Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TRANSCULTURAL NURSING PADA


KESEHATAN IBU

Disusun
Oleh :
Kelompok 3

1. RETRI ADINDA KURNIA IMAMI (182303101002)


2. MELINDA NUR PRAMASTUTI (182303101011)
3. LAILI FITRIYAH (182303101020)
4. DITA ARYANA (182303101024)
5. NUR KHOVIFAH (182303101014)

Progam Studi D3 Fakultas Keperawatan


Universitas Jember Kampus Lumajang
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan Ibu adalah masalah pembangunan global. Di beberapanegara,
khususnya negara berkembang dan negara belum berkembang,para ibu masih memiliki
risiko tinggi ketika melahirkan. Situasi initelah mendorong komunitas internasional
untuk berkomitmen dalam
mengatasi permasalahan kesehatan ibu. Komitmen ini diwujudkan
denganmencantumkan kesehatan ibu menjadi salah satu target dalam MDGs.Di
Indonesia, angka kemati an ibu menjadi salah satuyang terti nggi di kawasanAsia
Tenggara. Menurut data UNESCAP, angka kemati an ibu di Indonesiasebesar
220/100.000 kelahiran hidup merupakan angka kemati an tertinggikeempat diantara
negara-negara di Asia Tenggara . Angka tersebut lebih tinggidari rata-rata Angka kemati
an ibu di negara-negara anggota ASEAN dan negaralainnya di Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia telah menjadikan isu kesehatan ibu menjadi salahsatu
agenda prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalamRencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.Dalam dokumen
tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan targetbahwa angka kemati an ibu seti
daknya dapat berkurang menjadi 102/100.000kemati an hidup pada tahun 2015.Namun
demikian, target pemerintah untuk menurunkan angkat kematianibu tersebut tampaknya
sulit dicapai apabila dilihat dari pencapaiannyahingga saat ini. Pada Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, disebutkan bahwa Angka Kemati an Ibu di Indonesia telah
mengalamipenurunan secara bertahap dari 390/100.000 kelahiran hidup pada tahun1991
menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Angka tersebutmasih tergolong
tinggi. Menyadari akan hal tersebut, pada UN Summit 2010Pemerintah Indonesia
berkomitmen untuk mengakselerasi pencapaian targetpenurunan angka kemati an ibu.
Komitmen tersebut diantaranya berupamengalokasikan USD 556 juta pada tahun 2011
untuk digunakan membiayaiproses rekrutmen dan peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan profesional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya Jawa
2. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Dewasa
3. Apa yang dimaksud dengan Transkultural Nursing
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Budaya Jawa
2. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Kesehatan Dewasa
3. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Transkultural Nursing
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BUDAYA JAWA


Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai suku, salah satunya
adalah suku jawa.perbedaan suku akan menyebabkan berbeda dalam adat istiadat yang
dilakukanya. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku kesehatan yang berhubungan
dengan budaya dan adat istiadat suku jawa untuk menjawab pertanyaan penelitian
tentang bagaimana pengalaman keluarga tentan gperilaku ibu hamil dan nifas.
Metode penelitian ini kualitatif dengan desain fenomenologis. Sampel diambil 
dengan tehnik snowball sampling , yang masing-masing kecamatan diambil 10%,
Sampel berjumlah 21 keluarga kemudian dipilih 6 orang dari salah satu anggota keluarga
tersebut yang mempunyai anggot akeluarga sedang hamil atau nifas,untuk dilakukan
interview secara mendalam. Hasil penelitian diskriptif ,dari sampel diseluruh kabupaten
sukoharja rata-rata 50%-75% masih melalukan upacara penguburan placenta,
mempunyai pantangan dan kebiasaan yang harus dilakukan pada saat hamil, mempunyai
pantangan dan  kebiasaan yang harus dilakukan saat nifas.
Melalui tahapan analisis kualitatif dan content analisis teridentifikasi alas an
perilaku ibu hamil dan nifas adalah terkait dengan budaya untuk mempertahankan
kesehatan individu dan keluarga menurut persepsi keluarga. Perilaku yang menjadi
pantangan ketika hamil diataranya adalah tidak boleh kerokan, tidak boleh minum panas
dan ketika nifas adalah tidak boleh banyak gerak sampai 40 hari, tidak boleh banyak
minum. Sedangkan yang dianjurkan ketika hamil diantaranya minum jamu sehat dan
ketika nifas antra lain memakai pilis, duduk kaki lurus dan rapat serta minum jamu
Upacara pembuangan  placenter tentu.ta pada umumnya dikuburkan atau
dihanyutkan kesungai dengan alasan agar tidak dimakan binatang buas. Perjalan sampai
penguburan placenta dimasukan kendil kemudian digendong bapak.  Alat penyerta dalam
pembuangan ini pada umumnya adalah jarum, benang, pensil, dan empon- empon.
Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah teridentifikasinya alas an
keluarga yang mempunyai perilaku budaya pada masa kehamilan dan nifas adalah dalam
upaya mempertahankan kesehatanya. Pada penelitian lebih lanjut bisa dilakukan dengan
menspesifikan pada masalah perilaku budaya
2.2 KESEHATAN DEWASA

Kesehatan ibu adalah persoalan utama pembangunan di Indonesia.


Namunfaktanya, diantara banyak target pencapaian Millenium DevelopmentGoals di
Indonesia, target kesehatan ibu masih jauh terti nggal terti nggaldan perlu perhati an
khusus. Meskipun Angka Kemati an Ibu di Indonesiatelah mengalami penurunan secara
bertahap dari 390 kemati an per 100.000 kelahiran hidup tahun 1991 menjadi 228 tahun
2007, tapi angka tersebut masihtergolong tinggi. Angka Kemati an Ibu di Indonesia masih
dianggap sebagaisalah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Menurut
UNESCAP5,angka kemati an ibu di Indonesia adalah angka kemati an terti nggi
keempat(220/100.000 kelahiran hidup) diantara beberapa negara di Asia Timur
Selatanmenyusul Kamboja, Timor-Leste dan Laos. Angka tersebut lebih tinggi darirata-
rata Angka Kemati an Ibu di ASEAN dan Asia Tenggara. Selain itu, jumlahkematian ibu
di Indonesia adalah yang tertinggi diantara negara-negara Asia Timur dalam kurun waktu
10 tahun terakhir. Upaya pemerintah pusat untuk mengurangi angka kematian ibu
secaraperlahan, yang ditandai dengan pernyataan ekplisit kepada komunitas global,harus
dihargai dan didukung. Namun demikian, target penurunan AngkaKematian Ibu menjadi
102 kemati an per 100.000 kelahiran hidup tahun2015 tampaknya terlalu ambisius.
Dengan menggunakan data terakhir AngkaKematian Ibu, dan kemudian diproyeksikan
untuk tahun 2015, kemungkinanterendah angka kemati an ibu adalah hanya 153. Bahkan
target Angka KematianIbu nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
JangkaMenengah Tingkat Nasional tahun 2010-2014, yang lebih realistis, sepertinyamasih
diluar jangkauan.
2.3 TRANSCULTURAL NURSING
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, serta digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan
perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang
budaya. (Leininger, 2002).
2.4 PEMBAHASAN
Dari sudut pandang Hak Asasi Manusia (HAM), komitmen PemerintahIndonesia
kepada komunitas global dapat dilihat sebagai bagian upayamemenuhi kewajiban dalam
mewujudkan hak atas kesehatan, terutamakesehatan ibu. Masalah kesehatan ibu,
khususnya yang berkaitan dengankematian ibu dan morbiditas (keti dakwajaran), telah
diakui masyarakat luassebagai persoalan hak asasi manusia. Hal ini terkait dengan
beberapa hak asasimanusia, terutama hak atas standar kesehatan tertinggi. Masyarakat di
duniasudah berkomitmen bahwa hak ini harus dilindungi. Hak-hak ini dilindungi
olehperjanjian hak asasi manusia internasional, yang termaktub dalam Conventi onon the
Eliminati on of All Forms of Discriminati on Against Women (CEDAW)atau Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan,dan Internati onal
Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR)atau Perjanjian
Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
penyebab utama kemati an ibu di Indonesia.Penyebab utama tersebut bisa
diminimalisir dengan menjamin setiap kelahirandibantu oleh tenaga medis yang terlatih,
semua perempuan hamil menerimaperawatan tepat dan berkualitas sebelum melahirkan,
dan perempuan yangmelahirkan memiliki akses ke sarana perawatan kebidanan darurat
secaratepat waktu (UNICEF, 2004). Pelayanan pra-persalinan diharapkan bisamengobati
anemia selama kehamilan, sedangkan tenaga persalinan terlatihbisa mencegah atau
mengobati pendarahan dengan perawatan yang benar.Oleh karena itu, intervensi terhadap
hal tersebut sangatlah penting untukmencapai target penurunan Angka Kematian Ibu.
Cakupan Pelayanan Persalinan Dibantu oleh Tenaga Kesehatan
TerlatihKemajuan dalam cakupan persalinan yang dibantu oleh petugas kesehatanterlat h
cukup menggembirakan, dengan kecenderungan peningkatan cakupandi angka nasional.
Saat ini, 77,34% persalinan ditolong oleh tenaga medisterlatih (SUSENAS 2009). Angka
ini terus meningkat, dari 66,7% pada tahun2002, dan mencapai 82,3% pada tahun
2010Cakupan dan kualitas pelayanan pra persalinan juga menentukan penurunanresiko
selama proses persalinan. Menurut RISKESDAS 2010, meskipun cakupanpelayanan pra
persalinan telah menunjukkan adanya peningkatan, hanya ada72,3% ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan mereka selama tiga bulanpertama masa kehamilan, dan hanya
ada sekitar 61,4% perempuan hamil yangmenjalani perawatan pra persalinan lengkap
sebagaimana direkomendasikanpemeri
BAB III

KESIMPULAN

Dipandang dari segi status kesehatan ibu, Pemerintah Indonesia


telahmengalami perkembangan menuju pencapaian komitmen kesehatan ibu.Kecenderungan
umum Angka Kemati an Ibu telah mengalami penurunanselama beberapa dasawarsa. Tetapi
target Pemerintah Indonesia ini agaknyasedikit ambisius dan sangat ti dak mungkin untuk
terpenuhi dalam periodewaktu yang tersisa. Target 102 kemati an ibu per 100.000 kelahiran
masihbelum bisa dicapai pada tahun 2015. Perbedaan geografi s yang ada dari
kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlati h, cakupan pelayanan
pradan pasca persalinan di seluruh daerah dapat menganggu upaya penurunanAngka Kemati
an Ibu adalah salah satu masalah yang dapat menghambatperkembangan lebih lanjut dalam
kesehatan ibu. Untuk menjawab masalahini, langkah-langkah kebijakan yang tepat dan
alokasi anggaran yang memadaisangat diperlukan.Analisis komitmen pemerintah terhadap
realisasi target kesehatan ibumenunjukkan hasil yang beragam. Sehubungan dengan langkah-
langkahkebijakan yang bertujuan pada upaya percepatan realisasi target kesehatanibu,
pemerintah nasional diindikasikan berada di jalur yang benar (on-track).Ada beberapa
kebijakan
penting yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasimasalah kesehatan ibu
dengan lebih baik. Adanya kebijakan-kebijakan ini dapatberfungsi sebagai dasar alokasi
anggaran yang lebih besar untuk kesehatanibu. Namun, anggapan tersebut ti dak selalu
terwujud dalamkenyataan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Y. & Huriuchi, S. (2012) Factors infl uencing the use of antenatal care inrural West
Sumatra, Indonesia. BMC Pregnancy and Childbirth, 12.
Budlender, D. & Satriyo, H. A. (2008) Budget Advocacy in Indonesia.Internati onal Budget
Partnership.
Dunn, W. N. (2008) Public Policy Analysis: An Introducti on. Fourth Editi on,Upper Saddle
River, NJ, Pearson-Prenti ce Hall.
Kementerian Kesehatan (2011) Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan (2012) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BidangKesehatan Tahun
Anggaran 2012, Jakarta, Kementerian KesehatanRepublik Indonesia.
Indonesia Demographic and Health Survey 2002/2003 and 2007. BMCPublic Health, 10.
UNICEF (2004) Surviving Childbirth and Pregnancy in South Asia, Kathmandu,
Nepal, UNICEF Regional Offi ce for South Asia.

Anda mungkin juga menyukai