OLEH:
TIM DOSEN ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
LABORATORIUM BIOFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
PENGESAHAN
Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia ini telah direvisi oleh tim
untuk memenuhi kebutuhan praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Firzan Nainu, M.Biomed., Ph.D., Apt. Subehan, S.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D., Apt.
NIP. 19820610 200801 1 012 NIP. 19750925 200112 1 002
Alhamdulillah.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada Tim Penyusun, sehingga Modul Praktikum Anatomi dan
Fisiologi Manusia ini dapat terselesaikan dengan baik.
Modul praktikum ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan
praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia baik untuk dosen, asisten dosen
maupun praktikan. Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia adalah salah satu
praktikum yang ada di Fakultas Farmasi Unhas dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia. Dalam
penyelenggaraan mata kuliah tersebut, beberapa metode pembelajaran
diberlakukan, di antaranya kuliah dengan metode tatap muka dan praktikum di
laboratorium.
Setelah teori-teori diberikan dalam kegiatan perkuliahan di dalam kelas,
mahasiswa/i akan diajak mengaplikasikan langsung teori yang ada ke dalam
bentuk pengerjaan nyata dalam bentuk praktikum. Metode ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah berpikir para mahasiswa/i dalam memahami kasus-
kasus yang terkait dengan topik anatomi dan fisiologi manusia.
Pada akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Kami memohon masukan
dari berbagai pihak jika dalam modul ini terdapat kekeliruan. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang
telah membantu penyelesaian modul praktikum ini.
Tim Penyusun
PENGESAHAN .............................................................................................. 2
KATA PENGANTAR....................................................................................... 3
III.3. Modul III: Anatomi dan Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah .......... 32
III.5. Modul V: Sistem Muscularis; Bobot Badan, Suhu Badan, dan LPT .... 54
Pengenalan
Hewan Coba
Sistem Saraf
Sistem
Kardiovaskuler
Sistem
Pernafasan
Sistem Imun
Sistem
Pencernaan
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menangani hewan coba, mengenal rute-rute
pemberian obat pada hewan coba.
2. Mahasiswa mampu mengkonversi dosis obat dari dosis manusia
ke hewan coba ataupun seblaiknya.
3. Mahasiswa terampil memberikan kode pada hewan coba.
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Penanganan Hewan Coba
1. Mencit (Mus musculus)
Mencit merupakan hewan coba yang sering dan banyak
digunakan di dalam laboratorium dalam berbagai macam
praktikum. Hewan ini termasuk jenis mamalia dan mudah
ditangani serta bersifat penakut, fotofobik dan cenderung
berkumpul sesamanya. Lama hidup mencit biasanya selama 1-2
tahun, dengan berat dewasa mencit berkisar 20-60 gram. Cara
membedakan jenis kelamin pada mencit cukup mudah dengan
memperhatikan bagian duburnya. Mencit jantan memiliki testis
dan penis yang mudah dilihat dan dibedakan. Sedangkan untuk
mencit betina tidak terlihat adanya testis atau penis pada
duburnya.
2. Tikus (Rattus norvegicus)
Tikus berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan mencit dan
begitu pula dengan berat badannya yang berkisar 200-400 g
untuk ukuran dewasa. Tikus pada umumnya juga sering dijadikan
hewan coba di laboratorium dan memiliki karakteristik tidak begitu
bersifat fotofobik dan tidak begitu cenderung berkumpul dengan
sesamanya. Lama hidup tikus biasanya selama 2-3 tahun.
3. Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Kelinci merupakan hewan coba yang memiliki karakteristik
tenang, namun agresif jika dalam keadaan bahaya. Untuk ukuran
dewasa, berat badan kelinci dapat berkisar 1,5-3 kg dengan lama
hidup pada umumnya bisa sampai 5-7 tahun. Untuk membedakan
apakah kelinci tersebut jantan atau betini dapat dilihat dari jenis
G. Peralatan
1. Spoit 1 mL
2. Spoit 3 mL
3. Kanula tikus dan kanula mencit
4. Kateter
5. Mouth block
6. Kandang individu
7. Lap kasar/ lap halus
H. Bahan
1. Na CMC / Aqua pro injection (API)
2. Hewan coba
3. Eter
4. Alkohol
5. Kapas
J. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan urgensi penggunaan hewan coba di laboratorium!
2. Tuliskan klasifikasi hewan coba berikut:
a. Mencit
b. Tikus
c. Kelinci
d. Lalat buah
3. Uraikan dengan singkat dan jelas istilah berikut ini!
a. In-vitro
b. In-vivo
c. Uji pra-klinik
d. Uji klinik
4. Jelaskan minimal 5 jenis rute pemberian obat!
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengamati dan membedakan secara
langsung efek yang timbul akibat perangsangan dan penekanan
sistem saraf baik SSP maupun SSO (saraf simpatis dan
parasimpatis)
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara epilepsi dan
sistem saraf pusat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cara Lalat buah di
desain epilepsi
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Sistem Saraf Pusat
Sel saraf merupakan sel yang sangat khusus yang dapat
menghantarkan dan memicu rangsangan listrik secara hayati.
Mereka berkomunikasi dengan sesama sel saraf lain melalui jaringan
kerja yang rumit dan dapat mengatur berbagai jaringan hingga
organ. Sel saraf dapat terangsang atau dihambat karena membran
sel saraf memiliki permeabilitas yang mudah berubah karena
pengaruh neurotansmiter endogen atau obat.
Sistem saraf memiliki dua divisi, yaitu sistem saraf pusat (SSP)
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi
(SST) yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa infromasi
antara SSP ke bagian tubuh lainnya (perifer). Sistem saraf tepi terdiri
atas divisi aferen dan eferen. Divisi eferen yang membawa informasi
dari SSP menuju perifer terbagi menjadi dua divisi yaitu parasimpatis
dan simpatis. Efek yang ditimbulkan oleh saraf parasimpatis
dan simpatis pada umumnya berlawanan, kecuali pada organ
kelamin pria saling menunjang yaitu ereksi danejakulasiserta
pada saliva memperbanyak dan mengentalkan.
Dua jenis sel, sel saraf dan sel otot mengalami perkembangan
sedemikian sehingga dapat memanfaatkan potensial membrane.
Kedua sel tersebut dapat mengalami perubahan cepat sesaat pada
potensial membrannya. Sel saraf dan sel otot dianggap sebaga
“jaringan peka rangsang” sebab jika tereksitasi, keduanya
mengubah potensial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik.
Sel saraf menggunakan sinyal-sinyal listrik ini untuk menerima,
memproses, memulai, dan menirimkan pesan. Di sel otot, sinyal
listrik ini memicu kontraksi.
Kation Anion
Na+ Cl-
K+ HCO3-
Ca2+ HPO42-
H+ SO42-
Mg2+ -
Epilepsi
Salah satu penyakit yang dapat menggambarkan adanya gangguan
pada sistem saraf yaitu Epilepsi. Epilepsi merupakan kondisi dimana
sistem impuls listrik mengalami disfungsional akibat gangguan
sistem polarisasi, depolarisasi, repolarisasi sehingga regulasi dari
ion-ion kation dan anion yang berperan dalam potensial aksi menjadi
tidak seimbang. Pada kondisi Epilepsi kelainan pada sistem saraf
dapat diketahui melalui pengamatan terhadap sistem pergerakan
dari animal model yang dibuat epilepsi. Secara umum, epilepsi dapat
terjadi karena menurunnya potensial membran sel syaraf akibat
proses patologik dalam otak, gaya mekanik, atau toksik, yang
selanjutnya menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf
tersebut.
G. Peralatan
1. Vial lalat buah
2. Kanula
3. Gelas ukur
4. Timbangan analitik
5. Labu ukur
6. Spoit injeksi 1 mL
H. Bahan
1. Lalat buah wild type
2. Lalat buah mutan bss1
3. Bahan makanan lalat buah
4. Penthylentetrazole (PTZ)
5. NaCMC/ Aqua Pro Injeksi
6. Epinefrin
7. Propranolol
8. Fisiostigmin
9. Atropin
K. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan pengertian sistem saraf pusat, otonom, dan epilepsi!
2. Gambarkan dan jelaskan anatomi dan fisiologi dari sistem saraf!
3. Tuliskan perbedaan efek perangsangan dan penekanan sistem
saraf simpatis dan parasimpatis
4. Jelaskan hubungan antara epilepsi dengan efek perangsangan
dan penekanan sistem saraf dan bagaimana lalat didesain
epilepsi!
