Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum 01

BLOK FUNGSI SISTEM STOMATOGNATI

Disusun oleh :

DIAN RIZKY NUGRAHENI


201610101121

BAGIAN BIOMEDIK – LAB. FISIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
JEMBER
2021
P ENGISIAN DATA PRIBADI
PRAKTIKAN
foto
Nama Lengkap : DIAN RIZKY NUGRAHENI
NIM : 201610101121
No Hp : 082328652698
DATA ORANG TUA
Nama Orang Tua : Winito Redi Darianto dan Muji Rahayu
Alamat Orang Tua : Malang, Jatim dan Kupang, NTT
Pendidikan Ayah : SLTA/sederajat
Pendidikan Ibu SLTA/sederajat
Usia Ayah :
Usia Ibu
Pekerjaan Ayah Buruh
Pekerjaan Ibu Ibu rumah tangga
Penghasilan Ayah : Rp2.000.000
Penghasilan Ibu
Riwayat Penyakit Ayah -
Riwayat Penyakit Ibu -
DATA MAHASISWA
Anak Ke- : 2 dari 4 orang saudara
Kontrak / Kos / Rumah Sendiri / Bersama Keluarga
Tempat Tinggal di
:
Jember

Alamat Tinggal di Jl. MASTRIP II No. 14 Lingkungan Panji, Sumbersari, Jember


:
Jember
Tempat/Tgl Lahir : Kupang, 27 Januari 2002
Asal SMA : MAN INSAN CENDEKIA PEKALONGAN
Nilai Ujian Akhir - Rata-rata:-
:
SMA
Nilai Masuk
Rata-rata:-
Perguruan Tinggi
Tinggi Badan : : 150 CM

Berat Badan : : 48 kg

Berat Badan Ideal :


Suhu Tubuh :

Tidak pernah / jarang / 1 / 2 / 3 / > 3 kali per


: minggu
Frek. Olahraga
Jenis olahraga yang rutin Lari, Workout
:
dilakukan, sebutkan
Cara Mencapai Jalan kaki / becak / sepeda / sepeda motor /
: mobil
Kampus
Penanggung biaya Orang tua / Keluarga / Yayasan / Beasiswa /
Pemerintah daerah
Sekolah
Frekuensi Makan 1x / 2x / 3x per hari

Makanan pokok yang rutin Nasi


dikonsumsi
Apakah lauk yang Telur
dikonsumsi
Makanan sehari- hari didapat
: Masakan keluarga / warung/ di kampus / katering / lain2, sebutkan:
darimana Masak sendiri

Sarapan Pagi : Rutin / kadang2 / tidak pernah

Jam berapa biasanya makan a. 06.00 WIB


a. makan pagi b. 11.30 WIB
b. makan siang
: c. 19.00 WIB
siang
c. makan malam
Penyakit yang -
diderita
Alasan masuk FKG Akreditasi A
UNEJ
Masuk melalui jalur SBMPTN
apa
Fakultas Pilihan ke 1
:
berapa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ukuran rata-rata serta ciri-ciri gigi, rahang dan wajah yang ideal berguna sebagai alat
pembanding untukmengetahuipenyimpangandarinormalitas dan dipakai sebagai panduan untuk
menentukan rencana terapikelainandentomaksilofasial.1 Jarakmesiodistal gigi diperlukan dalam
ilmu antropologi karena memberi informasi yang berguna mengenai evolusi manusia dengan
perubahan teknologi dan diet manusia.Ukuran mesiodistal gigi turut memberikan informasi
yangsignifikan terhadap masalah biologis danodontologiklinis. Singh dan Goyal menyatakan
ukuran gigi sangat berguna bagi dokter gigi untuk mendiagnosis dan merancang perawatan masalah
ruang pada gigi, terutama dalam bidang pedodontik dan ortodontik.
Ukuran gigi yang bervariasi ini tidak hanya penting dalam bidang kedokteran gigi tetapi juga
dalam menentukan sexual dimorfisme dalam mengidentifikasi seseorang. Selain itu, dari berbagai
data yang diperoleh pada saat identifikasi, menentukan suku bangsa penting dilakukan jika terjadi
kecelakaan yang melibatkan berbagai jenis suku, misalnya pada kecelakaan pesawat terbang, kereta
api dan penemuan mayat tak dikenal.
Melalui praktikum ini, akan diketahui informasi mengenai perbedaan ukuran mesiodistal dan
bukolingual/palatal gigi insisif sentral, kaninus, premolar pertama, serta molar pertama pada rahang
atas dan rahang bawah pada gigi orang coba. Selain itu, akan didapatkan informasi mengenai
ukuran overjet, overbite serta Physiological Rest Position/ Free Way Space pada orang coba
sehingga dapat menentukan apakah oklusi pada gigi orang coba mengalami gigi tonggos,
deep bite atau kelainan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ukuran mesiodistal dan bukolingual/palatal pada orang coba?
2. Apa pengaruh ukuran mahkota gigi dengan orang lain?
` 3. Apakah terjadi overbite, overjet pada susunan gigi geligi orang coba?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran gigi geligi /oklusi?
2. Mahasiswa mampu mengukur mesiodistal dan bukopalatal/lingual pada gigi orang coba
3. Mahasiwa mampu mengetahu overjet, overbite dll
1.4 Manfaat
1. Mendapat pengetahuan baru mengenai ukuran mahkota gigi

2. Menjadi bahan penilaian laporan praktikum fisiologi ke-2.

BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1 Pemeriksaan Ukuran Gigi
Tabel 1.1 Hasil pengukuran lebar gigi I1, C, P1 dan M1 bagian M-D dan B-Li/Pal

Jenis gigi Ukuran M-D (mm) Ukuran


B-Li/Pal (mm)
RA I1 6 2
C 6 5
P1 7 7
M1 10 10
RB I1 5 2
C 7 7
P1 7 7
M1 10 11
Ket: M= mesial; D= distal; B = Bukal; Li = Lingial; Pal= Palatinal

2.2 Pemeriksaan Overjet, Overbite dan Physiological Rest Position/Free Way Space
Tabel 1.2 Data hasil pengukran overbite dan overjet

RELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILA


Overjet 2 mm
Overbite 2 mm
Physiological Rest 3 mm
Position

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Ukuran Gigi


Gigi manusia memiliki ukuran yang spesifik pada setiap jenis gigi. Untuk menjalankan
fungsinya dalam mastikasi, gigi memiliki ukuran luas permukaan yang berbeda-beda. Semakin luas
permukaan gigi, maka efektivitas pengunyahan menjadi semakin baik. Untuk dapat melaksanakan
fungsinya, gigi dan rahang diatur dalamt susunan yang kompleks dan rumit. Yang didukung oleh
ukuran, bentuk dan posisi gigi yang tertentu
Ukuran gigi sebagian besar ditentukan secara genetik. Selain faktor genetik, faktor
lingkungan dapat mempengaruhi ukuran gigi. Faktor-faktor tersebut antara lain nutrisi/diet,
penyakit, iklim, dan gaya hidup. Namun, kita dapat melihat perbedaan ukuran gigi yang
mencolok pada beberapa ras yang berbeda seperti pada Suku Lapps/Sami yang sebagian
besar populasinya mungkin memiliki gigi terkecil, dan penduduk asli Australia (Aborigin),
yang mungkin memiliki gigi terbesar. Perbedaan dimorfisme ukuran gender rata-rata
sekitar 4% dan paling besar untuk gigi taring rahang atas dan paling kecil untuk gigi seri.
Sering ditemui ketidakharmonisan antara ukuran gigi seri. Selain itu kita sering menemui
ketidakharmonisan ukuran gigi dan ukuran tulang.
Ukuran mesiodistal dan bukolingual mahkota gigi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis kelamin manusia karena ketebalan dentin pada gigi laki-laki
cenderung lebih tebal dari gigi perempuan. Ketebalan dentin ini dipengaruhi adanya
kromosom Y yang meningkatkan potensi mitosis pada benih gigi dan menginduksi
dentinogenesis, sedangkan kromosom X menginduksi amelogenesis. Gigi permanen molar
satu rahang atas adalah gigi ke-6 dari midline rahang atas dan juga merupakan gigi terbesar
pada lengkung rahang atas.

