RESEP DOKTER

Definisi : permintaan tertulis dari dokter, drg, atau drh,

kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan
obat bagi penderita, sesuai aturan per UU-an yang
berlaku
Perwujudan terapi dng obat

baik , benar dan rasional

5 tepat + ESO
jelas dpt dibaca obat
dosis
lengkap BSO
UU cara & waktu
kaidah yg berlaku penderita
 BAHASA LATIN DALAM RESEP DOKTER

There is no global standard for prescriptions and every

country has its own regulations. The most important
requirement is that the prescription be clear. It should be
legible and indicate precisely what should be given. Few
prescriptions are still written in Latin, the local language
is preferred. (Guide to good prescribing, 1994)

Bahasa latin digunakan dalam resep: untuk

- R/
- nama obat,
- bentuk sediaan obat (BSO)
kecuali untuk aturan pakai dapat menggunakan bhs.
Indonesia atau Inggris tidak boleh disingkat
 dr. Diana

Alamat praktek
Jl.Kusumanegara 1
Yogyakarta, telp. 1234
Yogyakarta 5/02/2010

R/ Kalmoxilin lag. I
S. 0. 8. h. 5 ml p.c.
(dihabiskan)

Pro: Joyo (9 th, 9 kg)

 dr. Diana
Informasi
penulis resep Praktek
tidak lengkap Jl.Kusumanegara 1
Yogyakarta, telp 1234

Yogyakarta 5/02/2010
Superskripsi Subskripsi tdk
lengkap
- Volume
R/. Kalmoxilin lag. I
Signatura Inskripsi tidak
S.0.8.h. 5 ml lengkap
- waktu
(dihabiskan ) -BSO
Garis -kekuatan
penutup
Paraf tidak
ada

Informasi Pro :Joyo (2 th, 9 kg)

pasien
 dr. Diana
SIP : 2345/SP/2005

Praktek
Jl.Kusumanegara 1
Yogyakarta, telp. 1234
Yogyakarta 5/02/2010

R/Dry.syr. Kalmoxilin 125mg/5ml 60 ml lag. I

S. 0. 8. h. 5 ml p.c.
(dihabiskan)

Pro: Joyo (2 th, 9 kg)

 dr. Warastry
informasi SIP 007/1996
penulis resep Alamat praktek Alamat rumah
Jl. Prenjak 10, yk Jl. Kenari 1,yk

Yogyakarta, 10-2-2010

supercriptio
R/ Syrup Paracetamol 120/5ml 60 ml
inscriptio
subscriptio Lag No I

signatura S.p.r.n.3d.d.cthI(5 ml)

Pro : Andre
Umur : 2 tahun, 12Kg
 dr. Warastry
informasi SIP 007/1996
penulis resep Alamat praktek Alamat rumah
Jl. Prenjak 10, yk Jl. Kenari 1,yk

Yogyakarta, 19-2-2010

supercriptio
inscriptio R/ Paracetamol mg 100
Guiayaphenesin mg 150
subsciptio
m.f.l.a. pulv.dtd. No XXX
signatura S.p.r.n.3 d.d.pulv. I

tanda tangan/
paraf
Pro : Anita S
Umur : 2 tahun, 10Kg
 Unsur dalam resep

1.Identitas dokter : nama, SIP.alamat rumah maupun praktek,

no telp, hari dan jam praktek
2. supercriptio : simbol R/ dan Nama kota dan tanggal ditulis
resep
3. Incriptio : inti resep dokter berisi :
-nama obat (nama standart, generik, paten)
-kekuatan obat (mg,g,ml, l) dng angka arab

4.subcriptio : BSO- m.f.l.a. pulv. dtd. No. XV

m.f.l.a. pot. ml 100 atau jumlah obat
5. Signatura : aturan penggunaan (frekuensi, jumlah obat
dan saat obat diminum, informasi lain)
6. Penutup dengan garis penutup dan paraf (daftar G)
tanda tangan (narkotika)
7. Identitas pasien : nama, umur dan BB (kontrol dosis obat
oleh APA)
 PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER

1. Ukuran blangko resep (lebar 10-12cm,panjang15-18cm)

2. Penulisan nama obat
a.dimulai huruf besar
b.ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi
(Farmakope Indonesia atau nomenklatur Internasional)
International Nonproprietary Name, generik
mis Ac.salic
3. Penulisan jumlah obat
a. satuan berat : mg,g
b. satuan volume/ unit : ml, l, UI
c. penulisan jumlah obat dlm satuan biji Romawi
d. penulisan alat penakar : C sendok makan 15 ml
Cth sendok teh - 5 ml
Cp (sendok bubur) 8 ml
 PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER

4. Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian

a. ditulis secara benar
b. pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C
5. Setiap selesai penulisan resep diberi tanda penutup
berupa garis penutup atau tanda pemisah diantara 2
R/ dan paraf atau tanda tangan
6. Penulisan tanda iter (iteretur) dan N.I (Ne Iteretur)
disebelah kiri atas dari resep apabila diulang seluruhnya
Bila tidak semua resep diulang, maka ditulis dibawah
setiap resep. Demikian juga untuk N.I
7. Tanda Cito atau PIM (resep segera dilayani)
Penulisan disebelah kanan atas.
 dr. Andre H CITO dr. Andre H
SIP 1234/2006 SIP 1234/2006
Jl.Baciro, no 3 Yogyakarta Jl.Baciro, no 3 Yogyakarta
Telp.(0271)443577 Telp.(0271)443577
Yogyakarta 12/2/2010 Yogyakarta 12/2/2010
ITER 2 X ! R/.
R/.

R/
R/ ITER 2x!

Nama
Nama Umur
Umur
 dr. Andre H
SIP 1234/2006
Jl.Baciro, no 3 Yogyakarta
Telp.(0271)443577
Yogyakarta 12/2/2010
dr. Andre H
SIP 1234/2006
Jl.Baciro, no 3 Yogyakarta
Telp.(0271)443577
Yogyakarta 12/2/2010

Ne It ! R/.

R/.

R/
R/ Ne It !

Nama
Umur Nama
Umur
 RSUP.DR.Sardjito
Jl.Kesehatan Yogyakarta
Telp.38377

dokter Vero Yogya, 10/2/2010

Superscription
No X subscriptio
R/. Tab.Amoxicillin mg 500
S.o.8.h.tab I. p..c.
Inscription

Signatura

Pro: Bp,.Jojo
 Dr. Zoehoet
SIP 321/1999
Rumah Alamat:
Jl.Merbabu No3 Jl.Merapi No.4
Yogyakarta Yogyakarta
Yogyakarta, 30-12- 2009

R/ Rhynos SR tab. No XXX

S.b.d.d.tab.I

R/ Astifen tab. No XV
ITER 1X S.s.d.d Tab.I

R/ Ryzen tab. No. XV

S.s.d.d.tab.I

Pro : Ny Sutardji
Alamat : Jl. Sumbing 25 Yk
 Dr. Zoehoet
SIP 321/1999
Rumah Alamat:
Jl.Merbabu No3 Jl.Merapi No.4
Yogyakarta Yogyakarta
Yogyakarta, 30-12- 2009
ITER 3x
R/ Rhynos SR tab. No XXX
S.b.d.d.tab.I

R/ Astifen tab. No XV
S.s.d.d Tab.I

R/ Ryzen tab. No. XV

S.s.d.d.tab.I

Pro : Ny Sutardji
Alamat : Jl. Sumbing 25 Yk
 PRESKRIPSI
TIGA MACAM
DOKTER
FORMULA RESEP
DR. BUDI BAWONO
SIP 037/1995
Aamat praktek/rumah
Jl. Gatotkaca no. 7
Yogyakarta
Yogyakarta, 18-1-2010 FORMULA MAGISTRALIS
R/ Sir. Kalmoxillin lag. I FORMULA OFFICINALIS
s. t. d. d. Cth I FORMULA SPESIALITIS

R/ Paracetamol mg 150
Sacch. lact. q. s.
m. f. l. a. pulv. d. t. d. No. X
s. p. r. n. 4. d. d. pulv. I

R/ Cr. Hydrocortison 1 % tub. I

s. b. d. d. u. e. m. et v.

