Disusun Oleh :
Wabah campak dan gizi buruk kembali mengancam anak-anak di Papua, 61 anak
dilaporkan meninggal dunia. Saat itu Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan sebuah
tim untuk segera ke lapangan di kabupaten Asmat, Papua, menyelesaikan masalah gizi kronis
yang sejauh ini menimbulkan setidaknya 61 korban jiwa.
Jokowi menyatakan bahwa pemerintah tidak berdiam diri terhadap kejadian luar biasa (KLB)
campak dan gizi buruk yang terjadi di wilayah paling timur Indonesia tersebut tetapi karena
di Suku Asmat Papua medanya sulit dijangkau mengakibatkan adanya hambatan.
medan yang berat menjadi permasalah utama penanganan wabah. "Medan di sana
memang sangat berat. Contoh di Nduga saja. Jalan baru ke Wamena saja 4 hari, ini sama di
Asmat juga sama. Perjalanan ada rawa, di situ harus naik boat 2 sampai 3 jam untuk biaya
ada Rp 3 sampai Rp 4 juta.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta pemerintah daerah setempat berperan aktif
memeriksa dan mengawasi kondisi kesehatan masyarakatnya sehingga penyebaran penyakit
dapat dicegah dengan cepat.
SUMTim terpadu Pemerintah Kabupaten Asmat sudah diterjunkan ke tujuh distrik yang
warganya terkena wabah campak dan gizi buruk pada pekan lalu. Ketujuh distrik adalah
Swator, Aswi, Fayit, Pulau Tiga, Kolf Braza, Jetsy dan Siret.
Steven Langi Steven dari Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, mengatakan, selama lima hari
terakhir tim terpadu mengobati 261 anak penderita campak dan memberikan bantuan
makanan tambahan bagi 10 anak penderita gizi buruk. Tim juga memberikan vaksin campak
untuk 3.831 anak di 34 kampung di tujuh distrik itu.
Sementara itu, Pemkab Asmat membentuk lima tim yang akan memberikan imunisasi bagi
anak balita di 224 kampung di Asmat untuk mencegah KLB campak terulang di masa
mendatang.
Menindaklanjuti jumlah korban jiwa yang semakin melonjak, Direktur Surveilans dan
Karantina Kesehatan Kementerian kesehatan Elizabeth Jane Soepardi menuturkan
Kementerian Kesehatan pula akan menerjunkan tim untuk mengatasi persoalan tersebut.
SDM di sana masih sangat kurang dan diperkirakan hal itu yang memengaruhi anak-
anak banyak tidak diimunisasi. Mewabahnya campak dan kasus gizi buruk yang menimpa
suku Asmat mendapat perhatian banyak pihak.
Minimnya tenaga medis ini diamini oleh Direktur Surveilans dan Karantina
Kesehatan Kementerian kesehatan Elizabeth Jane Soepardi. Maka dari itu, ke depan
Kementerian Kesehatan akan menugaskan tim dari pusat untuk ditugaskan di wilayah
pedalaman."Kami dari Kementerian Kesehatan merencanakan untuk menempatkan tenaga-
tenaga pusat secara bergantian supaya ada kesinambungan. Selama ini kan kita selalu turun,
lalu kembali dan tidak ada yang ditinggal. Ke depan kita merencanakan akan ada tim yang
bergantian disana supaya nyambung terus, sampai tim di daerah mampu," ujarnya.
A.2 Resume Konsep Sehat dan Pendidikan Kesehatan
A.3. Hubungan Teori H.L.Blum dengan Gizi Buruk dan Campak yang
Terjadi di Suku Asmat
Menurut H.L Blum ada 4 faktor yang memengaruhi Kesehatan masyarakat yaitu
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan Kesehatan masyarakat.
1. Lingkungan : lingkungan di Suku Asmat Papua medanya sangat sulit dijangkau
oleh pemerintah, hal itu mengakibatkan penjalaran penyakit campak dari satu
anak ke anak lain sangat cepat dikarenakan keterlambatan penanganan. Selain itu,
penyebab terjadinya gizi buruk yakni ketidaktersedianya lahan pangan di Asmat
dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang.
2. Perilaku : kasus permasalahan kesehatan di Kabupaten Asmat ada kaitannya
dengan kehidupan masyarakat Asmat. Untuk kasus campak, cakupan imunisasi
lengkap sulit untuk dilakukan karena anak-anak yang berusia 6 bulan sudah
dibawa ke hutan sehingga sulit dijangkau oleh petugas kesehatan. Sedangkan
untuk kasus gizi buruk, pola hidup bersih dan sehat masyarakat Asmat tergolong
rendah, sekaligus ketersediaan air bersih masih minim. misalnya ketika air surut,
terjadilah becek. Anak-anak pun bermain di sana, padahal kondisinya kotor.
Setelah itu mereka makan tanpa membersihkan tangan seperti tidak terjadi apa-
apa
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat: Minimnya tenaga kesehatan profesional juga
menjadi salah satu kendala saat menangani KLB campak dan gizi buruk di
Kabupaten Asmat.
4. Genetik : Bentuk fisiologi masyarakat Asmat yang ada genetic kurus jika tidak
mendapatkan penanganan yang tepat akan mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
BAB II
KESIMPULAN
Pamungkas, C. (2018). Building Social Resilience on Asmat People: Social and Cultural
Perspective. Kapata Arkeologi, 111-122.
Herlan, H., Praptantya, D. B., Juliansyah, V., Efriani, E., & Dewantara, J. A. (2020). Konsep Sehat
dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, 9(1), 24-
38.
Hulu, V. T., Pane, H. W., Tasnim, T., Zuhriyatun, F., Munthe, S. A., Hadi, S., ... & Mustar, M.
(2020). Promosi kesehatan masyarakat. Yayasan Kita Menulis.