0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
849 tayangan13 halaman
1. Dokumen tersebut membahas sejarah penemuan sel dan mikroskop cahaya, dimulai dari penemuan lensa dan mikroskop optik hingga pengembangan mikroskop elektron. Dokumen juga menjelaskan perkembangan teori sel dari generatio spontanea hingga pengakuan bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional kehidupan. Metode analisis sel secara instrumental dibahas pada akhir dokumen.
1. Dokumen tersebut membahas sejarah penemuan sel dan mikroskop cahaya, dimulai dari penemuan lensa dan mikroskop optik hingga pengembangan mikroskop elektron. Dokumen juga menjelaskan perkembangan teori sel dari generatio spontanea hingga pengakuan bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional kehidupan. Metode analisis sel secara instrumental dibahas pada akhir dokumen.
1. Dokumen tersebut membahas sejarah penemuan sel dan mikroskop cahaya, dimulai dari penemuan lensa dan mikroskop optik hingga pengembangan mikroskop elektron. Dokumen juga menjelaskan perkembangan teori sel dari generatio spontanea hingga pengakuan bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional kehidupan. Metode analisis sel secara instrumental dibahas pada akhir dokumen.
Biologi sel sering dikenal dengan sitologi, merupakan salah satu cabang biologi yang memusatkan perhatiannya pada gejala kehidupan yang terjadi pada tingkat sel. Kemajuan dalam biologi sel sejalan dengan kemajuan bidang ilmu lain, seperti bidang ilmu fisika dan ilmu kimia. Peranan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan biologi sel merupakan kronologi dimana besarnya andil para ahli yang dapat mengetahui awal mulanya struktur serta susunan sel dalam suatu organisme. Permulaan penggunaan mikroskop cahaya didasarkan pada para ahli ilmu pengetahuan alam yang penasaran akan namanya sel. Berikut ini nama-nama para ahli yang menemukan mikroskop cahaya. No Tahun Kejadian 1 590 SM Euclid mengemukakan sifat-sifat reflektif pada permukaan cembung 2 65 Senecca mengungkapkan bahwa bola gelas yang diisi air bisa membantu mata untuk melihat benda yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa 3 1485 Da Vinci merintis pengembangan visualisasi sel 4 1590 Zachary dan Fransis Janssen menemukan pemakaian 2 buah lensa cembung dalam satu tabung 5 1610 Galileo dengan kombinasi beberapa lensa cembung yang dipasang dalam sebuah tabung timah, berhasil menggunakannya sebagai mikroskop untuk pertamakalinya 6 1665 R. Hooke Berhasil menunjukkan sel gabus dengan menggunakan lensa pembesar 7 1674 Anton van Leeuwenhock berhasil menyusun model mikroskop dengan fokus pendek 8 1809 J.B Lamarck menyatakan bahwa sel mempunyai fungsi yang penting 9 1828 R. Brown menyatakan bahwa partikel dalam sel mengalami gerakan Brown 10 1932 Knoll dan Rusha membuat mikroskop elektron untuk pertama kalinya 11 1955 Zernike telah mengembangkan mikroskop fase kontras (dikemukakan oleh Verna dan Agarwal, 1979) Perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak hanya sampai dengan penemuan sel saja, tetapi dari sel yang telah diketahui munculah eksperimen-eksperimen yang menggunakan sel. Seperti sel yang ditemukan dapat digunakan untuk kloning, transgenik serta bayi tabung. 1. Kloning Kloning adalah suatu cara atau teknik yang menggunakan sel somatik makhluk hidup untuk membentuk turunan baru baik dari satu induk maupun dua induk yang turunannya memiliki materi genetik yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya yang prosesnya merupakan suatu bentuk reproduksi aseksual. Ada tiga macam kloning, yaitu kloning pada tumbuhan, hewan dan manusia. Kloning pada tumbuhan bisa disebut juga dengan kultur jaringan. Sedangkan kloning pada hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu sel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu baru yang identik sama. Kloning pertama yang berhasil diujicobakan dan bisa bereproduksi adalah seekor domba yang dinamakan Dolly. Dolly ditemukan oleh Ian Wilmut dan kawan-kawanya di Skotlandia pada tahun 1997. 2. Bayi tabung Kloning pada manusia, tidak memiliki perbedaan yang begitu jauh dengan bayi tabung. Dalam proses ini, sperma sang suami dicampur ke dalam telur sang istri dengan proses in vitro di dalam tabung kaca. Setelah sperma tumbuh menjadi embrio, embrio tersebut ditanamkan kembali ke dalam tubuh si ibu, atau perempuan lain yang menjadi ibu tumpang. Bayi yang lahir secara biologis merupakan anak suami-istri tadi, walaupun dilahirkan dari rahim perempuan lain. Penemu bayi tabung ialah Robert Geoffrey Edwards. Bersama Steptoe, ia berhasil menemukan bayi tabung pada tahun 1978 setelah 100 percobaan gagal. Bayi tabung pertama bernama Louise Brown yang lahir pada tanggal 25 Juli 1978 lewat operasi caesar. 3. Transgenik Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,
misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Cara pembuatan tanaman transgenik adalah gen yang telah diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam sel tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut. Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel di bawah ini. Jenis tanaman Sifat yang telah dimodifikasi Modifikasi Foto Padi Mengandung provitamin A (beta-karotena) dalam jumlah tinggi. [15]
Gen dari tumbuhan narsis, jagung, dan bakteri Erwinia disisipkan pada kromosom padi.
Jagung, kapas, kentang Tahan (resisten) terhadap hama. [16]
Gen toksin Bt dari bakteri Bacillus thuringiensis ditransfer ke dalam tanaman.
B. TEORI SEL Sebelum teori sel, terdapat teori asal mula kehidupan. Teori yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu generatio spontanea, yaitu bahwa kehidupan terjadi begitu saja atau terjadi secara spontan. Bahwa pada awalnya makhluk hidup berasal dari benda mati yang dapat hidup secara spontan. Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur. Sel merupakan unit kehidupan terkecil. Kata sel berasal dari bahasa inggris, yaitu Cell yang artinya kotak kecil. Bahasa ini muncul berdasarkan pengamatan dari penemu sel itu sendiri yaitu Robert Hooke. Hooke ketika mengamati sayatan tipis gabus tumbuahan. Ia melihat adanya ruang kecil yang banyak tanpa isi/kosong dengan menggunakan mikoskop buatannya sendiri. Ia meyakini bahwa kotak kecil yang kosong disebabkan karena sudah mati. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teori sel mulai berkembang baik ketika masa itu, sehingga struktur-struktur dari sel yang terkecil sudah banyak diketahui. Penemu penemu dengan pendapatnya yaitu sebagai berikut: Nehemiah Grew (1641-1712), seorang dokter dari Inggris mempelajari struktur- struktur mikroskopis sel tumbuhan. Robert Brown (1773-1858) seorang berkebangsaan Scotlandia menemukan nukleus di dalam sel tumbuhan. Ia mengemukakan konsep yang menyatakan bahwa sel yang bernukleus merupakan kesatuan dasar semua makhluk hidup yang berarti bahwa inti sel merupakan bagian terpenting dari sel. Ia juga menemukan gerak protoplasma yang acak yang dinamakan dengan "Gerak Brown". Mathias J. Scleiden (1804-1881) seorang ahli Botani Jerman dan Theodor Schwann (1810-1882) mempelajari struktur-struktur mikroskopis dari berbagai tumbuhan dan hewan. Mereka menemukan struktur yang sama dari sayatan tubuh hewan maupun tumbuhan yang semuanya terstruktur dari sel. Maka muncul teori yang menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural terkecil makhluk hidup. Johannes Purkinje (1787-1869) seorang berkebangsaan Cekoslowakia berpendapat bahwa isi suatu sel adalah protoplasma. Protoplasma merupakan bahan embrional dari sel yang berupa gelatin yang dia namakan dengan sarcode. Felix Durjadin (1815-1887) berpendapat bahwa sel terdiri dari cairan yang disebut protoplasma. Rudolf Virchow (1821-1902) seorang berkebangsaan Jerman berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (sel berasal dari sel sebelumnya). Max Schultze (1825-1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Sehingga lahirlah teori bahwa sel merupakan unit fungsional kehidupan. Edmund B. Wilson (1856-1939) seorang ahli sitologi dari Amerika berpendapat bahwa sel merupakan unit kehidupan terkecil, dalam bukunya yang berjudul "The Cell in Development and Heredity". Thomas Hunt Morgen (1933) menemukan peran kromosom dalam sifat-sifat keturunan. Hans Krebs (1953) seorang ahli biokimia Jerman yang menemukan bahwa glukosa secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel dengan suatu siklus yang dinamakan 'siklus Krebs. Walter Flemming dan Eduard Strasburger mengamati pembelahan-pembelahan sel sehubungan dengan proses reproduksi sel sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel sebagai unit reproduksi makhluk hidup. Dari teori-teori sel tersebut dapat kita simpulkan bahwa Sel merupakan unit struktural, fungsional,dan reproduksi hereditas makhluk hidup. Mempunyai artian bahwa satu sel sudah mmewakili suatu sistem kehidupan, sel telah mampu menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup,mulai dari respirasi hingga reproduksi. Sel juga sebagia unit hereditas karena dalam sel terdapat DNA yang kita tahu merupakan unit pembawa genetik. C. CARA MEMPELAJARI SEL Teknik analisis instrumental Pada teknik ini ada dua sifat sel yang menjadi dasar pengembangan yaitu: a. Ukuran sel yang sangat kecil (mikroskop) Sel mempunyai ukuran yang sangat kecil. Oleh karena itu, diperlukan alat yang dapat digunakan untuk membesarkan objek, yaitu