Anda di halaman 1dari 10

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU
SEHAT DALAM
KEHAMI LAN, PERSALI NAN, NI
, BAYI , BALI
FAS
TA, DAN
KB/ KR

DOSEN PENGAMPU:
ASKRENING,SKM,M.Kes
kELOMPOk
1:
NUNING FITRI
AGISTA RUSTIYANINGSIH
P00324023001 P00324023040

RIZKA
FITRIANA
P0 0 3240 230 20

FITRI UFAIRA NADHIFA


P00324023029
UTARI P00324023010
ALWI
LATAR
BELAKANG
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibunifas,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak
prasekolah sehat.Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi masalah pelik
yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif.
Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali belum bisa
dikatakanmenggembirakan.Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2002/2003 angkakematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307 per
100 ribu kelahiran. Tingginyaangka kematian ibu dan bayi sebesar 307 per 100 ribu
kelahiran hidup, menjadi salah satuindikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
A.AsPEk sOsIAL BUDAYA
PERILAkU kEsEhATAN sELAMA
MEMENgARUhI
kEhAMILAN

Aspek sosial budaya memiliki peran yang signifikan dalam membentuk perilaku
kesehatan selama kehamilan di Indonesia. Di berbagai daerah di Indonesia,
terdapat kepercayaan tradisional yang mengatur pola makan ibu hamil, misalnya
pantangan m akanan tertentu atau anjuran untuk mengonsumsi makanan
tertentu yang diyakini meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Hal ini
memengaruhi pilihan makanan ibu hamil dan bisa berdampak pada
ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan.
B. PENgARUh AsPEk sOsI AL BUDAYA
DALAM PROsEs PERsALINAN DAN
MAsA NIFAs

Fakta di berbagai kalangan masyarakat indonesia,


masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamil adalah
hal yang biasa, alamiah dan kodrat. Mereka merasa
tidak perlu memeriksankan dirinya secara rutin ke bidan
ataupun dokter.
Hal ini di sebebkan oleh rendahnya tingkat pendidikan
dan kurangnya informasi. Berdasarkan survei rumah
tangga (SKRT) pada tahun 1986, angka kematian ibu
maternal berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup atau
lebi 20.000 kematian pertahunnya. Selain menimbulkan
kematian, ada penyebab lain yang dapat menambah
resiko terjadinya kematian yaitu Anemia gizi pada ibu hamil,
dengan Hb kurang dari 11gr%
C. TRADI sI DAN NI LAI BUDAYA
MEMENgARUhI
YANg PERAwATAN
BAYI DAN BALI TA

Pentingnya Perawatan Bayi Baru


Lahir Pemberian ASI Eksklusif
Perawatan Kelembutan dan
Kehangatan
Pentingnya Informasi dan
Pendidikan Kesehatan
D.SIsTEM DUkUNgAN sOsIAL YANg MEMENgARUhI
PENggUNAAN kONTRAsEPsI
kEPUTUsAN ATAU kELUARgA
BERENcANA

Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah tingginya pertumbuhan


penduduk dari tahun ke tahun. Pengendalian jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk diarahkan pada peningkatan pelayanan
Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Metode kontrasepsi
yang efektif digunakan untuk mengurangi angka kelahiran ialah metode
kontrasepsi yang berguna untuk. menjarangkan kehamilan dalam jangka
waktu 5 sampai 10 tahun. Namun, tercapainya program Keluarga
Berencana tidak terlepas dari adanya dukungan sosial. Dukungan sosial
adalah suatu dukungan dari orang lain atau kelompok lain yang dapat
menyebabkan adanya suatu perubahan perilaku.
E. I MPLI kAsI DARI
BUDAYA
FAkTOR-TERhADAP
FAkTOR UPAYA
sOsI A L
kEsE ATANREPRODUksI DI
PENINgkATAN
h MAsYARAkAT

1 Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan


.
yang Tepa Penguatan Dukungan Sosial
2
Penyesuaian Program Kesehatan
.
4. Akses dan Pelayanan Kesehatan yang
3 Inklusif
.
5. Kolaborasi dan Keterlibatan
Komunitas
kEsIMPULAN

Aspek sosial budaya memiliki peran gnifikan dalam


yang si perilaku sehat pada berbagai tahap kehidupan, mulai
mempengaruhi
dari kehamilan hingga program keluarga berencana. Faktor-faktor
seperti norma budaya, aksesibilitas layanan kesehatan, pendidikan,
dan dukungan sosial memainkan peran penting dalam menentukan
tingkat keberhasilan dan kesejahteraan dalam bidang kesehatan
reproduksi.
Oleh karena itu, implementasi intervensi yang memperhatikan
konteks
sosial budaya akan menjadi kunci dalam meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat dalam hal kehamilan, persalinan,
perawatan bayi, balita, dan program keluarga berencana.
ThANk
YOU

Anda mungkin juga menyukai