Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam sistem rangka manusia terdiri atas tulang,sendi dan jaringan


ikat.setidaknya terdapat 206 tulang baik tulang axialis(inti) maupun tulang
apendikularis (tambahan). Diantara tulan disebut sendi. Sendi dapat bergerak
(diartodial), sedikit bergerak (amphiartrodial) atau bahkan tidak bergerk sama
sekali (sinartrodial). Terdapat dua lapisan kapsul sendi, yakni lapisan luar dan
lapisan dalam yang disebut membran sinovial(mensreksikan cairan sinovial
yang melumasi sendi). Membran sinovial juga menutupi tendon yang
menghubungkan tulangdengn otot dan ligamen yang menghubungkan tulang
satu sam lain. Terdapat vaskular yang berkembang dengan baik pada sinovial.
Pada sendi sinovial, menyatu dengan jaringan ikat, kartilago, ligamen, dll.
Dengan demikian posisinya sulit bergerak.

Didalam tulang karnial hanya ada suatu sendi yang dapat bergerak yaitu sendi
temporomandibula, sendi temporomandibula atau yang sering disingkat TMJ.
Sendi temporomandibula merupakan sendi sinovial yang menghubungkan os
temporal dan os mandibula. Sendi temporomandibula dikenal sebagai
gabungan antara jenis sendi ginglymo-arthrodial. Ginglymo yang berarti
meluncur dan Arthrodial yang berati rotasi. Sendi ini memungkinkan
mandibula untuk bergerak keatas dan kebawah, depan- belakang serta kanan-
kiri. Sendi ini sangat dibutuhkan dalam mengunyah, menelan dan berbicara.

1.2 Rumusan masalah

1. Anatomi dari TMJ?


2. Macam-macam oklusi?
3. Bagaimana persyarafan dari TMJ?
4. Apa saja otot yang berperan pada TMJ?

1
2

5. Mengapa kepala dan leher berkaitan dengan sistem TMJ?


6. Bagaimana pergerakan sendi TMJ?
7. Bagaimana vaskularisasi dari TMJ?

1.3 Tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi TMJ


2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi TMJ
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan neuroanatomi TMJ
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan biomekanik TMJ
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam oklusi
BAB II

ISI

SENDI RAHANG

Mahasiswa sedang melaksanakan pratikum kepala dan leher yang berkaitan


dengan sistem stogmatognatik. Instruktur memberikan penjelasan yang
berperan dalam anatomi sistem stogmatognatik terutama sendi
temporomandibular (TMJ), menghubungkan rahang bawah dengan rahang
atas. TMJ merupakan sendi paling kompleks pada tubuh manusia, sangat
aktif, dan paling sering digunakan, baik pada saat berbicara, mengunyah,
menggigit (oklusi), menguap dan lain-lain. Instruktur juga menerangkan
persyarafan TMJ. Agar mahasiswa lebih memahami tentang TMJ instruktur
memberi mahasiswa tugas membuat laporan pratikum.

2.1 Step 1: Klarifikasi Istilah

1. Sistem Stogmatognatik?
Sistem yang bertanggung jawab dalam pengunyahan dan berbicara
Kesatuan organ yang berikatan dengan yang lain meliputi mandibula,
maksila, sendi tmj, dan struktur gigi
Sistem anatomi yang terdiri atas gigi rahang dan jaringan lunak
Suatu sistem yang terdiri dari beberapa jaringan yang bekerja masing2
berdasarkan fungsinya

2. TMJ
Sistem dan otot rahang yang berfungsi membuka dan menutup mulut yang
bergerak bebas Persendian dari condilus mandibula dengan fossa glenoidalis
dari tulang temporal Sendi yang menghubungkan antara cranium dan
mandibula dan berfungsi seperti engsel Sendi yang menghubungkan temporal
dan mandibula
3. Oklusi
Proses bertemunya gigi di RA dan RB Kontak antara gigi geligi yang saling
berhadapan dalam suatu hubungan biologis yang dinamis

3
4

4. Sendi
Suatu struktur pada tubuh yang berfungsi sebagai penggerak antar tulang

2.2 Step 2: Rumusan Masalah

1. Anatomi dari TMJ


2. Apa saja macam-macam oklusi
3. Bagaimana persyarafan pada TMJ
4. Apa saja otot yang berperan pada TMJ
5. Mengapa kepala dan leher berkaitan dengan sistem stomatognatik
6. Bagaimana pergerakan sendi TMJ
7. Bagaimana vaskularisasi dari TMJ

2.3 Step 3: Curah Pendapat

1. Anatomi dari TMJ


Fossa glenoidalis, ligamen, prosesus kondiloideus, rongga synovial, diskus
articularis.
Kondilus mandibula termasuk dalam fossa glenoidalis,tulang kartilago.
Ligamen yang berfungsi sebagai pelekat tulang, ada ligamen kapsuler,
ligamen temporomandibular,ligamen stilomandibularis,sfenomandibularis.
2. Apa saja macam-macam oklusi Statis dan fungsional. Oklusi Statis yaitu
kontak antara gigi RA dan RB. oklusi Fungsional mengacu pada Mandibula.
Eksentrik ada oklusi distal,labial dan habitual.Oklusi ideal,fungsional dan
normal. Oklusi normal dibagi menjadi 2 yaitu oklusi statik dan dinamik
3. Bagaimana persyarafan pada TMJ
N.auriculotemporalis ke masseterik berhubungan dengan saraf trigeminal.
Persarafan terpenting dilakukan oleh nervus aurikulotemporal yang
merupakan cabang posterior dari nervus mandibularis.
4. Apa saja otot yang berperan pada TMJ
5

M.masseter,teporalis,pterigoideus lateral dan medialis


Otot pembantu pengunyahan yaitu M.buccinator
5. Bagaimana cara pergerakan TMJ
Gerakan depresi atau menekan kebawah untuk membuka mulut, elevasi
untuk menutup mulut,gerakan protrusi mandibula, retrusi mandibula dan
pergerakan lateral
6. Bagaimana vaskularisasi dari TMJ
Vaskularisasi adalah pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi
ke organ yang ada ditubuh. Pembuluh yang dominan adalah arteri temporal
superfisial post dan arteri maksiliaris internal inferior.
Suplai darah dari arteri maksila internal melalui cabang auricularis.

2.4 Step 4 :

Stomatognatik

TMJ

Definisi Anatomi Neuroanatomi Macam-macam


Biomekamedik
oklusi

2.5 Step 5: Learning Object

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi TMJ


2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi TMJ
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan neuroanatomi TMJ
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan biomekanik TMJ
6

5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam oklusi

2.7 Step 7 : Hasil Belajar Mandiri

 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi TMJ

TMJ merupakan persendian yangmenghubungkan antara rahang


bawah(mandibula) dengan rahang atas (maksila).

 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi TMJ

ANATOMI TMJ
1. Kondilus mandibula
Kondilus mandibula berbentuk oval memanjang pada arah mediolateral dan
bagian anteroposterior lebih konveks daripada mediolateral. Permukaan atas
kondilus yang
berbentuk konveks dilapisi oleh lapisan fibrokartilago yang tebal yang
berlanjut menjadi lapisan tipis jaringan fibrous yang lebih datar pada bagian
posterior.

2. Diskus artikularis
Diskus artikularis terdiri atas dua bagian, yaitu ruang sendi atas dan ruang
sendi bawah. Ruang atas besar dan meluas ke dalam bidang sagital dari
posterior fossa glenoidalis
dan ke depan menuju anterior tuberkel artikularis. Ruang sendi bawah yang
melapisi kondilus memiliki cekungan posterior yang relatif besar dan
cekungan anterior yangrelatif lebih kecil. Diskus artikularis berbentuk oval
dan bagian sentral tampak lebih tipis daripada bagian perifer.

3. Eminensia artikularis
7

Eminensia artikularis merupakan bagian transversal dari arkus zigomatikus


dan merupakan dinding anterior dari fossa glenoidalis. Bentuk dari
eminensia artikularis tampak
seperti sadel, bila dilihat dari samping berbentuk konkaf. Komposisi
eminensia artikularis terdiri atas lapisan tebal tulang padat yang dilapisi oleh
jaringan fibrous.

4. Fossa glenoidalis tulang temporal


Fossa glenoidalis berbentuk konkaf dan merupakan tempat terpasangnya
kondilus pada tulang temporal. Dinding anterior fossa dibatasi oleh
eminentia artikularis, sedangkan dinding posterior dibatasi oleh pelat
timpani dan dinding anterior meatus arkustikus eksternal. Pada bagian
medial dibatasi oleh sutura antara skuamosa dengan sayap besar tulang
sphenoid yang dilapisi oleh lapisan fibrokartilago.
8

 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan neuroanatomi TMJ

Saraf kranial atau dalam bahasa latin disebut dengan Nervus Craniales
adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat langsung dari otak
manusia. Berbeda halnya dengan saraf spinal yang mencuat dari tulang
belakang manusia. Pasangan saraf kranial diberikan sesuai dengan letaknya
dari depan sampai belakang. Dari 12 pasang saraf kranial, terddapat 3 saraf
kranial yang berperan sebagsi saraf sensosris, dan 4 pasang saraf sebagai saraf
motoric, dan 4 pasang saraf sebagai saraf gabungan ( motori dan sensorik ).

Saraf kranial merupakan bagian susunan system saraf tep, walaupun


letaknya yang berdekstsn dengsn system saraf pusat ( SSP ). Saraf kranial
sendiri terhubung ke organ- organ di tubuh manusia, seperti mata, telinga,
hidung, tenggorokan, an lain-lain.
9

Gambar 1. Nervus kranialis

Tabel 1. Nervi kranialis dan fungsinya

Sensorik,
motorik,
NO. Nama Asal / Target Fungsi
atau
keduanya

I Pencium murni telencephalon Mentransmisikan rasa bau dari


sensorik rongga hidung.[13]

Dialokasikan di foramen
penciuman sayan piring berkisi
Haif ethmoid tulang.

II optic Indrawi ganglion retina Mentransmisikan sinyal visual


sel dari retina mata ke otak.[14]
Terletak di kanal optik.
10

III oculomotor terutama aspek anterior menginervasi levator palpebra


bermotor Otak tengah superioris. rektus superior.
rektus medial. rektus rendah,
dan miring rendah,yang secara
kolektif melakukan gerakan-
gerakan mata yang paling. Juga
menginervasisfingter pupillae
Sebuahnd otot-otot tubuh
ciliary. Terletak disuperior
orbital celah.

IV trochlear motor aspek dorsal menginervasi miring superior


Otak tengah otot, yang menekan, berputar
lateral, dan intorts bola mata.
Terletak disuperior orbital
celah.

V trigeminal Kedua pons Menerima sensasi dari wajah


sensorik dan dan menginervasi otot-otot
motorik pengunyahan. Terletak di;
fissure orbital superior
(saraf mata - V1), foramen
rotundum (saraf maksilaris -
V2),foramen ovale (mandibula
saraf - V3).

VI abdusens terutama Inti berbaring menginervasi rektus lateral


bermotor di bawah lantai yang.yang menculik mata.
ventrikel Terletak di the fissure orbital
keempat pons superior.
11

VII facial Kedua pons Menyediakan bermotor


sensorik dan persarafan the otot ekspresi
(Sudut
motorik wajah. posterior perut
cerebelloponti
digastrikus otot. stylohyoid
ne) di atas
otot, dan stapedius muscle.
zaitun
Juga menerima arti khusus rasa
dari the anterior 2/3 lidah dan
menyediakan
secretomotorinnervation ke
kelenjar ludah (Kecuali parotis)
dan the kelenjar lakrimal.
Terletak di dan berjalan melalui
intern kanal akustik untuk the
kanal wajah dan keluar di
stylomastoid foramen.

VIII Vestibuloc sebagian Lateral CN VII Memediasi sensasi suara,


oc hlear besar (cerebellopont rotasi, dan gravitasi (penting
(Juga sensorik ine sudut) untuk keseimbangan dan
pendengara gerakan). Lebih khusus, cabang
n, ustic aco, vestibular membawa impuls
atau untuk keseimbangan dan
auditoryve cabang koklea membawa
stibular) impuls untuk pendengaran.
Terletak diintern kanal akustik.

IX Glossophar kedua Sumsum Menerima rasa dari posterior


y sensorik belakang
12

ngeal dan motor 1/3 lidah, menyediakan


secretomotor persarafan ke
kelenjar parotis, dan
menyediakan bermotor
persarafan ke
stylopharyngeus.Beberapa
sensasi juga diteruskan ke otak
dari tonsil palatina. Terletak di
the foramen jugularis. saraf ini
terlibat bersama-sama dengan
saraf vagus di refleks muntah.

X vagus Kedua sulkus perbekalan


sensorik dan posterolateral branchiomotorinnervation
motorik Sumsum untuk sebagian besar laring dan
belakang faring otot (kecuali
stylopharyngeus,yang
dipersarafi oleh
glossopharingeus yang). juga
menyediakanparasimpatis
fibers ke hampir semua organ
dada dan perut turun ke yg
berkenaan dgn limpa
lentur.Menerima arti khusus
rasa dari epiglotis. Fungsi
utama: mengendalikan otot-
otot untuk suara dan resonansi
dan langit-langit lunak. Gejala
kerusakan:disfagia (menelan
masalah), velopharyngeal
ketidakcukupan. Terletak di
foramen jugularis. saraf ini
13

terlibat (bersama-sama dengan


IX saraf) di the faring refleks
Hair refleks muntah.

XI Tambahan terutama Akar Mengontrol


bermotor tengkorak dan sternokleidomastoid dan
tulang trapezius otot, dan tumpang
belakang tindih dengan fungsi saraf vagus
(CN X). Gejala kerusakan:
ketidakmampuan untuk
mengangkat bahu, gerakan
kepala yang lemah. Terletak
diforamen jugularis.

XII hypoglossu terutama Sumsum Menyediakan bermotor


s bermotor belakang persarafan ke otot-otot lidah
(kecuali untuk palatoglossal
otot. yang dipersarafi oleh saraf
vagus) dan lainnya otot yg
berhubung dgn bahasa. Penting
untuk menelan (Pembentukan
bolus) dan pidato articulation.
14

Melewati the kanal


hypoglossal.

 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan biomekanik TMJ

Pergerakan TMJ dibagi menjadi 2 gerak utama :


a. Gerak rotasi
Ketika caput proc. Condilaris bergerak pivot dalam kompartemen sendi
bagian bbawah dalam hubungannya dengan discus articularis.
b. Gerak translasi
Dimana caput mandibula dan diskus articularis bergerak disepanjang
permukaan bawah os.Temporalis pada komparteman sendi bagian
atas.Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris dibuka
lebar-lebar.Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20-25mm antara gigi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan
dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal akan
meningkat menjadi 35-45mm.
Ketika mulut terbuka lebar, caput mandibula dan pita anterior discus akan
terletak di bawah tuberculum articulare.
Gerakan menutup mulut yaitu diskus artikularis bergerak ke anterior,
kondilus ke posterior.Untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap
berada pada zona intermediate, maka m. pterygoideus lateralis superior
kontraksi dan m. pterygoideus lateralis inferior relaksasi.

 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam oklusi


15

1. Oklusi Ideal

Konsep bahwa ada yang ideal untuk setiap komponen oklusi gigi geligi,
dari suatu pengetahuan dimana variasi, atau maloklusi bisa diukur, barangkali
dimulai dari hasil penelitian angle (1899). Angle yang mengadakan penelitian
mengenai oklusi statis pada posisi interkuspal, mendefinisikan hubungan
ideal dari gigi-gigi molar pertama atas dan bawah tetap pada bidang sagital.

Andrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal


dari hasil penelitiannya yang dilakukan terhadap 120 subyek yang oklusi
idealnya mempunyai enam ciri. Keenam ciri tersebut adalah:

1. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang sagittal.
2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal.
3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital.
4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.
5. Kontakyang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung
gigi, tanpa celah maupun berjejal-jejal.
6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Andrew memperkirakan bahwa jika satu atau beberapa ciri ini tidak tepat,
hubungan oklusal dari gigi geligi tidaklah ideal. Kunci Andrew berhubungan
terutama dengan oklusi static, tetapi ciri-ciri yang didefinisikan tidak
mencakup klasifikasi angle.

2. Oklusi normal

Menurut leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu


kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk
mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan
sehat.

Oklusi gigi geligi secara normal dalam dikelompokkan dalam 2 jenis


yaitu:

1. Posisi oklusi mandibular (oklusi statis)


16

Posisi mandibular dengan gigi-gigi berada dalam kontak oklusal, tentu saja
tidak terlalu bervariasi, ada dua posisi utama yaitu:
a) Posisi kontak retrusi (relasi sentrik)

Posisi terminal dari jalur pergerakan mandibular otomatis dari istirahat ke


posisi oklusi yang tidak terdeviasi akibat kontak gigi atau aksi otot yang
abnormal.

b) Posisi interkuspal (oklusi sentrik)


Posisi interkuspal maksimal dari gigi-gigi atas dan bawah. Definisi ini
tidak bisa diterapkan oleh semua individu, karena ada beberapa kasus, seperti
pada tahap akhir gigi geligi susu, atrisi sudah mengurangi tinggi tonjol gigi-
gigi sehingga permukaan oklusi relative datar.

2. Gerak mandibular pada kontak oklusal (oklusi fungsional)

Gerak pengunyahan pada dasarnya adalah gerakan membuka dan


menutup rahang ditambah dengan kombinasi dari gerak antero-posterior dan
lateral dengan gigi-gigi berada pada keadaan kontak, suatu gerakan dengan
kontak oklusal yang sangat berperan pada pemecahan makanan oleh gigi
geligi.

6. Untuk pengunyahan normal, gigi-gigi harus berada pada posisi yang tepat
agar bisa terjadi gerak fungsional tanpa halangan dari gigi yang salah letak.
Jika satu atau beberapa gigi berada di posisi yang salah, baik karena
perkembangan yang acak atau karena perawatan restorasi atau ortodonsi,
kondisi gigi yang merugikan akan terjadi selama gerakan pengunyahan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerakan pengunyahan merupakan interaksi dari beberapa komponen


yang terdiri dari gigi geligi, otot-otot pengunyahan dan sendi rahang
(temporomandibularjointTMJ).

TMJ merupakan persendian yang menghubungkan antara rahang


bawah
(mandibula) dengan rahang atas (maksila). Bagian-bagian dari TMJ
merupakan
penonjolan yang berbentuk bulat pada ujung tulang rahang bawah (kondilus
mandibula),
daerah yang berongga pada bagian rahang atas (fossa glenoid)dan jaringan
ikat yang
terletak antara kondilus mandibula dan fossa artikulare (diskus artikularis).

Gerakan rahang yang normal pada aktivitas pengunyahan tidak


hanya ke atas dan kebawah, tetapi juga ke samping. Pergerakan rahang ini
juga didukung oleh aktifitas otot-ototleher dan punggung, serta
berhubungan pula dengan aktivitas otot-otot di sekitar sendi.

TMJ merupakan salah satu sendi yang paling kompleks pada tubuh
dan merupakan tempat dimana mandibula berartikulasi dengan kranium
.Artikulasi tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan sendi, yang
disebut sendi ginglimoid dan pada saat bersamaan terjadi juga pergerakan
lancar yang diklasifikasikan sebagai sendi arthrodial. TMJ terletak di bawah
telinga, merupakan sendi yang menyatukan rahang bawah (mandibula)
dengan rahang atas (tulang temporal).

17
18

Seperti pada persendian tubuh yang lain, TMJ dikendalikan oleh


muskulus atau otot. Otot yang mengatur TMJ adalah otot-otot mastikasi,
yang mengelilingi rahang dan TMJ. Otot-otot tersebut meliputi m. maseter,
m. pterygoid internal, m. pterygoid eksternal, m. temporalis, m. mylomyoid,
m. geniohyoid, dan m. digastrik.

Gerak mandibula melalui TMJ meliputi:


a.Menarik ke atas/menutup mulut oleh m. maseter, m. pterigoideus medialis,
dan m. temporalis (serabut vertikal).
b.Menekan ke bawah/membuka mulut oleh gaya berat, m. milohioideus, m.
digastrikus venter anterior, dan m. pterigoideus lateralis (ketika otot ini
menarik kepala mandibula di atas dataran menurun tuberkulum artikularis).
c.Protusi/proyeksi ke anterior oleh m. pterigoideus lateralis (serabut
pterigoideus dapat juga membantu karena otot ini mempunyai arah antero-
superior).
d.Retraksi/gerakan ke posterior oleh m. temporalis (serabut horisontal)

Struktur temporomandibular jointmerupakan struktur sendi yang


kompleks dan mempunyai fungsi yang spesifik serta mempunyai kelainan
yang spesifik / kompleks sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan
seksama serta ditindak lanjuti perawatannya.
19

DAFTAR PUSTAKA

Neill, Mc. Kelainan Kraniomandibula Pedoman bagi Evaluasi, Diagnosisi


dan Penatalaksanaan. Alih Bahasa : Haryanto A. G. 1993. Jakarta : Widya
Medika

Elias, S. Pemakaian Splin Oklusal untuk Mengatasi Gangguan Sendi


Temporo-Mandibular. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. 2002. Edisi Khusus
FORIL Oktober.

Anggraini, W. 2002. Tinjauan Anatomi Nyeri Intrakapsular dan


Ekstrakapsular pada TMJr. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. Edisi Khusus
FORIL Oktober

Geocities. TMJ Sound.


http://www.geocities.com/capecanaveral/8462/TMJ03.HTM?200817/Detail
ed analysis of TMJ sounds. 2008. [26 Oktober 2011]

Bell WE, 1982, Clinical Management of Temporomandibular Disorders,


Year Book Medical Pub.Chicago. Liebgott, B. Dasar-Dasar Anatomi
Kedokteran Gigi. Edisi Revisi. Penerjemah : Yuwono. 1994. Jakarta : EGC

Watt , D.M., Gnatosonic Diagnosis and Occlusal Dynamics, 1980 , Praeger:


Sussex

Dawson, Evaluation, Diagnosis, and Treatment of Occlusal Problems, 1989,


Mosby, St. Luis

Bumann and Lotzman, TMJ Disorders and Orofacial Pain : The Role of
Dentistry in Multidisciplinary Diagnostic Approach,2002, New York:
Thieme Stuttgart.
20

Celic, Robert; Jerolimov, Vjekoslav; Zlataric, Dubravka Knezovic dan


Klaic, Boris. Measurement of Mandibular Movements in Patients with
Temporomandibular Disorders and in Asymptomatic Subjects.
Originalscientific paper. Coll Antropol. 2003: (27 Suppl 2).

Anda mungkin juga menyukai