Disusun Oleh :
Kelompok 5 B
Kelas 3B
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI
JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan pada masyarakat adalah
karies gigi dan penyakit periodontal. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
tahun 1995 dalam Depkes (2000) menunjukkan bahwa 65,7% penduduk Indonesia
menderita karies gigi aktif atau kerusakan pada gigi yang belum ditangani. Menurut
(SUSENAS) 1998, keluhan sakit gigi menduduki urutan keenam dari penyakit-
penyakit yang dikeluhkan masyarakat, di mana 62,4% dari yang mengeluh sakit gigi
menyatakan terganggunya pekerjaan, sekolah, kegiatan sehari-hari selama 3,7 hari.
Adyatmaka (1992) mengemukakan bahwa dengan semakin baiknya tingkat
sosial ekonomi serta pendidikan masyarakat, serta masih tingginya tingkat penyakit
gigi dan mulut, maka tuntutan terhadap pelayanan kesehatan gigi dasar akan
meningkat. Salah satu pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh Puskesmas
adalah pelayanan kesehatan gigi dasar. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
tahun 1997 menunjukkan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita karies gigi aktif
(kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Rerata pengalaman karies perorangan,
yang diukur dengan index DMF-T untuk Indonesia adalah 6,44, di mana 4,4 gigi
sudah dicabut, 2 gigi belum ditangani dan hanya 0,16 gigi yang telah ditumpat atau
ditambal.
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, pada
tahap awal jarang timbul rasa sakit sewaktu muncul karies, namun pada tahap lanjut
penderita akan mengalami rasa sakit baik pada gigi tersebut atau gigi lain
disekitarnya. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut
menyebabkan mereka beranggapan bahwa penyakit gigi dan mulut jarang
membahayakan jiwa (Situmorang, 2005).
Banyak faktor yang dapat menyebakan terjadinya karies gigi, baik pada anak
maupun pada orang dewasa. Ada empat faktor utama yang saling berinteraksi yaitu
pertama adalah host atau tuan rumah, dalam hal ini adalah gigi dan saliva, yang kedua
adalah substrat atau jenis makanan yang dimakan, yang ke tiga adalah agent penyebab
penyakit yaitu mikroorganisme dalam plak, yang terakhir adalah lamanya waktu
untuk terjadinya karies (Reich. E, Lussi. A, dan Newburn. E, 1999).
Saat ini masyarakat masih menganggap remeh kesehatan gigi dan mulut
mungkin karena masyarakat kurang memahami jika karies tidak segera ditangani akan
menyebar dan menjadi pemicu penyakit lainnya serta menimbulkan dampak-dampak
buruk pada seseorang (Ratmini, 2011). Faktor luar juga sangat mempengaruhi
terjadinya karies seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan sosial ekonomi,
lingkungan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi (Indirawati,
2006).
Adanya persepsi masyarakat yang menyatakan bahwa penyakit gigi tidak
menyebabkan kematian sehingga masyarakat kurang kepeduliannya untuk menjaga
kebersihan mulut dan mendudukkan masalah pada tingkat kebutuhan sekunder yang
terakhir. Padahal gigi merupakan fokus infeksi terjadinya penyakit sistemik, antara
lain penyakit ginjal dan jantung.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Pengaruh Promosi Kesehatan Gigi Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat
Dalam Penanganan Karies”
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian tentang karies pada gigi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan karies pada gigi
c. Untuk mengetahui seberapa pentingnya penambalan gigi karies di lingkup
masyarakat
d. Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga tambalan pada gigi agar tetap terjaga.
BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan memaparkan beberapa poin mengenai :
a. Apa yang dimaksud dengan karies gigi?
b. Apa faktor yang membuat karies pada gigi
c. Seberapa pentingnya dilakukan penambalan pada gigi yang berlubang?
d. Bagaimana cara menjaga tambalan agar tetap terjaga?
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gigi berlubang adalah kondisi gigi yang rusak akibat terkikisnya lapisan terluar
gigi . Gigi berlubang merupakan keluhan pada gigi yang umum terjadi, baik pada
orang dewasa maupun anak-anak. Oleh sebab itu, pemeriksaan gigi perlu dilakukan
secara berkala. Gigi berlubang yang tidak segera diatasi dapat berkembang menjadi
semakin besar. Gigi berlubang berawal dari plak yang menempel di gigi. Plak gigi
berasal dari sisa makanan yang mengandung gula dan pati. Asam yang dihasilkan dari
plak kemudian secara perlahan mengikis lapisan terluar gigi. Lama-kelamaan, lubang
pun terbentuk pada gigi.
B. SARAN
Masyarakat harus rajin memperhatikan kesehatan giginya. Ketika gigi mengalami
masalah maka harus datang ke dokter gigi untuk di periksa.. Untuk gigi yang telah
ditambal harus diperhatikan pola makannya. Dan jangan menunda nunda penambalan
ketika sudah terjadi lubang pada giginya.
Daftar Pustaka
Herniyati, H., Prijatmoko, D., & Sulistiyani, S. PENINGKATAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT UNTUK MENCEGAH GIGI BERLUBANG PADA SISWA-
SISWI KELOMPOK BERMAIN AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH JEMBER.
American Dental Association. Dental Fillings Facts.
Cleveland Clinic (2021). Treatments & Procedures. Dental Fillings.