdapat pada penyakit hipotiroidisme.
Rambut lembut terdapat pada penyakit hipertyroidisme.
Rambut kering, kasar, rapuh biasanya di ketemukan hipotiroid
Rambut tipis & lembut biasanya di ketemukan pada hipertiroid
Pertumbuhan rambut berlebihan di wajah, dada,abdomen &
pubis di jumpai kelebihan androgen
Kerontokan rambut atau rambut tipis di aksila, pubis dan alis
umumnya di ketemukan pada hipopituitari, hipotiroid dan
hipogonad
Lanjutan...
Muka
(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah) : Moon face, kulit
wajah berminyak dan tumbuh jerawat, hirsutisme (tumbuhnya
bulu wajah yang berlebihan) diketemukan pada Cushing
Sindrom.
Mata
Eksoptalmus (ketidakmampuan kelopak mata menutup bola
mata dengan sempurna) pada pasien hipertiroid
Pandangan kabur (retinopati pada pasien DM)
Leher
Inspeksi adanya pembesaran kelenjar tiroid : pada pasien grave
Buffalo hump (punuk kerbau)pada Cushing Sindrom
Lanjutan...
Pemeriksaan dada :
Inspeksi pada pergerakan dada dan payudara
Palpasi pengembangan dada dan fremitus taktil
Perkusi untuk mengetahui batas paru dan jantung serta unuk mengetahui adanya kelainan berupa masa
padat atau cairan.
Auskultasi : bunyi nafas dan suara jantung untuk mengetahui adanya suara tambahan ( whezing,
ronchi, crecles).
Temuan :
Irama pernafasan cepat dan dangkal pada pernafasan dada (ditemukan pada gangguan pituitary yang
akut dan stadium lanjut. Pada auskultasi mungkin masih terdengar suara vesikuler pada seluruh
lapangan paru.
Di ketemukan atropi mammae pada wanita hipopituitari
Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi bentuk abdomen, warna kulit, massa dan jejas
Auskultasi pada 4 kuadran abdomen untuk mengetahui peristaltik usus
Perkusi abdomen untuk mengetahui adanya meteorismus, ascites, massa abdomen
Palpasi abdomen untuk mengatahui adanya hepatomegali, splenomegali, nyeri tekan.
Temuan :
Striae pada sindrom chusing - Hiperperistaltik usus pada hiperthyroid
Lanjutan...
Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus :
Kaji bentuk, keutuhan, dan kesimetrisan genetalia, inguinal & anus
Temuan :
Di ketemukan atropi testis pada laki-laki dewasa dengan
hipopituitari
Pemeriksaan ekstremitas :
Kaji bentuk dan kesimetrisan ekstremitas, Kaji kekuatan otot, Kaji
Range Of Motion (ROM)
Temuan :
Kelemahan tonus otot, trunkel obesitas (badan besar ekstremitas
kecil),nyeri sendi terutama saat digerakkan
Pembesaran tangan dan kaki/ tulang panjang pada gigantisme dan
akromegali
Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
Melalui pemeriksaan fisik ada dua aspek utama yang dapat di
gambarkan yaitu:
Kondisi kelenjar endokrin
Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin
Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan
terhadap kelenjar tiroid dan kelenjar gonad pria (testis).Secara
umum,tekhnik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah:
Inspeksi
Pemeriksa berada di depan penderita. Penderita posisi duduk dengan
kepala sedikit fleksi atau leher terbuka sedikit hiperekstensi agar
sternokleidomastoideus relaksasi sehingga tumor tiroid mudah
dievaluasi.
Lanjutan....
Apabila terdapat pembengkakan atau nodul, perlu
diperhatikan beberapa komponen berikut:
Lokasi: lobus kanan, lobus kiri, ismus
Ukuran: besar/kecil, permukaan rata/noduler
noduler local
Gerakan: pasien diminta untuk menelan, apakah
pembengkakan
Lanjutan...
Palpasi
Pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi, pemeriksa berdiri di
belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan kedua tangan.
Beberapa hal yang perlu dinilai pada pemeriksaan palpasi:
Perluasan dan tepi
Gerakan saat menelan, apakah batas bawah dapat diraba atau tidak dapat diraba
trachea dan kelenjarnya.
Konsistensi, temperatur, permukaan, dan adanya nyeri tekan
Hubungan dengan m. sternocleidomastoideus (tiroid letaknya lebih dalam
daripada musculus ini.
Limfonodi dan jaringan sekitar
Palpasi: hanya bisa dilakukan pada kelenjar tiroid dan testis:
Pada kondisi normal: kelenjar tiroid tidak teraba
Pada kondisi normal: testis teraba lembut, peka terhadap sinar dan kenyal seperti
karet
Lanjutan...
Derajat pembesaran kelenjar tiroid:
Derajat 0-a : kelenjar tiroid tidak teraba atau bila
teraba tidak lebih besar dari ukuran normal
Derajat 0-b : kelenjar tiroid jelas teraba, tapi tidak
terlihat bila kepala dalam posisi normal
Derajat I : mudah dan jelas teraba, terlihat dengan
kepala dalam posisi normal, dan terlihat nodul
Derajat II : jelas terlihat pembesaran jarak dekat
Derajat III : tampak jelas dari jauh
Derajat IV : sangat besar
Lanjutan...
Auskultasi
Pada auskultasi perlu diperhatikan adanya bising
tiroid yang menunjukkan adanya hipertiroid.
Pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat terdengar bunyi
“bruit“.
Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada
pembuluh darah tiroidea.
Normal: bunyi ini tidak terdengar.
Dapat terdengar bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar
tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid
Auskultasi: untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh
darah dan jantung (TD, ritme dan rate jantung)
Pemeriksaan Fisik Pada Kelenjar Adrenal
Inspeksi
Pemeriksaan fisik secara inspeksi pada kelenjar adrenal ini, bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kelainan yang dialami klien yang ada kaitannya
dengan penyakit pada gangguan kelenjar adrenal tersebut.
Penyakit Addison
Pigmentasi pada kulit
Buku-kuku jari, lutut, siku, membran mukosa
Warna kulit: pucat, sianosis
RR cepat
Suhu tubuh diatas normal
Tanda-tanda dehidrasi
Bibir tampak kering
Kelemahan umum
Pasien tampak haus
Membran mukosa kering
Cushing Sindrom
Kifosis
Buffalo hump
Moon face
Kulit wajah berminyak dan tumbuh jerawat.
Virilitas pada wanita
Hirsutisme (tumbuhnya bulu wajah yang berlebihan
Lanjutan...
Palpasi
Pemeriksaan fisik secara palpasi pada kelenjar adrenal ini, bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kelainan yang dialami klien yang ada kaitannya dengan
penyakit pada gangguan kelenjar adrenal tersebut.
Penyakit Addison
Nadi cepat dan lemah
Nyeri abdomen
Turgor kulit
Cushing Sindrom
Kulit tipis, rapuh dan mudah luka
Atropi payudara
Klitoris yang membesar
Auskultasi
Penyakit Addison: Tekanan darah rendah
Cushing Sindrom: Suara yang dalam
Pemeriksaan Fisik Pada Kelenjar Pankreas
Inspeksi
Atur pencahayaan yang baik
Atur posisi yang tepat yaitu berbaring terlentang dengan tangan dikedua
sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan dibawah lutut untuk
menyokong dan melemaskan otot-otot abdomen.
Buka abdomen mulai dari prosessus xifoideus sampai simfisis pubis
Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur permukaan kulit,
adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidaksimetrisan, jaringan parut dan
striae
Perhatikan posisi, bentuk, warna dan adanya inflamasi atau pengeluaran
umbillikus
Amati gerakan-gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan ekspirasi
Lanjutan...
Palpasi: teraba masa pada abdomen
1) Teknik palpasi pada perut ini terbagi atas 2:
Palpasi Ringan
Palpasi ringan abdomen diatas setiap kuadran. Hindari area yang sebelumnya
sebagai titik bermasalah.
Letakkan tangan secara ringan diatas abdomen dengan jari-jari ekstensi dan
berhimpitan. Tempatkan tangan klien dengan ringan diatas tangan pemeriksa
untuk mengurangi sensasi geli
Jari-jari telapak tangan sedikit menekan perut sedalam 1-2 cm.
Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal, atau adanya massa
Selama palpasi, observasi wajah klien untuk mengetahui tanda
ketidaknyamanan.
Jika ditemukan adanya keluhan nyeri, uji adanya nyeri lepas: tekan dalam
kemudian lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul dengan
melepaskan tangan.
Lanjutan...
Palpasi Dalam
Gunakan metode bimanual
Tekan dinding abdomen sekitar 4 - 5 cm
Catat adanya massadan struktur organ dibawahnya. Jika terdapat massa,
catat ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, dan kekakuan
Pada pemeriksaan fisik kelenjar paratiroid ini, difokuskan untuk mengetahui gangguan pada kekuatan
otot, persendian yang berkaitan dengan kelenjar paratiroid.
Inspeksi otot
Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya atrofi atau hipertrofi.
Jika didapatkan perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan mistar.
Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang ditujukan oleh malposisi
suatu bagia tubuh.
Lakukan palpasi pada saat otot istrahat dan pada saat otot bergerak secara aktif dan pasif untuk
mengetahui adanya kelemahan (lasiditas), kontraksi tiba-tiba secara involunter(spastisitas).
Uji kekuatan otot dengan cara menyeluruh klien menarik atau mendorong tangan pemeriksa,
bandingkan kekuatan otot ekstremitas kiri dengan ekstremitas kiri.
Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara resisten.
Amati kenormalan susunan dan deformitas.
Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan.
Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.
Inspeksi persendian
Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian.
Pengkajian kulit
PENGKAJIAN
ENDOKRIN (TEKNIK/TEMUAN NORMAL)
Inspeksi warna kulit. Warna kulit harus merata dan sesuai dengan usia dan ras pasien.
Pengkajian kuku dan Rambut
Kaji tekstur, distribusi, dan kondisi kulit dan rambut. Tekstur rambut harus normal,
tersebar secara merata sesuai jenis kelamin, warna permukaan kuku harus merata serta
permukaanya halus.
Pengkajian wajah
Inspeksi simetristas dan bentuk wajah. Wajah harus simetris bilateral.
Isnpeksi posisi mata. Mata harus sama posisinya pada kedua sisi wajah. Kelopak mata
harus menutupi mata.
Pengkajian ukuran tiroid
Palpasi ukuran dan konsistensi kelenjar tiroid. Berdiri dibelakang pasien dan letakan jari
tangan. Anda dikedua sisi trakea dibawah kartilago tiroid (gambar 18-7). Minta pasien
untuk memiringkan kepalanya kearah kanan. Sekarang, minta pasien untuk menelan.
Ketika pasien menelan, geser lobus kiri sembari mereka lobus kanan. Ulangi hal yang
sama untuk meraba lobus kiri. Kelenjar tiroid biasanya tidak mudah diraba. Jika teraba,
lobusnya teraba lembut, kenyal, dan tidak ada nodul.
Pengkajian fungsi motorik
Kaji refleks tendon dalam, refleksi endon dalam dikaji dengan palu refleks dan meliputi
refleks bisep, refleks brakioradialis, refleks trisep, refleks patela, dan refleks achiles. Nilai
normal berkisar dari + 1 (ada, tetapi menurun) hingga +2 (normal) hingga +3
(meningkat), lihat Bab 43 untuk panduan dan ilustrasi pengkajian refleks tendon dalam.
Lanjutan
Pengkajian fungsi motorik
Kaji refleks tendon dalam, refleksi endon dalam dikaji dengan palu refleks dan meliputi refleks
bisep, refleks brakioradialis, refleks trisep, refleks patela, dan refleks achiles. Nilai normal berkisar
dari + 1 (ada, tetapi menurun) hingga +2 (normal) hingga +3 (meningkat), lihat Bab 43 untuk
panduan dan ilustrasi pengkajian refleks tendon dalam.
Pengkajian fungsi sensoris
Pemeriksaan sensitivitas pasien terhadap nyeri, suhu, vibrasi, sentuhan ringan, dan streogonosis
(kemampuan untuk mengindentifikasi suatu benda melalui sentuhan). Bandingkan area simetris
kedua sisi tubuh dan bandingkan region distal dan proksimal ekstermitas. Minta pasien untuk
menutup matanya.
Fungsi sensoris harus bilateral
Untuk memeriksa nyeri, gunakan ujung jari yang tumpul dan tajam peniti baru. Buang peniti
setelah digunakan.
Untuk mengukur suhu, gunakan cangking atau wadah lain berisi air dingin dan hangat.
Untuk memeriksa vibrasi, gunakan garpu tala diatas satu sendi ditangan atau jari kaki pasien.
Untuk memeriksa sentuhan ringan, gunakan gulungan kapas.
Untuk memeriksa streogonosis, taruh ditangan pasien benda yang sederhana dan familiar, seperti
karet gelang, bola kapas, atau kancing, minta pasien untuk menebak benda tersebut.
Lanjutan
Pengkajian musculoskeletal
Inspeksi ukuran dan proporsistruktur tubuh pasien. Ukuran dan proporsistuktur tubuh sama bilateral.
Ukuran tubuh yang terlalu pendek dapat menandakan kekerdilan (suatu kondisi yang ditandi dengan
ukuran tubuh yang pendek) : infusiensi hormon pertumbuhan hipofisis salah satu penyebabnya.
Tulang yang sangat besar dapat mengindikasikan akromegali, yang disebabkan oleh kelebihan hormon
pertumbuhan.
Mengkaji tetani akibat hipokalsemia
Kaji tanda Trousseau (suatu pemeriksaan untuk hipokalsemia) dengan hasil tetani (spasme otot yang
tonik) dengan mengembangkan manset tekanan darah diatas ruang antekubital hingga nilai tekanan
lebih dari tekanan darah sistolik selama 2-5 menit. Tanda yang trousseau dibahas terkait dengan
hipokalsemia dalam Bab 10. Temuan normalnya adalah tidak ada spasme karpus ketika dilakukan
kompresi lengan menggunakan manset tekanan darah.
Penurunan kadar kalsium menyebabkan tangan dan jari tangan pasien berkontraksi (spasme karpus).
Kaji tanda Chvostek (suatu pemeriksaan untuk hipokalsemia) dengan cara mengetukan jari tangan
anda didepan telinga pasien pada sudut rahang. Tanda Chvostek positif menyebabkan seringai wajah
akibat kontraksi berulang pada otot wajah. Tanda Chvostek dibahas diilustrasikan terkait dengan
hipokalsemia dalam – Bab 10. Temuan normalnya adalah tidak ada seringai ketika menepuk wajah
pasien didepan telinga.
Penurunan kadar kalsium menyababkan otot wajah lateral pasien berkontraksi.
PENGKAJIAN ENDOKRIN
(TEMUAN TIDAK NORMAL)
Hiperpigmentasi terlihat pada pasien berpenyakit addison atau syndrome cushing.
Hipopigmentasi terlihat pada diabetes melitus hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Warna kekuningan pada kulit dapat mengindetifikasikan hipotiroidisme
Striae berwarna ungu pada abdomen dan memar dapat dijumpai pada pasien yang
mengalami syndrome cushing
Kulit kering dan kasar sering terlihat pada pasien hipotiroidisme, sementara kulit
yang halus dan kemerah-merahan dapat dilihat pada hipertiroidisme
Lesi (misalnya ulserasi) pada ekstremitas bawah dapat mengindentifikasikan
diabetes militus
Peningkatan pigmentasi kuku sering terlihat pada pasien dengan penyakit addison
Kuku dan rambut yang kering, tebal, dan mudah patah dapat dijumpai pada
hipotiroidisme: kuku tipis dan mudah patah serta rambut tipis dan halus dapat
dijumpai pada hipertiroidisme
Hirsutisme (rambut pada wajah, dada, atau abdomen yang berlebih) dapat
dijumpai pada syndrome cushing
Lanjutan
Berbagai bentuk dan struktur dapat meindikasikan pertumbuhan yang tidak normal misalnya
akromegali (pertumbuhan tulang yang terus menerus akibat hipersekresi hormon pertumbuhan).
Eksoftalmus (mata melotot) dapat dijumpai pada hipertiroidisme
Tiroid dapat membesar pada dengan penyakit gravers atau gondok (pembesaran kelenjar tiroid)
Nodul multiped dapat dijumpai pada kelainan metabolik, sementara hanya satu nodul dapat
mengindikasikan kista atau tumor jinak atau ganas
Nodul tunggal yang membesar menujukan keganasan
Peningkatan refleksi dapat dijumpai pada hipertiroidisme, penurunan refleks dapat dijumpai pada
hipertiroidisme
Neuropati dan perestasia (perubahan sensasi) perifer dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme atau
akromegali.
Ukuran tubuh yang terlalu pendek dapat menandakan kekerdilan (suatu kondisi yang ditandi dengan
ukuran tubuh yang pendek) : infusiensi hormon pertumbuhan hipofisis salah satu penyebabnya.
Tulang yang sangat besar dapat mengindikasikan akromegali, yang disebabkan oleh kelebihan
hormon pertumbuhan.
Penurunan kadar kalsium menyebabkan tangan dan jari tangan pasien berkontraksi (spasme karpus).
Penurunan kadar kalsium menyababkan otot wajah lateral pasien berkontraksi.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK
Pengertian
Memberikan penilaian terhadap tanda-tanda
vital, tinggi badan danberat badan, kebiasaan
serta penampilan klien secara umum
Langkah-langkah
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Jaga privacy pasien
Cuci tangan
Pakai sarung tangan bersih
Kaji tingkat kesadaran subyektif
Kaji tingkat kesadaran berdasarkan GCS
Identifikasi status penampilan kesehatan : sakit ringan, sedang atauberat
Identifikasi warna kulit
Ukur tinggi badan (dalam cm) dan bentuk tubuh (tinggi atau pendek)
Lanjutan
Ukur berat badan (dalam kg) dan bentuk badan (kurus, gemuk atausedang)
Identifikasi ekspresi wajah : adakah tanda-tanda stress, senang dll
Identifikasi gaya berjalan dan keseimbangan
Identifikasi cara bicara
Identifikasi cara berpakaian dan berhias15). Identifikasi kebersihan secara umum16).
Identifikasi adanya bau badan dan mulut17). Mengukur tanda-tanda vital :
Ukur suhu badan
Hitung pernafasan dalam 1 menit
Hitung nadi dalam 1 menit
Ukur tekanan darah
Pemeriksaan kulit :
Inspeksi : warna, lokasi lesi (jika ada), bentuk (linear, berkumpulatau dermatomal), tipe
(makula, papula, pustula, bula atau tumor),warna.
Palpasi : kelembaban, suhu, tekstur, turgor kulit (kecepatan kulituntuk kembali ke
keadaan semula), mobilitas (kemudahan lipatankulit untuk dapat digerakan, biasanya
menurun pada klien denganedema
Lanjutan
Pemeriksaan kuku
Inspeksi : warna, bentuk, adanya lesi
Palpasi : bentuk
Pemeriksaan kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk, simetris, adanya benjolan, lesi, rambut (warna,distribusi, tekstur, adanya ketombe dan kutu,
kuantitas)
Palpasi : benjolan nodul, deformitas (fraktur), rambut (tekstur)
Pemeriksaan mata
Inspeksi : simetris, alis mata, kelopak mata (lingkaran hitamdimata, odema), warna konjungtiva dan sclera
Pupil (ukuran, bentuk, simetrisitas, reflek pupil, adanya reaksidekat)
Pemeriksaan ketajaman penglihatan. Minta klien untuk membacakoran atau majalah, jika klien biasa memakai alat
bantu sepertikacamata atau lensa, maka biarkan klien memakai alat bantutersebut.
Pemeriksaan lapang pandang. Minta klien berdiri atau duduk 60cm berhadapan dengan perawat dengan mata perawat
sejajar dengan mata klien. Minta klien menutup salah satu mata, sejajar dengan salah satu mata perawat yang juga
ditutup. Perawatmenggerakan tangan kearah superior, inferior, temporal dannasal. Klien mengikuti arah gerakan.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi : warna mukosa, warna bibir, karang gigi (kelengkapan,karies, karang gigi, infeksi), gusi (warna, lesi,
perdarahan, tonus),tonsil (warna, pembengkakan)
Palpasi : bibir dan lidah (nodul dan massal)
Pemeriksaan hidung dan sinus
Inspeksi : bentuk, mukosa, sekret, defikasi tulang, polip,pembengkakan
Palpasi : sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, spenoid)
Lanjutan
Pemeriksaan telinga
Inspeksi daun telinga (simetris, warna, ukuran, adanya inflamasi,lesi, bengkak)
Inspeksi liang telinga (serumen, sekret)
Palpasi daun telinga (tekstur adanya lesi)
Pemeriksaan kekuatan pendengaran. Minta klien untuk menutupmata, jarak antara
klien dan perawat 15-60 cm. Perawatmelafalkan 2 suku kata dengan suara keras,
lembut dan berbisik.Minta klien untuk mengulangi ucapan perawat.
Jika diduga terdapat penurunan kekuatan pendengaran, lakukantes weber dan rinne.
Tes weber : pegang garpu penala dan hentakan ditulang telapaktangan lalu letakan
garpu penala ditengah atas kepala klien ataudidahi. Minta klien mendengarkan dan
merasakan getaran suaradan catar diarea telinga mana terdengar (bisa satu sisi atau
duasisi telinga).
Tes rinne : pegang garpu penala dan hentakan ditulang telapaktangan. Letakan garpu
tala di prosesus mastoideus sampai klientidak lagi mendengar suaranya. Lalu
pindahkan dengan cepatgarpu penala tersebut dekat dengan liang telinga.
Pastikanapakah klien dapat mendengarnya.
Lanjutan
Pemeriksaan leher
Inspeksi : pembengkakan, pembesaran vena, lesi
Palpasi : posisi trakea, pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan payudara
Inspeksi : simetris, lesi, puting, areola, secret
Palpasi : massa, pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan thorax
Inspeksi : warna kulit dada (apakah sama dengan warna kulitlainya), bentuk dada,
pernafasan (jenis, irama, kedalaman),kesimetrisan dada saat istirahat dan saat
menarik nafas,ekspansi dada, ada tidaknya pernafasan cuping hidung),konfigurasi
dinding dada, ada tidaknya masa/benjolan, adanyahematom dan luka.
Palpasi : tempertur, pengembangan paru, vokal fremitus,adanya nyeri tekan, adanya
massa
Perkusi : seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas normal dan abnormal
Lanjutan
Pemeriksaan jantung
Palpasi : nadi
Auskultasi : irama jantung, suara jantung
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : simetris, bentuk/kontur, adanya pelebaran pembuluhdarah, bentuk umbilicus
Auskultasi : bising usus selama 1 menit (menggunakanstetoskop diafragma, mulai dari kuadran
kanan bawah) danbunyi pembuluh darah aorta, arteri renalis kanan kiri, arteriiliaka kanan kiri
(menggunakan stetoskop bell, amati adanyabunyi friction rub)
Palpasi : semua kuadran (kaji adanya hepatomegali dansplenomegali, nyeri tekan)
Palpasi : letakan tangan kiri dibawah thorax posterior kananpada ICS 11-12 (area pinggang).
Letakan tangan kanan padaabdomen kuadran kanan atas atau dibawah batas bawahhepar
kemudian tekan kedalam dan keatas sepanjang bataslengkung tulang rusuk. Normalnya hepar
tidak teraba
Bila pada palpasi kita dapat meraba pembesaran hati, makadeskriptif berapa besar jari tangan
dibawah lengkung igakanan, bagaimana keadaan tepi hati, bagaimanakonsistensinya, adanya
nyeri tekan.
Palpasi limfa : pembesaran limfa diukur dengan menggunakangaris schuffner. Dimulai dari regio
iliaka kanan (titik schufner 8),melewati umbilikus, menuju lengkukg iga kiri (titik schufner1).
Lanjutan
Instruksikan klien untuk inspirasi dalam melalui mulut (agar diafragma akan
turun dan limpa bergerak kearah ujung-ujung jari tangan pemeriksa.
Setelah tepi bawah limfa teraba, maka dilakukan deskripsi :berapa jauh dari
lengkung iga kiri pada garis schuffner (S1 danS8), bagaimana konsistensinya.
Perkusi : seluruh kuadran (adanya nyeri ketok)
Perkusi hepar (untuk mengukur batas bawah dan atas hati).Dari arah iliaka
sejajar midklavikula (suara yang pertama kalididengar adalah timpani) dan
dari arah dada ICS 4-5 sejajar midklavikula (suara yang pertama kali
terdengar adalahresonan karena terdapat paru). Beri tanda titik ketika
didengar dulness (suara hepar normal adalah dullness ukuran normal 6-
12cm).
Dari arah atas umbilikus sejajar sternum dan dari arah dadadibawah sternum.
Beri tanda titik ketika didengar dullness.Ukuran normal 4-9 cm.
Perkusi limpa : (sepanjang bagian bawah kiri dada anterior)sampai ditemui
suara dullness. Normal akan didengar suaradullness antara ICS 6-10.30).
Lanjutan
Pemeriksaan genetalia
Inspeksi : pria (kebersihan, testis, nodul, lesi, cairan yangkeluar, peradangan.
Wanita (kebersihan klitoris, labia minor dan mayor, nodul, lesi, cairan yang keluar
Palpasi : massa
Pemeriksaan anus
Inspeksi : kulit, pembesaran pembuluh darah, polip, secret
Palpasi : massa, spingter ani
Pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi : pergerakan sendi, lesi, massa, tonus otot, warna kulit
Palpasi : temperatur, odema
Merapihkan alat
Cuci tangan
Dokumentasi
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pengertian
Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri
Tujuan :
Mengetahui nilai tekanan darah
Membantu menegakan diagnose
Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, alamat, pendidikan, suku/ bangsa, status perkawinan.
Riwayat Kesehatan meliputi :
Keluhan Utama
1) Kelelahan
2) Demam
3) Diaforesis, keringat malam
4) Kemerahan
5) Kelemahan muscular
6) Nyeri / pembengkakan sendi
7) Penurunan berat badan
8) Proses pemulihan buruk
Riwayat Kesehatan Sekarang
Apakah pasien masih merasakan kelelahan, demam, diaforesis, kemerahan, kelemahan
muscular, nyeri / pembenngkakan sendi, penurunan berat badan,. Apakah masih
terdapat massa yang tidak biasa, limfadenopati, proses pemulihan buruk, hepatomegali,
perubahan tanda-tanda vital.
Lanjutan
Riwayat penyakit sekarang/menyertai
1) Infeksi berulang : sering, khususnya virus
2) Infeksi opurtunistik : jamur protozoa, atau virus
Riwayat Penyakit Dahulu
1) Alergi
2) Autoimun
3) Proses infeksi
4) Penyakit transmisi seksual
5) Hepatitis
6) Pemajanan terhadap agen kimia
7) Iradiasi
Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Kanker
2) Gangguan imun
3) Alergi
Riwayat Sosial
1) Merokok
2) Penggunaan alkohol
3) Peningkatan stres
4) Pilihan seksual
5) Pasangan seks multipel
6) Penggunaan obat iv, pemakaian jarum bersama-sama
Lanjutan
Riwayat Pengobatan
1) Imunisasi
2) Menerima darah atau produk darah sebelum 1985
3) Hidralazin
4) Prokainmid
5) Isoniazid
6) Penggunaan obat-obatan iv secara gel
Riwayat Kesehatan
Keadaan umum meliputi tanda-tanda vital ( nadi, respirasi, tekanan darah,suhu), tinggi badan dan berat badan.
Sistem Integumen
1) Sensitivitas matahari
2) Berkilau, kulit tegang diatas sendi yang rusak
3) Modul subkutaneus diatas tonjolan tulang
4) Kemerahan
5) Eritema : “kupu-kupu” pada pipi dan hidung : nodus bercak putih, abu-abu/putih pada mukusa
6) Lesi merah sampai ungu / coklat
7) vesikel herpetic
8) Olserasi oral, nasal
9) Kista tulang ; tangan ; kaki
10) Perlambatan pemulihan luka
11) Alopesia parsial
Lanjutan
Sistem Syaraf Pusat
1) Umum meliputi sakit kepala, parestesia, paralisis,
neuritis, perubahan kesadaran.
2) Kognitif meliputi kerusakan memori, kerusakan
konsentrasi, penurunan proses berpikir, dan kacau mental.
3) Motorik meliputi gaya berjalan, kelemahan tungkai
bawah, penurunan koordinasi tangan, tremor dan kejang.
4) Perilaku meliputi kurang menjiwai, menarik diri,
emosional labil, perubahan kepribadian, ansietas, mengin
Lanjutan
Sistem penglihatan meliputi fotokobia, berkurangnya lapang pandang penglihatan,
diplopia, kebutaan, pandangan kabur, katarak, badan cytoid retinal, kinjungtivitas & ureitis,
proptosis, papilledema.
Sistem pernafasan meliputi sesak nafas, dipsnea, ispa sering, batuk, takipnea, sianosis,
pendarahan, hipertensi pulmoner, fibrosis
Kardiovaskuler meliputi palpitasi, lakikardia, nyeri dada dari sendang sampai berat,
hipertensi, murmur, kardiomegali, dan fenimena reynoud’s
Sistem gastrointestinal meliputi anorexia, mual, disfagia, nyeri abdomen, kram, kembung,
gatal pada rectum, nyeri, penurunan berat badan, tidak disengaja, muntah, diare, fisura
tektum, pendarahan, hepatosplenomegali
Sistem gonotourinarius meliputi hemakuria, serpihan selular, azotemia, nyeri panggul, nyeri
pada waktu berkemih, reynoud’s
Sistem muskuloskeletal meliputi nyeri dan kekacauan sendi, kelemahan muscular,
parestesia pada tangan dan kaki, artralgia, peradangan/pembengkakan sendi, kerusakan
fungsi sendi, nodul-nodul subkutan pada tonjolan hati dan edema jaringan lunak
Sistem hematologi meliputi petekie, purpura, mudah memar, epistaksis dan pendarahan
gusi
Sistem limfatik meliputi limpadenopati dan splenomegali
Pemeriksaan Penunjang
ELISA
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh
Peter Perlmann dan Eva Engvall. Enzim-Linked immune sorbent
assay (ELISA) atau dalam Bahasa Indonesianya disebut sebagai uji
penentuan kadar immunosorben taut-enzim, merupakan teknik
pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara
antibody dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan
dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen
maupun antibody dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian
antibody IgM, IgG, dan IgA pada saat terjadi infeksi (pada tubuh
manusia khususnya, misalya pada saat terkena virus HIV). Namun
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknik ELISA juga
diaplikasikan dalam bidang patologi tumbuhan, kedokteran, dll.
Lanjutan
Test Alergi
Alergi merupakan suatu kelainan sebagai reaksi imun tubuh yang tidak di
harapkan. Istilah alergi dikemukan pertama kali oleh Von Pirquet pada tahun 1906
yang pada dasarnya mencakup baik respon imun berlebihan yang menguntungkan
seperti yang terjadi pada vaksinasi, maupun mekanisme yang merugikan dan
menimbulkan penyakit. Tes alergi adalah suatu cara untuk menentukan penyebab
alergi. Beberapa jenis tes alergi seperti tes tusuk kulit (Skin Prick Test), tes tempel
(Patch Test), tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test), tes kulit intrakutan, tes
provokasi dan eliminasi makanan dan tes provokasi obat.
Test Bone Marraw
Sumsum tulang adalah jaringan lunak dan berlemak yang terdapat dalam rongga
hampir semua tulang.Jaringan ini memainkan peran utama dalam pembentukan sel
darah.Dalam biopsi sumsum tulang, jaringan lunak dari bagian dalam tulang
diekstrak untuk tujuan diagnostik.Biopsi sumsum tulang lazim digunakan untuk
mengidentifikasi kelainan darah seperti anemia, infeksi darah, leukemia, dan
kanker sumsum tulang.
Lanjutan
Limfanglografi
Limfanglografi adalah pemeriksaan X-ray dengan
menggunakan kontras untuk melihat kelenjar limfe dan
pembuluh limfe yang merupakan bagian dari sistem
limfatik dengan tujuan untuk menegakkan diagnostik,
mengevaluasi penyebaran kanker dan efektifitas terapi
kanker.Indikasi dilakukan Limfanglografi yaitu untuk
mengetahui keefektifan dari terapi kanker, mengevaluasi
penyebab pembegkakan pada lengan atau kaki, mencari
penyakit yang disebabkan oleh parasit dan membedakan
antara limfoma Hodgkin atau non Hodgkin.
TERIMAKASIH