Anda di halaman 1dari 102

TMJ dan TMD

TMJ dan TMD


TMJ (Temporomandibular joint) : sendi kompleks yang dapat
melakukan gerakan rotasi dan meluncur pada saat mandibula berfungsi
(modified hinge type synovial joint)
Merupakan satu-satunya sendi di tubuh yang mengharuskan sendi
sebelah kiri dan kanan bergerak secara simultan pada saat berfungsi.
Gerakan sendi yang simultan pada sendi rahang ini hanya dapat terjadi
bila otot-otot yang mengontrol di sekelilingnya dalam keadaan sehat,
seimbang, dan berfungsi dengan baik.
TMJ  Teeth, Muscles,
and Joint  merupakan
gabungan kerja dari gigi-
geligi, otot-otot, dan sendi
rahang.
TMD (temporomandibular disorders / gangguan sendi rahang) :
sekumpulan gejala klinik yang melibatkan otot-otot pengunyahan, sendi
rahang, atau kombinasi dari keduanya.
Gejala  biasanya lebih dari satu, meliputi nyeri disekitar sendi rahang,
nyeri kepala, gengguan pengunyahan, bunyi sendi ketika
membuka/menutup mulut, terbatasnya kemampuan membuka mulut
(trismus), nyeri otot leher dan bahu, nyeri telinga, telinga berdengung,
gangguan tidur, migren atau vertigo  menurunkan kualitas hidup
seseorang.
Sendi rahang
• Merupakan sendi pada tubuh kita yang paling keras bekerja, yang
membantu kita untuk melakukan banyak gerak yang memungkinkan
untuk mempertahankan berbagai fungsi kehidupan, antara lain
seperti mengunyah dan menelan makanan, mengisap, berbicara,
menguap, dan tertawa.
Anatomi sistem pengunyahan
• Proses pengunyahan merupakan suatu proses gabungan antara
rahang atas dan rahang bawah, termasuk proses biofisik dari
penggunaan bibir, gigi, pipi, lidah, palatum, serta seluruh struktur
dalam rongga mulut untuk menyiapkan makanan agar dapat ditelan.
• Sendi rahang dikontrol oleh otot-otot di sekelilingnya yang merupakan
suatu sistem pengunyahan.
• Sistem pengunyahan terdiri dari tulang, sendi rahang, ligamen, gigi-
geligi, dan otot-otot.
• Sistem mastikasi merupakan suatu sistem yang kompleks dan
merupakan unit yang precise or exact (sangat tepat).
Tulang
• Komponen skeletal dari kepala manusia adalah tengkorak dan
mandibula.
• Tengkorak  struktur tulang-tulang yang membentuk kepala dan
wajah.
• Mandibula  tulang yang membentuk rahang bawah dan tempat
perlekatan gigi-geligi RB.
• Tulang temporal  bagian tulang yang terletak pada basis dan sisi
tengkorak. Tulang ini terhubung dengan rahang bawah melalui sendi
rahang  membuka dan menutup mulut.
TMJ
• Area dari mandibula yang bertemu dengan tulang temporal dari
tengkorak dikenal sebagai TMJ.
• Merupakan sendi yang kompleks dari tubuh.
• TMJ dibentuk oleh kondilus pada RB dan fosa mandibula (fosa
glenoidalis) pada tulang temporal.
• Diantara kedua tulang tersebut terdapat diskus artikularis yang
memisahkan keduanya.
• Walaupun sendi rahang terdiri dari dua bagian, kiri dan kanan, tetapi
keduanya bergerak dalam satu kesatuan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Ligamen
• Memegang peranan penting dalam membatasi seberapa banyak sendi
dapat bergerak.
• Ligamen terbuat dari serat jaringan ikat kolagen.
• Ligamen tidak bisa meregang, tetapi ketika tekanan yang berlebihan
diaplikasikan pada ligamen, maka secara mendadak atau dengan
waktu yang lama, ligamen dapat memanjang.
• Bila ini terjadi, fungsi ligamen akan terkompromi dan dengan
demikian fungsi sendi berubah.
Temporomandibular ligament
• Extend from base of zygomatic process of the temporal bone
downward and oblique to the neck of the condyle
Stylomandibular ligament
• Dari prosesus styloid dan berjalan ke bawah dan ke depan dan
melekat pada aspek bagian dalam dari sudut mandibula
Sphenomandibular ligament
• arising from the angular spine of sphenoid bone and petrotympanic
fissure, ending at lingula of mandible
Gigi-geligi
• Hubungan gigi-geligi harus mempunyai hubungan yang harmonis
dengan otot-otot di sekitarnya, juga dengan sendi rahang.
Otot-otot
• Otot-otot yang paling banyak terlibat adalah otot-otot pengunyahan,
yaitu otot masseter, otot temporalis, otot pterigoideus lateralis, otot
pterigoideus medialis, dan otot digastricus
Muskulus masseter
• Otot berbentuk segiempat dan merupakan otot pengunyahan yang
paling kuat, berfungsi untuk menutup mulut. Kontraksi dari otot
masseter akan menyebabkan elevasi mandibula sehingga seseorang
dapat mengunyah dengan efisien.
Superficial layer :
• Origo : lower border of molar bone, zygomatic arch dan zygomatic
process of maxilla
• Insertio : angle of mandible dan inferior half of the lateral side of
mandible
Deep layer
• Origo : internal surface of zygomatic arch
• Insertio : ramus of mandible and base of coronoid process
Muskulus temporalis
• Merupakan otot yang lebar dan berbentuk seperti kipas.
• Otot ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian anterior, medial, dan
posterior.
• Berfungsi untuk mengangkat rahang bawah ke arah vertikal, ataupun
retrusi, tergantung bagian mana dari otot temporalis yang
berkontraksi.
Anterior bundle (vertical fibre)
• Action : mandible elevator (close jaws), crushing dan chewing.
• Inaction : mandible depression (opening)
Posterior bundle (horizontal bundle)
• Action : mandibula retraction dan positioner
• Inaction : mandibula depression dan protrusion

Intermediate bundle
• Action : protrusive movement
Muskulus pterigoideus medialis
• Otot ini berbentuk segi empat, dan memiliki superfisial head dan
deep head.
• Kontraksi otot ini akan menyebabkan elevasi dan protrusi rahang
bawah, sedangkan kontraksi unilateral akan menghasilkan pergerakan
mediotrusif (ke samping).
• Origo : pterygoid fossa and medial surface of the lateral pterygoid
plate
• Insertio : inferior dan posterior border of ramus and angle of
mandible
Muskulus pterigoideus lateralis
• Otot ini sebagian besar terdiri dari komponen slow fiber, artinya otot
ini berkontraksi secara lambat namun berkelanjutan, serta resisten
terhadap kerusakan.
• Otot ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian superior dan inferior.
• Ketika otot di bagian inferior berkontraksi secara bilateral, mandibula
akan mengalami protrusi, sedangkan bila kontraksi secara unilateral
akan terjadi gerakan mediotrusif (ke samping) sehingga mandibula
bergerak ke sisi berlawanan.
• Otot bagian superior tidak aktif saat pembukaan mulut, namun aktif
bila ada power stroke, misalnya saat mengunyah dan clenching.
Superior head
• Origo : wing of sphenoid and infratemporal crest

Inferior head
• Origo : lateral surface of lateral pterygoid plate
Muskulus digastrikus
• Otot ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan
posteror.
• Apabila otot digastricus berkontraksi secara bilateral, mandibula
mengalami depresi dan terdorong ke belakang. Bila mandibula stabil,
otot ini bersama otot suprahioid dan infrahioid akan mengangkat
tulang hioid dalam proses menelan.
Letak dan bagian-bagian sendi rahang
Letakkan ujung jari tengah ujung jari tengah dan jari telunjuk anda pada
eye ear line yang ditarik dari ujung mata ke bagian yang paling luar dari
telinga yang dikenal dengan nama tragus.
Posisi kondilus atau sendi rahang adalah 12-13 mm dari tragus pada eye
ear line. Kemudian lakukan gerakan membuka dan menutup mulut.
Diatas kondilus terdapat bagian dari sendi rahang yang di kenal sebagai
diskus atau meniskus, yang berfungsi sebagai bantalan saat rahang
bergerak.
Gerakan diskus tidak selalu dapat dirasakan, kecuali jika diskus tersebut
menyangkut di depan atau di belakang kondilus.
Adanya bunyi clicking atau popping terjadi karena gerakan kondilus
tidak selaras dengan diskusnya. Tetapi ada juga yang menyebutkan
karena kurangnya lubrikasi sendi.
Bagian-bagian dari sendi rahang  eminensia artikularis, joint space
(ruang sendi), fosa mandibularis (fossa glenoidalis), diskus, dan
kondilus.
Mandibular condyle
• Perpendicular to the ascending ramus of mandible
• Tulang kortikal padat ditutupi oleh jaringan ikat fibrosa padat dengan
tulang rawan seperti sel
Eminensia artikularis
Tonjolan dari tulang temporal pada tengkorak.
Kondilus biasanya bergerak ke arah puncak eminensia artikularis pada
saat mulut membuka maksimal.
Joint space
Ruang yang terdapat diantara diskus dengan fosa mandibularis dan
kondilus.
Ada ruang superior dan ruang inferior.
Synovial tissue
• Sel sinovial dan jaringan ikat yang menutupi ruang sendi bawah dan
atas
• Cairan sinovial, asam proteoglikan-hyaluronic bertindak sebagai
pelumas dan dapat berpartisipasi dalam pertukaran nutrisi dan
metabolik untuk bagian central.
Fosa mandibularis / fossa glenoidalis
Cekungan berbentuk oval dari permukaan tulang cortikal dari tulang
temporal yang berartikulasi dengan mandibula.
Diskus artikularis / artikular disc / meniskus
Bagian dari sendi rahang berupa cakram tulang rawan lembut, terletak
diantara tulang tengkorak dengan kondilus.
Tidak terdapat saraf dan pembuluh darah.
Struktur fibrocartilaginous berbentuk cekung ganda menyediakan
permukaan untuk gerak geser diskus sehingga diskus bisa menghasilkan
gerakan-gerakan sendi yang kecil/halus.
Diskus juga berperan sebagai bantalan di antara tulang temporal
dengan kondilus.
Diskus artikularis terbuat dari dense fibrous connective tissue.
Dari bidang sagital, diskus dapat dibagi menjadi tiga bagian menurut
ketebalannya.
Intermediate zone  bagian tengah dan yang paling tipis
Bagian belakang sedikit lebih tebal dibandingkan dengan bagian depan.
Pada saat berfungsi, diskus yang sifatnya seperti bantalan ini menjadi
fleksibel dan dapat beradaptasi dengan gerakan fungsional, tidak
merubah bentuknya, hanya posisinya saja.
Bentuk diskus akan tetap kecuali terdapat kekuatan yang merusak atau
ada perubahan struktural pada sendi.
Kondilus
Bagian dari mandibula yang berupa tonjolan bulat dibagian ujung dari
rahang bawah atau mandibula.
Kondilus menyediakan permukaan yang dibutuhkan oleh diskus untuk
menjalankan fungsinya dengan baik.
Fungsi sendi rahang
Sendi rahang  sendi engsel yang dapat melakukan gerakan rotasi atau
berputar dan meluncur sehingga rahang bawah dapat bergerak ke
segala arah.
Menurut Okeson  1 hari sendi rahang digunakan untuk mengunyah
sekitar 1800 kali
Cara kerja sendi rahang
Sendi rahang mempunyai dua pergerakan dasar  gerakan rotasi dan
meluncur  adanya kedua sendi kiri dan kanan, ligamen, dan otot-otot
pengunyahan yang menghasilkan artikulasi dua sisi antara mandibula
dan tulang tengkorak  apabila ada gangguan pada salah satu sendi
akan mempengaruhi sendi yang lain.
Permukaan artikular dari tulang-tulang ini tidak pernah bersentuhan
antara satu dengan yang lainnya  dipisahkan oleh diskus.
Adanya diskus yang membelah sendi menjadi dua rongga sendi 
antara diskus dengan fosa glenoidalis disebut rongga sendi atas
(superior), dan ruang sendi bawah (inferior) yang terletak di antara
diskus dengan kondilus.
Otot-otot pengunyahan menggerakkan rahang dengan cara contracting
(memanjangkan diri) atau shortening (memendekkan diri)  rahang
bergerak ke depan dan kesamping, serta membuka dan menutup mulut
rahang ketika berbicara, mengunyah dan menelan.
Gerakan-gerakan sendi rahang juga dikontrol oleh otot-otot wajah yang
berhubungan dengan sendi rahang.
Diskus berfungsi meredam sejumlah besar tekanan sehingga tidak ada
satu gerakan pun yang bisa menimbulkan kerusakan pada sendi rahang.
Itulah sebabnya, semua gerakan yang berhubungan dengan sendi
rahang adalah gerakan-gerakan normal yang bisa dilakukan tanpa
menimbulkan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman.
Otot-otot rahang seperti otot-otot leher dan bahu, bisa menegang dan
menimbulkan rasa sakit karena berbagai penyebab.
Kondisi overused bisa mengakibatkan rasa nyeri pada sendi rahang 
TMD.
Type of mandibular movement
Rotational movement
• Horizontal axis of rotation
• Frontal (vertical) axis of rotation
• Sagittal axis of rotation
Translational movement
Rotation movement
• Around the horizontal axis (hinge axis)
• Around the frontal (vertical) axis
• Around the sagittal axis
Translation movement
TMD
TMD bisa terjadi jika sistem stomatognatik terganggu.
Sistem stomatognatik adalah suatu unit fungsional yang bertanggung
jawab terhadap pengunyahan, bicara, dan penelanan.
Sistem ini terdiri dari tiga organ utama, yaitu sendi rahang, otot
pengunyahan, dan gigi geligi serta struktur pendukungnya yang
berfungsi secara harmonis dan dikoordinasikan oleh susunan saraf
pusat.
Penyebab gangguan pada sistem stomatognatik

• Maloklusi
• Peradangan pulpa yang menimbulkan rasa sakit
• Perawatan konservasi gigi yang tidak baik
• Tidak digantinya gigi yang hilang
• Gigi tiruan yang tidak baik
• Trauma pada tulang rahang dan wajah
• Bad habid  mengunyah pada satu sisi, bruxism, clenching,
menggigit kuku, bertopang dagu, menggigit bibir.
Tiga kategori TMD
1. Myofascial pain  rasa tidak nyaman atau nyeri pada otot-otot
yang mengontrol rahang, leher, dan bahu  kondisi paling umum
terjadi  kelainan pada otot-otot pengunyahan pada kedua sisi
wajah.
2. Internal derangement of the joint  gangguan atau kelainan yang
terjadi pada sendi rahang itu sendiri  contohnya perubahan
posisi diskus, atau dislokasi kondilus atau kerusakan/perubahan
bentuk dari diskus/kondilus.
3. Terjadinya penyakit degeneratif pada sendi rahang  contohnya
osteoarthritis atau rhematoid arthritis pada sendi rahang.

Seseorang dapat mengalami lebih dari satu kondisi di atas pada saat
yang bersamaan, misalnya mengalami myofascial pain sekaligus juga
internal derangement.
Tanda dan gejala TMD
Gejala umum (baik unilateral / bilateral)  nyeri pada sendi rahang,
bunyi sendi, buka mulut terbatas, gangguan pengunyahan, nyeri kepala
yang berlangsung lama.

Tanda umum  pengisian kuesioner dan melakukan pemeriksaan.


Pemeriksaan tanda TMD
• Mendengarkan dan merasakan rahang pasien saat membuka dan
menutup mulut
• Mengamati jangkauan gerak rahang pasien
• Menekan daerah sekitar rahang pasien untuk mengidentifikasikan
area terjadinya nyeri atau melakukanpemeriksaan pada otot-otot di
sekitar sendi rahang  otot masseter, temporalis, pterigoideus
lateralis, dan digastrikus.
• Mengamati pola gerak buka mulut, seperti deviasi / defleksi.
Pemeriksaan radiografi
Paling sederhana  foto transcranial  posisi kondilus
Pemeriksaan lanjutan  CT Scan / MRI.
CT Scan  gambaran rinci dari tulang-tulang sendi rahang.
MRI  menunjukkan kelainan-kelainan yang terjadi pada diskus
Empat pola tanda dan gejala
• Gejala muncul pada satu sisi atau kedua sisi wajah secara bersamaan
dan mengakibatkan / berhubungan dengan munculnya rasa nyeri
pada area-area lain di wajah, kepala, dan rahang.
• Gejala-gejala muncul segera setelah terjadinya cedera pada wajah
atau rahang.
• Gejala-gejala berkembang secara bertahap, berasosiasi dengan
masalah-masalah medis yang berhubungan.
• Gejala-gejala berkembang sebagai akibat berlangsungnya
peningkatan-peningkatan kebiasaan yang mengakibatkan otot bekerja
secara berlebihan.
Penyebab TMD
• Faktor anatomis  berkaitan dengan skeletal dan oklusal / oklusi.
• Faktor patofisiologis  faktor yang menjelaskan proses fisiologis atau
mekanisme mengapa kondisi ini berkembang.
• Trauma  faktor yang berkaitan dengan semua jenis kekerasan yang
menimpa tubuh sehingga terjadi kerusakan atau gangguan pada
struktur dan fungsi jaringan/organ tubuh yang terkena.
• Faktor fisiologis  faktor yang berkaitan dengan gangguan perilaku dan
fungsi mental seseorang
• Genetik  faktor yang berkaitan dengan kelainan-kelainan yang
bersifat bawaan.
Faktor anatomis
• Maloklusi  tidak terjadinya keseimbangan oklusi
• Missing molar  gigi molar antagonisnya turun, gigi sebelahnya
miring kearah ruang yang kosong.
• Deep bite  oklusi menjadi tidak normal  mempengaruhi posisi
kondilus.
• Poor dental work  tumpatan gigi yang terlalu tinggi atau rendah,
atau tidak memenuhi kurva bidang oklusal yang benar.
Faktor patofisologis
Faktor sistemik  penyakit sistemik
Faktor lokal  efisiensi pengunyahan, viskositas atau kurangnya cairan
sinovial (cairan bening dan lengket yang berfungsi sebagai pelumas
untuk sendi), atau hormon perempuan.
Trauma
Makrotrauma  trauma besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
langsung, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.
Cedera pada rahang yang menyebabkan perubahan pada bagian diskus
articularis dan processus condylaris secara langsung, dental prosedure,
intubation (general anestesi).
Mikrotrauma  tekanan-tekanan yang secara berulang terjadi pada
rahang dan otot-otot pengunyahan, yang berlangsung dalam jangka
waktu lama  posisi diskus artikularis dan processus condylaris dapat
berubah secara perlahan.
Mikrotrauma bisa terjadi karena kebiasaan buruk.
Mengunyah hanya pada satu sisi
• Menyebabkan adanya beban yang berlebih pada sendi di sisi
kontralateral (kiri), serta otot pada sisi ipsilateral (kanan) yang
menimbulkan rasa nyeri.
• Kebiasaan ini dapat memberikan dampak buruk terhadap struktur
sendi rahang dan otot-otot pengunyahan.
Menggigit pensil, pen, bibir, jari atau kuku dan bertopang dagu

• Memberikan beban berlebih pada sendi rahang


• Menyebabkan kondisi ketidakseimbangan sendi rahang karena pasien
memposisikan kondilus secara konstan di daerah inferoanterior serta
otot pengunyahan berasa dalam keadaan kontraksi secara terus
menerus.
• Dalam jangka waktu lama, kondisi ini dapat menimbulkan terjadinya
nyeri pada otot-otot pengunyahan serta perubahan pada struktur
sendi rahang (sementara / permanen)
Kebiasaan jaw playing
• Kebiasaan untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu yang tidak
bertujuan dengan rahang anda.
• Yang termasuk jaw playing  menggerak-gerakkan rahang tanpa
sesuatu sebab, menggigit bibir, kuku, mengempotkan pipi supaya
tidak terlihat chubby.
Kebiasaan mengunyah permen karet
• Menyebabkan otot-otot wajah menjadi lelah (overused)
Kebiasaan parafungsional
• Semua kebiasaan diluar fungsi normal (mengunyah, bicara, menelan)
dan tidak mempunyai tujuan fungsional  bruxism dan clenching.
• Bruxism  kebiasaan mengerat gigi atau grinding, terutama pada
malam hari dan bisa juga pada siang hari.
• Clenching  kebiasaan mempertemuakan gigi atas dan bawah
dengan keras, yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari.
Postur tubuh yang salah
• Menyebabkan posisi otot yang salah
• Contoh  posisi dokter gigi yang tidak ergonomis, menjepit telpon
genggam diantara telinga dan bahu.
Faktor psikologis
• Depresi  kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan
kesedihan yang mendalam, kehilangan selera untuk hal-hal yang biasa
dilakukan, serta munculnya perasaan bersalah dan tidak berarti 
kondisi ini memicu berbagai masalah / gangguan emosi dan fisik.
• Anxiety  kecemasan yang berlebihan, seperti perasaan takut luar
biasa, gemetar, atau sesak.
• Stres emosional  mempengaruhi pusat emosi di otak yang
mengakibatkan meningkatnya fungsi otot dan menimbulkan
ketegangan pada otot kepala dan leher.
Faktor genetik
• Yang memegang peranan penting terjadinya TMD adalag gen yang
dikenal dengan nama COMT (Catecholamine-O-methyltransferase),
yaitu gen yang ada hubungannya dengan aspek nyeri.
Perawatan TMD
Salah satu tujuan perawatan TMD adalah mengatasi rasa nyeri yang
bisa sangat menyiksa.
Beberapa kasus TMD bisa diatasi dengan home remidies (pengobatan
sendiri di rumah), tetapi tetap di bawah pengawasan dokter gigi.
Berbagai pengobatan di rumah
• Kompres panas untuk kasus kronik dan kompres dingin untuk kasus
akut pada daerah sekitar sendi rahang untuk meredakan rasa nyeri.
• Mengonsumsi analgesik.
• Mengonsumsi makanan yang lebih lunak untuk mengistirahatkan
sendi rahang.
• Menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk
• Relaksasi / massage
• Manajemen stres.
Perawatan TMD
• Edukasi pasien dan perawatan diri-sendiri
• Modifikasi perilaku, termasuk manajemen stres dan menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan buruk.
• Pemberian obat-obatan (anti-inflamasi, relaksasi otot, antidepresi)
• Terapi fisik atau latihan untuk sendi rahang.
• Ortholics / occlusal splint / splin
• Tindakan operasi / pembedahan
Tujuan perawatan TMD
• Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
• Memperbaiki atau mengembalikan fungsi rahang kepada fungsinya
semula
• Membatasi munculnya kembali rasa nyeri
• Memberikan supervisi pada program edukasi pasien dan perawatan
diri sendiri
• Sedapat mungkin mengembalikan pola hidup yang normal dari
pasien.
Perawatan akut
• Kompres dingin
• Pemberian obat-obatan
• Hindari perawatan irreversible seperti pencabutan gigi, occlusal
adjustment dan tindakan operasi.
Perawatan kronis
• Kompres panas
• Pemberian obat, seperti pain killer / analgesik, tricyclic antidepressants
(mood disorders / gangguan perasaan, major depressive disorder /
gangguan depresi berat), muscle relaxants (beberapa hari / minggu),
corticosteroid, botulinum toxin (botox).
• Occlusal appliance atau splin
• Terapi fisik
• Perawatan prostodonsia
• Perawatan ortodonsia
• Pendidikan dan konseling
Tujuan penggunaan splin oklusal
• Untuk menghilangkan gejala nyeri TMD
• Untuk memungkinkan penyembuhan nyeri sendi
• Mambantu menghilangkan kebiasaan clenching
• Memungkinkan RB melakukan gerak rotasi ke bawah dan ke depan,
sehingga mengurangi masalah pada sendi rahang.
• Memungkinkan kondilus stabil pada posisi yang nyaman.
Terapi fisik
• Membantu dalam mengatasi gejala-gejala yang berhubungan dengan
disc interference disorder dan juga meredakan rasa nyeri serta
memperbaiki fungsi sendi rahang.
• Contohnya  fisioterapi, kompres hangat, latihan untuk meregangkan
dan memperkuat otot-otot rahang, serta relaksasi.
• Menghindari gerakan-gerakan yang ekstrim dan mengonsumsi jenis
makanan yang lebih lunak.
• Tujuan  meredakan rasa nyeri (dengan cara passive exercises), dan
memperbaiki fungsi (dengan cara kompres hangat).
Pendidikan dan konseling
Ditujukan untuk membantu memahami faktor-faktor yang dapat
memperburuk rasa nyeri dan berbagai penyebabnya, sehingga bisa
menghindarinya.
Perawatan untuk bruxism dan clenching tanpa ada
gejala TMD
• Behavioral (perilaku)  stress management, konseling, hipnoterapi,
latihan pernapasan, atau psikoterapi.
• Pemberian obat-obatan  benzodiazepines, muscle relaxants,
botulinum toxin, calcium dan pentothenic acid, perbaikan nutrisi.
• Oral appliance / night guard.
• Latihan rahang
• fisioterapi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai