Oleh :
Neriza Ayuni Sunaryo (201610101110) Yusuf Zaky Muzhaffar (201610101120)
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat dilihat sebagai suatu
pola yang bervariasi. Di dalamnya terdapat interaksi berbagai macam komponen, genetik,
lingkungan biopsikososial termasuk perilaku, serta keadaan geografis dengan proses yang
unik dan hasil akhir yang bebeda serta mempunyai ciri tersendiri pada masing-masing
individu.
Pengaruh yang paling dominan terhadap tumbuh kembang seseorang adalah faktor
genetik, Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalu instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor genetik terdiri dari
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis dan jenis kelamin.
Akan tetapi karena masa pertumbuhan yang cukup lama, maka memberi
kesempatan pada pengaruh lingkungan untuk dapat mempengaruhinya. Pengaruh
lingkungan, mencakup nutrisi dan kondisi geografis mempunyai peranan yang tidak kalah
pentingnya.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan anak setelah dilahirkan
yaitu terdiri dari lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psiososial dan faktor keluarga dan
adat istiadat. Lingkungan biologis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya yaitu gizi,
perawatan kesehatan, imunitas, dan penyakit kronis. Makanan memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang anak, kebutuhan makanan anak berbeda dengan orang dewasa.
Sedangkan faktor fisik terdiri dari beberapa faktor, diantaranya yaitu cuaca, musim,
keadaan geografis suatu daerah, sanitasi lingkungan dan keadaan rumah.
5. Bruxism
Bruxism adalah kondisi dimana seseorang sering menggertakan, menekan, atau
menggesekkan giginya ke atas dan ke bawah maupun ke kanan dan ke kiri secara tidak
sadar. Akibat dari bruxism antara lain benturan gigi, eros igigi permukaan oklusal,
hipertrofi otot pengunyahan, hipersensitivitas gigi terhadap udara serta suara sendi.
6. Mendorong Lidah
Posisi lidah yang mendorong gigi depan, atau dimajukan sehingga lidah sering
keluar/terlihat pada kondisi mulut tidak tertutup merupakan kebiasaan buruk yang
dianggap bukan masalah. Pengaruh kepada rongga mulut berupa posisi gigi depan yang
terbuka, gigi depan terlihat maju, terdapat jarak antara gigi yang seharusnya rapat, dan
ketidaknyamanan secara umum pada tubuh karena tidak optimalnya pasokan oksigen
tubuh.
Stein gigi adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi dan merupakan salah
satu masalah estetik karena menempelnya warna pada permukaan enamel daerah
servikal gigi dan faktor presdisposisi penumpukan plak. Stein berwarna hitam
kecokelatan disebabkan oleh getah daun tembakau yang merupakan hasil sisa
pembakaran daun tembakau.
9. Trauma Sikat Gigi
Penyikatan gigi yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
gigi, dan juga gusi yang terluka atau lama kelamaan bergeser secara vertical/horizontal.
Penggunaan alat-alat pendukung sikat gigi seperti tusuk gigi, dental floss yang tidak
tepat dapat menyebabkan kerusakan gusi, atau memperparah keadaan dari gusi atau
jaringan pendukungnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat dilihat sebagai suatu
pola yang bervariasi. Salah satu bagian tubuh yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yaitu rongga mulut. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang nantinya menghasilkan suatu variasi dalam rongga mulut
antarindividu. Beberapa faktor yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
rongga mulut yaitu faktor perbedaan kondisi geografi, factor makanan, dan faktor
kebiasaan atau perilaku setiap individu. Masing-masing faktor tersebut menimbulkan efek
yang bermacam-macam, terutama terhadap rongga mulut, baik efek positif maupun negatif.
Bagaimanapun, kita harus tetap menjaga kesehatan rongga mulut kita agar terhindar dari
berbagai macam penyakit yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Aasim Farooq Shah, Manu Batra , Sudeep CB ,Mudit Gupta, Kadambariambildhok, Rishikesh
Kumar; Oral habits and their implications Ann Med 2014; 1: 179 – 186
Hendarto, Aryono. 2015. Nutrisi dan Kesehatan Gigi-Mulut pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 17, No.
1, Juni 2015
Hilmiy, Mefida Darfi. 2016. Perbedaan Indeks Oral Hygiene Index-Simplified pada Murid
Sekolah Dasar Daerah Pedesaan Wilayah Kecamatan Palembayan dan Daerah Perkotaan
Wilayah Kecamatan Padang Barat. Padang : Universitas Andalas.
Oktavilia, Wina Dwi; Niken Probosari; Sulistiyani. 2014. Perbedaan OHI-S DMF-T dan def-t pada
Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Letak Geografis di Kabupaten Situbondo. Jember :
Universitas Jember
Primasari, Ameta. 2018 Tumbuh Kembang Rongga Mulut. Medan : USU Press 2018
Senjaya, A. A. (2012). Kebiasaan Buruk yang Dapat Merubah Bentuk Wajah . Jurnal Skala
Husada Vol 9 No 1, 22-24.
Shahraki NS, Yassaei, Moghadam MG. Abnormal oral habits: A review. Journal of Dentistry and
Oral Hygiene. 2012; 4(2): 12- 15
Sulandari, D. 2015. Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir dan Status Gizi
Balita dengan Erupsi Gigi Sulung Balita usia 6 - 24 bulan di UPT. Puskesmas Petang II.
Universitas Udayana
Syahida, Q., Wardani, R., Zubaedah, C. 2017. Tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa usia 11-
12 tahun di SDN Cijayana 1 Kabupaten Garut. Departemen Ilmu Kesehatan Gigi
Komunitas, Fakultas kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran
Titien, I. 2012. Peran Dokter Gigi Dalam Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus.
Bagian Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta