Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENGETAHUAN NELAYAN TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK

DI NAGARI PASAR LAMA MUARA AIR HAJI, KECAMATAN LINGGO SARI


BAGANTI, KABUPATEN PESISIR SELATAN

1 2 3
Yunarti , Hendrawati , Sri Meiyenti

Abstract

A high level of knowledge in society will increase the level of participation, especially
the participation of health. This impact on cultural behavior of public health,
especially maternal and child health issues have started well. Most of the mothers in
the Pasar Lama Muara Air Haji village already have a system of knowledge that is high
enough on the problem of health care of pregnant women and their children. This is
also supported by the role of midwives and health volunteers help disseminate health
through education programs and integrated health services

Keywords: Knowledge, Pregnant Mother, Child Care, Village

I. PENDAHULUAN kesehatan atau penyakit yang dideritanya.


1. Latar Belakang Masalah Pencarian pengobatan dengan self
treatment maupun upaya mencari tenaga
emakin disadari bahwa budaya tidak kesehatan merupakan upaya manusia

S bisa diabaikan dalam mempengaruhi


status kesehatan masyarakat nelayan.
Karena itu riset tentang budaya kesehatan
mengatasi permasalahannya. Budaya
masyarakat nelayan yang menjadi ciri khas
pola kehidupan, dan yang telah menjadi
masyarakat nelayan dalam upaya tradisi turun temurun, memiliki potensi yang
peningkatan status kesehatan sangatlah besar untuk mempengaruhi kesehatan baik
penting untuk dilakukan. Konsekuensi logis dari sisi negatif maupun positif. Memahami
harus disadari bahwa beranekaragamnya status kesehatan masyarakat berdasarkan
budaya yang ada di wilayah Indonesia budaya merupakan upaya salah satu upaya
terutama di daerah pesisir pantai meningkatkan status kesehatan itu sendiri,
memerlukan pemahaman yang cermat untuk terutama status kesehatan ibu dan anak.
setiap daerah dengan etnis yang ada di Masalah kesehatan ibu dan anak
wilayah tersebut. Pemahaman budaya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial
secara spesifik, dengan menggali kearifan budaya dan lingkungan di dalam
lokal akan dapat digunakan sebagai strategi masyarakat nelayan dimana mereka berada.
upaya kesehatan dengan tepat secara lokal Faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan
spesifik. budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai
Secara obyektif setiap kelompok berbagai pantangan, hubungan sebab-
masyarakat tertentu terutama pada akibat antara makanan dan kondisi sehat-
masyarakat nelayan mempunyai persepsi sakit, kebiasaan, dan pengetahuan tentang
kesehatan (konsep sehat sakit) yang kesehatan, dapat membawa dampak positif
berbeda. Hal ini sangat ditentukan oleh maupun negatif terhadap kesehatan. Hal
kebudayaan masyarakat yang tersebut merupakan potensi dan kendala
bersangkutan. Setiap orang yang terganggu yang perlu digali.
kesehatannya akan mencari jalan untuk Namun demikian, Angka Kematian
menyembuhkan diri dari gangguan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

1
Penulis adalah Dosen tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas
2
Penulis adalah Dosen tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas
3
Penulis adalah Dosen tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas

9|P a g e
di Indonesia masih cukup tinggi jiwa dan 2006 turun menjadi 6 jiwa.
dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Kemudian tahun 2007 kembali meningkat
Survei Demografi Indonesia (SDKI) 2012 menjadi 15 jiwa dari 6439 kelahiran hidup (
memberikan data bahwa AKI 359 per AKI = 233 per 100.000 kelahiran hidup).
100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per Tahun 2008 meningkat menjadi 17 jiwa dari
1000 kelahiran hidup. Berdasar 7510 kelahiran hidup ( AKI = 226 per
kesepakatan global MDGs (Millenium 100.000 kelahiran hidup). Tahun 2009
Development Goal) tahun 2000 diharapkan jumlah kematian ibu sebanyak 12 jiwa
tahun 2015 terjadi penurunan AKI menjadi sedangkan tahun 2010 mengalami
102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB penurunan lagi dengan jumlah kematian ibu
menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. 9 jiwa Berikut jumlah kematian ibu tahun
Berbagai upaya Kesehatan Ibu dan Anak 2006 sampai dengan tahun 2010. Hal ini
(KIA) dilakukan untuk mengatasi perbedaan juga diikuti oleh jumlah Kematian Bayi di
yang sangat besar antara AKI dan AKB di Kab. Pesisir Selatan pada tahun 2002
Negara maju dan di Negara berkembang tercatat 76 jiwa dari 7771 kelahiran hidup
seperti Indonesia. Data Riskesdas 2007 (AKB = 10 per 1000 kelahiran hidup), tahun
menunjukkan prevalensi HT sebesar 31,7%, 2003 tercatat mencapai 101 jiwa dari 7771
Balita stunting 36,8% dan akses sanitasi kelahiran hidup (AKB = 13 per 1000
43%, hal ini menunjukkan bahwa masalah kelahiran hidup), sedangkan pada tahun
kesehatan tidak hanya pada status 2004 memperlihatkan keberhasilan yang
kesehatan ibu dan anak saja, namun signifikan yaitu jumlah kematian bayi turun
termasuk masalah penyakit tidak menular, menjadi 81 jiwa dari 8538 kelahiran hidup
gizi dan PHBS. (AKB = 9 per seribu kelahiran hidup), Tahun
Data Susenas 2007 menunjukkan 2005 jumlah kematian bayi kembali turun
bahwa hanya sekitar 35% penduduk sakit menjadi 74 jiwa dari 7872 kelahiran hidup (9
yang mencari pertolongan ke fasilitas per 1000 kelahiran hidup). Namun pada
pelayanan kesehatan. Tampaknya tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan
penduduk cukup banyak yang tidak yang sangat signifikan jumlah kematian bayi
memanfaatkan fasilitas kesehatan terbukti setelah dilakukan perbaikan sistem
55,4% persalinan terjadi di fasilitas pelaporan dan survey kematian bayi yaitu
kesehatan dan masih banyak yaitu 43,2 107 jiwa tahun 2006 (AKB = 13 per 1000
persen melahirkan di rumah. Dari jumlah ibu kelahiran hidup) dan 203 jiwa tahun 2007
yang melahirkan di rumah 51,9 persen (AKB = 26 per 1000 kelahiran hidup). Tahun
ditolong bidan dan masih ada 40,2 persen 2008 turun lagi menjadi 101 jiwa (AKB = 13
yang ditolong dukun bersalin (Riskesdas per 1000 kelahiran hidup). Hal tersebut
2010). Data Riskesdas 2010 menunjukkan memperlihatkan kondisi kesehatan ibu dan
bahwa setahun sebelum survei, 82,2% anak dianggap cukup mengkhawatirkan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan apabila dilihat dari sudut kematian ibu dan
namun masih ada kesenjangan antara anak.
pedesaan (72,5%) dan perkotaan (91,4%). Hasil penelitian riset etnografi
Masih tingginya pemanfaatan dukun kesehatan tahun 2012 yang dilakukan
bersalin serta keinginan masyarakat untuk Kementerian Kesehatan RI di 12 etnis di
melahirkan di rumah, terkait dengan faktor- Indonesia menunjukkan masalah kesehatan
faktor sosial budaya. ibu dan anak terkait budaya kesehatan
Berdasarkan data statistik dari sangat memprihatinkan. Kepercayaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan tentang hal-hal mistis masih melekat kuat
tahun 2013 bahwa jumlah kematian ibu di pada budaya mereka, antara lain mitos
Kab. Pesisir Selatan dari tahun 2000 s/d bahwa ibu hamil rentan untuk diganggu oleh
2010 cenderung naik turun setiap tahunnya. roh jahat sehingga ibu hamil harus
Tahun 2000 jumlah kematian ibu sebanyak menjalani ritual dan memakai jimat serta
6 jiwa (AKI = 88 per 100.000 kelahiran mematuhi pantangan dan larangan agar
hidup), tahun 2001 meningkat menjadi 13 terhindar dari gangguan roh jahat.
jiwa dan tahun 2002 meningkat mencapai Pantangan mengkonsumsi makanan yang
19 jiwa, namun pada tahun 2003 turun justru mengurangi asupan pemenuhan gizi
menjadi 16 jiwa serta tahun 2004 turun lagi ibu hamil sangat mempengaruhi status gizi
menjadi 10 jiwa, tahun 2005 sebanyak 15 ibu hami.

10 | P a g e
Keharusan untuk tetap bekerja harus berangkat dari masalah dan potensi
keras sampai mendekati persalinan bagi ibu spesifik daerah termasuk di dalamnya sosial
hamil juga sangat membahayakan baik bagi dan budaya setempat. Pemberdayaan
ibu maupun janinnya. Mereka beranggapan masyarakat berbasis pada masyarakat
bahwa ibu yang bekerja keras saat hamil artinya pembangunan kesehatan berbasis
akan memudahkan dan melancarkan pada tata nilai perorangan, keluarga dan
persalinannya. Pilihan utama untuk masyarakat sesuai dengan keragaman
persalinan dilakukan dirumah dan dibantu sosial budaya, kebutuhan permasalahan
oleh dukun karena ibu merasa aman dari serta potensi masyarakat (modal sosial)
gangguan roh jahat serta nyaman karena (Kemenkes RI, 2012).
ditunggui oleh keluarga. Pemotongan tali Indonesia yang terdiri dari ribuan
pusat dengan sembilu (bambu yang pulau besar dan kecil yang dihuni ratusan
ditipiskan dan berfungsi seperti pisau) masih suku bangsa dengan berbagai ragam
banyak digunakan untuk memotong tali budaya telah memberikan suatu kekhasan
pusat bayi yang baru dilahirkan. tersendiri. Perilaku masyarakat khususnya
Ramuan yang berasal dari berbagai masyarakat tradisional tercermin dari
tumbuhan, baik yang diminum maupun yang perilaku mereka memanfaatkan kekayaan
dimasukkan dalam liang vagina, juga intelektual masyarakat lokal berupa
dipercaya dapat mempercepat kesembuhan pengetahuan tradisional mereka dan
dan mengeringkan vagina ibu yang habis keanekaragaman hayati di lingkungannya.
bersalin. Selain itu kebiasaan pijat baik pada Praktek budaya terkait kesehatan tersebut
ibu paska melahirkan mupun pada bayi baru sebagian diklaim oleh orang-orang dengan
lahir juga masih dilaksanakan pada etnis pengetahuan “modern” sebagai salah satu
tertentu. Kepercayaan memandikan bayi penyebab buruknya status kesehatan
yang baru lahir dengan air dingin, di sungai, masyarakat setempat. Sebagai contoh,
danau atau sumber air lain, akan dalam budaya “Sei” dimana bayi yang baru
menjadikan bayi lebih kuat baik fisik maupun lahir ditempatkan dalam rumah yang
mentalnya. dibawahnya diberi pengasapan telah
Pola dasar kesehatan masyarakat menyebabkan tingginya angka kesakitan
tidak terlepas dari masalah sosial budaya. gangguan pernapasan pada bayi baru lahir.
Rencana strategi Kementerian Kesehatan Beberapa kelompok masyarakat di Jawa
tahun 2010-2014 tentang program Gizi dan masih mempunyai kebiasaan memberikan
KIA menyebutkan indikator tercapainya makanan pisang dilumat dengan nasi untuk
sasaran hasil tahun 2014 yaitu persentase diberikan kepada bayi usia dini (kurang 4
pertolongan persalinan oleh tenaga bulan) sehingga bayi mempunyai risiko
kesehatan terlatih sebesar 90% dan terganggu saluran pencernaannya.
kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar Kekayaan budaya Indonesia dari
90% serta persentase balita yang ditimbang berbagai suku bangsa yang tersebar di
berat badannya (jumlah balita seluruh Indonesia telah mewarnai upaya
ditimbang/balita seluruhnya atau D/S) kesehatan. Upaya kesehatan bisa berupa
sebesar 85% (Kemenkes, 2010). pelayanan konvensional maupun tradisional
Luaran yang diharapkan adalah dan komplementer berupa kegiatan
meningkatnya kualitas pelayanan ibu dan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
anak serta pelayanan reproduksi. Untuk Upaya kesehatan diselenggarakan guna
mencapai hal tersebut bukanlah hal mudah. menjamin tercapainya derajat kesehatan
Strategi pembangunan kesehatan seperti masyarakat setinggi-tingginya. Dalam hal
yang tertuang dalam Rencana pelayanan kesehatan meliputi pula
Pengembangan Jangka Panjang Bidang pelayanan kesehatan berbasis masyarakat,
Kesehatan tahun 2005 – 2025 antara lain di dalamnya termasuk pengobatan dan
menyebutkan tentang pemberdayaan cara-cara tradisional yang terjamin
masyarakat. Peran masyarakat dalam keamanan dan khasiatnya.
pembangunan kesehatan semakin penting.
Masalah kesehatan perlu diatasi oleh
masyarakat sendiri dan pemerintah.
Keberhasilan pembangunan kesehatan,
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan

11 | P a g e
2. Perumusan Masalah terpantau tersebut, program kesehatan
dapat dirancang untuk meningkatkan status

M
asalah kesehatan terkait sosial kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
budaya masyarakat nelayan permasalahan lokal spesifik. Dalam proses
menjadi permasalahan yang ini pendekatan budaya merupakan salah
memerlukan suatu kajian lebih mendalam satu cara yang penting dan tidak bisa
dan spesifik di setiap daerah dengan etnis diabaikan.
tertentu. Wujud budaya dapat berupa suatu Dari uraian di atas maka pertanyaan
ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, penelitian adalah bagaimana sistem
dan lain sebagainya, yang sering pengetahuan masyarakat nelayan terhadap
diistilahkan sebagai adat istiadat. Wujud kesehatan ibu dan anak di Nagari Pasar
budaya yang lain berupa sistem sosial yaitu Lama Muara Air Haji, Kecamatan Linggosari
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan?
dalam masyarakat. Wujud budaya bisa pula
berupa bentuk benda atau hal-hal yang 3. Tujuan Penelitian
dapat dilihat, diraba, dan difoto yaitu hasil

