kesehatan. 5
Masyarakat memiliki konsep sehat-sakit tersendiri yang tidak sejalan
dengan konsep sehat sakit yang dimiliki tenaga kesehatan. Selama masih
ada perbedaan konsep masyarakat tentang sehat-sakit dan selama belum
ada perubahan konsep-konsep yang salah ini, maka peningkatan
penggunaan fasilitas kesehatan akan berjalan lambat. 5
Dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gigi oleh masyarakat,
diharapkan mendapat gambaran yang lebih jelas tentang pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan gigi oleh masyarakat, perlu dilakukan suatu
penelitian mengenai hal tersebut. Peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui sejauhmana pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gigi
dan mulut oleh masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat kota Makassar. 5
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun
2004, dewasa ini penyakit karies gigi dan periodontal telah dialami oleh
sekitar 90% masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat
minim. Penyakit gigi dan mulut tersebut adalah penyakit jaringan
periodontal dan karies gigi, yang mempunyai sifat progresif yang bila
tidak dirawat atau tidak diobati akan makin parah, dan bersifat
irreversible yaitu jaringan yang rusak dan tidak dapat kembalih atau pulih
seperti semula. Penyakit tersebut memiliki hubungan yang erat dengan
keadaan kebersihan mulut yang terabaikan sehingga terbentuk lapisan
yang melekat erat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri yang
disebut plak. 5
Status kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indicator yang
dapat digunakan untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Status
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat factor penting antara lain
keturunan, lingkungan fisik maupun social budaya, perilaku, dan
pelayanan kesehatan. Perilaku merupakan salah satu factor terpenting
yang dapat mempenagruhi status kesehatan gigi dan mulut. 5
Berbicara mengenai kebersihan gigi dan mulut, maka pembentukan plak
adalah merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit periodontal.
Plak gigi merupakan lapisan bakteri yang lunak, tidak terkalsifikasi,
menumpuk dan melekat pada gigi geligi dan objek lain dalam mulut,
misalnya restorasi, protesa dan kalkulus. Dalam bentuk lapisan tipis, plak
umumnya tidak terlihat dan hanya dapat terlihat dengan bantuan bahan
disclosing. Dalam bentuk lapisan yang tebal plak terlihat sebagai deposit
kekuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dilepas dengan kumurkumur atau irigasi tetai dapat dihilangkan dengan penyikatan. Lokasi plak
yang terbanyak pada daerah sepertiga gingiva dan interproximal. Karena
plak berakumulasi dalam jumlah yang besar diregio interdental yang
Tamalate Makassar.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka peningkatan
kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal efektifitas frekuensi
menyikat gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tingkat Sosial Ekonomi
Tingkat kesadaran masyarakat di kota besar terhadap kesehatan gigi
makin tinggi, tetapi sayang baru sedikit yang mau melakukan pencegahan
gigi berlubang sejak dini. Terbukti, karies atau gigi berlubang merupakan
penyakit infeksi yang umum di dunia dan ditemukan pada 95% penduduk
dunia. Padahal, gigi yang sehat dan cantik menjadi idaman semua orang.
6
Dalam pengertian sosial atau pergaulan antar manusia (kelompok,
komunitas), kemandirian juga bermakna sebagai organisasi diri (seforganization) atau manajemen diri (self-management). Unsur-unsur
tersebut saling berinteraksi dan melengkapi sehingga muncul suatu
keseimbangan. Pada aras ini, pencarian pola yang tepat, agar interaksi
antar unsur selalu mencapai keseimbangan, menjadi sangat penting.
Setiap keseimbangan yang dicapai akan menjadi landasan bagi
perkembangan berikutnya. Proses kemandirian adalah proses yang
berjalan tanpa ujung. 6
Tingkat sosial ekonomi yang dalam hal ini lebih kita bahas mengenai
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar listrik setiap bulannya mempengaruhi kebersihan gigi tiap
individu. Tingkat pendidikan tiap individu di Negara kita ini sangatlah
beragam. Ada yang sukses menyelesaikan pendidikan di jenjang
perguruan tinggi, tetapi ada juga segelintir orang yang hanya mampu
menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah dasar, sekolah lanjutan
tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Bahkan ada juga yang
tidak sempat sama sekali untuk menerima pelajaran di bangku-bangku
sekolah. Begitu juga dengan jenis pekerjaan, di negara kita ini ada
beraneka macam jenis pekerjaan yang diperuntukkan untuk setiap orang
yang tersebar luar di seluruh pelosok negara ini.