5. Jelaskan mekanisme potensial aksi!
6. Mengapa digunakan Lalat buah sebagai Animal Model pada
percobaan sistem saraf?
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu dan terampil mengukur kecepatan denyut
jantung.
2. Mahasiswa mampu mengukur tekanan darah dan
membandingkan tekanan darah pada posisi yang berbeda.
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan
alat EKG.
4. Mahasiswa dapat bekerja sama dan melakukan pembagian tugas
dalam kelompoknya dengan baik dan terkoordinir.
5. Mahasiswa mampu menyampaikan gagasan dan idenya dengan
baik pada saat diskusi bersama dengan teman kelompok dan
asistennya.
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Organ yang berperan dalam sistem peredaran darah meliputi
jantung, arteri, vena, kapiler, pembuluh limfa dan darah serta limfa.
Jantung berfungsi sebagai pompa mekanis, memompakan darah
melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh; sedangkan darah
berfungsi untuk pertukaran zat-zat di dalam tubuh, baik berupa gas,
uap air, elektrolit, zat organik maupun vitamin, hormon dan lain-lain.
Elektrofisiologi Jantung
Potensial aksi pada jantung disebabkan adanya interaksi kompleks
beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting
dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial aksi adalah
penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ yang konstan dan
peningkatan arus Ca2+ masuk.
H. Prosedur Kerja
1. Penentuan kecepatan jantung
Denyut jantung dapat diraba pada daerah tubuh tertentu di
mana terdapat arteri yang superfisial, seperti arteri carotid, arteri
temporalis, arteri axillaris, dan arteri radialis dengan
menempatkan jari tangan pada bagian-bagian tersebut. Hitung
J. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan istilah-istilah sistem kardiovaskular berikut!
a. Cardiac output
b. Heart rate
c. Preload
d. Resistensi perifer
e. Stroke volume
f. Afterload
2. Jelaskan sistem konduksi jantung!
3. Apa yang dimaksud dengan EKG? Jelaskan siklus mekanis
jantung dengan perubahan aktivitas listrik (EKG)!
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengenal anatomi sistem respirasi.
2. Mahasiswa mampu mengenal fungsi sistem respirasi serta organ-
organ penyusunnya.
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Respirasi dapat didefinisikan sebagai gabungan aktivitas berbagai
mekanisme yang berperan dalam proses suplai oksigen ke seluruh
tubuh dan pembuangan karbondioksida.
G. Peralatan
1. Wet Spirometer
2. Alat bedah (gunting, pisau, pinset)
3. Toples
4. Papan bedah
5. Benang
6. Penggaris
7. Kertas gambar
H. Bahan
1. Eter
2. Larutan NaCI 0,9%
3. Kapas
I. Prosedur Kerja
1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan Manusia
a. Gambarlah diagram sistem respirasi mulai dari rongga hidung
sampai bronkiolus, bronkiolus terminal, ronkiols respiratorius,
duktus aveolaris, pori-pori Kohn
b. Sediakan alat Wet Spirometer untuk menentukan uji fungsi
paru dengan melihat volume tidal, kapasitas volume, volume
cadangan ekspirasi dan volue cadangan insiprasi
c. Probandus yang digunakan tiap kelompok yaitu 1 orang laki-
laki dan 1 orang wanita. Serta penderita asma (jika ada)
d. Ukur uji fungsi parunya kemudian dibandingkan
2. Saluran pernapasan mencit.
a. Sediakan 1 (satu) ekor mencit tiap kelompok
b. Mencit dibius dengan cara dimasukkan ke dalam toples,
kemudian masukkan kapas yang dibasahi eter
c. Mencit dibedahdari bagian perut dan dadanya, diamati paru-
paru, larinx, trakea dan bronkusnya, kemudian digambar
K. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan menurut anda definisi pernapasan!
2. Jelaskan secara singkat tentang organ-organ sistem respirasi
beserta fumgsimya!
3. Sebutkan macam-macam volume dan kapasitas pulmonal
beserta rumusnya!
4. Kenapa paru-paru kanan dan kiri memiliki ukuran yang berbeda!
5. Bagaimana proses penghantaran O2 dari alveolus ke dalam sel
tubuh?
6. Apa yang dimaksud dan sebutkan fungsi dari pori-pori kohn dan
surfaktan di alveolus?
7. Setelah melakukan pengukuran spirometri, Noni mendapatkan
hasil yaitu FRC= 2300 mL, RV= 1200 mL, dan IC= 3300 mL.
Berapakah Vital Capacity (VC) yang dimiliki oleh Noni?
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana otot bekerja dengan
tendon untuk menggerakkan tubuh
2. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan perhitungan luas
permukaan tubuh berdasarkan persamaan Du Bois
3. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan data dan
menganalisis data yang diperoleh
4. Mahasiswa dapat bekerja sama dan melakukan pembagian tugas
dalam kelompoknya dengan baik dan terkoordinir
5. Mahasiswa mampu menyampaikan gagasan dan idenya dengan
baik pada saat diskusi bersama dengan teman kelompok dan
asistenya
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Sistem Muscularis
Ilmu yang mempelajari tentang otot disebut myologi. Jaringan
otot merupakan jaringan yang ditandai adanya miofibril-miofibril
Jika suhu tubuh meningkat di atas nilai ideal (misalnya pada aktivitas
tubuh), maka aliran darah kulit dan dengan demikian pengangkutan
panas dari rongga tubuh menuju kulit meningkat; di sini volume
darah/waktu tidak hanya mengangkut lebih banyak panas/waktu
tetapi juga menurunkan pertukaran aliran batik panas antara arteri dan
vena. Selain itu aliran balik vena dari vena yang lebih dalam
dialihkan ke vena permukaan. Selain itu sekresi keringat
ditingkatkan, yang mendinginkan permukaankulit sehingga
menghasilkan gradien temperatur yang penting untuk
pembebasan panas.
lika suhu tubuh menurun di bawah nilai ideal, maka tidak hanya
pemberian panas dihambat tetapi juga produksi panas dinaikkan;
mekanisme utamanya adalah pergerakan tubuh dan tubuh yang
gemetar. Suhu tubuh bayi yang baru lahir sangat mudah menurun
karena perbandingan antara luas permukaan dan volume tubuh
besar. Di sini pembentukan panas tanpa terjadi gemetar (dalam
𝑊 ×𝐻
𝑆= √
3600
Keterangan:
S : Luas Permukaan Tubuh (m2)
W : Berat Badan (kg)
H : Tinggi Badan (cm)
G. Peralatan
1. Meteran badan
2. Timbangan badan
3. Thermometer
4. Penggaris
5. Kertas grafik nomogram
I. Prosedur Kerja
1. Prosedur uji lokomotor
g. Persiapan
Disiapkan Drosophila melanogaster
yang akan digunakan
Dilakukan anestesi pada Drosophila
melanogaster dengan menggunakan
CO2
Dipisahkan Drosophila melanogaster
sebanyak 10 ekor
Dimasukkan ke dalam vial kemudian
vial disusun seperti pada gambar dan diselotip
Ditunggu sampai semua lalat kembali sadar sebelum
dilakukan pengujian
h. Uji lokomotor
Vial dihentakkan sampai semua lalat berada pada dasar vial
Dibiarkan lalat memanjat dinding vial selama 15 detik dan
direkam
Dilihat spot lalat disetiap segmen pada detik ke-15 dan
dicatat
2. Prosedur percobaan bobot badan dan luas permukaan tubuh
a. Timbanglah bobot badan dan ukurlah tinggi badan tiap anggota
kelas
b. Catat datanya dalam tabel yang mengandung data sbb:
Bobot badan
K. Tugas Pendahuluan
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menyiapkan seluruh proses sebelum
perhitungan leukosit dan eritrosit
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan leukosit dan eritrosit
menggunakan metode kamar hitung.
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data hitung leukosit ke
ke dalam kondisi klinis.
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
F. Teori/Prinsip Dasar
Perhitungan leukosit dan eritrosit dimulai dengan penambahan
pereaksi kimiawi yang akan memudahkan perhitungan menggunakan
kamar hitung. Proses perhitungan dilakukan menggunakan
mikroskop.
H. Bahan
A. Hitung leukosit
Larutan Turk
- Asam asetat glasial 3 mL
- Gentian violet 1 mL
- Akuades 1000 mL
HCl 1%
Asam asetat 2%
B. Hitung eritrosit
Larutan Hayem
- Na2SO4 2,5 g
- NaCl 0,5 g
- HgCl2 0,25 g
- Akuades ad 100 mL
Larutan Gowers
- Na2SO4 12,5 g
- Asam asetat glasial 33,3 mL
- Akuades ad 200 mL
Larutan formal sitrat
Formalin 40% 10 mL
Larutan sodium sitrat 0,109 M 1000 mL
K. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan fungsi leukosit, eritrosit dan trombosit dalam darah!
2. Jelaskan perbedaan jenis-jenis leukosit!
3. Sebutkan jumlah normal leukosit dan eritrosit pada manusia
dewasa!
4. Jelaskan penurunan dari angka 50 (pada rumus perhitungan
leukosit) dan 10.000 (pada rumus perhitungan eritrosit)!
5. Jelaskan 1 kondisi yang disebabkan oleh penurunan jumlah
eritrosit/leukosit/trombosit!
6. Jelaskan 1 kondisi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah
eritrosit/leukosit/trombosit!
C. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pembiusan,
mematikan dan membedah hewan percobaan.
2. Mahasiswa mampu mengamati dan membedakan secara
langsung setiap bagian organ penyusun sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat bekerja sama dan melakukan pembagian tugas
dalam kelompoknya dengan baik dan terkoordinir.
4. Mahasiswa mampu menyampaikan gagasan dan idenya dengan
baik pada saat diskusi bersama dengan teman kelompok dan
asistennya.
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Biofarmasi
G. Peralatan
1. Alat bedah (gunting, pisau, pinset)
2. Toples
3. Papan bedah
4. Benang godam
5. Jarum pentul
6. Mistar
H. Bahan
1. Eter
2. Larutan NaCI 0,9%
3. Kapas
4. Hewan Coba yang digunakan adalah Mencit jantan dan betina
dengan Bobot badan Lebih dari 20 gram.
I. Prosedur Kerja
K. Tugas Pendahuluan
1. Gambarlah struktur antomi sistem pencernaan manusia dari mulut
hingga rektum berdasarkan pustaka yang ada dan beri
keterangan!
2. Jelaskan fungsi setiap organ penyusun saluran pencernaan!
3. Jelaskan cara melakukan pembiusan pada mencit dan jelaskan
cara lain mematikan hewan percobaan!
4. Jelaskan minimal 3 jenis penyakit terkait sistem saluran
pencernaan!
Penilaian Persentase
Nilai Harian
- Kehadiran : 10%
- Keaktifan : 10% 50%
- Tugas pendahuluan : 10%
- Laporan : 20%
Nilai diskusi panel 30%
Nilai ujian 20%
Total 100%
A. Sistematika laporan
4 = laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar
3 = laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas
2 = laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas
1 = laporan dibuat dengan sistematika yang salah
B. Kelengkapan laporan
4 = laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pembuatan laporan
3 = laporan dibuat tanpa kesimpulan
2 = laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan, daftar pustaka
1 = laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3 unsur saja)
C. Kejelasan laporan
4 = laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut
3 = laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut
2 = laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan
1 = laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan
D. Kebenaran konsep
4 = konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori
3 = konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas
2 = konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat
1 = konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat
E. Kejelasan pembahasan berdasarkan data
4 = Jelas, ilmiah dan berhubungan
3 = Ada Jelas, kurang ilmiah (tidak didukung pustaka), dan berhubungan
2 = Kurang jelas dan kurang ilmiah
1 = Tidak jelas
F. Kebaruan pustaka
4 = Pustaka 3 tahun terakhir dan memiliki koneksi yang sangat dibutuhkan
dalam pembahasan
3 = Pustaka 5 tahun terakhir dan memiliki koneksi yang sangat dibutuhkan
dalam pembahasan
2 = Pustaka 5 tahun terakhir dan memiliki koneksi yang cukup luas dan
tidak detail/tidak berhubunngan langsung
1 = Pustaka sudah lama
IV Sistem Saraf
V Sistem Kardiovaskuler
VI Sistem Pernafasan
X Sistem Imun
XI Sistem Pencernaan
Editing Notes:
1. Ukuran Kertas : A4
2. Margin : Normal (kiri 3.54 cm x kanan 2.54 cm x atas 2.54 cm
x bawah 2.54 cm)
3. Font : Arial
4. Ukuran Font : 12
5. Spasi : 1.5