P
fisik dari aktifitas, perbuatan dan karya enelitian ini bertujuan untuk
seperti alat sunat, alat penumbuk jamu, dan mengidentifikasi sistem pengetahuan
lain sebagainya. Wujud budaya tersebut masyarakat nelayan terhadap
merefleksikan budaya dan identitas sosial kesehatan ibu dan anak di Nagari Pasar
dari masyarakatnya. Pengembangan atau Lama Muara Air Haji, Kecamatan Linggosari
inovasi dengan pelibatkan sosial budaya Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan.
lokal yang bermanfaat bagi upaya
kesehatan sangat dibutuhkan untuk 4. Metodologi Penelitian
meningkatkan derajat kesehatan

L
masyarakat tersebut melalui suatu intervensi okasi yang dipilih sebagai wilayah
yang dapat diterima oleh masyarakat penelitian adalah di Nagari Pasar
pelakunya. Lama Muara Air Haji, Kecamatan
Mempersiapkan generasi penerus Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir
yang tangguh demi kesejahteraan bangsa Selatan. Lokasi ini dipilih karena berada di
Indonesia adalah tanggung jawab bersama, wilayah pesisir pantai Barat Sumatera yang
dan harus diprioritaskan pemeliharaan memiliki lebih dari 1000 orang nelayan yang
kesehatan sejak dalam kandungan sampai aktif dalam aktivitas perikanan dan kelautan.
remaja. Permasalahan kesehatan seringkali Dalam penelitian ini menggunakan
merupakan masalah kesehatan yang lokal pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
spesifik terkait dengan sosial budaya kualitatif memusatkan perhatian pada
setempat yang perlu digali guna mengetahui prinsip-prinsip umum yang mendasari
permasalahan mendasar sehingga dapat perwujudan satuan-satuan gejala yang ada
segera dilakukan perbaikan atau dalam kehidupan sosial. Dalam penelitian
diberdayakan bagi budaya yang berdampak kualitatif yang dianalisis bukan variabel-
positif bagi kesehatan. Dengan demikian variabel tetapi yang dianalisis dalam kaitan
kekayaan budaya Indonesia yang baik dapat hubungan dengan prinsip-prinsip umum dari
terus dikembangkan, dilestarikan dan satuan-satuan gejala lainnya dengan
dimanfaatkan secara lokal bahkan bila menggunakan budaya masyarakat yang
memungkinkan secara nasional. diteliti dan dari hasil analisis tersebut
Pemahaman tentang budaya dianalisis lagi dengan menggunakan
masyarakat nelayan terkait dengan seperangkat teori yang berlaku (Neuman,
masalah kesehatan sangat penting untuk 2006:149; Rudito, 2008: 78).
diperhatikan sebagai faktor penentu menuju Teknik pengumpulan data yang
keberhasilan program-program kesehatan telah dilakukan adalah menggunakan teknik
yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup observasi partisipasi, wawancara bebas dan
individu maupun masyarakat. Gambaran mendalam dan studi kepustakaan.
tersebut dapat dimanfaatkan para petugas Pemilihan informan dengan situasi sosial
kesehatan untuk mengetahui, mempelajari, tertentu, dengan sendirinya, perlu dilakukan
dan memahami apa yang berlaku di secara purposif (bukan secara acak), yaitu
masyarakat. Berdasar budaya yang sudah atas dasar apa yang diketahui tentang

12 | P a g e
variasi-variasi yang ada atau elemen- II. KAJIAN PUSTAKA
elemen yang ada. Pemilihan informan yang

K
purposif seperti yang dijelaskan di atas, juga esehatan merupakan bagian integral
dikenal istilah dengan teknik snowball dari kebudayaan. Manusia mampu
sampling. Cara ini banyak dipakai ketika melakukan aktifitas kebudayaan jika
peneliti tidak banyak tahu tentang populasi dalam keadaan sehat, sehingga dapat
penelitiannya. Peneliti hanya tahu satu atau dipahami bahwa kesehatan merupakan
dua orang yang berdasarkan penilaiannya elemen penting bagi kebudayaan. Begitu
bisa dijadikan informan. Karena peneliti pula sebaliknya, kebudayaan juga bisa
menginginkan lebih banyak lagi, maka menjadi pedoman masyarakat dalam
peneliti akan minta kepada informan memahami kesehatan. Untuk itu, memahami
pertama untuk menunjukan orang lain yang masalah kesehatan yang ada di masyarakat
kira-kira bisa dijadikan informan. melalui kebudayaan sangat penting
Ada pun kriteria informan dalam dilakukan, karena masalah kesehatan tidak
penelitian ini adalah: pernah lepas dari situasi dan kondisi
– Petugas Kesehatan seperti bidan, masyarakat dan budayanya (Ahimsa,
kader kesehatan 2005:16).
– Tokoh masyarakat seperti wali Sebagai contoh, dalam penelitian
nagari beserta staf pemerintahan “Hambatan Budaya dalam Interaksi Bidan-
nagari. Ibu Hamil: Studi Ketaatan untuk
Data-data yang telah dikumpulkan Meningkatkan Suplemen dan Status Besi di
oleh peneliti termasuk juga catatan Puskesmas Banyuurip, Kabupaten
lapangan dikelompokkan oleh peneliti atas Purworejo, Jawa Tengah” yang dilakukan
dasar aktivitas khusus yang ada dan diteliti. oleh Emiliana Mariyah dan Mohammad
Kemudian dari pengelompokkan data Hakimi (2005:105). Dalam penelitian
tersebut, data-data itu kemudian tersebut Emiliana dan Hakimi (2005:132)
diabstraksikan dan dikaitkan satu dengan menyimpulkan bahwa masih kuatnya sistem
lainnya sebagai satu kesatuan kejadian dan kepercayaan dan praktek pantangan yang
fakta yang terintegrasi. Dari abstraksi dilakukan ibu hamil. Pada saat hamil, secara
tersebut maka akan tampak pranata sosial medis ibu dan bayi memerlukan makanan
yang berlaku di wilayah atau komuniti yang bergizi dan zat besi lebih banyak.
tersebut (Bungin, 2004:60). Dalam Namun dalam praktek, yang terjadi
menganalisis tentunya selalu terkait dengan sebaliknya. Ibu menghindari bahkan
konsep yang telah dipelajari sebelumnya. mengurangi jumlah dan jenis makanan
Sehingga dari hasil analisis akan tampak tertentu yang mengandung gizi tinggi, serta
kesesuaian dari data yang diperolehnya mengabaikan zat besi yang sangat
dengan konsep yang dipelajarinya atau dibutuhkan selama kehamilan, karena
akan berbeda dengan konsep yang berbagai alasan yang berkaitan dengan nilai
dipelajarinya karena masalah sosial akan budaya setempat dan kepercayaan.
selalu berbeda antara satu masyarakat Berdasarkan penjelasan sekilas mengenai
dengan masyarakat lainnya. Setelah itu penelitian tersebut, dapat dipahami bahwa
disusun sesuai dengan kategori-kategori kesehatan mempunyai korelasi yang sangat
dan kemudian disimpulkan. Apabila dalam erat dengan kebudayaan. Untuk itu, perlu
kesimpulan masih menimbulkan keraguan adanya pemahaman mengenai kebudayaan
maka dilakukan pengkategorian ulang untuk memahami kondisi kesehatan suatu
hingga seluruh data yang telah berhasil masyarakat.
dikumpulkan dianggap sesuai dengan tujuan Mengutip pandangan Heddy Shri
penelitian. Temuan di lapangan akan diolah Ahimsa-Putra (2005:16), bahwa dalam
dengan data yang didapat dari literatur dan pandangan para ilmuan sosial budaya,
akan disajikan dalam suatu karya etnografi masalah kesehatan dalam suatu masyarakat
deskriptif. sangat erat kaitannya antara fasilitas
kesehatan, sarana transportasi dan
komunikasi yang ada dalam suatu
masyarakat, dengan kepercayaan, jenis
mata pencaharian serta lingkungan fisik
tempat masyarakat tersebut berada Dilihat

13 | P a g e
dari perspektif ini masalah kesehatan tidak III. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
lagi dapat dipahami dan diatasi hanya 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian
dengan memusatkan perhatian pada
4

N
kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh adalah agari Pasar Lama Muara Air Haji
hasil dari proses interaksi antara unsur- terletak di Kecamatan Linggosari
unsur internal tubuh dengan unsur Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan,
eksternalnya. Kalau para dokter lebih Sumatera Barat. Nagari Pasar Lama Muara
5
banyak memperhatikan unsur-unsur internal, Air Haji terdiri dari 2 jorong , yang terdiri:
para ilmuwan sosial budaya lebih Jorong Kampung Pasar Lama dan Jorong
memperhatikan unsur-unsur eksternal. Kampung Muara Air Haji. Jumlah jorong
Selain mengeksplorasi unsur-unsur yang berada di daerah pesisir sebanyak 1
budaya yang berkaitan dengan kesehatan, buah (45%) dan 1 jorong bukan pesisir
akan di pelajari juga peran pelayanan (55%), dengan jumlah penduduk pesisir
kesehatan konvensional dalam dengan mata pencaharian sebagai nelayan
mempengaruhi perilaku sehat untuk sebanyak 59 KK. Batas wilayah administrasi
meningkatkan status kesehatan melalui Pemerintahan Nagari Pasar Lama Muara Air
tingkat pengetahuan yang dimiliki. Haji adalah:
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, a) Sebelah Utara berbatasan dengan
dan ini terjadi setelah orang melakukan Pemerintah Nagari Punggasan.
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. b) Sebelah Selatan berbatasan dengan
Pengindraan terjadi melalui pancaindra Pemerintah Nagari Air Haji Barat.
manusia, yakni indra penglihatan, c) Sebelah Barat berbatasan dengan
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Samudera Indonesia.
Sebagian besar pengetahuan manusia d) Sebelah Timur berbatasan dengan
diperoleh melalui mata dan telinga Pemerintahan Nagari Air Haji.
(Notoatmodjo, 2007). Secara garis besarnya Nagari Nagari Pasar Lama Muara
dibagi ke dalam 6 tingkat pengetahuan, Air Haji terletak pada 100 52 – 101 7 BT dan
yakni (1) Tahu, (2) Memahami, (3) Aplikasi, 1 49, 53 – 1 Lintang selatan. Nagari ini
(4) Analisis, (5) Sistesis dan (6) Evalusi. memiliki ketinggian dari permukaan laut
Pengetahuan terdiri atas lebih kurang 2,5 m sampai dengan 7 m,
0
kepercayaan tentang kenyataan (reality). suhu udara maksimum 31 C dan suhu
0
Salah satu cara untuk mendapatkan dan minimum 20 C dengan curah hujan dan
memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi jumlah hari hujan pada Oktober 2010 ini
atau dari yang berwenang di masa lalu yang rata-rata 308 m/bulan dan 17 hari/bulan.
umumnya dikenal, seperti aristoteles. Wilayah ini terdiri dari dataran rendah,
Pengetahuan juga mungkin diperoleh dengan tinggi pesisir pantai yang rendah.
berdasarkan pengumuman sekuler atau Penggunaan lahan dan luas wilayah secara
kekuasaan agama, negara, atau gereja. terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Cara lain untuk mendapat pengetahuan
dengan pengamatan dan eksperimen:
metode ilmiah. Pengetahuan juga
diturunkan dengan cara logika secara
tradisional, otoratif atau ilmiah atau
kombinasi dari mereka, dan dapat atau tidak 4
dapat dibuktikan dengan pengamatan dan Nagari sendiri berasal dari bahasa Sansekerta,
pengetesan. Pengetahuan atau kognitif dalam bahasa Indonesia berarti kota (ibu kota),
merupakan dominan yang sangat penting istana dan negara atau kerajaan sehingga
dalam membentuk tindakan seseorang Minangkabau nagari sering disebut dengan
(overt behavior). Dari pengetahuan dan “republik kecil”. Nagari adalah pembagian
penelitian ternyata prilaku yang didasari wilayah administratif di propinsi Sumatera
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada Barat di bawah kecamatan yang dipimpin oleh
prilaku yang tidak didasari oleh seorang wali nagari.
5
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Jorong adalah satu kesatuan di dalam
masyarakat yang tinggal di suatu daerah
tertentu. Setiap jorong memiliki pemimpin
yang disebut wali Jorong yang berada di bawah
pemerintahan nagari.
14 | P a g e
Tabel 1. Penggunaan Lahan dan Luas Wilayah di Pasar Lama Muara Air Haji
Penggunaan Lahan Luas Wilayah Persentase
Perumahan dan Pekarangan 18 Ha 1%
Sawah teririgasi 358 Ha 15%
Sawah tadah hujan 62 Ha 3%
Perkebunan 804 Ha 32%
Hutan Negara 1224 Ha 49%
JUMLAH 2466 Ha 100%
Sumber: Profil Pasar Lama Air Haji, 2013

Berdasarkan penggunaan lahan dan dilakukannya pemekaran terhadap


luas wilayah tersebut diatas menjelaskan Pemerintahan Nagari yang sudah ada
bahwa penggunaan lahan hutan negara dan menjadi beberapa Pemerintahan Nagari
lahan persawahan yang memiliki aliran baru.
irigasi mendominasi luas wilayah di Pasar Lahirnya Pemerintahan Nagari
Lama Muara Air Haji terletak di Kecamatan Pasar Lama Muara Air Haji merupakan
Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir bentuk kebijakan pemerintah daerah untuk
Selatan. Nagari Pasar Lama Muara Air Haji menyikapi aspirasi masyarakat yang
memiliki garis pantai yang cukup panjang menginginkan dimekarkannya Pemerintahan
dan juga memiliki keindahan dari aspek Nagari Air Haji (Pemerintahan Nagari awal)
pemandangan lautnya. menjadi 9 (Sembilan ) Pemerintahan Nagari
yaitu :
a) Pemerintahan Nagari Pemerintahan
3.2 Sejarah Nagari Nagari Air Haji;
b) Pemerintahan Nagari Air Haji

B
erdasarkan hasil wawancara dengan Tenggara:
Bapak Amardi (Sekretaris Nagari) c) Pemerintahan Nagari Pasar Lama
bahwa Nama Nagari Pasar Lama Muara Air Haji;
Muara Air Haji menurut cerita yang d) Pemerintahan Nagarai Air Haji Barat;
berkembang dan diyakini di tengah-tengah e) Pemerintahan Nagari Pasar Bukit Air
masyarakat bahwa menurut sejarah bermula Haji;
dari tapian aie (pinggiran sungai) di hulu f) Pemerintahan Nagari Air Haji Tengah;
Sungai Lubuk Pakih. Di tapian air tersebut, g) Pemerintahan Nagari Rantau
tinggalh seorang yang baik hati bernama Simalenang Air Haji;
“Aji”. Karena tempatnya yang landai serta h) Pemerintahan Nagari Muara Gadang
airnya yang jernih menjadi daya tarik bagi Air Haji;
kebanyakan orang untuk datang dan mandi i) Pemerintahan Nagari Sungai Sirah Air
di tapian itu. Bergitu digemarinya tapian itu, Haji.
masyarakat menamakannya sebutan “Air Atas dasar itulah Pemerintah
Haji”. Karena kemurahan hari si Aji tersebut, Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat
masyarakat diperbolehkan untuk tinggal dan Daerah (DPRD) merespon aspirasi dan
membuat rumah di dekat tapian tersebut keinginan masyarakat Nagari Air Haji
sehingga tapian tersebut menjadi ramai dan dengan melakukan kajian teknis,
berkembang menjadi sebuah administratif dan melalui tahapan
perkampungan yang mereka namakan pembahasan sesuai dengan ketentuan
dengan “Aia Haji”. Seiring dengan perundang-undangan. Suatu penekanan
perubahan zaman, kampung terebut penting yang perlu dipahami bahwa
berkembang menjadi sebuah nagari yang tindakan memekarkan Pemerintahan Nagari
disebut dengan Air Haji. yang sudah ada sebagai wilayah
Seiring dengan itu dinamika penyelenggaraan urusan pemerintahan
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari tidak diikuti dengan melakukan pemekaran
menunjukkan bahwa percepatan pelayanan Kerapatan Adat Nagari (KAN) sebagai
publik yang efektif dan efisien merupakan wilayah kesatuan hukum adat. Pemekaran
kebutuhan bagi masyarakat. Hal ini pemerintahan nagari pada prinsipnya hanya
ditunjukkan dengan munculnya aspirasi melakukan pembagian wilayah
masyarakat yang menghendaki penyelenggaraan urusan pemerintahan

15 | P a g e
guna mempersingkat rentang kendali Nagari baru, yang sebelumnya masuk dalam
pelayanan sehingga diharapkan mampu pemerintahan Nagari Air Haji.
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
mempercepat terwujudnya kesejahteraan 3.3 Keadaan Demografi
masyarakat

B
Berdasarkan Peraturan daerah erdasarkan data kependudukan
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 75 tahun Nagari Pasar Lama Muara Air Haji
2011 tentang pembentukan pemerintahan tahun 2013, jumlah penduduk
nagari Pasar Lama Muara Air Haji di sebanyak 2.798 jiwa orang, dengan
Kecamatan Linggo Sari Baganti yang telah penduduk laki-laki berjumlah 1.349 jiwa dan
disahkan pada tanggal 30 Juni 2011, maka penduduk perempuan 1.449 jiwa orang.
Pemekaran Pemerintahan Nagari adalah Jumlah kepala keluarga (KK) adalah 735.
tindakan memekarkan Pemerintahan Nagari Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi
dari 1 (satu) Pemerintahan Nagari awal penduduk Nagari Pasar Lama Muara Air
menjadi 2(dua) atau lebih Pemerintahan Haji berdasarkan tingkat umur dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2. Komposisi Penduduk dan Tingkat Umur di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji
Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Uraian Jumlah
1 Kependudukan
A.Jumlah Penduduk (Jiwa) 2.798
B. Jumlah KK 735
C. Jumlah laki-laki 1.349
a. 0 – 15 tahun 275
b. 16 – 59 tahun 839
c. Diatas 60 tahun 235
D. Jumlah perempuan 1.449
a. 0 – 15 tahun 280
b. 16 – 59 tahun 954
c. Diatas 60 tahun 215
Sumber: Profil Pasar Lama Muaro Air Haji, 2013

Berdasarkan hasil wawancara seperti kebutuhan sandang, pangan dan


diperoleh bahwa jumlah penduduk papan maupun kebutuhan sekunder seperti
terbanyak di Nagari Pasar Lama Muara Air kebutuhan pendukung lainnya sangat
Haji yang dikategorikan pada usia produktif diperlukan mata pencaharian untuk
berada pada tingkat umur antara 20 tahun mencapai usaha tersebut. Dalam
hingga 50 tahun. Hal tersebut terkait erat pemenuhan kebutuhan tersebut, di dalam
dengan berbagai pekerjaan yang ditekuni masyarakat mempunyai mata pencaharian
oleh masyarakat di Nagari Pasar Lama yang beragam/bervariasi. Demikian juga
Muara Air Haji. dengan masyarakat Nagari Pasar Lama
Muara Air Haji yang memiliki beragam mata
3.3.1 Mata Pencaharian pencaharian. Berikut ini data mengenai
persentase penduduk berdasarkan variasi

D
alam pemenuhan kebutuhan hidup mata pencaharian di Nagari Pasar Lama
masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji.
Muara Air Haji, baik kebutuhan dasar

16 | P a g e
Tabel 3. Jumlah Penduduk Nagari Pasar Lama Muara Air Haji
Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah %
1 Petani 44 5
2 Buruh 245 29
3 Nelayan 59 7
4 Pedagang 40 5
5 Jasa 15 2
6 PNS/ABRI 20 2
7 Tidak Bekerja 421 50
JUMLAH 844 100
Sumber: Profil Pasar Lama Air Haji, 2013

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan 3.3.2 Tingkat Pendidikan


bahwa sebagian besar penduduk di Nagari

P
Pasar Lama Muara Air Haji bermata endidikan merupakan kebutuhan
pencaharian sebagai petani, buruh dan utama masyarakat di Nagari Pasar
nelayan, terutama nelayan buruh sebanyak Lama Muara Air Haji sebagai usaha
59 (7%). Di samping, persentase untuk menambah ilmu pengetahuan mereka
masyarakat yang tidak bekerja di nagari dan juga mengangkat pada derajat yang
tersebut cukup tinggi (50%). Hal ini lebih tinggi. Kesadaran masyarakat di
menyebabkan wilayah ini rawan terhadap Nagari Pasar Lama Muara Air Haji terhadap
tindakan kriminal dan tingkat keamanan pentingnya pendidikan cukup tinggi dimana
rendah. Kondisi ini juga diperkuat dengan sebagian besar masyarakatnya sudah
wilayah yang merupakan lintas jalan yang mengenyam pendidikan padan tingkat SMP
menghubungkan antara propinsi Sumatera dan SMA. Meskipun demikian, sebagian
Barat dengan propinsi Bengkulu. masyarakatnya juga ada yang menamatkan
pendidikan hanya pada tingkat SD. Hal
tersebut dapat dilihat pada data tingkat
pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air
Haji berikut ini:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Nagari Pasar Lama Muara Air Haji


Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 Tidak Tamat SD 230 25
2 SD/Sederajat 350 39
3 SMP/Sederajat 166 18
4 SMA/Sederajat 145 17
5 Akademi/Perguruan Tinggi 12 1
JUMLAH 903 100
Sumber: Profil Pasar Lama Air Haji, 2013

Berdasarkan data tersebut diatas pendidikan SD dikarenakan faktor ekonomi


menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di dan kesempatan.
Nagari Pasar Lama Muara Air Haji terbilang Hasil pembangunan di bidang
masih rendah. Hal tersebut diperlihatkan pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air
melalui jumlah penduduk yang telah Haji masih belum mengembirakan. Akses
menamatkan pendidikan sebagian besar masyarakat terhadap pendidikan masih
adalah tamat SD (39%), diikuti SMP (18%) belum mencapai target yang diinginkan.
dan SMA (17%) dan perguruan tinggi Pada 2007, akses pendidikan bagi anak
sebanyak 12 (1%). Meskipun demikian, usia sekolah dasar dan lanjutan pertama
diperoleh juga terdapat penduduk yang tidak (umur 7-15 tahun) baru mencapai sekitar
menamatkan pendidikan SD (25%). Pada 50%. Dengan demikian masih terdapat 13%
umumnya, mereka yang tidak menamatkan anak usia sekolah lanjutan pertama di
daerah ini yang belum mendapat
17 | P a g e
pendidikan. Hal ini disebabkan antara lain tertinggal dibandingkan daerah lain di
karena sarana pendidikan relatif jauh dari Sumatera Barat. Hal ini disebabkan oleh,
kampung; beban ekonomis sekolah yang antara lain, rendahnya kompetensi guru,
semakin berat; dan kondisi ekonomi kurangnya fasilitas pembelajaran, dan
keluarga rendahnya partisipasi orang tua terhadap
yang semakin susah. Tingkat kemampuan pendidikan anak-anaknya.
tulis baca masyarakat juga masih belum Untuk menunjang aktivitas
memuaskan. Pada 2013, angka melek huruf pendidikan masyarakat di Nagari Pasar
orang dewasa (umur 15 tahun ke atas) di Lama Muara Air Haji sangat dibutuhkan
Pesisir Selatan sekitar 91,2%. Artinya, pada sarana dan prasarana agar tujuan
kalangan penduduk dewasa di nagari ini pendidikan dapat tercapai. Adapun sarana
masih terdapat sebesar 8,8% yang belum pendidikan yang terdapat di Nagari Pasar
bisa tulis baca huruf latin. Di samping itu, Lama Muara Air Haji dapat dilihat pada tabel
mutu pendidikan ternyata juga masih berikut ini:

Tabel 5. Sarana Pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji


No. Sarana Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-Kanak (TK) 1
2 Sekolah Dasar (SD) 2
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) -
4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 1
5 Akademi/Perguruan Tinggi -
JUMLAH 4
Sumber: Profil Pasar Lama Air Haji, 2013

Berdasarkan tabel diatas 3.4 Pola Pemukiman Nagari Pasar Lama


menunjukkan bahwa jumlah sarana Muara Air Haji
pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air

P
Haji kurang memadai dengan tersedianya ola pemukiman adalah wujud dari
sarana pendidikan SD dan SMA. Hal bentuk pemukiman pada suatu
tersebut memperlihatkan tingkat pendidikan daerah yang meliputi pola letak
masyarakat belum merata dan terbilang tempat tinggan dan bentuk rumah di
masih rendah dikarenakan fasilitas pemukiman tersebut. Pola letak pemukiman
pendidikan kurang memadai. di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji tidak
berbeda jauh dengan pola pemukiman
3.3.3 Sarana Pelayanan wilayah pesisir di daerah lain, dimana
Kesehatan rumah-rumah membentang sepanjang

K
ondisi sarana pelayanan kesehatan di pantai di pesisir pantai Air Haji.
Nagari Pasar Lama Muara Air Haji Pola pemukiman Nagari Pasar
dianggap cukup memadai. Dengan Lama Muara Air Haji yang mengikuti garis
fasilitas Puskesmas dan Pustu sebanyak 1 pantai dimulai dari Jorong Kampung Muara
unit, masyarakat terutama para ibu Air Haji, kemudian dilanjutkan menuju
menggunakan pelayanan kesehatan Di Jorong Kampung Pasar Lama. Untuk
nagari Pasar Lama Muara Air Haji, biasanya menuju Nagari tersebut, dapat ditempuh
ibu-ibu antusias mengikuti kegiatan dengan kendaraan beroda dua dan empat
posyandu. Sejak ada bidan di nagari ini, dengan sarana jalan yang cukup baik
tidak ada lagi ibu-ibu melahirkan anak sehingga dapat ditempuh selama 4 jam
meninggal. Adanya lembaga kesehatan perjalanan dari ibu kota Sumatera Barat,
berupa Polindes membuat kesehatan warga yaitu kota Padang.
nagari ini meningkat. Polindes tidak saja Kepemilikan rumah yang berada di
tempat pelayanan bagi ibu hamil dan sekitar pantai adalah sebagian besar dimiliki
bersalin, tetapi juga sebagai sarana untuk oleh rumah tangga nelayan buruh dan juga
pelayanan kesehatan secara umum bagi pedagang ikan berskala kecil. Pada
warga nagari ini. umumnya, bentuk rumah di Nagari Pasar
Lama Muara Air Haji, terutama kampung-
kampung di sekitar pantai terdiri dari rumah

18 | P a g e
tidak permanen dan semi permanen dan kepada Hukum Adat Minangkabau yang
hanya beberapa rumah saja yang mengenal tanah pusako dan ulayat (nagari),
permanen, yaitu sekitar 5-10 rumah. Untuk dengan kepemimpinan adat tungku tigo
rumah-rumah yang berada di sekitar jalan sajarangan (ninik mamak, ulama dan cerdik
utama yang menghubungkan antar jorong di pandai). Pada masa kolonial, daerah ini juga
Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, pernah didiami oleh etnis non-Minangkabau
keadaannya lebih baik dari rumah yang ada seperti Cina, Jawa, Bugis, Batak, Aceh dan
di dekat pantai. Biasanya rumah-rumah di Muko-muko. Pada umumnya mereka telah
wilayah ini dihuni oleh pedagang ikan membaur dengan kehidupan sosial budaya
dengan skala yang lebih besar dibandingkan orang Minangkabau. Namun, sekarang tidak
dengan pedagang yang ada di pinggir lagi etnis Cina yang menjadi Masyarakat di
pantai. Nagari Pasar Lama Muara Air Haji.
Berdasarkan observasi (melalui Partisipasi dalam pembangunan di
pengamatan), terdapat beberapa rumah di daerah ini sangat tinggi. Hampir semua
pemukiman sekitar wilayah pantai (5-10 sarana dan prasarana publik dibangun di
rumah) yang dihuni oleh para nelayan yang atas tanah adat yang diserahkan oleh
tidak layak untuk menjadi tempat tinggal. masyarakat hukum adat baik tanah pusako
Rumah mereka hanya beralaskan pasir maupun tanah ulayat nagari. Potensi ini bisa
pantai dan berdindingkan kayu dan juga menjadi keunggulan bagi daerah ini dalam
atapnya terbuat dari seng yang sudah pengadaan tanah untuk pembangunan.
berkarat dan berlubang. Sebagaimana lazimnya orang Minang,
Di sekitar pemukiman nelayan, masyarakat Pesisir Selatan juga terkenal
terdapat 2-4 warung makanan yang selalu dengan budaya lisan. Hal ini melahirkan
dipenuhi oleh para nelayan buruh, terutama jenis kesenian anak nagari yang populer di
sekali ketika mereka sudah selesai daerah ini yaitu kesenian lisan Rabab
melaksanakan aktivitas penangkapan ikan Pasisie yang menggunakan biola dan
seperti memukat dan juga pada saat nyanyian vokal. Sementara itu, seni bela diri
terjadinya badai (cuaca tidak baik). Aktivitas Pencak Silat juga berkembang baik di
yang biasa mereka lakukan adalah daerah ini.
berdiskusi tentang aktivitas penangkapan
ikan, bermain domino/kartu dan hanya 3.6 Masalah Kesehatan: Proses
sekedar minum kopi. Kehamilan dan Melahirkan

