Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Struktur Temporo Mandibular Joint (TMJ)

Oleh :

Dian Rizky Nugraheni (201610101121)

Verdian Suprayogi (201610101122)

Aisyah Hanum Tyas (201610101123)

Viona Azzahra (201610101124)

Firstiannisa Nandefa (201610101125)

Fauzaan Ganang K. (201610101126)

Taqiya Faza Rozana (201610101127)

Pricillia Putri Giri (201610101128)

Aldebaran Martimo Harli (201610101129)

Ferian Perdana Subagio


FAKULTAS (201610101130)
KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Temporo Mandibular Joint adalah sebuah sendi pada tubuh yang digunakan sebagai tempat
perlekatan rahang bawah (mandibula) berartikulasi dengan kranium. Temporo Mandibular
Joint terletak di bawah telinga, sendi ini menyatukan mandibula dengan rahang atas
(temporal). TMJ memiliki sifat bilateral yang berfungsi bersama-sama antara unit kanan dan
kiri. Temporo Mandibula Joint tersusun atas kondilus dan fossa mandibula, eminensia
artikularis os temporal, diskus artikularis, ligamentum, membran sinoval, processus
condylaris, otot mastikasi, pembuluh darah, dan nervus auriculo temporalis dan nervus
masseter.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk morfologi dan fisiologi dari struktur anatomi Temporo-Mandibular
Joint (TMJ)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keseluruhan struktur dari Temporo-Mandibular Joint (TMJ)
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tulang penyusun Temporo-Mandibular Joint (TMJ)
2. Mahasiswa dapat mengetahui otot penyusun Temporo-Mandibular Joint (TMJ)
3. Mahasiswa dapat mengetahui pembuluh darah penyusun Temporo-Mandibular Joint
(TMJ)
4. Mahasiswa dapat mengetahui saraf penyusun Temporo-Mandibular Joint (TMJ)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Anatomi Temporo-Mandibular Joint (TMJ)


TMJ atau sendi rahang adalah sendi yang menghubungkan temporal dan mandibula
yang terdiri dari tulang mandibula dengan kondilusnya (ujung membulat), diskus yaitu
jaringan penyambung antara kondilus dengan soketnya pada tulang temporal. Persendian ini
di lapisi oleh lapisan tipis dari kartilago dan dipisahkan oleh diskus. Persendian ini secara
konstan terpakai saat makan, berbicara dan menelan.Pergerakan mandibula perlu koordinasi
antara mereka untuk memaksimalkan fungsi dan meminimalkan kerusakan struktur
sekitarnya. Sendi temporomandibular berbeda dengan sendi lain dari tubuh terutama dari
fungsi geser dan memiliki permukaan sendi dan diskus dari fibrokartilago dan merupakan
dua sendi yang terpisah, yang berfungsi secara bersama-sama sebagai satu unit dan dibentuk
oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang temporal. Sendi
temporomandibula mempunyai diskus artikularis untuk menjaga agar kranium dan
mandibula tidak bergesekan dan menjaga fungsi-fungsi dari TMJ.Sisi dari diskus ini
menempel pada tiang medial dan lateral kondilus dan juga menempel pada ligamen yang
membolehkan rotasi pada kondilus dapat berotasi selama gerakan translasi rahang.
Selama gerakan rahang kondilus dan diskus menggeser di fossa temporal, tanpa
gerakan menggeser ini, gerakan samping dari rahang saat pengunyahan, dan juga terutama
saat membuka mulut selebar, tidak akan mungkin terjadi. Diskus ini diyakini memiliki
beberapa peran diantaranya, sebagai bantalan dan mendistribusikan beban sendi,
mempromosikan stabilitas sendi selama mengunyah, memfasilitasi pelumasan dan makanan
dari permukaan sendi, mencegah perubahan degeneratif di kondilus dan fossa, dan
pertumbuhan mandibula yang normal. Struktur dan fungsi dari TMJ ini dapat dibagi menjadi
dua sistem yang berbeda yaitu yang pertama adalah kompartemen bawah yaitu sistem yang
terdiri dari jaringan yang mengelilingi kondilus dan diskus artikularis. Diskus artikularis ini
terikat pada kondilus lateral dan medial oleh ligamen diskal dan bertanggung jawab untuk
gerakan rotasi dari TMJ. Kompartemen atas merupakan sistem yang terdiri dari fungsi
kompleks kondilus-diskus terhadap permukaan fossa mandibula. Diskus ini tidak melekat
pada fossa sehingga penerjemahan dapat terjadi. Ini adalah komponen geser sendi. Untuk
mendiagnosa gangguan TMJ dan mengobati/ melakukan perawatan penting untuk
memahami anatomi sendi dari TMJ tersebut. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi
antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh :
1. Prosesus kondiloideus
2. Ligamen Sendi Temporomandibula
3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula
4. Persarafan pada Sendi Temporomandibula
2.1.1 Fossa Gleonidalis/ Fossa mandibularis os Temporalis
Fossa Gleonidalis merupakan cekungan pada tulang tempolar yang berbentuk
lonjong. Letaknya di anterior meatus auditorius.

2.1.2 Condylus Fossa Mandibula


Prosesus condilaris berbentuk elips yang tidak rata apabila dilihat dari potongan
melintang
2.1.3 Eminensia Artikularis os Temporal
Bagian ini adalah batas bagian anterior dari cekungan glenoidalis. Sedangkan, batas
bagian posterior dari cekungan glenoidalis adalah dinding tulang temporal.

2.1.4 Discus Artikularis


Diskus artikularis merupakan sebuah diskus yang membantu menghubungkan
kondilus mandibula dengan fossa mandibula. Diskus artikularis memiliki
penampang berbentuk bulat lonjong dan cembung ke arah cranial (sehingga
bentuknya menyesuaikan dengan fossa mandibula). Diskus artikularis tersusun atas
jaringan fibro kartilago yang mengandung proteoglikan yang membuat diskus ini
memiliki kekuatan yang tinggi terhadap tekanan. Diskus artikularis membagi ruang
sendi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ruang sendi kranial : di batasi oleh fossa mandibula dan permukaan superior
dari diskus artikularis
2. Ruang sendi kadal : di batasi oleh kondilus mandibula dan permukaan inferior
dari diskus artikularis

2.1.5 Ligamentum TMJ


Ligamentum merupakan sebuah kapsul yang membungkus temporo
mandibula joint. Ligamentum berfungsi untuk mempertahankan cairan sinovial dan
melindungi struktur sendi. Pada Temporo Mandibula Joint terdapat beberapa
ligamen, diantaranya : Ligamentum kolateral, ligamentum kapsul sendi.
Ligamentum temporal mandibularis, ligamentum sphenomandibularis, dan
ligamenum stylomandibula.
Ligamen temporomandibula lebih luas di bagian atasnya dari pada di bagian
bawahnya. Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus dan ke
tuberkulum artikularis pada bagian atas. Di bagian bawah melekat ke kolum
mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan kelenjar parotis dan kulit di sebelah
lateral, sedangkan di sebelah medial dengan ligamen kapsular. Ligamen
sphenomandibula bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis os
sphenoidalis pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari
foramen mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus
eksternus di bagian atas, di bagian bawah dengan arteri dan vena alveolaris inferior,
lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula. Di sebelah medial berhubungan
dengan muskulus pterigoideus internus.
Ligamen stylomandibula bentuknya bulat dan panjang. Ligamen ini melekat
ke prosesus stiloideus os temporalis di bagian atas. Di bagian bawah melekat ke
angulus mandibula dan margo posterior dari ramus mandibula. Ligamen ini
berhubungan dengan muskulus maseter dan kelenjar parotis pada bagian lateral. Di
bagian medial dengan muskulus pterigoideus internus dan kelenjar
submandibularis.

2.1.6 Membran Sinoval


Membran synovial adalah membran sekretori khusus yang menyediakan
nutrian, pelumasan, dan pembersihan unuk permukaaan sendi serta menanggung
beban. Permukaan articular dari sendi dilumasi dan mendapat makanan dari cairan
synovial. Membran synovial membatasai permukaan dalam kapsul dan diteruskan
darikapsul ke bagian-bagian tulang dari sendi sampai ke pinggir permukaan
artikular. Membran synovial terdiri atas lapisan sel-sel sekretori khusus pada
permukaan. Tidak adaorgan ujung syaraf dalam membrane sinovialkecuali pada
dinding pembuluh darah. Membran ini tidak sensitive terhadap rangsangan nyeri.
Cairan synovial disekresikan dengan jumlah yang cukup untuk bekerja
sebagai pelumas. Permukaan articular yang sama sekali tidak berpembuluh darah
dari eminensia, kondilus, dan diskus artikularis diberi masukan metabolit esensial
oleh cairan synovial itu. Cairan itu juga membersihkan potongan-potongan yang
sudah rusak dan sel-sel katabolit keluar dari permukaan sendi.

