1. TMJ
Sendi temporomandibula adalah suatu persendian yang sangat kompleks di dalam
tubuh manusia. Selain gerakan membuka dan menutup mulut, sendi
temporomandibula juga bergerak meluncur pada suatu permukaan
(ginglimoathrodial). Selama proses pengunyahan sendi temporomandibula menopang
tekanan yang cukup besar, oleh karena itu, sendi temporomandibula mempunyai
diskus artikularis untuk menjaga agar kranium dan mandibula tidak bergesekan
(Snell, 1997). Struktur dari persendian temporomandibula melibatkan beberapa
komponen temporal yang meliputi antara lain fosa glenoidalis, eminensia artikularis,
kondilus dan diskus artikularis (Okeson,2003). Sendi temporomandibula merupakan
salah satu sendi yang sangat aktif dan paling sering digunakan, yaitu pada waktu
berfungsi untuk bicara, mengunyah, menggigit, menguap dan lain lainnya. Sendi
temporomandibula juga memungkinkan terjadinya tiga gerakan fungsi utama yaitu:
membuka dan menutup, memajukan dan mengundurkan,serta gerakan kesamping.
Dua tipe gerakan dasar yang menghasilkan ketiga gerakan fungsional tersebut yaitu
gerakan rotasi dan translasi. Gerakan membuka rahang melibatkan dua komponen
aktif. Komponen pertama,gerakan rotasi pada bagian bawah. Komponen kedua,
gerakan meluncur kedepan dari kondilus, terjadi pada bagian atas (Schwartz, 1960;
Ogus danToller,1990). Penyebab terjadi gangguan sendi temporomandibula sangat
kompleks dan multifaktor yaitu meliputi perubahan morfologi atau fungsi permukaan
artikulasi sendi rahang dan perubahan fungsi sistem neuromuskular. Gangguan
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai gangguan intrinsik apabila menampilkan
perubahan patologis, atau gangguan ekstrinsik, apabila menunjukkan gangguan sistem
neuromuskular. Etiologi gangguan intrinsik adalah internal
derangements, rheumatoid arthritis, kelainan pertumbuhan, ankilosis sendi rahang
dan lain
3 sebagainya. Sedangkan gangguan ekstrinsik biasanya disebabkan oleh penggunaan
otot yang berlebihan (Okeson, 2008).
Temporomandibular Joint
(2) tuberkulum artikular dari fosa mandibula bagian skuamosa tulang temporal.
Sebuah cakram oval artikular fibrokartilaginosa membagi rongga sendi menjadi
kompartemen superior dan inferior. Disk menyatu dengan kapsul artikular sekitar sendi.
Disk artikular lebih tegas terikat pada mandibula daripada tulang temporal.
Jadi, ketika kepala slide anterior rahang bawah pada tuberkulum artikular seperti mulut
dibuka, disc artikular slide anterior terhadap permukaan posterior tuberkulum artikular.
b) Otot-otot Pengunyahan
A. Otot masseter
o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)
o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah.
o Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses koronoideus
mandibula.
o Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.
o Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus nya.
o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang memasuki permukaan yang
mendalam.
o Ini mengangkat dan menjorok mandibula, menutup rahang dan serat dalam retrude itu.
B. Otot temporal
o Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibula
o Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula
o Ini adalah otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal.
o Ini adalah otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan dirasakan selama
penutupan rahang bawah.
o Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.
o Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas anterior ramus
mandibula.
Para temporalis mengangkat mandibula, menutup rahang, dan serat posterior mandibula
retrude setelah tonjolan
E. Otot digastrikus
Otot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon yang melekat pada
tulang hioideus yaitu:
· Posterior belly, berasaldari insura mastoideus pada prosesus mastoideus
medialis tulang temporalis.
· Anterior belly, berasal dari fosa digastrikus bagian bawah dalam mandibula.
Tendon diantara kedua belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak
kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu
§ Ketika mandibula dalam keadaan stabil. Oto digastrikus menaikkan tulang hioideus
§ Ketika tulang hioideus di fiksasi, otot digastrikus membuka mulut dengan menurunkan
mandibula.
Mekainsme penghantaran impuls berserta jalur persarafan yang secara umum terjadi
dimana stimulus yang diterima oleh tubuh akan dihantarkan ke SSP, namun stimulus yang
berasal dari wajah dan struktur di dalam rongga mulut tidak dihantarkan ke korda spinalis
melalui jalur-jalur spinal. Sebagai gantinya, implus akan dibawa oleh saraf aferen dari sistem
trigeminal. Badan sel saraf aferen trigeminal terletak di ganglion gasserian. Impuls yang
dibawa oleh saraf aferen akan dihantarkan ke dalam batang otak (kompleks nukleus sensorik
trigeminal) untuk bersinapsis dengan antarneuron pada daerahtrigeminal spinal tract
nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda spinalis.
Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory nucleus (neukleus
sensori utama), yang menerima masukan dari neuron aferen yang mempersarafi jaringan
pulpa serta periodontal dan trigeminal spinal tract nucleus. Spinal tract nucleus dibagi
menjadi 3 bagian yaitu subnukleus oralis, subnukleus interpolaris dan subnukleus
kaudalis. Subnukleus kaudalis merupakan daerah di batang otak yang menerima dan
mengintegrasikan masukan nosiseptif (nyeri) yang dibawa oleh saraf aferen trigeminal.
Proses penelanan
1. FASE VOLUNTER
• Ditekan atau didorong ke bag. Bklg mulut oleh tek. Lidah ke atas dan blkg thd
palatum shg lidah memaksa bolus msk ke orofaring.
2. FASE FARINGEAL
• Arkus palato-faringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah untuk saling mendekati
shg membentuk celah sagital sbg jalan masuk mknan ke post.faring
• Pita suara larings mjd berdekatan, epiglotis terdorong ke blkg ke atas pintu suprior
larings. Mencegah masuknya mkn-an ke dlm trakea.
• Seluruh larings ditarik ke bwh dan ke dpn oleh otot yg melekat pada os. Hyoideus.
Meregangkan pintu esopaghus.
• Bagian atas esophagus (sfingter esophagus atas) berelaksasi shg memungkinkan mkn-
an berjalan dari post. Faring ke dlm esophagus bag.atas. Pada saat menelan sfingter
tetap berkontraksi scr tonik dgn kuat untuk mencegah udara masuk ke dlm esophagus
saat bernafas.
• Pada saat larings terangkat dan sfingter esophagus atas relaksasi. M.konstriktor
farings superior berkontraksi shg timbul gel. Peristaltis cepat ke bwh dan masuk ke
esophagus dan mendorong mkn-an ke esophagus bag. Bwh.
• Impuls motoris dari pusat menelan ke faring dan bag.atas esophagus mell. N.V, IX, X
dan XII.
3. FASE ESOFAGUS
• Sfingter kmd kontraksi untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambug ke dlm
esofagus.
• Refleks dihantarkan mell serat aferen vagus dari esofagus ke med.oblongata dan
kembali ke esofagus mell serat eferen vagus.
c. Tahap Esofageal
Pada tahap ini muskulus konstriktor faring berkontraksi bergantian dari atske bawah
mendorong bolus makanan ke bawah melewati laring. Dengan terangkatnya laring
dan relaksasi sfingter faringoesofageal, seluruh otot-otot dinding faring berkontraksi.
Makanan yang telah memasuki esophagus akan dialirkan ke lambung melalui gerak
peristaltic. Gerak peristaltic esophagus ada dua tipe, yaitu: peristaltic primer dan
peristaltic sekunder. Gerak peristaltic primer merupakan gelombang peristaltik yang
mendorong makanan di faring menuju esophagus selama tahap faringeal. Jika
gelombang peristaltic primer gagal mendorong semua makanan yang ada di
esophagus ke lambung maka gelombang peristaltic sekunder yang dihasilkan dari
peregangan esophagus oleh makanan yang tertahan akan mendorong sisa makanan ke
lambung (Andriyani, 2001).
2.3.4 Persyarafan
Pada tahap menelan, daerah posterior mulut dan faring merupakan daerah taktil yang
paling sensitif. Pada faring terdapat suatu cincin yang mengelilingi pembukaan faring
dan mempunyai sensitivitas terbesar pada tiang – tiang tonsil. Impuls dijalarkan dari
daerah ini melalui bagian sensoris syaraf trigeminal dan syaraf glossofaringeal ke
daerah medulla oblongata yang berhubungan erat dengan traktus solitaries yang
terutama menerima semua impuls sensoris dadri mulut (Andriyani, 2001).
Secara otomatis proses menelan diatur oleh daerah – daerah neuron di batang otak
yang didistribusikan ke seluruh substansia retikularis medula dan bagian bawah pons.
Daerah medulla dan ponsbagian bawah mengatur penelanan secara keseluruhan
disebut pusat menelan atau deglutisi (Andriyani, 2001).
Impuls motorik dari pusat menelan ke faring dan esophagus bagian atas menyebabkan
menelan dijalarkan oleh syaraf cranial, yaitu syaraf trigeminal, syaraf glossofaringeal,
syaraf vagus dan syaraf hypoglossal (Andriyani, 2001).
Step 1
- Morning sicknes : kondisi mual dan muntah yang dialami oleh beberapa wanita hamil
pada trimester awal kehamilan
- Kegoyangan gigi : manifestasi klinik kelainan jaringan periodontal, khususnya dengan
pembentukan poket periodontal yang dapat menyebabkan kegoyangan gigi.
- probing : suatu prosedur pengukuran kedalaman poket periodontal menggunakan
sebuah instrumen khusus.
- Multivitamin : substansi natural yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh,
berkembang dan berfungsi normal. Multivitamin berisi Vitamin A, Vitamin B-
complex mencakup thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12,
pantothenic acid, dan biotin, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Calcium,
Magnesium, Zinc, Iodine, Selenium, Copper, Manganese, Chromium, Molybdenum.
- Nutrisi ensensial : nutrisi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi oleh sumber makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, berbagai vitamin
dan mineral.
- Bermanifestasi : menjadikan (jadi bermanifestasi bisa jadi objek atau bisa jadi
predikat)
Step 2 dan 3