P
3.5 Aktivitas Sosial Budaya Masyarakat ermasalahan utama yang saat ini
masih dihadapi berkaitan dengan

M
asyarakat di Nagari Pasar Lama kesehatan ibu di Indonesia adalah
Muara Air Haji hampir seluruhnya masih tingginya angka kematian ibu yang
beragama Islam, hanya 0,01% saja berhubungan dengan persalinan. Perawatan
yang non-muslim. Dengan demikian, kehamilan merupakan salah satu faktor
ketersediaan sarana dan prasarana ibadah, yang amat perlu diperhatikan untuk
masjid dan mushalla, menjadi keharusan mencegah terjadinya komplikasi dan
untuk kenyamanan mereka dalam kematian ketika persalinan, disamping itu
menjalankan ibadah. juga untuk menjaga pertumbuhan dan
Sebagai orang Minangkabau yang kesehatan janin. Memahami perilaku
menganut sistem matrilineal, Masyarakat di perawatan kehamilan (ante natal care)
Nagari Pasar Lama Muara Air Haji pada adalah penting untuk mengetahui dampak
umumnya berasal dari Kabupaten Solok dan kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Di
Solok Selatan, seperti Muaralabuh, kalangan masyarakat, masih banyak ibu-ibu
Muaropaneh, Koto Anau, Sungai Pagu, yang menganggap kehamilan sebagai hal
Alahan Panjang, Lubuk Sikarah, Lubuk yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka
Gadang dan sebagainya. Oleh karena itu, merasa tidak perlu memeriksakan dirinya
secara sosial budaya penduduk daerah ini secara rutin ke bidan ataupun dokter.
masih mempunyai hubungan dengan Masih banyaknya ibu-ibu yang
beberapa nagari di Solok dan Solok Selatan. kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
Oleh karena itu, sistem pemilikan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya
dan penguasaan tanah di daerah ini tunduk faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin

19 | P a g e
dialami oleh mereka. Resiko ini baru dari bidan dan tidak banyak mendapat
diketahui pada saat persalinan yang sering pengetahuan tentang kehamilannya dari
kali karena kasusnya sudah terlambat dapat dukun beranak. Menurut salah satu
membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini informan yang berhasil diwawancarai, saat
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya ini tidak ada lagi dukun beranak di nagari
tingkat pendidikan dan kurangnya informasi tersebut. Hampir semua ibu hamil
Permasalahan lain yang cukup besar memeriksakan kehamilannya ke bidan atau
pengaruhnya pada kehamilan adalah polindes. Akan tetapi, tetapi informan dan
masalah gizi. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu hamil lainnya di nagari itu melakukan
adanya kepercayaan-kepercayaan dan pengurutan kehamilannya yang tujuannya
pantangan- pantangan terhadap beberapa untuk memperbaiki letak janin agar mudah
makanan. Sementara, kegiatan mereka melahirkan.
sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi
dengan pantangan-pantangan terhadap 3.7 Masalah Kesehatan Anak: Perawatan
beberapa makanan yang sebenamya sangat Anak
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu ebagian besar informan yang berhasil
dan janin. Tidak heran kalau anemia dan
kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi
terutama di daerah pedesaan.
S diwawancarai mengakui
semua anaknya sejak bayi hingga
bahwa

balita selalu dibawa ke Posyandu. Semua


Memasuki masa persalinan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap,
merupakan suatu periode yang kritis bagi dan menurut pengakuan informan tidak ada
para ibu hamil karena segala kemungkinan masalah dengan imunisasi pada anak-
dapat terjadi sebelum berakhir dengan anaknya dan malah mereka jarang sakit.
selamat atau dengan kematian. Sejumlah Di nagari Pasar Lama Muara Air
faktor memandirikan peranan dalam proses Haji, biasanya ibu-ibu antusias mengikuti
ini, mulai dari ada tidaknya faktor resiko kegiatan posyandu. Kegiatan Posyandu
kesehatan ibu, pemilihan penolong dihadiri lebih kurang 50 keluarga setiap
persalinan, keterjangkauan dan bulannya. Ibu-ibu akan rajin datang apabila
ketersediaan pelayanan kesehatan, ada adanya program PKH (Pendidikan
kemampuan penolong persalinan sampai Keluarga harapan. Program ini berupa
sikap keluarga dalam menghadapi keadaan bantuan dana pendidikan yang masing-
gawat. masing keluarga tidak sama jumlahnya.
Berdasarkan hasil penelitian Besar dana yang diterima berdasarkan
diketahui bahwa pemeriksaan hamil dan jumlah anak yang sekolah, rata-rata berkisar
melahirkan oleh informan dilakukan pada Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per keluarga.
bidan. Setiap kehamilan seorang Mereka terima 4x dalam satu tahun.
perempuan melakukan pemeriksaan Program ini telah berjalan sejak tahun 2007.
sebanyak 4x. Salah satu informan pernah Selain itu, peran kader Posyandu
mengalami keguguran pada hamil ke 4, juga gigih mengajak ibu-ibu untuk mengikuti
dimana menurut informan, masalah kegiatan tersebut. Malah tidak jarang kader
keguguran dikarenakan demam tasapo. Posyandu menjemput iibu-ibu yang tidak
Biasanya waktu usia kehimilannya telah datang membawa bayi dan balitanya ke
memasuki usia 3 bulan. Tak lama setelah kegiatan Posyandu. Sebagai kader
keguguran informan akan hamil lagi. Tetapi Posyandu sebagai salah seorang informan,
janin yang dikandungnya itu tidak sehat sebenarnya informan tidak mendapatkan
sehingga meninggal di dalam kandungan bayaran honor yang layak. Ia mengatakan
ketika itu usia kehamilannya sudah 8 bulan. memperoleh honor sebanyak Rp 25 ribu
Menurut salah satu informan bahwa pada setiap satu bulan yang ia terima pertiga
masuk bulan ke 8 perutnya mengalami bulan. Namun, ia mengatakan ia senang
penyusutan. Setelah diperiksa ke bidan melakukan pekerjaannya tersebut.
ternyata kata bidan bayinya sudah Ketika kegiatan di Posyandu
meninggal. Pada waktu melahirkan itu ia berlangsung diperoleh anak-anak yang
mengalami pendarahan selama semalaman. mengalami gizi kurang tetapi tidak banyak,
Dalam perawatan kehamilan, yakni sebanyak 3 balita yang berasal dari 2
informan banyak memperoleh pengetahuan keluarga. Satu dari keluarga ini memiliki