Pro : Darno (4 th, 15 kg)

 FORMULA MAGISTRALIS

Disusun sendiri oleh dokter

Perlu memahami pedoman penulisan formula
Memahami bahan obat yang digunakan
Menentukan sediaan (bso) yang tepat
Menentukan bahan tambahan yang diperlukan
1. Formula magistralis
Dikenal dng resep racikan, perlu diketahui mengenai
a. Bahan obat bahan baku
sediaan generik, paten

akibatnya

kerasionalan (BSO,bioavailabilitas, konsentrasi)

pelayanan (tdk halus, tdk homogen)
obat >1 interaksi, aturan pakai tidak cocok

b. BSO (bentuk sediaan obat)

padat (pulvis, pulveres, kapsul)
cair (solusio, suspensi)
setengah padat (unguentum, krim, pasta)
 FORMULA MAGISTRALIS

c. Penentuan bahan tambahan :corigen, konstituen/vehikulum

d. Susunan unsur inscriptio ditulis dng urutan
R/ Remidium cardinale
Remidium adjuvan
Remidium corigens (odoris, coloris, saporis)
Remidium constituen

contoh:
R/ Pacetamol mg 100
Sach.Lact. q.s
m.f.l.a. pulv.d.t.d No X
S.p.r.n. t.d.d. pulv.I (febris)
R/ Paracetamol mg 1000
Sach. Lact. q,s
m.f.l.a pulv. No X
S.p.r.n. t.d.d.pulv.I (febris)
 FORMULA MAGISTRALIS

R/ Paracetamol mg 500
m.f.l.a. pulv. dtd No X.
da in caps
S.p.r.n. t.d.d.caps.I (febris)

R/ Paracetamol g. 1
Syr.Simplex ml.7,5
p.g.a. q.s
Aqua dest.q.s ad. ml.50
m.f.l.a.suspensi
S.p.r.n. t.d.d. Cth.I (febris)
 CONTOH SOAL FORMULA MAGISTRALIS ORAL

R/ Pyravit mg 200
artinya tidak jelas :
Sach. Lact. q.s
m.f.l.a.pulv. d.t.d. No XXX Pyravit tab: Isoniazida mg 400
S.s. d.d. pulv.I Vit. B6 mg 10

Penulisan yang tidak

benar
 FORMULA MAGISTRALIS

Penulisan yang benar

R/ Pyravit tab. No XV R/ Pyravit tab.

Sach. Lact. q.s Sach. Lact. q.s
m.f.l.a. pulv. No XXX m.f.l.a. pulv. d.t.d. No XXX
S.s.d.d. pulv.I S.s.d.d.pulv. I

R/ Isoniazidum mg 200
Vit. B6 mg 10
Sach.Lact. q.s
m.f.l.a. pulv.d.t.d. No XXX
S.s.d.d.pulv. I
 CONTOH SOAL FORMULA MAGISTRALIS ORAL

Komposisi Sistenol tiap tablet

R/ Systenol mg 100
Paracetamol mg 500
Dextamin mg 0,1 Acetyl sistein mg 200
m.f.pulv.d.t.d No XV Komposisi Dextamin tiap tablet
S.3.d.d.pulv.I Dexametason mg 0,5
Dexchloropheniramin maleat mg 2

Penulisan yang benar

R/ Sistenol tab. 1/5
R/ Sistenol tab. No III atau Dextamin tab. 1/5
Dextamin tab. No III m.f.l.a.pulv. d.t.d No XV
S.t.d.d.pulv.I
m.f.l.a.pulv. No XV
S.t.d.d.pulv.I
 FORMULA MAGISTRALIS OBAT LUAR

pulvis adspersorius Lotion

R/ Acid.salicyl 2%
R/ Acid. salicyl. 2% Acid.boric. 3%
Ol.Rosae q.s Glycerin 5%
Talcum venet. q.s. Alcohol 70% ad ml.100
m.f.l.a.pulv.ads.g.100 m.f.l.a.lot.
S.b.d.d. m.et.v. u.e S.b.d.d.met.v. u.e
 FORMULA MAGISTRALIS OBAT LUAR
SETENGAH PADAT

R/ Acid.salicyl. 3%
Resorchin 2% R/ Chloramphenicol 3%
Vaselin alb. ad g 20 Basis cream W/O q.s ad g 20.
m.f.l.a. ungt. m.f.l.a cream
S.b.d.d..u.em.et.v S.b.d.d..u.em.et.v
 Bahan tambahan yang diperlukan dalam menyusun
Formula magistralis
Macam Corrigen Corrigen Constituent Keterang
BSO saporis odoris / Vehicle an
Pulveres Sach. lactis Ol. mint. pip. Sach. lactis Berat Pulv.
Saccharin (p.r.n.) 300 500 mg

Solutio Sir. simpleks Ol. mint. pip. Aqua Corr. odor.

Ol. Rosarum destilata p.r.n.
Suspensi Sir. simpleks Ol. mint. pip. Aqua Suspenstor
Ol. Rosarum destilata p.g.a. q.s.
Unguenta - Ol. Rosarum Vaselin alb. Basis lain
Ol. Lavender Adep. lanae (refferensi)
Cream - Ol. Rosarum Basis cr. A/O
Ol. Lavender Basis cr. O/A
 FORMULA OFFICINALIS

MENGGUNAKAN OBAT STANDAR

Formula buku standar dan
Dapat diracikan di apotek
Sediaan generik berlogo
Macam terbatas dengan bso
sederhana
 FORMULA OFFICINALIS

FORMULA STANDART SEDIAAN GENERIK

Contoh :
R/ Pot. nigra c.tussim ml.100 R/ Amoxycillin syr. lag II
S.p.r.n. t.d.d. C. I S.t..d.d. C.th. I

R/ Ungt.Sulfuris Salicyl. g 20 R/ Ungt.Gentamycin tube I

S.b.d.d.m.et v. u.e. S.b.d.d.m.et.v.u.e.
 FORMULA
SPESIALITIS

MENGGUNAKAN OBAT PATEN

KOMPOSISI PABRIK
FORMULASI OBAT
 FORMULA SPESIALITIS

Nama paten dari pabrik yg memproduksinya

Perhatikan BSO yg bermacam-macam dengan kekuatan
berbeda, demikian juga volume dlm kemasan cair

R/ Bisolvon tab. No XV
S.p.r.n. t.d.d. tab.I

R/ Bisolvon sol.15mg/5ml. lag. I

S.p.r.n.t.d.d. C.th. I
R/ Bisolvon elixir 30mg/5ml lag.I
S.p.r.n.t.d.d.C.th.I
Hindari penggunaan sendok takar dengan ukuran 1/3 cth , 3/4 cth
atau 2/3 cth
 OBAT DALAM RESEP
(PRESKRIPSI) DOKTER

1. Obat dalam preskripsi dokter

2. Dosis obat dalam preskripsi dokter
3. Cara perhitungan dosis obat
4. Jadwal pemberian obat
CARA PERHITUNGAN DOSIS OBAT UNTUK ANAK

1. Individual dengan ukuran fisik

a. Berat badan (BB) anak
b. Luas permukaan tubuh (LPT) anak
2. Dihitung dari dosis dewasa
a. Umur anak (rumus Young, anak < 8th)
b. Berat badan anak (rumus Clark)
c. Luas permukaan tubuh anak
(rumus Craford-Terry- Rouke)
d. Tabel ISO
 CARA PERHITUNGAN DOSIS UNTUK ANAK
1. Secara individual dng menggunakan ukuran fisik anak
a. Perhitungan dengan berat badan (BB) anak
Contoh dosis amoxycillin 25mg/kgBB/hari, diberikan
dlm dosis terbagi, 3-4 kali
Dosis utk anak umur 2 th, BB 10 kg :
10 x 25 mg = 250 mg/hari, satu kali minum:(62,5- 83,3) mg

b. Perhitungan dng LPT (Luas permukaan tubuh) anak

Dosis pemeliharaan metotreksat 15 mg/mLPT/minggu
Dosis anak umur 12 th LPT 1,2 m adalah
1,20
------ x 15 mg = 10,4 mg
1,73
 CARA PERHITUNGAN DOSIS UNTUK ANAK
2. Dihitung dari dosis dewasa
a. Umur anak ( Rumus Young) untuk anak < 8 th
n
------- x Dosis dewasa n = tahun
n + 12
Rumus Dilling untuk anak > 8 th
n
------- X Dosis dewasa n = tahun
20
CONTOH :
Dosis terapi (dewasa) Glyceryl guayacolat 100-200mg/kali
4
Dosis untuk anak 4 tahun : ------ x (100-200)mg = (25-50)mg
4 + 12
8
Dosis untuk anak > 8 tahun : ------- X (100-200)mg = (40-80)mg
20
 CARA PERHITUNGAN DOSIS UNTUK ANAK

B. Berat badan anak ( Rumus Clark)

b
------ X Dosis dewasa b = BB anak
70

Anak umur 3 th, BB 14 kg, dosis glyceril

guayacolat adalah
14
------- x (100-200)mg = (20-40) mg
70
 CARA PERHITUNGAN DOSIS UNTUK ANAK

C.LPT anak (Rumus Crawford-Terry-Rourke)

t
---- X Dosis dewasa t = LPT anak
1,8

Anak umur 8 th, LPT 0,9 m, dosis glyceril

guayacolat adalah
0,9
------- x ( 100-200) mg = ( 25-50 )mg
1,8
 CARA PERHITUNGAN DOSIS UNTUK ANAK
D. Tabel ISO
Diketahui dari tabel ISO, anak umur 3 th, BB (15) kg
dapat diberikan 33% dosis dewasa, maka dosis glyceril
guayacolat :
33% x ( 100-200 )mg = ( 33-66 )mg
Kadang dlm pustaka dosis anak dng kriteria umur, sebagai contoh
dosis cyproheptadin :
- anak < 2th : tidak dianjurkan
2 6 th : 2 mg, 2 3 kali sehari,maksimal 12 mg/hari
7 14th : 4 mg, 2 3 kali / hari, maksimal 16 mh/hari
Cara ini mengarah kegeneralisasi dosis , artinya anak umur
2 6 th dosisnya sama, hati-hati untuk obat yg mempunyai
indeks terapi sempit
CONTOH CARA PERHITUNGAN DOSIS ANAK
Contoh:
Surti ( 1th, 10 kg), berapa dosis chloramphenicol anak tsb
diket: dosis chloramphenicol:
anak : (50-100)mg/kgBB/hr,tiap 6jam
dewasa : (250-500)mg/kali, sehari 4 kali

Jawab: individual (BB)

dosis utk anak BB 10kg :
(50-100)mg X 10 = (500-1000)mg/hr
per kalinya : (125-250) mg
CONTOH CARA PERHITUNGAN DOSIS ANAK
Berdasarkan perbandingan dosis dewasa
1. umur (Young)
1
----- X (250-500) mg = (19,23 -38,46) mg/kali
1+12
2. BB (Clark)
10
----- X (250-500) mg = (35,71 71,43) mg/kali
70
3. Tabel ISO
1th : (10kg) 25 % X (250-500) mg= (62,5 125)mg/kali
 RANGKUMAN
individual : (125 250 ) mg/ kali
umur (Young) : (19,23 38,46) mg/kali
BB (Clark) : (35,71 71,42) mg/kali
Tabel ISO : (62,5 125 ) mg/kali
 Penulisan resep
A. padat
R/ Chloramphenicol mg 125 R/ Chloramphenicol g 2 ,5
Sach.lact. q.s Sach.lact. q.s
m.f.l.a. pulv.dtd. No XX m.f.l.a. pulv. No. XX
S.4 d.d. pulv. I S.4 d.d. pulv.I

B. Cair
R/ Chloramphenicol g 2,5 Keterangan :
Sir.simpl. ml.10 1 kali minum 5 ml/125 mg
p.g.a. q.s
sehari 4 kali selama 5 hari
Aqua dest. ad ml.100
m.f.l.a.suspensi 20 kali minum = 100ml
S.4.d.d.cth I (5ml)
CONTOH CARA PERHITUNGAN DOSIS ANAK
Parasetamol untuk anak 3th, 14kg
dewasa : (500 1000)mg/kali
anak : 10mg/Kg BB/kali
anak 1-3 th : 120mg/kali
Rumus Young : (100 - 200 ) mg
Rumus Clark : (100 200) mg
Tabel ISO : 33 %x (500-1000) = (166,6-333,3)mg
individual BB : 140 mg
anak 1-3 th : 120 mg
 Penulisan resep
A. padat
R/ Paracetamol mg 140 R/Paracetamol g 1,4
Sach.lact. q.s Sach.lact. q.s
m.f.l.a. pulv.dtd. No X m.f.l.a. pulv. No. X
S.p.r.n.3 d.d. pulv. I S.p.r.n.3 d.d. pulv.I

B. Cair
R/ Paracetamol g 1,4 Keterangan :
Sir.simpl. ml.7,5 1 kali minum 5 ml/140 mg
p.g.a. q.s
sehari 3 kali
Aqua dest. ad ml.50
m.f.l.a.suspensi 10 kali minum = 50 ml
S.p.r.n.3.d.d.cth I (5ml)
 DOSIS OBAT LUAR

R/ Tetracyclin 2 % R/ Tetracyclin mg 200

Hydrocortison 1 %
Adeps lanae g 2
vaselin alb. ad g 10
m.f.l.a. ungt
S.b.d.d.m.et.v.u.e
Hydrocortison mg 100
Adeps lanae g 2
Vaselin alb. ad g.10
m.f.l.a. ungt.
S.b.d.d.m.et v.u.e

R/ Chloramphenicol 2 %
Basis cr.o/w ad. g.15
m.f.l.a. cream
S.b.d.d.m.et v.u.e
 CARA PERHITUNGAN DOSIS PARENTERAL

SINGLE DOSE
Seorang pasien menderita asma bronkiale dan diberi
aminofilin dengan dosis 200 mg secara i.v
Tersedia injeksi aminofilin ampul 10 ml, kandungannya 24
mg/ml
Berapa ml injeksi aminofilin diberikan pada pasien
tersebut?

Jawab :
(200mg/240mg) X 10 ml = 8,3 ml
 CARA PERHITUNGAN DOSIS PARENTERAL

MULTIPLE DOSE
Ana perlu diinjeksi ampisilin dengan dosis 200 mg.
Tersedia injeksi ampisilin kemasan vial berisi 1 g/2ml
Berapa ml injeksi ampisilin yang diperlukan?

Jawab :
200mg/1000 mg X 2 ml = 0,4 ml.
 CARA PERHITUNGAN DOSIS PARENTERAL

INFUS INTRAVENOSA
Seorang bayi menderita H.influenza meningitis diberi
infus 250 mg ampisilin Na dalam 100 ml Dekstrose 5%
yang harus habis dalam waktu 4 jam.
Bila penetes infus yang dipakai adalah 1 ml= 60 tetes,
berapa kecepatan infus dalam 1 menit ?
Jawab :
1 ml = 60 tetes 100 ml = 100 x 60 tetes = 6000 tetes
4 jam = 4 x 60 menit = 240 menit
6000/240 = 25 tetes/menit
 CARA PERHITUNGAN DOSIS PARENTERAL

Selama 24 jam setelah operasi, Anton (20 th) diinfus dengan

dextrose 5% dalam 0,2% saline.
Jumlah volume total infus yang diberikan selama 24 jam adalah
3 L.
Bila 1 ml infus = 10 tetes, berapa kecepatan infus dalam 1 menit

Jawab :
1 ml = 10 tetes 3 liter = 3000 x 10 tetes = 30.000 tetes
24 jam = 24 x 60 menit = 1440 menit
Jadi tiap menit = 30.000/1440 = 20,83 tetes 21 tetes
 JADWAL PEMBERIAN OBAT
Jadwal pemberian obat meliputi :
meliputi :- cara - waktu
- frekwensi - lama pemberian
1.cara pemberian obat :oral. rektal, parenteral, topikal
2. Frekwensi pemberian obat : berapa kali sehari
- farmakokinetik obat
- BSO (retard, slow release aturan pakai)
3. Waktu pemberian obat :
optimal, aman dan mudah diikuti penderita
a.c : 0,5 1 jam sebelum makan
d.c : absorpsi baik dengan adanya makanan
p.c. : iritasi terhadap lambung
4. Lama pemberian obat :
Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit, spt pada
pedoman pengobatan antara lain :
a) Pemberian antibiotika dalam waktu tertentu, utk
menghindari resistensi
b) Pemberian obat simtomatik cukup diberikan bila gejala
muncul (p.r.n)
c) Penyakit kronis (mis. hipertensi, diabetes, asma)
diperlukan pemberian terus menerus sepanjang
hidupnya