mikroskop. Setiap jenis mikroskop mempunyai kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Contohnya yaitu pada mikroskop elektron. Mikroskop elektron mampu untuk mengenal bagian sel sampai dengan pada tingkat molekul, tetapi mikroskop ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari sel hidup karena ukuran sel yang terlalu tebal. b. Sifat sel yang tembus cahaya Mengenai sifat sel yang tembus cahaya ini maka diperlukan alat yang dapat meningkatkan kontras. Sifat sel yang tembus cahaya diakibatkan karena di dalam sel terdapat sitoplasma (cairan sel). Seperti yang diketahui air itu dapat ditembus oleh cahaya, oleh karena itu, apabila selnya kering, sifat kontrasnya meningkat. Salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan sifat kontras pada sel yaitu dengan cara pewarnaan.
D. MIKROSKOP Mikroskop dibagi menjadi 4 macam yang terdiri dari: 1. Mikroskop fluoresensi 2. Mikroskop sinar X 3. Mikroskop cahaya biasa Sumber cahaya yang digunakan pada mikroskop cahaya yaitu cahaya (lampu/matahari).
Fungsi dari bagian-bagian mikroskop cahaya antara lain: a. Lensa okuler yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. b. Lensa objektif Lensa ini berada dekat pada objek yang di amati. Lensa objektif membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. c. Tabung Mikroskop Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. d. Makrometer (Pemutar Kasar) Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. e. Mikrometer (Pemutar Halus) Fungsinya yaitu untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. f. Revolver Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. g. Reflektor terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. h. Diafragma Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. i. Kondensor kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. j. Meja Mikroskop Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. k. Penjepit kaca penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. l. Lengan Mikroskop berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. m. Kaki Mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. n. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut) untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop. Mekanisme kerja pada mikroskop cahaya yaitu: Mula-mula cahaya yang masuk melalui lensa kondensor difokuskan menjadi suatu berkas cahaya yang menembus objek menuju lensa pembesar sampai dapat dilihat oleh mata. Preparat mikroskop dapat digeser-geser mendekati atau menjauhi lensa objektif sehingga mendapat bayangan dengan fokus yang terbaik. Hasil bayangan yang dihasilkan ditentukan oleh kemampuan pembesaran masing-masing lensa pembesar. Nilai perbesaran bayangan didapatkan dengan mengalikan kemampuan perbesaran lensa okuler dengan kemampuan perbesaran dari lensa obyektif. 4. Mikroskop elektron Mikroskop elektron adalah mikroskop yang sumber cahayanya yaitu berasal dari elektron. Ada 4 macam mikroskop elektron yaitu: a. Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) Tranmission Electrone Microscopy adalah mikroskop yang menggunakan elektron yang dapat menembus spesimen sehingga dihasilkan pencitraan. b. Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron (STEM) Scanning Transmission Electrone Microscope adalah hasil pengembangan dari TEM. c. Mikroskop Pemindai Elektron (SEM) Scanning Electrone Microscopy adalah mikroskop yang menggunakan elektron yang dihamburkan atau dipancarkan oleh permukaan spesimen. Mikroskop ini dapat mengahsilkan citra 3 dimensi, tetapi untuk resolusinya masih kalah dengan STEM. d. Mikroskop Elektron Pemindai Lingkungan (ESEM) Environmental Scanning Electrone Microscope adalah pengembangan dari SEM. Mikroskop ini digunakan untuk mengamati obyek pengamatan yang tidak memenuhi persyaratan baik untuk STEM maupun SEM. Dengan teknologi ESEM dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan di bawah yang menyerupai gas yang bertekanan rendah. Dalam dunia nyata telah dihasilkan film yang dibuat dengan mikroskop ESEM.
Mekanisme kerja pada mikroskop elektron: Mikroskop elektron mempunyai sebuah filamen yang terletak dibagian atas sebuah kolom. Filamen ini bertindak sebagai katoda. Filamen apabila dipanaskan akan menghasilkan elektron. Elektron-elektron dapat terpencar karena terbentur dengan molekul-molekul udara yang terdapat pada kolom. Oleh karena itu, udara harus dipompa keluar agar kolom menjadi vacum. Elektron-elektron dari ruang vacum itu, dipercepat oleh anoda yang ada di sekitarnya sehingga membentuk berkas elektron yang membencar ke dasar kolom. Berkas-berkas elektron tersebut kemudian difokuskan oleh kumparan- kumparan magnetik yang berada di sepanjang kolom. Kumparan magnetik ini fungsinya seperti lensa obyektif yang ada pada mikroskop cahaya. Selanjutnya kumparan menciptakan pencitraan spesimen yang ditempatkan di kolom vacum. Pencitraan tersebut diperbesar ke layar.
Cara Mempelajari Sel dengan Fraksionasi Sel Menurut Campbell (2002), semua organism terdiri atas sel. Setiap organism tersusun atas salah satu dari dua jenis sel, yaitu Prokariotik atau Eukariotik. Sel memiliki fungsi yang berbeda-beda, tergantung dari struktur dan ukurannya . Untuk mempelajari sel digunakan teknik fraksionasi. Teknik fraksionasi sel merupakan pemisahan sel menjadi beberapa bagian untuk mempelajari fungsi dari organel-organel utama sel tersebut . Alat yang digunakan untuk memfraksionasi sel adalah sentrifuge.
Gambar.Ultrasentrifuge Beckmann Fraksionasi sel dapat pula diartikan sebagai suatu proses pemisahan bagian organel sel dengan pendekatan biokimiawi untuk mempelajari fungsi utama dari organel sel tersebut.
Gambar.Alat Sentrifugasi
Fraksionasi sel digunakan untuk mengisolasi (memfraksionasi) komponen komponen sel berdasarkan ukuran dan densitasnya. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat teknik fraksionasi sel, sebagai berikut : Pertama tama, sel dihomogenisasi dalam blender agar pecah. Campuran yang dihasilkan (homogenate sel) kemudian disentrifugasi pada berbagai kecepatan dan durasi untuk memfraksionasi komponen komponen sel, sehingga membentuk serangkaian pellet, yang tertutupi di bagian atasnya oleh homogenate yang tersisa (supernatan). Dalam percobaan awal, peniliti menggunakan mikroskopi untuk mengidentifikasi organel dalam setiap pellet dan metode biokimiawi untuk menentukan fungsi metabolic organel tersebut. Identifikasi ini menjadi dasar metode fraksionasi sel, memungkinkan peneliti masa kini mengetahui fraksi sel mana yang harus dikumpulkan untuk mengisolasi dan mempelajari organel tertentu.
Gambar. Contoh Fraksionasi Sel
Aplikasi Fraksionasi 1. Metode fraksionasi saat ini banyak diaplikasikan dalam pemurnian DNA genomik. 2. Teknik fraksionasi sel ini juga dapat diterapkan dalam mempelajari fisiologis dari organel sel yakni organel berupa ribosom. 3. Isolasi DNA genom total dari sel bakteri terdiri dari beberapa tahap yaitu: Kultivasi sel dalam media yang sesuai Pemecahan dinding sel Ekstraksi DNA genom Purifikasi DNA Perkembangan biologi sel mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu lain, diantaranya: 1. Perkembangan Biologi Sel dan Genetika Dengan adanya penemuan Vircow tentang omnis cella a cella berarti sel mempunyai kemampuan untuk berkembang biak sehingga menghasilkan sel baru yang sama dengan induknya dan ada faktor yang diturunkan induk pada anaknya yang terdapat pada sel kelamin. Menurut Wilson, sifat menurunakan muncul sebagai akibat adanya kontinuitas genetic sel melalui pembelahan. H, Fold dan Strassburger mengemukakan bahwa inti sel merupakan tempat adanya faktor yang diturunkan, kemudian Roux menemukan benang kromatin pada inti yang mengandung kromosom, yang menurut Weissman mengandung unit-unit tertentu sebagai substansi yang diturunkan. Hukum dasar tentang genetika telah dikemukakan Mendel pada tahun 1865, namun perubahan dalam sel ditemukan Correns, Tschermack dan De Vries puluhan tahun kemudian. Kemudian dapat pula dijelaskan bagaimana terjadinya proses pembelahan meiosis dimana dalam sel kelamin hanya terdapat kromosom yang haploid.
