Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan satu-satunya faktor yang paling penting dalam
penyakit jantung koroner maupun serebrovaskuler (stroke) dan menjadi
penyebab langsung gagal jantung kongestif (Robbins & Cotran, 2006).
Tekanan darah merupakan tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh (wikipedia,
2013). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60
- 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare,
2001).
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebihi dari 140 mmHg
atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat
dipastikandengan mengukur rata-rata tekanan darahpada 2 waktu yang terpisah
(FKUI, 2001).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi Primer Kira-kira 90-95% kasus dan belum
diketahui penyebab nya. Kebanyakanpasien hipertensi memiliki berat badan
yang berlebih, dan penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang
berlebih dan obesitas memberikan resiko 65-70% untuk terkena hipertensi
primer; hipertensi Sekunder, terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik
diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular
renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain – lain
(Kapita Selekta Jilid I, 2000).
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer (pembunuh siluman),
karena seringkali penderita hipertensi bertahun tahun tanpa merasakan sesuatu
gangguan atau gejala (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi pada penduduk

1
umur 18 tahun keatas di Indonesia cukup tinggi mencapai 31,7% dengan
penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang
minum obat antihipertensi hanya 0,4% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan data di
Dinas Kesehatan Provinsi kalbar 2011. bahwa penyakit hipertensi 10 tahun
terakhir masuk ke dalam 5 (lima) besar penyakit yang diderita masyarakat,
terakhir tahun 2011 mengalami peningkatan yang sepesifik yaitu 80.521 menjadi
peringkat ke 4 Terapi hipertensi dapati kelompokkan dalam terapi
nonfarmakologi dan farmakologis. Terapi farmakologis menggunakan obat atau
senyawa yang dalam kerjanya mempengaruhi tekanan darah. Pengobatan
farmakologis yang digunakan untuk mengontrol hipertensi adalah ACE inhibitor,
Beta-bloker, Calcium Chanel Bloker, Direct renin inhibitor, Dieuretik,
Vasodilator (Simadibrata dalam Triyanto,2014). Terapi nonfarmakologis
merupakan terapi tanpa menggunakan agen obat dalam proses terapinya. Salah
satu tindakan non farmakologis dalam menurunkan tekanan darah tinggi adalah
bekam. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah Subhanahu wata’ala berfirman "Dan
Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian (QS. Al-Israa: 82). Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal
yakni minum madu, sayatan alat bekam dan kay dengan api. Seungguhnya aku
melarang umatku dari kay. (Shahih Bukhari, Ath-Thibb,juz I, hal.5680). Di
zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat bila
mengeluhkan suatu penyakit seperti sakit kepala atau sakit pada kaki, maka Nabi
Muhammad memerintahkan untuk berbekam (Yasin, 2005).
Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan sarana gelas,
tabung, atau bambu yang prosesnya diawali dengan melakukan pengekopan
(membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau bambu) pada titik bekam,
sehingga menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit. Pada teknik bekam
basah, setelah terjadi bendungan lokal, prosesnya dilanjutkan dengan penyayatan

2
permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan jarum bekam agar darah
kotor bisa dikeluarkan .
Dewasa ini pengobatan bekam semakin di kenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Pada ilmu kedokteran modern, bekam sudah menggunakan alat-alat
yang sudah modern seperti cupping set dan hand pump, penggunaan prinsip
sterilisasi, dan penegakan diagnosa (Syaikhu dalam Destur, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh pelaksanaan terapi bekam pada pasien hipertensi
dengan gagal jantung?
C. TUJUAN
mengambaran manfaat dari bekam secara medis terhadap penurunan
tekanan darah.
D. MANFAAT
1. Pembaca
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam hal
penatalaksanaan bekam.
2. Klien
Membantu mempercepat penyembuhan pada pasien chf dengan
metode bekam.
3. Tenaga medis
Penambah wawasan perawat dalam Pemberian terapi alernatif
bekam yang berfungsi menurunkan tekanan darah dan membuang
darah kotor.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian bekam
Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan
membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui
permukaan kulit. Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab :
Hijama ( ‫ ) حجامة‬yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan
istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
B. Proses bekam
Mekanisme kerja Bekam dalam meningkatkan kesehatan, khususnya
dalam menurunkan tekanan darah Akibat kerusakan Mast Cell ini akan
dilepaskan beberapa zat seperti Serotoni, Histamin, Bradikinin, Slow
Reacting Substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada
daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh
dari tempat pembekaman, ini menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi
pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (Pelemasan) otot–otot yang
kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara
stabil. Selain itu Yang terpenting adalah dilepaskannya Kortikotropin
Releasing Factor (CRF) serta releasing faktor lainnya oleh adeno hipofise.
CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, kortikotropin, dan
kortikosteroid. Kortikosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan
peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel. Sedangkan golongan
histamin yang ditimbulkannya memberi manfaat dalam proses reparasi
(perbaikan) sel dan jaringan yang rusak,serta memacu pembentukan Reticulo
Endothelial Cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan
imunitas (kekebalan) tubuh.

4
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman dikulit akan
menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu
posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino
thalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan
sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik
menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya
adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung (Umar,
2008).
C. Cara bekam
Cara Berbekam
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat
sterilisator standar.
2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam
dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas”
bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama
penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai
Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh
sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik
bekam sekaligus.
4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan
syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung
diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak
boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salah satu
tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak
mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka
darahnya baru keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di
dalam kop selama 5 menit.

5
6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu
bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan
pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril.
Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis
bekam.
9. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat
bekam tidak boleh
10. digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan
penyakit menular lainnya
Cara melakukan Bekam :Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam
hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam
juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan
yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan
patofisiologis suatu penyakit. Bagian tubuh yang dibekam diantaranya adalah
Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn,
udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain,
naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain
sebagainya.
D. Manajemen waktu bekam
Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan , karena darah kotor
berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak).
Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa :
"Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia
melakukannya pada hari ketujuhbelas, ke sembilanbelas atau ke
duapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga
kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan

6
penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini
Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam
keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat
kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-
makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia
akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732,
karya Imam al-Albani)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “
sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19,
dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein)
dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR,
Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata:
“Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari
ke-17 dan ke-21,sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat
membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-
Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan
untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif
bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-
cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan
melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh
bergolak 4 / 8

7
BAB III
METODOLOGI
A. TOPIK
Pemaparan Pemberian bekam pada pasien gagal jantung.
B. SUB TOPIK
Membantu menurunkan tekanan darah dengan tindakan bekam sesuai jadwal
C. NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. Andri wibiantoro
2. Aswin rahmad ramadhan
3. Dedi iskandar
4. Hendrikus
5. Lorenzo chico andastra
6. Sussy indrayani
D. WAKTU
Hari/tanggal = Jumat 24 Januari 2019
Pukul =10.00 WIB
1. TEMPAT
Ruang H RS Dr Soedarso Pontianak
2. PENGORGANISASIAN
a. LEADER:
Andri wibiantoro
b. FASILITATOR DAN
DOKUMENTASI
Dedi iskandar
Lorenzo chico andastra
c. OBSERVER
Sussi indrayani
Hendrikus

8
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanan pada :
Hari/tanggal = Jumat 24 Januari 2019
Pukul =10.00 WIB
B. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan ini adalah dari ruangan
bisa menerima Pemberian Terapi Bekam pada pasien dengan gagal jantung
untuk mempercepat penurunan tekanan darah.
C. FAKTOR PENGHAMBAT
Tidak ada
D. EVALUASI KEGIATAN
Tampak terdapat penurunan tekanan darah setelah pemberian terapi bekam.

9
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bekam dapat mengurangi tekanan darah pada pasien dengan gagal
jantung. cara ini lebih efektif di bandingkan dengan alternatif lain karena
mudah di temukan dan kandungan nya terbukti melalui studi literatur yang
ada dengan cara kontak langsung untuk menurunkan tekanan darah.
B. SARAN
Semoga laporan desian inovatif ini dapat bermanfaat untuk pasien
gagal jantung yang mengalami peningkatan tekanan darah..

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating Numerous Diseases


(http://www.naturalnews.com/022727.html) di akses pada 20 januari 2020
Riantoro,thori.2015. PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI
(https://www.researchgate.net/publication/332493654) di akses pada 20 januari 2020
Triyanto, Endang. 2014. PelayananKeperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu.Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Umar, A. Wadda. 2012. Sembuh
denganSatu Titik 2: Bekam Untuk 7 Penyakit Kronis. Solo: Thibbia

11

Anda mungkin juga menyukai