Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM BIOLOGI KEDOKTERAN


(Materi: MITOSIS)
BLOK TUMBUH KEMBANG

NAMA : DIAN RIZKY NUGRAHENI


NIM : 201610101121 4X6

KELOMPOK : B3 TERBARU

WARNA

LABORATORIUM BIOLOGI KEDOKTERAN


BAGIAN BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. HASIL PENGAMATAN

1. Sebutkan tahapan mitosis dari gambar dan beri penjelasan (keterangan)

Tahap Mitosis Gambar Keterangan


- Serat-serat kromatin membentuk
kumparan dan terkondensasi
menjadi kromosom
Profase - Nukleolus hilang
- Setiap kromosom terduplikasi
tampak dua kromatid saudara
identik yang tersambung pada
sentromer dan sepanjang lengan
oleh kohesin.
- Gelendong mitotik mulai
terbentuk. Gelendong ini
sentrosom dan mikrotubulus yang
menjulur dari sentrosom.
- Sentrosom bergerak saling
menjauhi karena didorong
mikrotubulus yang memanjang
diantaranya
Prometafase - Selaput nukleus terfragmentasi
- Mikrotubulus yang menjulur dari
masing sentrosom memasuki
nukleus
- Kromosom menjadi
terkondensasi
- Masing-masing dari kedua
kromatid pada setiap kromosom
memiliki kinetokor
Metafase - Sentrosom berada pada kutub
sel yang berlawanan
- Kromosom berjejer pada
lempeng metafase. Sentromer
kromosom berada di lempeng
metafase.
- Setiap kromosom, kinetokor
kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor dari
kutub berseberangan
Anafase - Kedua kromatid saudara dari
setiap pasangan memisah secara
tiba-tiba. Setiap kromatid
menjadi satu kromosom utuh
- Kedua kromosom anakan
bergerak menuju ujung sel yang
berlawanan saat mikrotubulus
kinetokor memendek. Karena
mikrotubulus ini melekat ke
wilayah sentromer dan
kromosom bergerak ke
sentromer
- Sel memanjang saat
mikrotubulus nonkinetokor
memanjang
- Akhir anafase, kedua ujung sel
memiliki koleksi kromosom
yang identik.
Telofase - Dua nukleus anakan terbentuk
dalam sel
- Selaput nukleus muncul dari
fragmen selaput nukleus sel induk
dan bagian lain dari sistem
endomembran
- Nukleolus muncul kembali
- Kromosom menjadi kurang
kondensasi
- Mitosis selesai
II. PEMBAHASAN

MITOSIS
Mitosis berasal dari bahasa Yunani ‘mitos’ yang artinya benang. Nama ini
dicetuskan oleh Walter Fleming, seorang ahli biologi Jerman pada tahun 1882. Mitosis
menggambarkan proses dimana kromosom yang memiliki bentuk mirip benang
muncul secara tiba-tiba pada sel sebelum mereka melakukan pembelahan menjadi 2
sel baru. Mitosis adalah suatu proses pembelahan inti sel yang didahului oleh replikasi
molekul DNA dari setiap kromosom sehingga menjadi dua bagian identik. Mitosis
diikuti oleh sitokinesis yaitu proses ketika sitoplasma membelah setelah inti sel selesai
membelah. Baik sel yang dihasilkan mitosis maupun sitokinesis mengandung genetik
yang identik dengan sel induk.
Dalam proses mitosis, sel mempertahankan jumlah kromosom dan
menghasilkan sel-sel baru yang berfungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan
suatu organisme. Mitosis terjadi pada sel haploid (n) maupun diploid (2n). Sel mitosis
haploid dapat kita temukan pada jamur, gametofit tumbuhan, dan beberapa jenis
hewan lain seperti lebah jantan. Pada tahap mitosis, hampir seluruh energi sel
dikerahkan pada aktivitas segregasi kromosom. Akibatnya, selama mitosis terdapat
pembatasan pada sebagian besar aktivitas metabolisme sel seperti transkripsi dan
translasi sehingga mengakibatkan sel relatif bersifat tidak responsif terhadap
rangsangan eksternal.
Mitosis dibagi menjadi lima tahap yaitu profase prometafase metafase anafase
dan telofase. masing-masing tahapan memiliki serangkaian peristiwa yang berbeda-
beda dan mewakili segmen atau bagian dari proses yang berkelanjutan di dalam mitosis
itu sendiri.

