Anda di halaman 1dari 3

HASIL RESUME JURNAL

1. Zaena Masitoh (23031398)

JUDUL :FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN


MENYUSUI
Menurut Feriyal et al., (2023) Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian
Asi Eksklufif yaitu
Faktor Internal : (usia, pengetahuan, paritas, pekerjaan)
Faktor Eksternal : (dukungan suami dan keluarga, budaya dan faktor pendukung tenaga
kesehatan)
A. Faktor Internal Usia yang mempengaruhi Ibu dalam pemberian Asi Eksklusif Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hudayah et al., (2019) Pada usia 20-35 tahun, seorang
wanita sudah mencapai tingkat kematangan mental sehingga dapat menjalami proses
reproduksi dengan baik.
Dan didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Biahimo & Retni (2023) bahwa umur
adalah lama waktu hidup yang terhitung mulai saat dilahirkan. Semakin cukup umur semakin,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Sebagian besar
ibu yang memberikan ASI eksklusif umur 20-30 tahun dimana pada umur tersebut merupakan
masa reproduksi sehat sehingga ibu mampu memecahkan masalah secara emosional,
terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat bayinya sendiri.
B. Penelitian oleh Aksari & Sundari (2021) menunjukkan faktor pengetahuan berpengaruh
terhadap pemberian ASI eksklusif Semakin tinggi pengeathuan ibu maka semakin tinggi
kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Didukung oleh hasil penelitian
lain yang dilakukan oleh Biahimo & Retni (2023) dimana sebagian besar responden memiliki
pengetahuan baik dan perilaku pemberian ASI eksklusifnya baik, hal ini disebabkan adanya
pengalaman menyusui dari ibu dan mereka menyakini bahwa kandungan gizi dalam ASI
sangat lengkap dan baik untuk bayi, bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat meningkatkan
kecerdasan pada bayi, dan bayi yang berusia 0-6 bulan hanya boleh diberikan ASI tanpa
makanan tambahan.
C. Faktor Internal Paritas Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif.
Semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin ibu percaya diri untuk menyusui bayinya. Ibu
dengan lima anak atau lebih memiliki pengetahuan yang tinggi dan sikap yang baik terhadap
perilaku menyusui. Penelitian ini menemukan korelasi yang signifikan antara peningkatan
jumlah kehamilan dengan ibu secara keseluruhan pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian Lili dkk (2020) diperoleh bahwa faktor pengetahuan
berhubungan dengan budaya dalam perawatan nifas. Adapun budaya masyarakat yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu pantang makanan selama proses nifas berlangsung.
Faktor pengetahuan mempengaruhi ibu nifas untuk memutuskan berpantang makan atau tidak
selama masa nifas. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi sebagian besar tidak menjalankan
pantang makan, hal ini dikarenakan ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan
sehingga dapat mengatur pola makan dan asupan nutrisi yang baik untuk memelihara
kesehatannya, sehingga proses penyembuhan luka perineum lebih cepat (Lili Eky Nursia,
Darmawan, Siti Maisyaroh Fitri Siregar & Muhsin, 2022.
Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor budaya berhubungan dengan
proses penyembuhan selama perawatan masa nifas. Aspek budaya berperan penting dalam
keberhasilan penyembuhan masa nifas. Proses penyembuhan masa nifas bergantung pada
sikap penerimaan seseorang selama perawatan nifas terhadap kebudayaan yang berkembang
di masyarakat. Budaya dalam perawatan nifas di suatu lingkungan masyarakat sudah menjadi
suatu kebiasaan yang merupakan bagian dari tradisi masyarakat yang dapat memengaruhi
status derajat kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan tenaga kesehatan terus berupaya
untuk melakukan pendekatan dengan tradisi/budaya yang berkembang di masyarakat,
sehingga mampu menyikapi perbedaan budaya yang berpengaruh terhadap status kesehatan
masyarakat.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Oktariana dan Wardhani,2020)Adat istiadat
merupakan bagian dari perilaku masyarakat yang menunjang kehidupan sosial masyarakat
sehingga membentuk pola kebiasaan pada masyarakat itu sendiri. Tanpa disadari adat istiadat
yang berkembang di masyarakat menjadi penghambat pola hidup sehat di lingkungan
masyarakat, salah satu diantaranya yaitu kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan
pemenuhan nutrisi khususnya pada ibu nifas. Derajat kesehatan yang optimal sangat erat
kaitannya dengan pemenuhan nutrisi yang seimbang baik kuantitas maupun kualitas dari
nutrisi yang di konsumsi oleh setiap individu. Asupan nutrisi yang bergizi seringkali menjadi
masalah, hal ini dikarenakan masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang memadai dan
juga memiliki kepercayaan, nilai atau norma yang sering bertolak belakang dengan ketentuan
kesehatan (Oktarina & Wardhani, 2020).

DAFTAR PUSTAKA:
~ SELESAI ~

Anda mungkin juga menyukai