Anda di halaman 1dari 27

MODUL PRAKTEK KLINIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

NAMA MAHASISWA :…………………………

NIM :…………………………

SEMESTER : .......................................

PROGRAM :…………………………

ALAMAT :………………………….

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK
JL. 28 Oktober – Siantan Hulu Pontianak 78241, Telp/Fax: 0561 – 883765
WebsiteZ: www.poltekkes_pontianak.ac.id – Email: poltekkes_pontianak@yahoo.com
TAHUN 2019/2020
MODUL PRAKTEK KLINIK PROFESI NERS
KEPERAWATAN DASAR PROFESI

TIM PENYUSUN :

PENANGGUNG JAWAB : Revani Hardika, S. Kep, Ns, M.Kep


Anggota : 1. Raju Kapadia, S.Kep, Ns, M.Med. Ed
2. Sarliana Zaini, SKM, M.Kep
3. Suharyanto, S.Kep,Ns, M.Kep

DOKUMEN PENTING !!!!!!!!!

APABILA SAUDARA MENEMUKAN BUKU INI HARAP DIKEMBALIKAN KE ALAMAT ATAU


HUBUNGI ALAMAT PEMILIK YANG TERCANTUM PADA HALAMAN DEPAN BUKU PANDUAN INI

i
VISI DAN MISI PRODI NERS

Visi Prodi Ners

Menjadi Institusi Pendidikan Keperawatan yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional Tahun 2020

Misi Prodi Ners


Misi 1 Meningkatkan Program Pendidikan Keperawatan yang unggul dalam Bidang
Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Kompetensi
Misi 2 Meningkatkan Program Pendidikan Keperawatan yang unggul dalam Bidang
Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis Penelitian
Misi 3 Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang unggul dalam Bidang
Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis IPTEK dan
Teknologi Tepat Guna
Misi 4 Mengembangkan Program Pendidikan Keperawatan yang unggul dalam Bidang
Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,Transparan,dan
Akuntabel
Misi 5 Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal Maupun Regional

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Modul praktik klinik program
profesi ners jurusan keperawatan politeknik kesehatan kementerian kesehatan
Pontianak telah dapat diselesaikan. Praktik Keperawatan Dasar Profesi (KDP)
merupakan bagian awal dari rangkaian proses pendidikan Ners tahap profesi yang
akan diikuti oleh seluruh mahasiswa pada tatanan klinik di rumah sakit. Kemampuan
yang dicapai selama program ini akan menjadi dasar kemampuan di mata kuliah tahap
profesi selanjutnya. Setelah menjalani PK-KDP ini, mahasiswa diharapkan mampu
menentukan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, dan melaksanakan tindakan
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan dasar profesi difokuskan untuk mengasah kemampuan mahasiswa
agar mampu bersikap dan bertindak sebagai perawat profesional. Kemampuan yang
dimaksud adalah: kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan dasar klien
dan keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan memberikan asuhan keperawatan,
membina hubungan interpersonal kepada klien dan keluarganya, memberikan asuhan
saat klien dan keluarga mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.

Pontianak,
Penyusun

iii
Daftar Isi
VISI DAN MISI PRODI NERS ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................................ 4
DESKRIPSI DAN KOMPETENSI .................................................................................................. 4
C. Kriteria Penilaian....................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V .............................................................................................................................................. 21
PENUTUP........................................................................................................................................ 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program Studi Profesi Ners adalah jenis program studi profesi dasar yang merupakan
satu kesatuan utuh dengan program studi Sarjana Terapan Keperawatan dimana lulusan
Sarjana Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Pontianak akan otomatis menjadi
mahasiswa program studi profesi ners. Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari
pendidikan kesehatan sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan
masyarakat, farmasi, kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan merupakan
pendidikan profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan
profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian. Orientasi pendidikan
keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan kualitas tenaga perawat yang
profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna itu maka pendidikan keperawatan
meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan dalam
pengembangan pelayanan keperawatan secara professional, tekhnologi keperawatan serta
pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan sebagai sarana mencapai
profesionalisme keperawatan. Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan
harus mampu membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai
dengan tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu
keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan, membina keterampilan
professional yang mencakup keterampilan intelektual, tekhnikal dan interpersonal serta
membina landasan etik keperawatan sebagai dasar dalam kehidupan keprofesian.

B. TUJUAN PRAKTEK
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Praktek Profesi “Keperawatan Dasar Profesi” peserta
didik diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan pada
klien dewasa baik yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien dan
keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan, membina hubungan interpersonal
kepada klien dan keluarganya, memberikan asuhan saat klien dan keluarga mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.

1
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan dasar profesi mahasiswa mampu:
1. Menunjukan sikap caring di setiap asuhan keperawatn yang diberikan
2. Menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan keperawatan yang
diberikan ( keamanan dan kenyamanan )
3. Membina komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga ( komunikasi )
4. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan konsep diri ( konsep
diri )
5. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kecemasan ( stres koping )
6. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan dan berduka ( nilai
dan keyakinan )
7. Melakukan pemeriksaan fisik umum ( general survey )
8. Melakukan penyadapan EKG 12 lead ( sirkukasi )
9. Melatih nafas dalam dan batuk efektif ( oksigenasi )
10. Melakukan fisioterapi dada ( oksigenasi )
11. Memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan masker ( oksigenasi )
12. Melatih rentang pergerakan sendi ( RPS ) ( mobilisasi )
13. Mengatur posisi klien di tempat tidur ( mobilisasi )
14. Memindahkan klien ( mobilisasi )
15. Memandikan klien di tempat tidur ( integritas kulit )
16. Merawat mulut klien penurunan kesadaran ( integritas kulit )
17. Merawat perineum ( integritas kulit )
18. Memasang dan melepaskan NGT ( cairan dan nutrisi )
19. Memberikan makan melalui NGT ( cairan dan nutrisi )
20. Merawat luka sederhana ( integritas kulit )
21. Melakuakan kanulasi intra vena: pasang, rawat, lepas ( sirkulasi )
22. Memasang kateter urin ( eliminasi )
23. Melakukan enema ( eliminasi )
24. Memberikan medikasi melalui intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan
( keamanan dan kenyamanan )
25. Mengambil darah vena ( sirkulasi )
26. Melakukan penghisapan lendir ( suction ) ( oksigen )
27. Menghitung kebutuhan kalori ( cairan dan nutrisi )
28. Memberikan makan per-oral ( cairan dan nutrisi )

2
29. Mengajarkan teknik relasasi, distraksi, hypnoterapi, dan guided imagery, (
istirahat tidur )
30. Mengajarkan kesehatan reproduksi ( seksualitas reproduksi )
31. Melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan suhu tubuh pasien (
thermoregulasi )

3
BAB II
DESKRIPSI DAN KOMPETENSI

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Praktik Keperawatan Dasar Profesi (KDP) merupakan bagian awal dari rangkaian
proses pendidikan Ners tahap profesi yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa pada
tatanan klinik di rumah sakit. Kemampuan yang dicapai selama program ini akan menjadi
dasar kemampuan di mata kuliah tahap profesi selanjutnya. Setelah menjalani PKDP ini,
mahasiswa diharapkan mampu menentukan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, dan
melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan dasar profesi difokuskan untuk mengasah kemampuan mahasiswa
agar mampu bersikap dan bertindak sebagai perawat profesional. Kemampuan yang
dimaksud adalah: kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan dasar klien dan
keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan memberikan asuhan keperawatan,
membina hubungan interpersonal kepada klien dan keluarganya, memberikan asuhan saat
klien dan keluarga mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu merawat pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
a) Melakukan pengkajian yang terkait dengan kebutuhan dasar klien dan keluarga
b) Menegakkan diagnosis keperawatan yang terkait dengan gangguan kebutuhan
dasar
c) Menyusun intervensi keperawatan dan rasionalnya
d) Mengimplementasikan perencanaan keperawatan
e) Melakukan evaluasi keperawatan
2) Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan profesional dalam:
32. Menunjukan sikap caring di setiap asuhan keperawatn yang diberikan
33. Menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan keperawatan yang
diberikan ( keamanan dan kenyamanan )
34. Membina komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga ( komunikasi )
35. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan konsep diri ( konsep
diri )
36. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kecemasan ( stres koping )

4
37. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan dan berduka ( nilai
dan keyakinan )
38. Melakukan pemeriksaan fisik umum ( general survey )
39. Melakukan penyadapan EKG 12 lead ( sirkukasi )
40. Melatih nafas dalam dan batuk efektif ( oksigenasi )
41. Melakukan fisioterapi dada ( oksigenasi )
42. Memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan masker ( oksigenasi )
43. Melatih rentang pergerakan sendi ( RPS ) ( mobilisasi )
44. Mengatur posisi klien di tempat tidur ( mobilisasi )
45. Memindahkan klien ( mobilisasi )
46. Memandikan klien di tempat tidur ( integritas kulit )
47. Merawat mulut klien penurunan kesadaran ( integritas kulit )
48. Merawat perineum ( integritas kulit )
49. Memasang dan melepaskan NGT ( cairan dan nutrisi )
50. Memberikan makan melalui NGT ( cairan dan nutrisi )
51. Merawat luka sederhana ( integritas kulit )
52. Melakuakan kanulasi intra vena: pasang, rawat, lepas ( sirkulasi )
53. Memasang kateter urin ( eliminasi )
54. Melakukan enema ( eliminasi )
55. Memberikan medikasi melalui intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan
( keamanan dan kenyamanan )
56. Mengambil darah vena ( sirkulasi )
57. Melakukan penghisapan lendir ( suction ) ( oksigen )
58. Menghitung kebutuhan kalori ( cairan dan nutrisi )
59. Memberikan makan per-oral ( cairan dan nutrisi )
60. Mengajarkan teknik relasasi, distraksi, hypnoterapi, dan guided imagery, (
istirahat tidur )
61. Mengajarkan kesehatan reproduksi ( seksualitas reproduksi )
62. Melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan suhu tubuh pasien (
thermoregulasi )

5
C. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Conference (Pre dan Post Conference)
Pre conference merupakan suatu metode bimbingan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi kesiapan mahasiswa sebelum melakukan asuhan Keperawatan pada
pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar di ruang perawatan.
Dalam Pre conference akan didiskusikan mengenai kontrak belajar dan laporan
pendahuluan yang disusun oleh mahasiswa. Dalam pre conference juga dikaji
tentang kesiapan skill maupun pemahaman mengenai kompetensi yang akan dicapai.
Post conference adalah metode bimbingan untuk mengevaluasi pencapaian target
yang ditetapkan pada saat pre conference, identifikasi faktor pendukung dan kendala
yang dihadapi ketika melakukan asuhan keperawatan serta strategi yang diterapkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Bed Side Teaching
Merupakan metode dimana praktikan akan dibimbing untuk melakukan asuhan
Keperawatan secara langsung disamping pasien dengan memberikan kesempatan
mahasiswa untuk mendiskusikan kasus yang meliputi: pengkajian, prosedur
Keperawatan, penerapan berpikir kritis, etika dan komunikasi pada pasien.
3. Ronde Keperawatan
Suatu metode bimbingan secara kelompok untuk membahas permasalahan pasien
secara keseluruhan pada ruangan tersebut dengan melakukan review dan observasi
secara langsung pada pasien.
4. Diskusi refleksi kasus
Adalah metode bimbingan dimana praktikan diberi kesempatan untuk merefleksikan
hasil asuhan kepada pasien didepan audien sehingga memungkinkan para praktikan
untuk sharing pengalaman terutama tentang asuhan pasien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini di bawah bimbingan. Pembimbing sebagai observer.
5. Konsultasi Individu dan Kelompok
Konsultasi individu ataupun kelompok diberikan untuk menambah pemahaman
terhadap asuhan Keperawatan pada gangguan kebutuhan dasar manusia dan juga
permasalahan individu (praktikan) yang mungkin timbul selama praktek.
6. Proyek Desain Inovatif
Metode pembelajaran desain inovatif merupakan proses belajar mahasiswa ners
dengan cara berinovasi dalam pengelolaan asuhan berdasarkan Evidence Based
Practice (EBP) dengan output desain inovatif dalam intervensi keperawatan.

6
Rancangan desain inovatif dimulai dengan analisa masalah pasien (diagnose
keperawatan). Mahasiswa menentukan satu masalah prioritas pasien, kemudian
mencari solusi dari masalah tersebut melalui telaah jurnal (EPB). Hasil telaah jurnal
berbentuk intervensi keperawatan yang dapat diimplementasikan untuk
menyelesaikan masalah pasien. Intervensi tersebut ditulis dalam sebuah proposal
desain inovatif untuk mendapatkan persetujuan pembimbing dalam impleentasi ke
pasien. Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa dapat melaksanakan ipleentasi
desain inovatif kepada pasien, kemudian membuat laporan desain inovatif yang
berisi tentang prosesur pelaksanaan, hasil implementasi dan evaluasi. Tahap terakhir,
laporan yang sudah disetujui oleh pembimbing klinik dan akademik dipresentasikan
dalam seminar ilmiah di akhir stase.

Identifikasi masalah pasien

Menentukan satu prioritas Konsultasi dengan pembimbing klinik


masalah pasien dan akademik

Telaah jurnal (EBP)


Konsultasi hasil telaah dengan
pembimbing klinik dan akademik

Menentukan satu intervesi


keperawatan sebagai
desain inovatif

Menyusun proposal desain


inovatif

Implementasi sesuai Pendampingan bimbingan klinik


proposal dalam desain
inovatif

Laporan hasil implementasi Konsultasi dengan pembimbing


klinik dan akademik

Seminar desain inovatif

Gambar. Tahapan dalam Desain inovatif

7
7. Preseptorship
Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan
memberikan kepada setiap preseptor beberapa kasus klien dengan berbagai
tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Setiap
preseptor memiliki 4-6 klien yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap preseptor
memiliki 2 - 3 orang peserta didik (perseptee) yang menjadi tanggung jawabnya.
Mahasiswa dibimbing oleh Perseptor.
8. Studi kasus
Merupakan strategi pembelajaran dengan memberikan kasus nyata dan
ataupun fiktif dengan metodologi asuhan keperawatan
9. Role Modeling
Metode Pembelajaran bermain peran menitik beratkan pada keterlibatan
emosional serta pengamatan indera kedalam situasi permasalahan nyata yang
dihadapi, dengan tujuan mahasiswa memiliki kesempatan mengeksplorasi
perasaanya, mendapatkan wawasan tentang tata nilai, sikap dan persepsinya,
mengembangkan sikap serta ketrampilan dalam pemecahan amasalah yang
sedang dihadapi dan mengeksplorasi inti dari masalah yang diperankan melalui
berbagai teknik/cara. Dosen menyiapkan scenario, mahasiswa mempelajari
scenario beberapa hari sebelum kegiatan, dosen membuat kelompok, dosen
menjelaskan kompetensi yang akan dicapai, mahasiswa melaksanakan kegiatan
peragaan sesuai scenario sesuai kelompoknya dan kelompok lain memperhatikan,

8
setiap mahasiswa diberi lembar kerja untuk melakukan penilaian atas penampilan
tiap-tiap kelompok, Dosen memberikan kesimpulan, dan melakukan evaluasi
10. Seminar
Metode pembelajaran melalui seminar merupakan kegiatan ilmiah yang
dilakukan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang dikelola secara
kelompok oleh mahasiswa ners. Seminar berupa hasil dari asuhan keperawatan
kelompok dan hasil dari implementasi desain inovatif. Seminar diselenggarakan
di akhir stase dengan menghadirkan pemb
Metode Pembelajaran seminar merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan
oleh beberapa mahasiswa dalam suatu sidang untuk membahas kasus kelolaan
yang bertujuan mahasiswa mampu mengambil keputusan secara kritis fakta
yang terkait topik. Mahasiswa menndapatkan keterangan teoritis yang luas dan
mendalaman, dan terbinanya kerja sama antar peserta mahasiswa pembimbing
Akademik maupun Pembimbing Klinik. Dosen bertindak sebagai nara sumber
11. Panel Expert
Metode pembelajaran panel expert merupakan kegiatan pembelajaran klinik
mahasiswa ners berupa pendalaman kasus beserta penyelesaiannya melalui
kegiatan diskusi yang dilakukan dengan mendatangkan beberapa ahli di
bidangnya. Panel expert merupakan tindak lanjut dari Clinical incident report
(Laporan Insiden Klinik). Laporan insiden klinik merupakan laporan
kejadian/situasi/masalah yang ditemukan mahasiswa pada saat memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Kejadian yang dianggap perlu ditelaah,
kemudian dibuat dalam laporan sesuai format yang telah disediakan oleh institusi
pendidikan. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan mendiskusikannya
dengan pembimbing klinik. Pembimbing klinik merekomendasikan ahli untuk
memberikan masukan, pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan konteks
clinical incident report pada forum diskusi panel expert. Expert terdiri dari tiga
orang ahli, yaitu ahli yang direkomendasikan sesuai bidangnya, pembimbing
klinik dan pembimbing akademik. Panel expert dimulai dengan paparan masalah
melalui clinical incident report oleh mahasiswa kemudian dilanjutkan dengan
tiga orang ahli yang telah ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari
berbagai segi mengenai masalah yang dipaparkan.

9
Tujuan pembelajaran panel expert meliputi:
a. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis terhadap pelayanan pasien di rumah
sakit.
b. Meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa terhadap masalah yang terjadi
pada tatanan pelayanan pasien.
c. Mengembangkan soft skill mahasiswa ners dalam sistem kerja kelompok yang
heterogen, dengan memanfaatkan hal-hal yang positif antar anggota kelompok
untuk menumbuhkan kerja sama saling membantu dan saling mendorong
untuk menyelesaikan persoalan tertentu.
d. Mengembangkan kemampuan soft skill dalam problem solving. Mahasiswa
dihadapkan pada permasalahan nyata untuk kemudian mencari solusi dalam
memecahkan berbagai persoalan yang ada pada pelayanan pasien.
e. Meningkatkan kemampuan soft skill dalam berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk kemajuan pelayanan keperawatan.
f. Mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
mahasiswa untuk menguasai kompetensi yang diperlukan.
g. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi
dirinya dalam kemampuan berpikir rasional.
h. Mengembangkan kemampuan intelektual.
Tata Cara Pelaksanaan Panel Expert, terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Langkah Persiapan
1) Menetapkan topik masalah
2) Menyusun clinical incident report
3) Melakukan konsultasi dengan pembimbing klinik
4) Menentukan expert
5) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pembimbing akademik
6) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan panel expert
b. Pelaksanaan Diskusi Panel Expert
1) Mahasiswa mempresentasikan clinical incident report
2) Expert yang telah ditunjuk menyampaikan pandangannya
3) Sesi diskusi tanya jawab expert dengan mahasiswa
c. Menutup Diskusi
1) Membuat pokok pembahasan sebagai kesimpulan

10
2) Menilai jalannya diskusi
3) Menyusun Laporan Diskusi Panel Expert.

11
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK PROFESI

A. Beban sks
Beban sks Mata Kuliah Konsep Dasar Profesi pada tahap profesi Profesi
adalah 2 sks, sehingga penentuan waktu praktek adalah : 2 sks = 2 sks x 170 menit x
16 minggu = 2 x 170 16 = 5440 menit : 60 menit = 90 jam : 15 hari = 2 minggu

B. Tempat Praktek
1. Syarat tempat praktek
a. Rumah Sakit Daerah tipe C
b. Memiliki Mou dengan Poltekkes Kemenkes Pontianak
2. Tempat Praktik
a. RSUD Dr. Soedarso Pontianak
b. RSUD Rubini Mempawah
c. RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang
3. Waktu Pelaksaan Praktik Klinik
30 September – 12 Oktober 2019

C. Peserta Praktek
1. Syarat Peserta:
a. Mahasiswa yang telah menyelesaikan program studi sarjana Terapan dan atau
sedrajat.
b. Mahasiswa yang tercatat sebagai mahasiswa Program studi Profesi Ners
c. Mahasiswa telah menyelesaikan administrasi akademik
2. Peserta Praktek
Peserta Praktek adalah mahasiswa Semester I Pogram Studi Profesi Ners

D. Pembimbing
1. Kualifikasi Pembimbing klinik
Kualifikasi minimal pembimbing Klinik adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan minimal Ners
b. Memiliki sertifikat sebagai pembimbing klinik (perceptor)
c. Ditetapkan berdasarkan surat keputusan direktur

12
2. Kualifikasi pembimbing akademik
Kualifikasi minimal pembimbing akademik adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan satu tingkat di atas mahasiswa terbimbing (S2)
b. Pengalaman kerja sebagai dosen minimal 2 tahun
c. Mempunyai sertifikat kompetensi dan atau STR
d. Ditetapkan berdasarkan surat keputusan direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang.
3. Daftar Nama pembimbing (terlampir)

E. Tata Tertib
1. Setiap mahasiswa praktikan wajib hadir 100% untuk mengikuti kegiatan praktik
klinik yang terjadwal.
Apabila praktikan tidak hadir maka berlaku ketentuan: berlaku ketentuan dari RS
setempat dan atau ketentuan berikut:
a. Mengganti praktek 2 (dua) kali dari hari yang ditinggalkan, jika:
1) Meninggalkan praktek tanpa keterangan,
2) Ijin karena kepentingan dan tanpa persetujuan Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek
b. Mengganti sesuai hari yang ditinggalkan, jika:
1) Sakit dengan surat keterangan dokter yang telah diketahui Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
2) Ijin karena kepentingan dengan persetujuan Kepala Ruang, Pembimbing
Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
c. Penggantian praktek dimaksud dapat menyesuaikan aturan yang sudah
ditetapkan oleh RS, tidak diperbolehkan pada shift berikutnya dari jadwal
praktek, dan pelaksanaannya diatur oleh Kepala Ruang, Pembimbing Klinik,
Dosen Pembimbing dan persetujuan Koordinator Praktek.
2. Saat menjalankan aktifitas praktek wajib menggunakan seragam profesi beserta
atribut lengkap sesuai peraturan institusi dan tempat praktek.
3. Praktikan wajib mengikuti PBK selama 6 (enam) hari dalam satu minggu (42-48
jam/minggu).
4. Jam praktek
a. Pagi : jam 07.00 – 14.00
b. Sore : jam 14.00 – 21.00

13
c. Malam : jam 21.00 – 07.00
Mahasiswa diharapkan hadir 30 menit sebelum jam dinas dan pulang setelah
operan shift.
5. Hari Libur ditetapkan pada hari Minggu dan hari Libur Nasional (pelaksanaannya
akan diatur oleh pihak rumah sakit)
6. Orientasi ruangan baru dilaksanakan pada hari terakhir dinas diruangan
sebelumnya.
7. Pada setiap awal stase (hari pertama di ruang baru) pada minggu (I) pertama
praktek, laporan pendahuluan.
8. Praktikan diwajibkan membuat laporan hasil pelaksanaan pencapaian kompetensi
yang telah disepakati antara praktikan dengan kepala ruang/ Pembimbing
Klinik/Dosen Pembimbing, atau Koordinator praktik
9. Laporan Kasus kelolaan harus dikonsulkan ke dosen penanggungjawab bimbingan
rumah sakit.
10. Seluruh tugas wajib diserahkan ke dosen penanggungjawab bimbingan rumah
sakit selambat-lambatnya tiga hari setelah praktik. Keterlambatan pengumpulan
akan dilakukan pengurangan nilai 10 % perhari.
11. Selama praktek buku panduan PBK harus dibawa, bagi mahasiswa yang tidak
membawa buku maka Pembimbing berhak meminta Praktikan untuk mengambil
buku panduan.
12. Selama periode praktek akan dilaksanakan evaluasi pencapaian kompetensi, yang
pelaksanaannya dilakukan pada saat bimbingan dengan jadwal akan diatur oleh
koordinator praktek mata ajar.
13. Praktikan wajib melengkapi target kompetensi klinik yang telah ditetapkan segera
setelah melakukan tindakan yang dibuktikan dengan tanda tangan pembimbing
14. Semua peserta praktikan wajib membawa nursing kit dan APD.
15. Ujian stase dilakukan pada minggu ke terakhir

SANKSI
1. Bagi mahasiswa yang melakukan pemalsuan validasi (tandatangan) pembimbing/
dosen diberikan sanksi mengulang praktek pada tahun akademik berikutnya.
2. Praktikan yang tidak menggunakan atribut lengkap tidak boleh mengikuti praktek.
3. Pratikan yang terlambat ≥ 30 menit diharuskan mengganti jam keterlambatan.

14
4. Bagi praktikan yang tidak menyampaikan laporan pendahuluan, tidak
diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum, dan atau tidak mendapatkan haknya
untuk nilai kontrak belajar dan atau Laporan Pendahuluan.
5. Penggantian kegiatan praktikum akan diatur oleh kepala ruang/Pembimbing Klinik.

15
F. PROSES PELAKSANAAN PRAKTEK
Kegiatan
Waktu Kompetensi
Mahasiswa Pembimbing
Minggu 1. Menunjukan sikap caring di setiap 1. Membuat perencanaan praktek profesi 1. Melakukan diskusi tentang
I asuhan keperawatn yang diberikan untuk mengelola pasien dengan masalah perencanaan praktek
2. Menerapkan tindakan universal gangguan pemenuhan kebutuhan dasar 2. Mengorientasikan ruangan, RS, sistem
precaution di setiap asuhan akibat ganguan sistem tubuh secara aman bimbingan, jadwal bimbingan harian
keperawatan yang diberikan ( dan legal berdasar norma yang berlaku
3. Melakukan diskusi tahapan
keamanan dan kenyamanan ) 2. Konsultasi perencanaan praktek profesi
3. Membina komunikasi terapeutik (tahap pencapaian kompetensi) ke pencapaian kompetensi
dengan klien dan keluarga ( pembimbing Klinik dan dosen pembimbing 4. Melakukan Pre conference
komunikasi ) 3. Melakukan Pre conference 5. Melakukan Post Conference
4. Melakukan tindakan keperawatan 4. Melakukan Post Conference
untuk mengatasi gangguan konsep 5. Melakukan pengkajian pada pasien dewasa
diri ( konsep diri ) 6. Memberikan edukasi pada pasien
5. Melakukan tindakan keperawatan
untuk mengatasi kecemasan ( stres
koping )
6. Melakukan tindakan keperawatan
untuk mengatasi kehilangan dan
berduka ( nilai dan keyakinan )
7. Melakukan pemeriksaan fisik umum
( general survey )
8. Melakukan penyadapan EKG 12
lead ( sirkukasi )
9. Melatih nafas dalam dan batuk
efektif ( oksigenasi )
10. Melakukan fisioterapi dada (
oksigenasi )
11. Memberikan terapi oksigen melalui
nasal kanula dan masker ( oksigenasi
)
12. Melatih rentang pergerakan sendi (
RPS ) ( mobilisasi )
13. Mengatur posisi klien di tempat tidur
( mobilisasi )
14. Memindahkan klien ( mobilisasi )

16
Kegiatan
Waktu Kompetensi
Mahasiswa Pembimbing
Minggu 15. Memandikan klien di tempat tidur (
II integritas kulit )
16. Merawat mulut klien penurunan
kesadaran ( integritas kulit
17. Merawat perineum ( integritas kulit )
18. Memasang dan melepaskan NGT (
cairan dan nutrisi )
19. Memberikan makan melalui NGT (
cairan dan nutrisi )
20. Merawat luka sederhana ( integritas
kulit )
21. Melakuakan kanulasi intra vena:
pasang, rawat, lepas ( sirkulasi )
22. Memasang kateter urin ( eliminasi )
23. Melakukan enema ( eliminasi )
24. Memberikan medikasi melalui
intramuskular, intravena, subkutan,
dan intrakutan ( keamanan dan
kenyamanan )
25. Mengambil darah vena ( sirkulasi )
26. Melakukan penghisapan lendir (
suction ) ( oksigen )
27. Menghitung kebutuhan kalori (
cairan dan nutrisi )
28. Memberikan makan per-oral ( cairan
dan nutrisi )
29. Mengajarkan teknik relasasi,
distraksi, hypnoterapi, dan guided
imagery, ( istirahat tidur )
30. Mengajarkan kesehatan reproduksi (
seksualitas reproduksi )
31. Melakukan teknik keperawatan
untuk menstabilkan suhu tubuh
pasien ( thermoregulasi )

17
Selama periode praktek mahasiswa akan memperoleh tugas-tugas sebagai berikut:
1. Melakukan prosedur-prosedur keperawatan (skill kompetensi) terkait dengan Konsep
Dasar Keperawatan yang divalidasi (tanda tangan) kepada pembimbing (target kompetensi
terlampir).
2. Setiap mahasiswa menulis 1 laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan (kasus tidak
boleh sama)
Sistematika penulisan mencakup: definisi, fokus kajian, WOC (menggambarkan masalah
keperawatan), perencanaan, tindakan (rasional, respon pasien positif dan negatif) lampirkan
SOP skill kompetensi terkait, Evaluasi. Antisipasi terhadap kejadian luar biasa. (format
terlampir).
3. Menulis logbook yang berisi Critical insidence report dan reflektive practice termasuk
kejadian luar biasa bila ada setiap hari terkait praktek profesi KDP.
4. Melakukan Panel expert dari Critical insidence report dan reflektif pracitse termasuk
kejadian luar biasa terkait praktek profesi KDP dengan nara sumber dari CI ruangan dan
Akademik
5. Membuat Proposal Proyek Desain inovatif Teknologi Keperawatan dan membuat
implementasi pada pasien dewasa yang memiliki masalah pemenuhan kebutuhan dasar akibat
gangguan sistem tubuh
6. Mengikuti Ujian Pengelolaan Asuhan Keperawatan pada pasien dewasa yang memiliki
masalah pemenuhan kebutuhan dasar akibat gangguan sistem tubuh
7. Menyusun 1 (satu) laporan kasus kelompok untuk dilaporkan pada akhir stase praktek
profesi KDP menggunakan referensi jurnal ilmiah up to date (wajib untuk menyitasi 1 karya
dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak). Acuan penulisan menggunakan pedoman yang
dikeluarkan oleh Poltekkes Kemenkes Pontianak
8. Tugas pada butir 7 diseminarkan dan dilakukan kegiatan panel expert.

18
BAB IV
EVALUASI

A. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang diterapkan menggunakan minimal 4 dari uraian berikut:
1. Reflektif Jurnal
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/ uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report
5. OSCE
6. Portofolio
7. Diskusi refleksi kasus
8. Problem solving skill
9. Laporan kejadian luar biasa

B. Unsur Penilaian
Unsur penilaian:

NO KEGIATAN PERSENTASE
1 Logbook 30%
Catatan aktivitas harian 10%
Capaian kopetensi 15%
Dokumentasi askep 5%
2 Porto folio: Self evaluasi 10 %.
2 SOCA (Student Oral Case Analysis) 30 %.
o Case manajemen
o WOC (Web Of Caution)
o Perilaku
4 Penampilan klinik (etika, komunikasi) 10 %
5 Deskusi refleksi kasus (Laporan Asuhan Keperawatan) 10 %
7 Laporan akhir praktek profesi KDP 10 %
( Aplikasi critical thinking berdasarkan EBP dan
design Inovative)

19
C.Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian menggunakan sistem penilain Poltekkes Kemenkes Pontianak pada Panduan
Akademik Tahun Ajaran 2019/2020, yang merupakan pembakuan dari nilai mentah dengan
pembakuan nilai mutu sbb :
Tabel Kisi 4.1 Penilaian Praktek Keperawatan
No. Unsur Penilaian Persentase
1. Laporan Pendahuluan 15%
2. Asuhan Keperawatan 30%
3. Attitude 10%
4. Pre Konference 10%
5. Post Konference 10%
6. Seminar 10%
7. Target Ketrampilan 15%
Jumlah 100%

Terkait dengan standar penilaian digunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hasil
evaluasi pembelajaran dikategorikan dalam tabel 5.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Acuan Patokan Penilaian
Angka Mutu Angka Mutu Huruf Mutu
(skala 0-10) (skala 0-4) (Skala Kualitatif)
79 – 100 4 A
68 – 78 3 B
56 – 67 2 C
45 – 54 1 D
00 – 44 0 E

Praktikan dinyatakan lulus apabila nilai kumulatif minimal 3,25. Praktikan dengan nilai
kurang dari 3,25 akan dilakukan remedial dengan waktu menyesuaikan.
.

20
BAB V
PENUTUP

Pembelajaran Praktek Profesi Keperawatan Konsep Dasar Profesi Bagi Mahasiswa


Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak merupakan
bagian dari rangkaian kegiatan pembelajaran di klinik yang sangat penting karena akan
memberikan pengalaman belajar di tatanan yang nyata bagi mahasiswa Program Studi Profesi
Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak. Pengalaman Praktek Profesi ini memberikan kesempatan
mahasiswa untuk menerapkan kemampuan berfikir kritis, mengaplikasikan ketrampilan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat dijadikan bekal untuk menghadapi dunia kerja setelah
menyelesaikan pendidikannya.

Ketua Program Studi,

Ns. Puspa Wardhani,M.Kep


NIP. 197103061992032011

21
DAFTAR PUSTAKA

Amelia K., Hanny H. (2005). Buku Panduan Keterampilan Dasar Profesi Keperawatan.
Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Harkreader, H., Hogan M.A., Thobaben M. (2007). Fundamentals of Nursing Caring and
Clinical Judgement. Canada: Elsevier.
Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice.
Lynn P. (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
NANDA International (2012). Nursing diagnosis: Definition and classification 2012-2014.
Oxford: Wiley-Blackwell.
Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Potter & Perry’s fundamentals of nursing (7th ed). Sydney:
Mosby

22

Anda mungkin juga menyukai