Profase

Profase merupakan tahap awal dari mitosis yang mencakup perubahan yaitu:
1. Kromosom dapat dikenali karena terjadi kondensasi kromatin yang telah direplikasi.
Kondensasi ini dipromosikan oleh fosforilasi histon
2. Kumpulan protein structural (sentriol) bergerak menuju kutub sel berlawanan
3. Pemecahan protein lamins menyebabkan membrane inti berpisah akibat materi
genetic dipisahkan ke sisi sel yang berlawanan selama pembelahan.

Bagian optik cahaya melalui dua inti sel tikus dalam


profase, direkam dengan mikroskop iluminasi
terstruktur 3D resolusi super (3D-SIM). Kromosom
kental ditunjukkan dengan warna merah, amplop inti
berwarna biru dan mikrotubulus, berwarna hijau.
Batang skala adalah 5 mm.

Prometafase
Selubung inti yang terurai menandai mulainya profase. Pada fase ini, perakitan
spindel selesai dan terjadi pemindahan kromosom ke tengah sel. Pada awal
prometafase, kromosom yang memadat tersebar di seluruh wilayah inti.
a) Gambar di atas merupakan pengamatan melalui mikrograf sel paru kadal air pada
tahap prometafase. Mikrotubulus dapat berinteraksi dengan kromosom. Spindel mitosis
yang tampak hijau setelah dilabeli dengan antibodi monoklonal terhadap tubulin.
Kromosom tampak biru setelah dilabeli dengan pewarna fluoresen.
b) 1) Kinetokor melakukan kontak dengan dinding samping mikrotubulus.
2) Kromosom bergerak aktif sepanjang dinding mikrotubulus menggunakan protein
motorik yang terikat. Kinetokor cenderung terkait dengan stabil pada ujung plus
mikrotubulus spindel.
3) Satu kromosom melekat pada salah satu tiang gelendong kemudian agar stabil
kinetokor yang tidak terikat pada sister kromatid akan mengikat mikrotubulus dari
kutub spindel yang berlawanan. Melekatnya kromosom pada orientasi unung ke
mikrotubulus kedua kutub membentuk kromosom bi-oriented. Pada gambar 3 a,
kedua kinetokor melekat pada mikrotubulus dari kutub spindel yang sama dan
mengakibatkan keterikatan syntelic abnormal.
4) Kromosmom bi-oriented dipindahkan ke tengah sel dan menjadi bagian dari pelat
metafase. Pada tahap ini terdapat tekanan karena gaya tarik yang diberikan
mikrotubulus dari kutub yang berlawanan.

Metafase
Kondisi ini terjadi saat satu kromatid dari setiap kromosom dihubungkan oleh kinetokornya ke
mikrotubulus dari satu kutub dan kromatid saudaranya dihubungkan oleh kinetokornya ke
mikrotubulus dari kutub yang berlawanan. Singkatnya, disebut metafase ketika semua
kromosom menjadi sejajar di ekuator spindle. Pada metaphase terdapat bidang kesejajaran
kromosom yang disebut pelat metafase. Spindel terdiri dari susunan mikrotubulus yang
terorganisir dengan baik dan bertugad memisahkan duplikat kromatid. Secara spasial dan
fungsional, mikrotubulus sel hewan pada metaphase dapat dibagi sebagai berikut:
1. Mikrotubulus astral yang memancar dari sentrosom menuju wilayah di luar tubuh poros.
Mikrotubulus ini memosisiskan apparatus spindle dan menentukan bidang terjadinya
sitokinesis.
2. Mikrotubulus kromosom (kinetokor) yang memanjang di antara sentrosom dan kinetokor.
Selama metafase, mikrotubulus menarik kinetokor sehingga kromosom dapat dipertahankan di
bidang ekuator dengan menerapkan gaya tarik menarik yang seimbang dengan serat gelendong
kromoson dari kutub yang bersebrangan. Gaya tarik ini menimbulkan perubahan di dalam
kinetokor dan menyebabkan gerakan osilasi pada kromosom di pelat metafase. Gerakan osilasi
merupakan gerakan (goyangan) ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah atau ke depan
dan ke belakang.
3. Mikrotubulus kutub (interpolar) memanjang dari sentrosom melalui kromosom. Mikrotubulus
kutub pada satu sentrosom akan bertumpang tindih dengan mikrotubulus kutub dari sentrosom
yang berlawanan. Mikrotubulus kutub akan membentuk suatu keranjang terstruktur yang
berfungsi menjaga kesatuan/ integritas mekanis dari spindel.
Pada fase ini, mikrotubulus dalam keadaan sangat dinamis. Ujung plus terdapat di daerah
ekuator dan ujung minus terdapat di daerah sentrosom. Pada ujung plus mikrotubulus kromosom
terjadi proses penambahan dan kehilangan subunit tubulin. Ujung plus ini terus ditambahkan
subunit tubulin baru meskipun ujung-ujungnya melekat pada kinetokor. Namun, pada ujung plus
lebih banyak subunit yang ditambahkan daripada yang hilang sehingga terjadi penambahan
bersih subunit tubulin di kinetokor. Sedangkan, ujung minus mengalami kehilangan bersih
sehingga subunit tubulin akan bergerak dari kinetokor menuju kutub. Hilangnya subunit tubulin
dibantu oleh keluarga kinesin-13 dari protein motorik yang berfungsi mempromosikan
penguraian daripada pergerakan mikrotubulus.
Gambaran metafase pada mikrograf
cahaya. Kromosom berwarna biru.
Mikrotubula berwarna hijau.
Filamen intemediet berwarna merah.

Gelendong mitotik saat metafase. Kinetokor


dari masing-masing kromatid saudara pada
satu kromsom menghadap ke arah yang
berbeda. Di sini, setiap k netokor melekat
pada satu kumpulan mikrotubulus kinetokor
Perpindahan subunit tubulin pada
yang menjulur dari sentrosom terdekat.
ujung plus dan minus dari
Mikrotubuius nonkinetokor saling tumpang-
mikrotubulus kromosom.
tindih pada lempeng metafase (TEM).

Anafase
Fase ini dimulai ketika kromatid saudara pada setiap kromosom terpisah dan bergerak
menuju
kutub yang berlawanan. Pada permulaan anafase, semua kromosom pada pelat metafase akan
berpisah dan kromosom (kromatid yang sudah tidak melekat pada sister/saudaranya) akan
memulai pergerakan menuju kutub masing-masing. Setiap kromosom bergerak, sentromer
berada di ujung depan dan lengan kromosom di belakang. Pergerakan kromosom menuju kutub
berlangsung sangat lambat sekitar 1 μm/menit. Meskipun laju pergerakannya sangat lambat,
namun kromosom terpisah secara akurat tanpa belitan.
Pergerakan kutub kromosom disertai dengan pemendekan mikrotubulus. Selama anafase,
subunit tubulin hilang dari ujung plus (berbasis kinetokor) pada mikrotubulus. Subunit tubulin
juga hilang dari ujung minus karena aliran kutub yang berlanjut dari subunit tubulin selama
prometafase dan metafase. Selama metafase, subunit ditambahkan ke ujung plus mikrotubulus
untuk menjaga panjang serat kromosom tetap konstan. Sedangkan, selama anafase, subunit
hilang dari ujung plus mikrotubulus sehingga serat kromosom memendek. Perubahan ini
diperkirakan dipicu oleh tegangan pada kinetokor yang menghilang setelah kromatid bersaudara
berpisah.
Pergerakan kromosom menuju kutub disebut anafase A. Pergerakan dua kutub spindel
yang smeakin menjauh disebut anafase B. Selama anafase B, terjadi perpanjangan spindel
mitosis disertai penambahan berish subunit tubulin ke ujung plus mikrotubulus polar. Dengan
demikian, subunit tubulin ditambahkan ke mikrotubulus polar dan dikeluarkan dari
mikrotubulus kromosom pada saat yang sama menuju ke berbagai daerah dari gelendong mitosis
yang sama.
Pada gambar (a) terlihat gambaran anafase akhir sel pada mikrograf fluoresensi yang
menunjukkan lengan kromosom sangat padat. Lengan kromosom ini tertinggal di belakang
sedangkan kinetokor di depan saat memimpin pergerakan menuju kutub masing-masing. Serat
gelendong semakin memendek sehingga pada anafase akhir terlihat sangat pendek bahkan
kurang terlihat antara tepi depan kromosom dan kutub, Mikrotubulus spindel dapat terlihat pada
zona diantara kromosom yang saling berpisah. Gerakan mikrotubulus polar dianggap
bertanggung jawab dalam pemisahan kutub pada anafase B.
Pada gambar (b) tampak dinamika mikrotubulus pada anafase. Subunit tubulin hilang drai
kedua ujung mikrotubulus sehingga serat kromosom memendek dan kromosom bergerak ke arah
kutub selama anafase A. Sedangkan, subunit tubulin ditambahkan pada ujung plus mikrotubulus
polar yang mengakibatkan pemisahan kutub selama anafase B.
(a) Gambaran anafase akhir pada
mikrograf fluorensi

(b) Gambaran dinamika mikrotubulus pada anafase


serta dinamika subunit tubulin yang mengakibatkan
Gambaran anafase pada anafase A dan anafase B.
mikrograf cahaya. Kromosom
berwarna biru. Mikrotubula
berwarna hijau. Filamen
intemediet berwarna merah.

Telofase
Telofase menyelesaikan mitosis melalui pemisahan kromosom yang digandakan
menjadi inti anak. Ketika kromosom berada di dekat kutubnya masing-masing dan
cenderung berkumpul atau mengelompok akan menandai awal dari telofase. Pada fase
ini, sel anak akan kembali pada interfase dimana kondisi berikut terjadi :
1. Spindel mitosis dibongkar
2. Selubung inti terbentuk kembali
3. Kromosom semakin menyebar hingga menghilang dari pandangan mikroskop
Sitokinesis
Sitokinesis menyelesaikan mitosis melalui pemisahan sitoplasma menjadi dua sel
anak. Tanda pertama sitokinesis muncul selama anafase yaitu munculnya lekukan
permukaan sel dalam pita sempit di sekitar sel. Seiring waktu, lekukan akan semakin
dalam membentuk alur yang bergerak menuju pusat sel. Bidang alur ini merupakan
posisi yang sama dengan bidang yang ditempati kromosom pelat metafase. Ketika
pembelahan terjadi, membran plasma tambahan dikirim ke permukaan sel melalui
vesikula sitoplasma yang menyatu dengan alur pembelahan yang pergerakannya
semakin maju. Pada tahap akhir, alur maju ini melewati sisa-sisa padatan dari bagian
tengah gelendong mitosis yang membentuk jembatan sitoplasma antara sel anak
(midbody). Absisi merupakan Langkah terakhir dari sitokinesis dimana permukaan
alur pembelahan menyatu satu sama lain dan membelah sel menjadi dua. Absisi ini
memerlukan aksi kompleks ESCRT. Aktivitas Aurora B kinase di bagian tengah muncul
untuk mengatur waktu absisi, memastikan bahwa pemotongan membran tidak terjadi
jika kromosom ada di bagian tengah tubuh.
Mekanisme yang bertanggung jawab pada sitokinesis menurut Douglas Marsland
pada tahun 1950-an dikenal dengan teori cincin kontraktil. Marsland mengungkapkan
bahwa gaya yang diperlukan dalam pembelahan sel dihasilkan dalam pita tipis
sitoplasma kontraktil yang terletak di korteks, tepat di bawah alur membran plasma.
Pemeriksaan mikroskopis pada korteks ini menunjukkan ada sejumlah besar filamen
aktin. Diantara filamen aktin pendek diselingi filamen miosin bipolar. Filame-filamen
ini tersusun dari miosin II. Pentingnya miosin II dalam sitokinesis dapat dilihat pada
fakta berikut:
1. antibody anti-myosin II menyebabkan penghentian sitokinesis secara cepat
ketika disuntikkan pada sel yang membelah
2. sel yang kekurangan gen myosin II melakukan pembelahan inti melalaui
mitosis namun tidak membelah menjadi sel anak. Jika RHoA habis dari sela tau tidak
aktid, alur pembelahan gagal berkembang karena Rho A ini memicu serangkaian
peristiwa perakitan filamin aktin dan aktivitas motoric myosin II.
Sitokinesis (a) Sel-sel mamalia yang dibudidayakan ini sedang menjalani langkah terakhir
dalam sitokinesis, yang disebut absisi, di mana alur pembelahan memotong tubuh bagian
tengah, jembatan sitoplasma tipis yang dikemas dengan sisa-sisa bagian tengah dari
gelendong mitosis. Mikrotubulus berwarna hijau, aktin berwarna merah, dan DNA
berwarna biru. (b) Telur bulu babi yang telah dibuahi ini baru saja dibelah menjadi dua sel
oleh sitokinesis.

Pembentukan dan pengoperasian cincin


kontraktil selama sitokinesis. (a) Filamen aktin
dirangkai dalam sebuah cincin di ekuator sel.
Kontraksi cincin, yang membutuhkan aksi
miosin, menyebabkan pembentukan alur yang
membelah sel menjadi dua. (b) Mikrograf
fluoresensi confocal dari spermatosit lalat yang
menjalani sitokinesis pada akhir pembelahan
meiosis pertama. Filamen aktin, yang telah
diwarnai dengan toksin jamur phalloidin,
terlihat terkonsentrasi di pita ekuator melingkar
di dalam alur pembelahan.
MEIOSIS
Meiosis berasal dari bahasa Yunani yang artinya pengurangan. Istilah ini
diciptakan pada tahun 1905. Meiosis adalah suatu proses penggandaan kromosom saat
melakukan pembuahan yang dibarengi pengurangan jumlah kromososm yang setara
pada tahap sebelum pembentukan gamet. Meiosis menghasilkan fase haploid
sedangkan pembuahan menghasilkan fase diploid dalam siklus hidup. Dengan adanya
meiosis, reproduksi sesual menjadi mungkin dilakukan karena jumlah kromosom tidak
akan berlipat ganda pada setiap generasi. Meiosis merupakan kombinasi dua divisi
berurutan tanpa interfase atau replikasi DNA kembali. Divisi ini meliputi meiosis I dan
meiosis II. Keduanya menghasilkan empat sel anak yang masing-masing hanya
mengandung setengah kromosom sebanyak induk sel.
1. Terjadi pergerakan sentrosom, 1. Sepasang kromosom homolog berada
pembentukan benang spindel dan pada pelat metafase dengan satu
rusaknya selubung inti. Pemadatan kromosomnya menghadap masing-
kromosom secara progresif selama fase masing kutub
ini 2. Kedua kromatid dari satu homolog
2. Saat profase I awal, setiap kromosom dipasangkan pada mikrotubulus
berpasangan dengan homolognya dan kinetokor . Kromatid homolog lain
terjadi persilangan. dilekatkan pada mikrotubulus pada
3. Setiap pasangan homolog memiliki kutub yang berlawanan.
satu atau lebih kiasmata (daerah
berbentuk X, tempat persilangan terjadi)
4. Mikrotubulus antar kutub menempel
pada kinetokor, satu di sentromer setiap
homolog.

1. Pemecahan protein sepanjang lengan 1. Saat telophase I dimulai, setiap


kromatid menyebabkan homolog dapat separuh sel memiliki satu set kromosom
berpisah duplikat haploid lengkap. Setiap
2. Homolog memisah menuju kutub kromosom terdiri dari dua sister
berlawanan kromatid
3. Kromatid bergerak sebagai unit 2. Sitokinesis terkadang bersamaan
menuju kutub yang sama dengan telophase I membentuk dua sel
anak yang haploid (n)
3. Tidak ada duplikasi kromosom antara
meiosis I dan II
4. Pada sel hewan terbentuk cleavage
furrow sedangkan pada sel tumbuhan
terbentuk cell plate
1. Spindel terbentuk 1. Kromosom diposisikan di pelat
2. Di akhir profase II, dus kromatid metafase
terkait di sentromer dalam keadaan 2. Karena terjadi persilangan pada
diam akan digerakkan oleh meiosis I, dua sister kromatid dari tiap
mikrotubulus menuju pelat metafase II kromosom memiliki genetic yang tidak
identic
3. Kinetokor dari sister kromatid terkait
pada mikrotubulus dan memanjang
menuju kutub yang berlawanan

1. Pemecahan protein menahan sister 1. Nukelus terbentuk, kondensasi


kromatid di sentromer kemudian kromosom dimulai dan sitokinesis
dipisahkan dengan pergerakan kromatid terjadi
menuju kutub yang berlawanan sebagai 2. Pembelahan akhir menghasilkan
kromosom individu empat sel anak dengan masing masing
satu sel haploid dan genetiknya berbeda
baik satu sama lain maupun dengan sel
induk
Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Perbedaan Mitosis Meiosis
Replikasi DNA Terjadi pada interfase Terjadi pada interfase
sebelum mitosis dimulai sebelum meiosis I. Namun
tidak terjadi replikasi
kembali ketika memasuki
mieiosis II.
Jumlah sel anak dan Dua, diploid (2n), setiap Empat, haploid (n), genetic
komposisi genetik genetic identik dengan sel berbeda dengan sel induk
induk, dengan jumlah maupun sel anak lain
kromosom yang sama
Jumlah divisi Satu, terdiri dari profase, Dua, terdiri dari meiosis I
prometafase, metafase, dan meiosis II.
anafase, dan telophase
Sinapsis kromosom Tidak terjadi Terjadi selama profase I
homolog disertai perpindahan silang
kromatid nonsister;
menghasilkan kiasmata
Pengaturan pada Memungkinkan hewan, Menghasilkan gamet (pada
hewan, tumbuhan jamur, atau tumbuhan hewan) atau spora (pada
dan jamur multiseluler (gametofit jamur dan sporofit
atau sporofit) muncul dari tumbuhan); mengurangi
satu sel; menghasilkan sel setengah set kromosom
untuk pertumbuhan, dan menyebabkan
perbaikan, dan, pada variabilitas genetik di
beberapa spesies antara gamet atau spora.
melakukan reproduksi
aseksual; menghasilkan
gamet di gametofit
tumbuhan.
III. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa mitosis dan meiosis berperan penting
dalam regenerasi dan tumbuh kembang manusia. Pembelahan secara mitosis bertanggun jawab
pada pembelahan sel tubuh manusia sedangkan meiosis bertanggung jawab pada pembelahan sel
kelamin yang akan mewariskan sifat induk pada anak di generasi berikutnya. Pembelahan mitosis
berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan hingga manusia meninggal. Pembelahan
meiosis berlangsung ketika tubuh memproduksi sel yang berguna untuk reproduksi yaitu sel telur
dan sel sperma. Pada laki- laki produksi sel sperma dapat ditandai ketika mimpi basah karena pada
saat itu sel sperma pertama kali diproduksi oleh tubuh hingga laki-laki meninggal. Sedangkan pada
wanita, produksi sel telur dapat ditandai dengan menstruasi pertama kali yang terjadi akibat sel
telur tidak dibuahi hingga masuknya menopause yaitu masa dimana tubuh perempuan tidak lagi
memproduksi sel telur. Perbedaan utama lain mengenai mitosis dan meiosis yaitu sel anak yang
dihasilkan. Pada mitosis satu sel induk meghasilkan dua sel anak yang diploid sedangkan pada
meiosis menghasilkan empat sel anak yang haploid.

IV. DAFTAR PUSTAKA

• Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV,et. al. Biologi.
11 th ed . Jakarta. Penerbit Erlangga ; 2016.

• Karp, G. 2016. Cell and molecular biology, conceps and experiment. New Jersey: John Wiley
& Son, Inc.

• Swason, T., Kim, S., dan Glucksman, M. 2010. BRS Biochemistry, Molecular biology, and
Genetics. Hongkong: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai