Anda di halaman 1dari 11

1.

Defenisis sistem stomatognatik

Sistem stomatognati merupakan kesatuan organ yang memiliki fungsi

berkaitan satu sama lainnya. Organ-organ tersebut meliputi mandibula, maksila,

sendi temporo mandibula (TMJ), struktur gigi dan struktur pendukung lainnya

seperti otot-otot pengunyahan, otot wajah serta otot kepala dan leher. Salah satu

fungsi dari sitem stomatognatik adalah sistem pengunyahan yang merupakan

proses awal dari sistem pencernaan.

2. Struktur penyusunan sistem stimatognatik

a. TMJ

b. Maxilla

c. Mandibula

d. Struktur gigi

e. Otot wajah

f. Otot mastikasi

g. Jaringan periodontal

h. Sistem muskularisasi

i. Sistem vaskularisasi

j. Sistem inervasinya

Struktur TMJ

A. Artikulasi tulang

Sendi temporomandibula terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang, yang

terdiri dari fosa glenoidalis dan prosesus kondilaris mandibula. Prosesus kondilaris ini

berbentuk elips yang tidak rata apabila dilihat dari potongan melintang. Sedangkan
permukaan artikular dari persendian dilapisi oleh jaringan fibrokartilago yang lebih

banyak dibanding kartilago hialin.

B. Diskus Artikularis

Bentuk penampangnya bulat lonjong,memanjang anterior posterior.dari arah

lateral,discus tampak cembung kearah cranial, sehingga sesuai dengan bentuk fossa

mandibularis dan cekung kearah kaudal sesuai dengan bentuk kondilus mandibula.

Discus tersusun dari jaringan fibro kartilago, mengandung banyak proteoglikan sehingga

mempunyai daya tahan tinggi terhadap tekanan.diskus artikularis tidak mengandung

pembuluh darah dan saraf. Pada bagian posterior discus meleket pada jaringan ikat

jarang yang memiliki vaskularisasi dan inervasi yang tinggi, yaitu jaringan retrodistal.

Diskus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona

intermediat yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.

Diskus artikulasi membagi ruang sendi menjadi dua bagian yaitu :

1. Ruang sendi bagian kranial/superior : dibatasi oleh fossa mandibula dan permukaan

superior dari diskus artikularis.

2. Ruang sendi bagian kaudal/inferior : dibatasi oleh kondilus mandibularis dan

permukaan inferior dan diskus.

C. Kapsula

Kapsula merupakan ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa

glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus, dan mencapai bawah leher

prosesus kondilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.

TMJ dikelilingi oleh ligamentum kapsul sendi. Fungsinya adalah mengelilingi sendi

sehingga dapat mempertahankan cairan synovial. Ligamentum ini juga berperan dalam
menahan beban dari arah medial, lateral atau inferior yang dapat memisahkan atau

menyebabkan dislokasi dari permukaan artikularis.

D. Ligamen

Ligament berfungsi melindungi struktur sendi terdiri dari jaringan ikat kolagen

yang yang tidak dapat meregang

k. Fungsi dan mekanisme Sendi Temporomandibula

TMJ merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan rahang pada

saat pengunyahan. TMJ merupakan salah satu sendi yang paling kompleks pada

tubuh dan merupakan tempat dimana mandibula berartikulasi dengan kranium

.Artikulasi tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan sendi, yang disebut

sendi ginglimoid dan pada saat bersamaan terjadi juga pergerakan lancar yang

diklasifikasikan sebagai sendi arthrodial7. TMJ terbentuk dari kondilus

mandibular yang terletak pada fosa mandibula tulang temporal. Kedua tulang

dipisahkan dari artikulasi langsung oleh lempeng sendi. TMJ diklasifikasikan

sebagai sendi kompound.

Ada dua gerakan utama pada sendi TMJ ( Gambar 2 ) , yaitu :

a. Gerak rotasi

Rotasi adalah gerakan berputar pada sumbunya yang terjadi antara

permukaan superior kondilus dengan permukaan inferior diskus artikularis.

Berdasarkan porosnya dibagi atas : ( 1) horisontal, (2) frontal vertikal, dan (3)

sagital.

b. Gerak meluncur atau translasi


Translasi adalah suatu gerakan di mana setiap titik dari obyek bergerak

secara serempak dengan kecepatan dan arah yang sama. Di dalam sistim

pengunyahan, tranlasi terjadi ketika rahang (bawah) bergerak maju, lebih

menonjol sehingga gigi, kondilus dan ramus semua pindah ke arah dan derajat

inklinasi yang sama.

C. Kontak Gigi Geligi

Kontak gigi merupakan oklusi dari gigi geligi yang disebabkan oleh

kontrol neuromuscular terhadap sistem pengunyahan. Oklusi gigi dibentuk dari

susunan gigi geligi dalam rahang atas dan bawah. Secara fungsional, oklusi gigi

seseorang yang normal tergantung dari fungsi dan dampaknya terhadap jaringan

periodonsium, otot dan TMJ3.

Susunan gigi yang lengkap pada oklusi sangat penting karena akan

menghasilkan proses pencernaan makanan yang baik. Pemecahan makanan pada

proses pengunyahan sebelum penelanan akan membantu pemeliharaan kesehatan

gigi yang baik. Cusp (tonjol) gigi pada lengkung maksila dan mandibula yang

terletak pada posisi normal dengan gigi antagonisnya akan menghasilkan kontak

yang maksimal antara cusp dan fossa. Oklusi gigi dapat bervariasi dari satu

individu dengan individu lainnya. Oklusi ideal merupakan oklusi dimana terdapat

hubungan yang tepat dari gigi pada bidang sagital. Selama proses pengunyahan

gigi geligi cenderung berada pada posisi istirahat, dimana pada posisi ini semua

otot yang mengontrol posisi mandibula berada dalam keadaan istirahat. Pada

posisi ini terdapat celah antara gigi atas dan bawah yang disebut free way space.

Pada kondisi ini gigi akan memberikan efek mekanis yang maksimal terhadap

makanan.
Pada saat makanan yang berkonsistensi keras digigit, posisi gigi insisiv

adalah edge to edge (insisal insisiv rahang atas kontak dengan insisal insisiv rahang

bawah). Selanjutnya mandibula bergerak ke depan sampai makanan berkontak

dengan gigi, sebagai tanda dimulainya proses pemotongan makanan, setelah itu

mandibula akan mengalami retrusi. Retrusi mandibula berhenti ketika terdapat

resistensi terhadap makanan. Pada saat gigi geligi rahang bawah menekan makanan,

tegangan otot akan meningkat dan pergerakan gigi akan berubah dalam bentuk

gerakan beraturan yang terus menerus. Makanan yang telah dipotong oleh gigi

insisiv kemudian dihancurkan dan digiling oleh gigi posterior kemudian

dihancurkan dan dibawa ke daerah palatum dibagian posterior.

D. Regulasi Pengunyahan

Pergerakan rahang merupakan pergerakan yang unik dan kompleks.

Pergerakan mandibula dicetuskan oleh beberapa reseptor sensori yang

disampaikan ke sistem saraf pusat melalui serabut saraf afferen. Aktifitas sistem

syaraf ini akan menyebabkan kontraksi dan relaksasi dari otot-otot pengunyahan.

Koordinasi dan ritmisitas dari pengunyahan berkaitan dengan aktivasi dua refleks

batang otak yaitu gerakan menutup dan membuka mandibula. Refleks pembukaan

rahang diaktifkan oleh stimulasi mekanis yaitu tekanan pada ligamen periodontal

dan mekanoreseptor mukosa yang menyebabkan5,10. Eksitasi pada otot pembuka

rahang akan menghambat kontraksi dari otot–otot penutup rahang.

l. Persyarafan pada TMJ

a. Inervasi TMJ : Dari nervus aurikulutemporalis ke masterik, temporal dan ke


lateral ptyrigoiddan berhubungan dengan saraf trigeminal
b. Nutrisi : Suplai darah dari arteri maksila internal melalui cabang aurikulair. Difusi
dari tulang yang terletak dalam cairan sinovial
Reseptor Syaraf Pada TMJ

I.Reseptor Persendian
Terdiri dari mekanoreseptor (badan akhiran saraf) dan resptor
nyeri/nosireseptor (ujung akhiran bebas). Berdasarkan penyebaran jenisnya,
rseptor persendian terdiri dari :
1. Reseptor tipe I : merupakan mekanoreseptor yang terdapat pada lapisan luar
kapsul sendi, berupa kapsul yang berbentuk bulat kecil. Berfungsi menerima
tekanan terutama kearah posterior dan berperan dalam mempertahankan posisi
mandibula.
2. Reseptor tipe II : merupakan mekanoreseptor yang terdapat didalam kapsul
sendi berbentuk spindle tebal, berperan dalam menerima kesan getaran pada
sendi.
3. Reseptor tipe III : merupakan mekanoreseptor yang terdapat pada ligamentum
lateralis TMJ. Berperan dalam menerima kesan tekan/kearah lateral pada TMJ.
4. Reseptor tipe IV : merupakan reseptor nyeri berupa akhiran bebas ujung syaraf
tanpa myelin yang terletak disekeliling kapsul sendi. Reseptor nyeri tidak didapati
pada kartilago sendi, jaringan synovial dan diskus artikularis.
m. Pemeriksaan, kelainan, pencegahan dan terapi untuk tmj

a. Pemeriksaan

Gangguan sendi temporomandibular dapat didiagnosa dengan


menggunakan beberapa pemeriksaan seperti:

1. Inspection (Bilateral).

Pada saat inspeksi dapat diperhatikan adanya pembengkakan, deformasi


,deviasi pada dagu dan kondisi gigi-geligi. Pembengkakan dapat terjadi karena
adanya infeksi bakteri atau inflamasi sendi. Beberapa inflamasi sendi yang terjadi
pada anak-anak juga dapat menyebabkan terlihatnya pertumbuhan asimetri pada
wajah bagian bawah. Synovitis juga dapat mengakibatkan deviasi ipsilateral
ketika membuka mulut dan deviasi kontralateral ketika menutup mulut.
Kehilangan gigi, maloklusi, kondisi abnormal yang diakibatkan oleh bruxism
merupakan beberapa kondisi gigi-geligi yang dapat mengawali adanya gangguan
sendi temporomandibular (Hodges, 1990; Bont dkk., 1989)

2. Palpation (Bilateral).

Palpasi dapat dilakukan pada area sendi temporomandibular yaitu di anterior


tragus. Palpasi TMJ dan otot dilakukan untuk mengetahui adanya rasa sakit dan
abnormalitas pada saat TMJ dalam kondisi statis dan kondisi bergerak.
Pergerakan kondilus yang asimetri dapat dirasakan saat palpasi dilakukan ketika
pasien diintruksikan untuk membukan dan menutup mulut.

3. TMJ Sounds.

Auskultasi stetoskop padaTMJ untuk mendengarkan suara yang tidak normal saat
pembukaan dan penutupan mandibula (cliking, crepitus, popping). Kliking yang
terjadi pada awal fase membuka mulut menunjukkan dislokasi discus ke antrior
ringan, sedangkan kliking yang terjadi atau timbul lebih lambat berkaitan dengan
kelainan meniscus. Krepitus sendi ditunjukkan melalui bunyi kemeretak atau
mencericit yang lebih sering timbul saat translasi. Perforasi perlekatan discus
posterior juga berkaitan dengan krepitus sendi (Pedersen, 1988)

4. Range of Motion of Mandible.

Pengukuran pembukaan mandibula maksimum. Trismus terjadi apabila ada


keterbatasan pembukaan mulut yang kurang dari normal. (Witulski dkk., 2014)

b. Kelainan TMJ

1. Kelainan letak pada sendi temporomandibular

Disc displacement Permukaan posterior dari disc menipis dan inferior

retrodiscal lamina dan lateral distal dan lateral ligamen memanjang, maka disc

akan bergeser melalui permukaan artikularis dari kondilus

2. Degenerative joint disease atau inflamasi


Bukan merupakan gangguan pada sendi temporalnya,kelainan ini jarang

di temui pada penderita kelainan pada sendit temporomandibularnya.perawatan

Obat anti inflamasi. Untuk mengurangi inflamasi (peradangan) dan rasa sakit,

dokter gigi anda mungkin akan menyarankan aspirin atau obat anti inflamasi

nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen (Advil, Motrin, dll)

3. Dislokasi
Kelainan lain dapat berupa dislokasi dimana di bagi atas 2 bagian:

Dislokasi tanpa adanya pengurangan atau reduksi dan dislokasi dengan adanya

pengurangan atau reduksi.

4. Ankylosis

Merupakan penyakit yang menyebabkan keterbatasa pada saat pembukaan

mulut yang di sebabkan pleh kelainan dari TMJ.dimana ankylosis terbagi atas 2

yaitu:

1. Extracapsular ankylosis

2. Intracapsular ankylosis

 Fibrous ankylosis

 Bony ankylosis

Intracapsular ankylosis. Intracapsular ankylosis, atau penyatuan dari sendi,

dapat menyebabkan pembukaan/depresi pada mandibula berkurang. Intracapsular

ankylosis timbul akibat penyatuan dari kondilus, disk, dan kompleks fossa, juga

merupakan hasil dari pembentukan jaringan fibrosa, penyatuan tulang, atau

kombinasi keduanya. Penyebabnya yang paling umum mencakup macrotrauma,

paling sering berhubungan dengan fraktur kondilar. Penyebab lain dari ankylosis

juga karena sebelumnya menjalani perawatan surgical yang menimbulkan

bekas/goresan dan juga infeksi.Evaluasi pada pasien memperlihatkan pembatasan


pada pembukaan maksimal yang cukup parah, penyimpangan pada sisi yang kena,

dan ekskursi lateral pada sisi kontralateral. Ankylosis yang disebabkan jaringan

fibrosa, mobilitas rahangnya lebih besar daripada ankylosis yang disebabkan oleh

penyatuan tulang.

Extracapsular ankylosis. Ankylosis tipe ini biasanya melibatkan prosessus

koronoid dan otot temporalis. Penyebab yang paling sering dari ankylosis

extracapsular antara lain, pembesaran dari prosessus koronoid, atau hiperplasia,

dan trauma pada area lengkung zygomatic. Infeksi di sekitar otot temporalis juga

dapat menghasilkan ankylosis extracapsular.Pasien ini biasanya mempunyai

pembatasan pada pembukaan mulut dan penyimpangan pada sisi yang kena. Pada

kasus ini, sangat jarang terjadi restriksi total pada pembukaan, dan pembatasan

gerakan lateral dan protrusif biasanya menunjukkan tidak adanya ankylosis

intracapsular.

5. Trauma / Fraktur

Luka pada bagian tmj khususnya kondilus, bisa disebabkan oleh

mekanisme yang sangat bervariasi. Pada orang dewasa, penyebab dari fraktur ini

sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan kandaraaan bermotor, kekerasan,

kecelakaan kerja, serta kecelakaan saat melakukan olahraga, faktor lain yang juga

menjadi penyebab fraktur ini adalah jatuh.

6. Neoplasia

Neoplasma pada TMJ sangatlah jarang. Kadang-kadang menimbulkan

restriksi/pembatasan pada pembukaan rahang dan sakit pada sendi.Tumor di

dalam TMJ mengakibatkan kelainan pada kondilus dan hubungan fossa serta

dapat mengakibatkan ankylosis intracapsular.


7. Infeksi

Infeksi pada TMJ juga sangat jarang ditemukan, bahkan pada kasus

trauma atau pengobatan surgical pada area ini. Perluasan dari proses infeksi pada

telinga kadang melibatkan TMJ dan mengakibatkan ankylosis intracapsular.

C. Perawatan pada penderita kelainan TMJ


Perawatan pada penderita kelainan TMJ dapat menggunakan beberapa cara:
 Pemberian obat
Obat-obatan yang diberikan bisa berupa obat yang melenturkan otot, untuk
menghilangkan sesak dan nyeri. Tetapi pemberian obat tidak bersifat
menyembuhkan, dan tidak dianjurkan pada orang lanjut usia dan hanya diberikan
dalam waktu yang singkat (biasanya 1 bulan atau kurang). Obat pereda nyeri
(misalnya anti peradangan non- steroid, contohnya aspirin) juga bisa mengurangi
nyeri. Obat tidur kadang diberikan untuk membantu penderita yang mengalami
kesulitan tidur karena nyeri yang timbul
 Phisioterapi
Dapat berupa pengurangan stress atau rasa depresi dari pasien itu,dapat
juga berupa menghilangkan gangguan secar psikis yang kasat mata.
 Reposisi secara manual
Dengan menggunakan tangan
 Pembedahan
Ada 2 metode yaitu
1. Discoplasty merupakan pembedahan untuk membentuk atau
contouring meniscus dari temporomandibular
2. Disectomy merupakan prosedur operasi di mana pusat dari sebuah

intervertebral disc, nukleus pulposus, yang menyebabkan sakit pada

saraf tulang belakang atau radiating urat, akan dihilangkan(dibuang)

6. Macam macam oklusi

 Oklusi Sentrik

 Oklusi Eksentrik :
 Oklusi Distal

 Oklusi Mesial

 Oklusi Labial

 Oklusi Lingual

 Oklusi Habitual

Anda mungkin juga menyukai