Lebih ironis lagi, pembangunan di bidang ekonomi ini tidak menjamin
terwujudnya perbaikan ekonomi masyarakat secara merata. Dua hal yang
menjadi penyebabnya adalah: pertama, pembangunan ekonomi itu hanya
mengutamakan pertumbuhan. Kedua, tidak efisiennya sistem birokrasi
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diambil secara langsung dari objek yang akan diteliti
Penyajian data
Penyajian data dalam bentuk tabel
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0
Analisis Data
Analisi data menggunakan analisis chi-square
3.10. Definisi Operasional15
Tingkat Sosial Ekonomi
Jenjang yang membedakan masyarakat yang bermukim di suatu daerah
meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan kategori biaya listrik
yang dibayar tiap bulannya.
Status Kesehatan Gigi
Penilaian yang diberikan terhadap kebersihan gigi antara lain karies,
debris, kalkulus, dan penyakit periodontal.
3.11. Kriteria Penilaian
Karies gigi adalah karies yang dinilai dengan menggunakan indeks DMF-T
dengan kriteria sebagai berikut :
Decayed (D) adalah gigi dengan karies yang masih dapat ditambal
termasuk gigi dengan sekunder karies. Decay ini diperiksa dengan cara
apabila sonde tersangkut pada permukaan gigi.
Missing (M) adalah kehilangan gigi atau gigi dengan indikasi pencabutan
yang disebabkan oleh karies.
Filling (F) adalah tambalan yang dilakukan pada gigi yang mengalami
karies tanpa disertai sekunder karies. Dalam hal ini gigi yang sudah
ditambal, tetap dan baik atau gigi dengan restorasi mahkota akibat karies.
Tooth (T) adalah indeks dihitung per gigi meskipun terdapat lebih dari satu
kavitas pada permukaan gigi.
DMF-T Rata - rata=(Jumlah D+M+F)/(Jumlah Orang Yang Diperiksa)
Kriteria penilaian indeks DMF-T menurut Suwelo, 1992:
0,0 1,1 = sangat rendah
1,2 2,6 = rendah
2,7 4,4 = sedang
4,5 6,5 = tinggi
> 6,6 = sangat tinggi
Pemeriksaan dilakukan dengan menghitung nilai skor DI-S untuk
perhitungan tingkat debris dan CI-S untuk perhitingan tingkat kalkulus
sehingga diperoleh OHI-S yaitu tingkat kebersihan gigi dan mulut.
Adapun gigi yang diperiksa meliputi 6 permukaan gigi permanen yaitu :
Permukaan labial gigi Incicivus sentralis kanan atas
Permukaan labial gigi Incicivus sentralis kiri bawah
dataran oklusal.
Kategori untuk banyaknya pembayaran listrik tiap bulannya menurut data
yang diperoleh dari www.pln.co.id :
< Rp. 45.000 : Rendah
Rp. 45.000 Rp. 90.000 : Sedang
> Rp. 90.000 : Tinggi
Penelitian telah dilakukan di kota Makassar, tepatnya di kecamatan
Tamalate Kelurahan Barombong pada tanggal 27 Desember 2008 9
Januari 2009, diperoleh sampel dengan jumlah 362 orang dengan kisaran
usia 20 tahun keatas.(13)
Tabel 1 menunjukkan distribusi sampel. Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa yang melakukan kegiatan berkumur setelah makan yaitu sebesar
328 % dari total jumlah sampel. Yang memeriksakan giginya ke petugas
kesehatan yang dalam hal ini adalag dokter gigi yaitu 149 % dari total
jumlah sampel. Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat kita lihat dari tabel
1, sebanyak 142 % dari total jumlah sampel hanya menempuh pendidikan
sampai jenjang sekolah Dasar sedang yang tidak pernah sama sekali
merasakan bangku pendidikan yaitu 9.9 % dari total jumlah sampel. Jenis
pekerjaan menurut tabel adalah 23.2 % dari total jumlah sampel adalah
pengangguran.
berdasarkan hasil penelitian, dapat kita lihat rata rata decay, missing,
filling dan DMFT pada sampel menurut tingkat pendidikannya. Untuk nilai
D, yang tertinggi yaitu sampel yang hanya menempuh pendidikannya
sampai tingkat SLTA. Untuk nilai M, nilai tertinggi yaitu sampel yang sama
sekali tidak pernah menikmati pendidikan sedang nilai F yang tertinggi
yaitu sampel yang telah melanjutkan pendidikannya sampai tingkat
perguruan tinggi. Nilai rata rata untuk DMF-T tertinggi yaitu sampel yang
tidak pernah sama sekali menikmati pendidikan.
berdasarkan hasil penelitian, dapat kita lihat nilai rata rata decay,
missing, filling dan nilai rata rata DMF-T. Untuk nilai D, yang tertinggi
yaitu sampel yang mempunyai mata pencaharian dengan bertani yaitu
mencapai 2.5. untuk nilai M, yang tertinggi yaitu sampel yang bekerja
sebagai nelayan dengan rata rata mencapai 9.25. untuk nilai F, yang
tertinggi yaitu sampel yang masih menjalankan rutinitasnya sebagai
seorang mahasiswa dengan nilai rata rata 0.28. Dan untuk nilai DMF-T,
yang tertinggi yaitu sampel yang berprofesi sebagai petani dengan nilai
18.5.
berdasarkan hasil penelitian. Untuk nilai DIS, sampel yang hanya
menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SD adalah yang
menunjukkan angka tertinggi yaitu 1.28. Begitu pula dengan nilai rata
rata CIS dan OHI-S, angka tertinggi ditunjukkan sampel yang hanya
mampu menyelesaikan pendidikan sampai bangku SD yaitu masing
BAB VI
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Makassar, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
Terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan status
kesehatan gigi dan mulut masyarakat Kelurahan Barombong Kecamatan
Tamalate Makassar.
Tingkat pendidikan serta jenis pekerjaan mempunyai hubungan yang
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, I. Proposal Penelitian Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi
Terhadap Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat (Online),
www.indoskripsi.com launched at November 2007. Diakses 22 September
2008.
Oral diseases and socio-economic status (SES).British Detnal Journal.Vol
194. No 2.2003
A. James, E. David, Brumley, U. Jennifer. Community Sosioeconomic Status
and Childrens Dental Health. Journal of Am. Dent. Assoc. 2001
Badan Pusat Statistik Barombong. Barombong dalam angka 2007.
Available from : http://www.Barombong.go.id/baru/data/geo2007.pdf .
Accessed at September, 25th 2008.
Muhariani, Indah. Januari 2008. Pencegahan dan Kesehatan Gigi
Masyarakat. Laporan Akhir Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran
Gigi. 22th Sept 2008.
Ismawan B. Mei 2003. Kemandirian Suatu Refleksi.Jurnal Ekonomi Rakyat.
(Online),Th.II No.3 Available from : http://www.ekonomirakyat.org.
Accested at 22th September 2008.
Allen D. L. Periodontitics for The Dental Hygienest. 4thed and Febinger.
Philadelphia. 1987
K. Mahesh, T. Joseph, R. Varma, M. Jayanthi. Oral Health Status of 5 years
and 12 years school going children in Chennai City An Epidemiological
Study. Indian Jurnal Pedo Prev Dent March 2005. Available from :
http://jisppd.com. Accested at 18th may 2009
Axelsson P, Karlstad, Sweden. Diagnosis and Risk Prediction of Dental
Caries. Vol.2. Chicago:Quintessence Publishing Co, Inc, 2000:1,43,77-8
A. M. Kidd E. Dasar dasar karies penyakit dan penanggulangannya.