Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia
sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di
masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Ketika seorang ibu
melahirkan, ia akan mencari dan mendapatkan bantuan atau pertolongan orang lain,
untuk melahirkan bayi yang ditolongnya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa hamil, Persalinan dan Sasudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan seksual.
Bidan adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak. Memiliki kemampuan untuk
merawat ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan anak balita. Bidan di Indonesia
harus meningkatkan mutu pelayanan profesinya melalui Pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya. Sejarah Pendidikan Bidan di Indonesia dimulai pada
tahun 1850 oleh seorang dokter militer Belanda, dan semenjak itu berbagai program
pendidikan bidan terus berkembang hingga saat ini. Pada tahun 1996, status bidan di
desa berubah menjadi pegawai tidak tetap dengan kontrak selama tiga tahun.
Pelayanan kebidanan juga menjadi pendukung terhadap faktor peningkatan kesehatan
ibu, anak dan keluarga.
Sampai sekarang bidan menjadi profesi yang penting di tengah masyarakat,
terutama untuk ibu hamil, anak, maupun keluarga. Hal ini dapat dilihat dengan
persebaran bidan sampai ke pelosok negeri, sehingga memudahkan masyarakat yang
tinggal di daerah dan jauh dari fasilitas kesehatan. Dulu pelayanan bidan diarahkann
pada individu, keluarga dan masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 1952, dilanjutkan
dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang bernama Balai Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA). Kemudian pada tahun 1960, pemerintah melaksanakan program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dijadikan layanan bidan di puskesmas dan pada
tahun 1974, Keluarga Berencana (KB) dikembangkan secara nasional. Pada masa itu
bidan diizinkan untuk memberikan pelayanan KB dengan metode sederhana, seperti
suntik KB, pil, implant dan IUD. Pada tahun 1990, berkembang program KIA yang
diarahkan pada keselamatan keluarga dan pelayanan bidan yang berkaitan dengan
peran Wanita dalam mewujudkan kesehatan keluarga.
Titik tolak Konfrensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994,
menekankan pada kesehatan reproduksi, memperluas wilayah pelayanan kesehatan
bidan, meliputi safe motherhood, termasuk BBL dan perawatan abortus, KB, PMS,
dan Kesehatan reproduksi remaja. Kemampuan dan kewenangan yang diberikan
sesuai dengan Permenkes, yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman. Bidan melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya berdasarkan
pada perubahan menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat yang mengatur
tentang Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan yaitu Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, namun implementasi
kebijakan ini belum dapat berjalan secara maksimal karena masih adanya keterbatasan
sumber daya manusia yang disediakan dan anggaran untuk pelatihan masih terbatas.
Pelaksanaan kebijakan dipengaruhi oleh faktor politik, faktor ekonomi, dan konteks
desentralisasi. Pelaksanaan kebijakan melibatkan sosialisasi, perencanaan, dan
evaluasi kegiatan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi untuk memastikan tujuan
kebijakan tercapai.
Adanya organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Indonesia membuat
perkembangan yang sangat signifikan terhadap perkembangan bidan, terutama
pemerataan bidan di seluruh pelosok Indonesia dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini untuk meningkatkan sumber daya tenaga
kesehatan yang tersedia.
Perkembangan bidan dan kebidanan di Indonesia dan di negara lain telah
mengalami kemajuan yang signifikan dari setiap masa. Perubahan ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial
budaya masyarakat. Di beberapa negara maju, bidan memiliki peran yang sangat
penting dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, Bidan memiliki peran penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak serrta dalam promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
Agenda prioritas pembangunan jangka menengah tahun 2020-2024 di bidang
kesehatan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan
primer dengan peningkatan upaya promotif dan preventif, yang didukung dengan
inovasi dan pemanfaatan teknologi. Pelayanan kesehatan bagi ibu, anak, dan
reproduksi menjadi satu dari lima pelayanan kesehatan dasar yang harus dilakukan
dan harus diterima masyarakat. Upaya peningkatan kesehatan tersebut memiliki
empat sasaran pokok yaitu menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka
kematian bayi, menurunkan angka kematian neonatal, dan meningkatkan persentase
imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan.
Salah satu agenda utama SDGs adalah menurunkan angka kematian ibu dan
kematian Balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama kehamilan
akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Hingga saat
ini, Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup,
belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.
Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian. Target
kematian Ibu dan anak dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat dan
sebelum kelahiran. Secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari
24 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup (SDKI, 2017) menjadi 16,85 kematian per
1.000 Kelahiran Hidup (Sensus Penduduk, 2020). Hasil tersebut menunjukkan
penurunan yang signifikan, bahkan melampaui target di tahun 2022 yaitu 18,6%
kematian per 1.000 Kelahiran Hidup. Hal tersebut harus tetap dipertahankan guna
mendukung target di Tahun 2024 yaitu 16 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup dan 12
kematian per 1.000 Kelahiran Hidup di Tahun 2030. Berdasarkan hasil Sample
Registration System (SRS) Litbangkes Tahun 2016, tiga penyebab utama kematian
bayi terbanyak adalah komplikasi kejadian intrapartum (28,3%), gangguan respiratori
dan kardiovaskuler (21,3%) dan BBLR & Prematur (19%). Sedangkan berdasarkan
data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) tanggal 21 September 2021, tiga
penyebab teratas kematian bayi adalah BBLR (29,21%), Asfiksia (27,44%), Infeksi
(5,4%) dengan tempat/lokasi kematian tertingginya adalah di Rumah Sakit (92,41%)
(Kemenkes, 2022)
Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan
pendidikan kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita
hamil dan bersalin, khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu
sekitar 25-50%. Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui
sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai
tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diberbagai
catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak atas
kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta
meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Menetapkan regulasi yang mengatur peningkatan sumber daya tenaga kesehatan
terutama bidan yang berhubungan dengan masih tingginya angka kematian ibu dan
anak di Indonesia serta di beberapa negara berkembang lainnya.
C. Tujuan
Menganalisa perkembangan bidan dan kebidanan di Indonesia dan di negara lain
untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan yang terjadi dan
dampak yang terjadi terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak.
D. Manfaat
Hasil analisis perkembangan bidan dan kebidanan di Indonesia dan di negara lain
dapat menjadi perbaikan sistem regulasi yang akan ditetapkan selanjutnya untuk
peningkatan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Lakip Direktorat Gizi dan KIA. 2022. Diakses pada tanggal 19 Januari 2024 https://e-
renggar.kemkes.go.id/file_performance/1-465909-02-4tahunan-954.pdf
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. 2014.
3. (Mengenal Sejarah Bidan Di Indonesia Dan Dunia, n.d.)
4. (Perkembangan Bidan Di Indonesia Dari Tahun Ke Tahun, n.d.)
5. (Perjalanan Profesi Dan Pendidikan Bidan Di Indonesia – Kompasped (Putrinesia
Ruindungan1, 2022)

Anda mungkin juga menyukai