3.2 Overjet
Overjet adalah jarak horizontal antara gigi-gigi insisivus atas dan bawah pada keadaan
oklusi, yang diukur pada ujung incisal insisvus atas. Overjet tergantung pada inklinasi dari gigi-gigi
insisvus dan hubungan antero-posterior dari lengkung gigi. Jika gigi rahang atas berada pada
lingual gigi insisivus rahang bawah, hubungan tersebut digambarkan sebagai underjet. Ukuran
Overjet normal berkisar 0 - 4,0 mm. Jika overjet lebih dari 4 mm maka gigi akan terlihat maju
atau tonggos dan dapat menyebabkan gangguan saat makan serta berbicara.
3.3 Overbite
Overbite adalah jarak vertikal antara ujung gigi-gigi insisivus atas dan bawah. Overbite
dipengaruhi oleh derajat perkembangan vertikal dari segmen dento-alveolar anterior. Idealnya,
gigi-gigi insisivus bawah harus berkontak dengan sepertiga permukaan palatal dari insisivus atas,
pada keadaan oklusi, namun bisa juga terjadi overbite yang berlebihan atau tidak ada kontak
insisal. Pada keadaan ini overbite disebut tidak sempurna jika insisivus bawah di atas ketinggian
edge insisal atas, atau gigitan terbuka anterior, jika insisivus bawah lebih pendek dari edge insisal
atas pada oklusi.Overbite pada gigi permanen bervariasi antara 10 - 40%. Jika overbite lebih dari
4 mm akan membuat gigi atas terlalu turun ke bawah mengakibatkan gigitan terlalu dalam
atau deep bite. Pada beberapa kasus gigi rahang atas bahkan dapat menyentuh gusi di
rahang bawah.

3.4 Physiological Rest Position/ free way space


Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaitu jarak antara oklusal premolar
RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-
otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok
elevator dan depressor tonus adan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dam kondil
dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.
Syarat- syarat Physiological Rest Position :
1) Adanya free way space / ruang bebas, ini tergantung pada umur; pada kanak- kanak lebih besar
dan pada orang yang lebih lanjut usianya lebih kecil ( tidak statis ). Umumnya 2-6 mm.
2) Bibir atas dan bawah berkontak dalam keadaan nonaktif ( tidak kaku ), dan
3) Posisi istirahat dari ujung lidah pada permukaan palatal dari gigi insisivus pertama atas.
Free way space sendiri adalah celah yang terdapat antara rahang atas dan rahang
bawah dalam keadaan istirahat yang merupakan selisih antara relasi vertical istirahat dan
relasi vertikal oklusi. Hal ini dapat dikatakan normal apabila free way space nya yaitu 2-4
mm. Pengukuran free way space pasien dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar
jarak interocclusal pasien pada saat posisi istirahat.
3.5 Pembahasan Pemeriksaan Ukuran Gigi
Pada pengukuran mesiodistal serta bukolingual/palatal didapatkan hasil sebagai
berikut:
Hasil pengukuran mesiodistal gigi rahang atas yaitu insisif sentral sebesar 6 mm,
caninus sebesar 6 mm, premolar satu sebesar 7 mm dan molar satu sebesar 10 mm. Hasil
pengukuran bukopalatal gigi rahang atas yaitu insisif satu sebesar 2 mm, caninus sebesar 5
mm, premolar satu sebesar 7 mm dan molar 1 sebesar 10 mm. Dari pengukuran gigi rahang
atas terbukti teori bahwa gigi molar 1 merupakan gigi terbesar pada rahang atas.
Hasil pengukuran mesiodistal gigi rahang bawah yaitu insisif sentral sebesar 5 mm,
caninus sebesar 7 mm, premolar satu sebesar 7 mm dan molar satu sebesar 10 mm.
Sedangkan hasil pengukuran bukolingual gigi rahang bawah yaitu insisif sentral sebesar 2
mm, caninus sebesar 7 mm, premolar satu sebesar 7 mm dan molar satu sebesar 11 mm.
Dari hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa pada susunan gigi orang coba
sebagai berikut:
1. Ukuran mesiodistal gigi insisif sentral rahang atas lebih panjang daripada gigi insisif
sentral rahang bawah.
2. Ukuran mesiodistal gigi caninus dan premolar satu rahang atas lebih pendek dari caninus
dan premolar rahang bawah.
3. Ukuran mesiodistal gigi molar satu rahang atas sama dengan molar satu rahang bawah.
4. Ukuran bukopalatal gigi insisif sentral dan premolar satu rahang atas sama dengan
ukuran bukolingual gigi insisf sentral dan premolar satu rahang bawah.
5. Ukuran bukopalatal gigi caninus dan molar satu rahang atas lebih pendek dari
bukolingual gigi caninus dan molar satu rahang bawah.
Dari perbandingan ukuran mesiodistal serta bukolingual/palatal disimpulkan juga
bahwa ukuran gigi insisif sentral rahang bawah lebih besar daripada insisif sentral rahang
bawah, ukuran gigi caninus rahang atas lebih kecil dari gigi caninus rahang bawah, ukuran
gigi premolar satu rahang atas sama dengan gigi premolar rahang bawah dan ukuran gigi
molar satu rahang atas lebih kecil 1 mm dari aspek bukolingual gigi molar satu rahang
bawah.
3.6 Pembahasaan Pemeriksaan Overjet, Overbite dan Physiological Rest Position/Free
Way Space
Pada praktikum ini dilakukan tiga pengukuran yaitu overjet, overbite dan PRP/FWS.
Berdasarkan dasar teori di atas besar overjet dan overbite berkisar 2-4 mm. Berdasarkan
praktikum pada orang coba didapatkan besar overjet 2 mm. Ukuran overjet pada orang
coba dapat dikategorikan normal karena berada pada kisaran 2-4 mm. Sedangkan besaran
overbite yaitu 2 mm. Ukuran overbite ini dikategorikan normal karena berada pada kisaran
2-4 mm. Ukuran overjet yang normal membuat gigi tidak telihat tonggos sedangkan
ukuran overbite yang normal tidak membuat struktur gigi menjadi deep bite bahkan gigi
rahang atas dapat menyentuh gusi rahang bawah. Pengukuran Physiological Rest
Position/Free Way Space didapatkan hasil 3 mm. Hal ini masih dikategorikan normal
karena masih berada pada kisaran PRP/FWS yaitu 2-4 mm.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Ukuran rata-rata serta ciri-ciri gigi, rahang dan wajah yang ideal berguna sebagai
alat pembanding untukmengetahuipenyimpangandarinormalitas dan dipakai sebagai
panduan untuk menentukan rencana terapi kelainan dentomaksilofasial. Jarakmesiodistal
gigi diperlukan dalam ilmu antropologi karena memberi informasi yang berguna mengenai
evolusi manusia dengan perubahan teknologi dan diet manusia.Ukuran mesiodistal gigi
turut memberikan informasi yangsignifikan terhadap masalah biologis danodontologiklinis.
Singh dan Goyal menyatakan ukuran gigi sangat berguna bagi dokter gigi untuk
mendiagnosis dan merancang perawatan masalah ruang pada gigi, terutama dalam bidang
pedodontik dan ortodontik Gigi manusia memiliki ukuran yang spesifik pada setiap jenis
gigi.
Dari hasil penelitian diketahui ukuran perwakilan gigi dari rahang atas dan bawah.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, susunan gigi geligi pada orang coba memiliki
besaran overbite, overhead serta Physiological Rest Position yang normal sehingga tidak
menunjukkan adanya maloklusi maupun kelainan lain seperti gigi tonggos, deep bite akibat
overbite, overjet yang melewati batas normal
4.2 Saran
1. Jumlah sampel pada praktikum ini lebih banyak sehingga dapat dibandingkan antara
ukuran gigi-geligi antar individu
2. Pengukuran aspek gigi menggunakan metode dan alat yang lebih teliti dalam
pengukuran sehingga meminimalisasi kesalahan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Eboh, DEO.A Dimorphic Study of Maxillary First Molar Crown Dimension of Urhobos in
Abraka, South-Southern Nigeria. J. Morphol, Sci., 2012. 29(2).96-100
Hamzah Z., Indriana T., Endahyani DE., (2020). Barid Izzata. Fungsi Stomatognati
(Pengunyahan, Penelanan dan Bicara). Edisi 1, Deepublish, Yogyakarta, Indonesia, 235
hal.
Nelson SJ. (2014) Wheeler's Dental Anatomy, Physiology and Occlusion. 10th Edition.
https://medicalstudyzone.com/download-wheelers-dental-anatomy-physiology-and-
occlusion- pdf-free-2/
Perryman. JH. (2021). Oral Physiology and Occlusion. 2 nd Edition, Elsevier B.V. 245 hal. Doi.
10.1016/C2013-0-03059-9

Rieuwpassa, I. E., Hamrun, N., & Riksavianti, F. (2013). Ukuran mesiodistal dan
servikoinsisalgigi insisivus sentralis suku Bugis,Makassar, dan Toraja tidak
menunjukkanperbedaan yang bermakna. Dentofasial, Vol.12, No.1, 1-2.

Anda mungkin juga menyukai