2.1.7 Processus Condylaris


Kondiloideus mandibula adalah bagian yang menonjol dari mandibula yang
meluas ke arah superior dan posterior, berbentuk cembung dengan panjang 20mm
medio-lateralis dan 8-10mm ketebalan anterior-porterior. Permukaan artikulasi
tulang temporal terdiri dari dua bagian yaitu fosa artikularis dan eminensia
artikularis. Fosa artikularis cekung dalam arah antero-posterior medio-lateral.
Eminensia artikularis membentuk batas anterior dari fosa mandibularis yang meluas
ke posterior dan dibatasi oleh linggir meatus akustikus eksternus, Meniskus
berbentuk oval yang membagi sendi menjadi dua bagian yang terpisah, yaitu bagian
atas antara meniskus dan permukaan artikularis tulang temporal dan bagian bawah
di antara meniskus dan permukaan kondiloideus. Bentuk permukaan atasnya
cekung-cembung dari depan ke belakang yang beradaptasi dengan permukaan
artikulasi tulang temporal sedangkan bentuk permukaan bawahnya cekung yang
beradaptasi dengan kondiloideus mandibula. Di bagian depan dan belakang tebal
sedangkan tipis di antara ke dua penebalan ini. Ligamen kapsular melekat ke
sekeliling meniskus ini, tendon muskulus pterigoideus eksternus, muskulus maseter
dan muskulus temporalis melekat ke pinggir depan dari meniskus ini melalui
ligamen kapsular.
Meniskus ini terbentuk dari kolagen avaskuler yang berfungsi untuk
menstabilisasi kondilus terhadap permukaan artikularis tulang temporal. Fungsi
lapisan lemak yang terdapat di muskulus pterigoideus lateralis adalah untuk
memungkinkan terjadinya gerakan rotasi pada saat membuka mulut. Daerah ini
mengandung pleksus vena sehingga didapati jaringan lunak yang fleksibel. Kapsul
sendi di sebelah luar membentuk ligamen kapsular yang terdiri dari jaringan ikat
berserat putih yang melekat ke atas pada bagian pinggir fosa artikularis dan
tuberkulum artikularis, melekat ke bawah kolum mandibula. Kapsul ini diperkuat
oleh ligamen temporomandibula di sebelah lateral sedangkan bagian depan
diperkuat oleh muskulus pterigoideus

2.1.8 Otot Mastikasi


TMJ juga diontrol oleh otot, terutama otot pengunyahan yang terletak di
sekitarr rahang dan sendi temporomandibular. Otot yang mengatur TMJ adalah otot
mastikasi, yang mengelilingi rahang dan TMJ. Otot-otot tersebut meliputi m.
maseter, m. pterygoid internal, m. pterygoid eksternal, m. temporalis, m.
mylomyoid, m. geniohyoid, dan m. digastrik. Otot-otot lain mungkin juga memiliki
pengaruh pada fungsional dari TMJ, seperti otot-otot pada leher, bahu, dan
punggung. Pada kaput superior, m. pterigoideus lateralis berinsersi ke dalam simpai
sendi dan diskusnya serta menghasilkan tenaga untuk menggerakkan diskus pada
tuberkulum artikularis ke arah anterior, yaitu ketika m. pterigodeus lateralis pada
kaput inferior menarik mandibula ke anterior sewaktu bergerak protusi.

1. Otot masseter
Otot ini memiliki origo pada arcus zygomaticus dengan arah serabut otot
ke bawah dan melekat pada ramus mandibula.Insersionya pada mandibula mulai
molar kedua sampai ke angulus mandibula. Otot ini memiliki dua bagian kepala
yaitu superficial yang terdiri dari serat-serat otot yang arahnya turun dan ke
belakang dan bagian dalam (deep portion) yang arahnya vertical. Otot masseter
adalah otot mastikasi yang sangat kuat dan berfungsi untuk menutup mulut.
2. Otot buccinators
Otot ini memiliki origo pada alur pterygomandibular dan tepi alveolar
pada maxilla dan mandibula. Serat-serat insersionya melekat pada bibir bagian
atas dan bawah serta menjadi tempat melekatnya otot orbicularis oris. Otot ini
berfungsi untuk membantu mastikasi dengan mempertahankan bolus diantara
pipi dan gigi serta membantu mengeluarkan udara atau pergerakan mengisap.
3. Otot temporalis
Otot ini berbentuk kipas yang memenuhi area fossa temporalis. Origonya
berada pada fossa temporalis dan fascia temporalis. Insersionya pada permukaan
anterior procesus koronoideus dan sepanjang ramus mandibula mendekati gigi
molar terakhir. Fungsi otot ini yaitu mengangkat mandibula dan menarik atau
mendorong mandibula kea rah posterior. Pergerakan menarik dan mendorong
mandibula meliputi perpindahan condylus kea rah posterior pada tuberculum
artikularis tulang temporalis dan kembali ke fossa mandibularis. Jadi, otot
temporalis ikut berperan dalam gerakan mandibula dari sisi ke sisi (side-to-side
movement).
4. Otot pterygoidei medialis
Otot ini berbentuk segi empat dan memiliki kepala superficial (Superficial
head) dan kepala dalam (Deep head). Deep head melekat di atas permukaan
lamina lateralis medial dari prosesus pterigoideus, dihubungkan oleh permukaan
prosesus piramidalis tulang palatines, lalu turun secara oblique ke bagian medial
ligament sphenomandibularis, untuk melekat pada permukaan medial ramus
mandibula yang kasar, dekat dengan angulus mandibula. Sedangkan Superficial
head berorigo di tuberositas maksilaris dan prosesus palatines menyatu dengan
deep head masuk ke mandibula.
Fungsi utamanya adalah menutup mulut dan membantu otot pterygoideus
lateralis melakukan gerakan protrusive.
5. Otot pterygoidei lateralis
Otot ini berbentuk segitiga dan memiliki dua kepala yaitu:
a. Upper head yang berorigo di atap fossa infratemporalis (permukaan inferior
“greater wing” sphenoideus dan puncak infratemporalis) lateralis terhadap
foramen ovale dan foramen spinosum. Insersio terletak di kapsula artikularis,
diskus artikularis, dan leher kondilus.
b. Lower head lebih lebar dari upper head, dan memiliki origo di permukaan
lamina pterigoideus lateralis dan insersio di leher kondilus.
Serat otot pterygoideus lateralis dari masing-masing kepala menyatu agar
dapat masuk ke fovea pterigoideus leher mandibula dan capsula sendi
temporomandibular.Serat-serat otot pterygoideus lateralis cenderung horizontal.
Ketika otot inin berkontraksi, akan mendorong diskus artikularis dan kondilus
mandibula ke depan menuju tuberculum artikularis. Sehingga, fungsi utama otot
ini adalah melakukan gerak protrusive pada mandibula.
Ketika otot pterygoideus laterakus dan medialis berkontraksi pada satu
sisi, dagu akan bergerak kea rah yang berlawanan. Saat terjadi pergerakan yang
berlawanan inilah, kedua sendi temporomandibular terkoordinasi sehingga
terjadilah gerakan pengunyahan.
6. Otot digastricus
Otot digastricus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon yang
melekat pada tulang hyoideus, yaitu:
a. Posterior belly, yang berasal dari incisura mastoideus pada prosesus
mastoideus medialis tulang temporalis
b. Anterior belly, berasal dari fossa digastricus bagian bawah dalam mandibula.
Tendon diantara kedua belly yang melekat pada tulang hyoideus adalah
titik insersio masing-masing belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak
kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu:
a. Ketika mandibula pada posisi stabil, otot digastricus menaikkan tulaing
hyoideus.
b. Ketika tulang hyoideus difiksasi, otot digastricus membuka mulut dengan
menurunkan mandibula.
2.1.9 Pembuluh Darah
Temporo Mandibula Joint memiliki pembuluh darah utama, yaitu arteri
maksilaris interna. Pembuluh ini adalah cabang dari arteri karotis eksterna.Arteri
maksilaris merupakan cabang terminal dari arteri karotis eksterna yang mensuplai
struktur di bagian dalam wajah dan sebagian wajah luar. Awalnya berada di
kelenjar parotis, berjalan ke depan di antara ramus mandibula dengan ligamen
sphenomandibula, kemudian ke sebelah dalam dari muskulus pterigoideus
eksternus menuju fosa pterigoideus.
Arteri ini terbagi atas 3 bagian yaitu: Pars mandibularis yang berjalan mulai
dari bagian belakang kolum mandibula sampai ke fosa infratemporalis, Pars
pterigoideus yang berada di dalam fosa infratemporalis, Pars pterygopalatinus yang
berada di dalam fosa pterigopalatina. Daerah sentral meniskus, lapisan fibrous dan
fibrokartilago umumnya tidak memiliki suplai darah sehingga metabolismenya
tergantung pada difusi tulang yang terletak di dalam dan cairan synovial.

2.1.10 Saraf
Persyarafan yang meregulasi pergerakan TMJ adalah Nervus Trigeminus (N.
Trigeminus). N. Trigeminus ( V ), merupakan N. Cranialis terbesar dan hubungan
perifernya mirip dengan N. Spinalis, yaitu keluar berupa radix motorial dan
sensorial yang terpisah dan radix sensorial mempunyai ganglion yang besar.
Serabut sensoriknya berhubungan dengan ujung saraf yang berfungsi sebagai
sensasi umum pada wajah, bagian depan kepala, mata, cavum nasi, sinus paranasal,
sebagian telinga luar dan membrane tymphani, membrane mukosa cavum oris
termasuk bagian anterior lingua, gigi geligi dan struktur pendukungnya serta dura
meter dari fosa cranii anterior. Saraf ini juga mengandung serabut sensorik yang
berasal dari ujung propioseptik pada otot rahang dan capsula serta bagian posterior
discus articulation temporomandibularis. Radix motoria mempersarafi otot
pengunyahan, otot palatum molle (M. tensor veli palatine), otot telinga tengah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
TMJ atau sendi rahang adalah sendi yang menghubungkan temporal dan mandibula yang
terdiri dari tulang mandibula dengan kondilusnya (ujung membulat), diskus yaitu jaringan
penyambung antara kondilus dengan soketnya pada tulang temporal.
Sendi temporomandibular berbeda dengan sendi lain dari tubuh terutama dari fungsi geser
dan memiliki permukaan sendi dan diskus dari fibrokartilago dan merupakan dua sendi yang
terpisah, yang berfungsi secara bersama-sama sebagai satu unit dan dibentuk oleh kondilus
yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang temporal.
Sendi temporomandibula mempunyai diskus artikularis untuk menjaga agar kranium dan
mandibula tidak bergesekan dan menjaga fungsi-fungsi dari TMJ.Sisi dari diskus ini
menempel pada tiang medial dan lateral kondilus dan juga menempel pada ligamen yang
membolehkan rotasi pada kondilus dapat berotasi selama gerakan translasi rahang.
Diskus ini diyakini memiliki beberapa peran diantaranya, sebagai bantalan dan
mendistribusikan beban sendi, mempromosikan stabilitas sendi selama mengunyah,
memfasilitasi pelumasan dan makanan dari permukaan sendi, mencegah perubahan
degeneratif di kondilus dan fossa, dan pertumbuhan mandibula yang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Suhartini. 2011. Kelainan Pada Temporo Mandibular Joint (TMJ). Stomatognatic (J.K.J UNEJ)
Vol 8(2).

Zahreni, Hamzah. 2020. Sistem Stotognati (Pengunyahan, Penelanan, dan Bicara). Sleman:
Penerbit Deepublish

A Hatim, G Jameel, M Shebab. 2011. Temporomandibular Joint Assesment of Pre and Post
Prosthetic Treatment of Partially Edentulous Patient (Radiographic Examination). Al-
Rafidain Dent J.

Okeson, J. P.2008. Temporomandibular Disorders and Occlusion. Sixth ed. s.l.:Mosby.

Pedron, P. V. et al., 2016. Influence of the presence of Temporomandibular Disorders on


postural balance in the elderly.

Rohen, J. W., Yokochi, C., & Drecoll, E. L. 2011. Color Atlas of Anatomy: A Photographic
Study of The Human Body (7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,
Wolters Kluwer, Schattauer.

Anda mungkin juga menyukai