2. Perkembangan Biologi Sel dan Fisiologi Pada mulanya penelitian tentang sel hanya pada sel-sel mati untuk melihat bagian- bagian sel yang ada. Tahun 1899 penelitian dilakukan untuk mempelajari sel-sel hidup dan gerakan yang terjadi di dalamnya. Pada aklhir abad XIX, Overton mengemukakan bahwa membrane sel merupakan selaput tipis yang terdiri dari bahan lipid. Dengan penemuan ini berkembang pengetahuan tentang pewarnaan sel dan aktivitas yang terjadi pada membran sel. Harisson (1909) menunjukkan bahwa sel saraf embrio dapat tumbuh dan berkembang secara invitro. Dengan penemuan ini berkembanglah kultur sel/kultur jaringan. Penemuan baru di bidang biologi sel antara lain ditemukannya struktur/susunan membrane sel, sifat membran, transport aktif melalui membran, reaksi sel terhadap rangsang, dasar mekanisme perangsangan dan kontraksi, nutrisisel, pertumbuhan sel, sekresi sel dan aktivitas sel lainnya.
3. Perkembangan Biologi Sel dan Biokimia Penelitian biokimiawi yang dilakukan Fisher dan Hofmeister (1902) mendapatkan bahwa molekul protein mengandung asam amino yang terikat pada ikatan peptid. Miescher (1869) dan Kossel (1891) berhasil mengisolasi asam nucleus yang diduga memegang peranan penting pada sintesis protein dan pembelahan. Ostwald yang mengemukakan bahwa enzim adalah satu kesatuan molekul yang digunakan oleh sel untuk berbagai macam transformasi energi yang diperlukan dalam memelihara aktivitas kehidupan sel. Wieland (1903) dan Wargburg (1908) menyelidiki proses terjadinya oksidasi sel dan Altmann menemukan hubungan antara mitokondria dan proses oksidasi sel. Batelli dan Stern (1912) serta Wargburg (1913) menemukan bahwa enzim pernafasan terdapat partikel dalam sitoplasma. Mekanisme tentang oksidasi dalam sel ini kemudian disempurnakan dandijelaskan oleh Kellin (1934). Perkembangan dalam sitokimia didapatkan dengan cara-cara isolasi mitokondria, kloroplas, nukleus, kompleksgolgi, partikel-partikel mitotik dan komponen lain dalam sel.
KESIMPULAN Sejarah sel merupakan dimana awal mula perkembangan-perkembangan ilmu lain. Sejarah penemuan sel banyak melibatkan andil para ilmuan dalam mengetahuai apa yang disebut dengan sel. Dari penemuan sel itulah ilmu seperti transgenik, bayi tabungndan kloning dapat dikembangkan. Sel merupakan unit struktural, fungsional,dan reproduksi hereditas makhluk hidup. Mempunyai artian bahwa satu sel sudah mmewakili suatu sistem kehidupan, sel telah mampu menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup,mulai dari respirasi hingga reproduksi. Sel juga sebagia unit hereditas karena dalam sel terdapat DNA yang kita tahu merupakan unit pembawa genetik. Untuk mempelajari sel dapat dilakukan dengan teknik instrumental dan pendekatan disiplin ilmu yang lain. Teknik instrumental dilakukan dengan bantuan mikroskop. Mulai dari mikroskop cahaya yaang sederhana hingga mikroskop elektron. Perkembangan mikroskop ini juga mempengaruhi perkembangan teori sel ataupun informasi tentang sel. Disiplin ilmu yang lain contohnya biokimia, genetikadan fisiologi.
Berikut jawaban untuk soal evaluasi tentang eter/alkoksi alkana:1. D2. B 3. E4. A5. A6. A7. B8. A9. B10. BSemoga bermanfaat! Silakan hubungi saya jika ada pertanyaan tambahan