20 | P a g e
anak kembar dan anak kembar tersebut Walaupun pelayanan kesehatan
tercatat sebagai anak yang mengalami gizi modern sudah menjadi bagian kehidupan
kurang. masyarakat ini dalam merawat kesehatan
Kematian anak tidak ditemukan di mereka. Akan tetapi, mereka tetap masih
nagari ini sekarang. Sejak ada bidan di mneggunakan pengobatan tradisonal dalam
nagari ini kira-kira sejak 22 tahun lalu, tidak mengobati penyakit-penyakit tertentu,
ada lagi ibu-ibu melahirkan anak meninggal. terutama penyakit yang etiologinya berasal
Adanya lembaga kesehatan berupa dari supra natural. Seperti yang dikatakan
Polindes membuat kesehatan warga nagari informan yaitu penyakit tasapo. Maka untuk
ini meningkat. Polindes tidak saja tempat penyakit ini mereka menggunakan ramuan
pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin, tetapi yang berasal dari daun pohon jua.
juga sebagai sarana untuk pelayanan
kesehatan secara umum bagi warga nagari
ini. Di Polindes masyarakat berobat tidak IV. KESIMPULAN DAN SARAN
membayar jika mereka berobat sebelum jam 1. Kesimpulan
12 siang. Lewat dari jam tersebut baru

D
mereka, tetapi masyarakat tidak keberatan ari penelitian ini dapat disimpulkan
karena bayarannya masih terjangkau oleh bahwa tingkat pengetahuan para ibu
mereka. dalam masalah kesehatan ibu dan
Menurut keterangan informan sejak anak sudah cukup tinggi. Tingginya tingkat
bidan desa sudah dikenal masyarakat tidak pengetahuan dan didukung oleh tingkat
ada lagi ibu-ibu hamil yang melahirkan ke partisipasi mereka berkaitan dengan peran
dukun. Sekarang ini dukun beranak tidak para bidan dan kader kesehatan yang ada di
ditemukan lagi di nagari ini. Namun begitu Posyandu-Posyandu. Perilaku kesehatan
masih ada ibu-ibu hamil yang melakukan masyarakat terutama perawatan kehamilan
perawatan kehamilan ke dukun, yaitu dukun ibu dan perawatan anak sudah mulai baik.
urut. Mereka mengurut kandungannya Sebagian besar para ibu di nagari Pasar
dengan tujuan untuk memperbaiki letak Lama Muara Air Haji sudah merawat
janin agar mudah melahirkan. Biasanya kehamilan seperti yang dianjurkan
mereka melakukan itu ketika sudah mau kesehatan modern melalui pendidikan yang
melahirkan. diberikan bidan desa dan bantuan kader
kesehatan.
3.8 Perilaku Masyarakat terhadap Sebagian besar ibu-ibu di Nagari
Kesehatan Pasar Lama Muara Air Haji tidak ada lagi
yang melahirkan ke dukun. Mereka hanya
pergi ke dukun urut untuk mengurut

P
erilaku masyarakat berkaitan dengan
kesehatan terutama untuk perawatan kandungannya dengan tujuan untuk
kehamilan dan mengobati penyakit memperbaiki letak janin agar mudah
yang di derita sudah mulai baik. Sebagian melahirkan. Dengan kondisi pelayanan
besar para ibu di nagari Pasar Lama Muara kesehatan yang sudah modern sebagai
Air Haji sudah merawat kehamilan seperti bagian kehidupan kesehatan masyarakat ini
yang dianjurkan kesehatan modern melalui dalam merawat kesehatan mereka. Akan
pendidikan yang diberikan bidan desa. tetapi, pengobatan tradisional masih
Begitu juga dengan persalinan yang telah dianggap diperlukan terutama mengobati
mereka lakukan di bidan atau rumah sakit. penyakit-penyakit tertentu, terutama
Akan tetapi, masih ditemukan perilaku penyakit yang berbau supranatural, seperti
kesehatan yang masih kurang baik, seperti penyakit tasapo. Hal tersebut dipastikan
penggunaan air bersih masih menggunakan memerlukan peran seorang dukun
sumur gali dan air sungai. Kemudian buang tradisional. .
air besar masih ada yang melakukannya di
tepi pantai. Demikian juga dalam hal
membuang sampah, menurut informan 2. Saran
masyarakatnya membuang sampah ke a. Semua pihak terutama keluarga
pinggir pantai. Hal ini tentu bukan suatu baik diharapkan berpartisipasi untuk
karena dapat mencemari laut bila sampah meningkatkan upaya pencegahan
terbawa ombak ke dalam laut. terjadinya kematian pada ibu hamil

21 | P a g e
dan memperhatikan kondisi anak melibatkan perawat kesehatan
melalui asupan gizinya, diantaranya komunitas.
dengan pembinaan dan c. Selain itu perlu dilakukan diseminasi
pemberdayaan keluarga yang informasi tentang gizi untuk
memiliki resiko gizi kurang pada meningkatkan pengetahuan
anak. keluarga khususnya ibu tentang
b. Pemberdayaan dan pembinaan asupan nutrisi, cara pengolahan dan
keluarga ini dapat dilakukan oleh pemilihan bahan makanan yang
Puskesmas setempat dengan baik pada anak.

Daftar Pustaka

Ahimsa, 2005. “Kesehatan dalam Perspektif Ilmu Sosial Budaya” dalam Masalah
Kesehatan dalam Kajian Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta: Kepel Press.
Bungin, Burhan, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif:Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Badan Pusat Statistika, 2012 Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
Badan Pusat Statistika, Macro International, Bappenas.
Badan Pusat Statistika, 2010. “Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat
Statistika.
Danim, Sudarwan, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.
Emzir, 2011. “Metodologi Penelitian Kualitatif; Analisis Data”. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Faisal Sanapiah, 1990. “Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar dan Aplikasi”. Malang: YA3
Kemenkes RI, 2010. “Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007”. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes RI, 2010. “Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta: Badan
Litbang Kesehatan.
Kemenkes RI, 2012. “Sistem Kesehatan Nasional”. Jakarta
Kemkes RI, 2010. “Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-1014”. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Koentjaraningrat, 1979. “Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mariyah, Emiliana, dkk, 2005. “Hambatan Budaya dalam Interakasi Bidan – Ibu Hamil; Studi
Ketaatan untuk Meningkatkan Suplemen dan Status Besi di Puskesmas
Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah” dalam Masalah Kesehatan
dalam Kajian Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta: Kepel Press.
Moleong, Lexy, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Neuman, W. Lawrence, 2006, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
th
Approaches 6 Edition, US: Pearson International Edition
Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Ratna, Nyoman Kutha, 2010. “Metodologi Penelitian; Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rudito, Bambang dan Melia Famiola, 2008, Social Mapping (Metode Pemetaan Sosial):
Teknik Memahami Suatu Masyarakat atau Komuniti, Bandung: Rekayasa Sains.

Internet

http://iannnews.com/ensiklopedia.php?page=budaya&prov=3&id=315 diakses pada tanggal


16 Februari 2012, pukul 13.10 WIB

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai