Anda di halaman 1dari 14

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Konsumsi Pangan Halal dan Bergizi Sesuai Pedoman Gizi Seimbang Bagi
Kesehatan Ibu dan Anak
Laksmi Widajanti
Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Telp/Fax : 024-7460044, HP : 08122913369
Email : laksmiwidajanti@gmail.com, laksmi@undip.ac.id

Abstrak
Masalah gizi dan kesehatan pada ibu dan anak sampai hari ini masih menjadi
persoalan Gizi dan Kesehatan Dunia (World Health Organization, 2014). Peran Gizi
dalam penyakit infeksi dalam konteks pencegahan sel-sel yang rusak melalui
konsumsi zat gizi yang kaya vitamin A, D, E, C serta perbaikan imunitas yang
diperoleh dari makanan minuman maupun dari suplemen bila dalam kondisi zat
gizi sangat defisit. Kajian keilmuan gizi selama ini difokuskan pada Ibu dan Anak
yang memisahkan ilmu dunia dengan ilmu agama. Data Riskesdas 2013
menunjukkan prevalensi masalah gizi kurang, buruk, dan lebih di masyarakat
masih tinggi. Al-Quran menyediakan bahasan khusus tentang wanita; surat AnNisa. Undang-undang Kesehatan Bab VIII Gizi Pasal 142, 143, 144 menjelaskan
arahan Pemerintah terhadap masalah Gizi Ibu dan Anak. Pedoman Gizi Seimbang
memberikan acuan pola konsumsi gizi yang baik, cukup gizi, beragam dan perilaku
hidup bersih dan sehat. Penerapan Pedoman Gizi Seimbang bagi Ibu dan anak
secara rutin dan memperhatikan aspek halal sebagaimana dituangkan ke dalam
UU Jaminan Produk Halal, akan membentuk status gizi ibu dan anak yang baik.
Seribu hari kehidupan merupakan masa kritis penerapan Pedoman Gizi Seimbang
disertai fondasi agama yang kuat sejak sebelum konsepsi melalui konsumsi
pangan halal dan bergizi untuk menciptakan Generasi Berilmu,Beriman,dan
Bertakwa.
Kata kunci : Konsumsi Gizi, Pangan Halal, Pedoman Gizi Seimbang, Generasi
Berilmu, Beriman, Bertakwa, Ibu dan Anak.
Pendahuluan
Masalah gizi dan kesehatan pada ibu dan anak sampai hari ini masih
menjadi persoalan Gizi dan Kesehatan Dunia. Sebagaimana yang disampaikan
World Health Organization (2014), masalah Kesehatan seperti TB, HIV-AIDS masih

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

menjadi masalah Global bahkan diperparah dengan munculnya penyakit-penyakit


infeksi baru yang mematikan seperti Ebola.
Peran Gizi dalam konteks penyakit infeksi khususnya dalam konteks
pencegahan berupa memberikan perbaikan imunitas dan sel-sel yang rusak
melalui konsumsi zat gizi dan sumber antioksidan yang kaya Vitamin A, D, E, C yang
diperoleh dari makanan minuman maupun dari suplemen bila dalam kondisi
sangat defisit beberapa zat gizi esensial. Sedangkan apabila ibu dan anak sudah
mendapatkan penyakit infeksi, maka di samping pengobatan diberikan makanan
dan minuman serta suplemen vitamin dan mineral untuk mempercepat proses
penyembuhan dalam waktu tertentu.
Pedoman Gizi Seimbang merupakan Suatu Pedoman Gizi yang
memberikan acuan pola hidup bersih dan sehat dari aspek Gizi. Pedoman Gizi
Seimbang yang digambarkan ke dalam Porsi Sekali Makan dimulai dari 1) Mencuci
Tangan dengan Sabun, 2) Mengkonsumsi makanan sesuai proporsinya dengan
konsumsi karbohidrat dan sayur lebih besar proporsinya dari konsumsi buah dan
lauk pauk hal ini agar kecukupan zat gizi makro dan mikro terpenuhi dengan baik
pada ibu dan Anak. Pada anak yang masih menyusui maka pemberian Air Susu Ibu
secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan perlu diterapkan dan
diteruskan dengan pemberian ASI disertai MP-ASI hingga satu tahun dan berlanjut
dengan ASI hingga dua tahun disertai makanan minuman. Pada tahun ketiga
diharapkan anak akan dapat mulai memiliki Pola Makan yang baik di samping itu
Ibu yang menyusukan akan lebih sehat kesehatan payudaranya, 3) Pembatasan
konsumsi lemak dan minyak, konsumsi garam, gula maksimal 4 sendok makan
sehari, 4) Minum air bersih dan matang minimal 2 liter sehari, 5) Melakukan olah
raga rutin empat kali seminggu selama minimal 30 menit dalam satu hari.
Penerapan Pedoman Gizi Seimbang bagi Ibu dan anak sebaik-baiknya dan
rutin, maka akan membentuk status gizi yang baik bagi ibu dan anak di masa
selanjutnya pasca ibu menyusukan. Seribu hari kehidupan merupakan masa kritis

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

yang harus dipenuhi agar tercipta generasi-generasi emas di masa mendatang


sebagaimana yang diamanahkan oleh Pemerintah tercapai pada Tahun 2045 serta
disertai dengan pondasi agama yang kuat akan menghasilkan generasi berilmu,
beriman, dan bertakwa sepanjang masa.
Tulisan ini merupakan gagasan tertulis tentang pengembangan kualitas
sumberdaya manusia khususnya melalui peran Ilmu Gizi bagi Ibu dan Anak melalui
tindakan Preventif, serta Promotif dengan bersandarkan kepada Al-Quran dan
Al-Hadist.

Metode
Penulisan karya ilmiah ini merupakan gagasan tertulis ilmiah dengan
menggunakan pendekatan kajian deskriptif analitik dan kualitatif

terhadap

berbagai hasil penelitian atau artikel ilmiah yang dilakukan penulis, peneliti lain
dalam bidang Gizi dan Kesehatan yang sudah dipublikasikan dalam bentuk artikel
jurnal nasional tidak terakreditasi, jurnal nasional akreditasi, internasional,
international index Scopus, maupun dalam bentuk buku-buku, dan laporanlaporan.
Lokasi kajian penelitian tersebar di Indonesia dan beberapa artikel
merupakan kajian artikel ilmiah dari jurnal atau laporan ilmiah nasional dan
internasional yang relevan dengan topik kajian. Pemanfaatan data dengan lokasilokasi wilayah di Indonesia untuk memperkuat dan mengokohkan praktek terbaik
di Indonesia yang dapat dijadikan pembelajaran bersama demi kemajuan
Pendidikan Nasional.
Rentang waktu kajian artikel penelitian yang dilakukan peneliti atau
peneliti lain dalam kurun waktu 10 tahun terakhir diperdalam dengan Al-Quran
dan Al-Hadist serta bentuk referensi lain yang relevan dan mutakhir. Pembatasan
waktu 10 tahun berdasarkan kepada Pertemuan Ahli Gizi di setiap kegiatan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Pengetahuan Indonesia khususnya sejak Tahun 2004 bahwa pergeseran Pola


Konsumsi Makanan dan Gizi beserta angka kecukupan gizi Bangsa Indonesia
berubah sekitar setiap 10 tahun.

Pembahasan
Gizi Ibu dan Anak
Persoalan kesehatan selama ini masih dilihat sebagai masalah penyakit
semata khususnya penyakit infeksi. Padahal pada kenyataannya banyak penyakit
infeksi dapat dicegah melalui Konsumsi pangan halal dan gizi seimbang, Perilaku
hidup bersih dan sehat serta menjaga kesehatan lingkungan sekitar dan cakupan
yang lebih luas agar masyarakat hidup sehat. Masalah kesehatan masih dipandang
sebagai masalah yang harus ditindaklanjuti ketika terjadi penyakit. Padahal
seharusnya dapat dicegah dan menjadi konsumsi pangan halal dan bergizi serta
perilaku hidup bersih dan sehat yang lebih lestari.
Masalah gizi kalau ditangani terlambat maka akan lebih parah akibatnya.
Satu contoh masalah Gizi yang awalnya dideteksi sebagai masalah kesehatan
sebagaimana berita Tempo (Tempo.Co, 2010) : Juru bicara RSUD dr Soebandi
Jember Judi Nugroho membenarkan bahwa selama 10 bulan terakhir, sedikitnya
46 anak yang mengalami gizi buruk dirawat di rumah sakit milik pemerintah
Kabupaten Jember tersebut. Mereka berusia satu bulan hingga lima tahun. "Dari
46 orang tersebut, tiga di antaranya meninggal dunia," kata Judi, Sabtu (23/10).
Menurut Judi, kasus gizi buruk terbanyak dari jenis marasmik, kwasiorkor dan
gabungan maramik-kwasiorkor. Namun ada juga yang menderita penyakit
penyerta, seperti tumor ganas, TBC, bahkan HIV-AIDS.
Gizi baru sebagian dilaksanakan sebagai Kajian Sehat yang terdiri dari
kajian Pangan Halal dan Kesehatan dalam lingkungan yang aman dan sehat
sebagaimana amanah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Undang-undang Nomor

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Belum lagi yang dalam bentuk
Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air, Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Payung hukum yang sedemikian banyak
dan beragam memberikan jaminan dalam implementasi bidang Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat khususnya Gizi Ibu dan Anak
dengan pendekatan Pedoman Gizi Seimbang dan Halal.
Jaminan keberlanjutan program gizi dapat ditunjang juga dengan
ketersediaan Tenaga Kesehatan sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 36
Tahun 2014 yang saat ini sedang dalam proses judicial review. Sebagaimana Pasal
11 (7) UU Tenaga Kesehatan 2014 : Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam
kelompok tenaga kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f terdiri atas :

1. Epidemiolog kesehatan, 2. Tenaga promosi kesehatan

dan ilmu perilaku,

3. Pembimbing kesehatan kerja, 4. Tenaga administrasi

dan kebijakan kesehatan,

5. Tenaga biostatistik dan kependudukan, 6. Tenaga

kesehatan reproduksi dan keluarga. Di samping itu sudah ada sudah ada Ahli Gizi
(UU

Kesehatan

Tahun

2009,

UU

Pangan

Tahun

2012,)

dan

Ahli

Kesehatan/Penyehatan Lingkungan (UU Kesehatan Tahun 2009).


Persoalan klasik yang selalu muncul adalah bagaimana membumikan
Bahasa Ilmiah yang berat dalam tataran sistem implementasi di dalam solusi
masalah Bangsa dan Negara Indonesia. Bagaimana gagasan-gagasan tersebut
diejawantahkan ke dalam kehidupan masyarakat dan bangsa hingga berdampak
terhadap peningkatan derajat kesehatan dan pada akhirnya membaiknya kualitas
sumberdaya manusia secara fisik, mental, spiritual, sosial kemasyarakatan.
Kesalehan ilmu seorang ilmuwan dicirikan dengan kepintaran ilmu dan
kesholehan individual-sosial ke dalam konsep dan praktek di masyarakat dan
lingkungan dengan rekam jejak Tri Dharma PT yang bagus dan menjangkau lapisan

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

lokal, nasional- internasional, global secara terus menerus tanpa menghilangkan


ke-Indonesiaan (Gambar 1).

Gambar 1. Ekosistem Pangan, Gizi, dan Kesehatan (Laksmi Widajanti, 2015)


Pola Konsumsi Gizi dan Halal
Salah satu bahasan untuk mengupas lebih jauh peran Ilmu Gizi dalam
meningkatkan kesalehan-kepintaran individual-sosial melalui penerapan Pola
Konsumsi Gizi Masyarakat melalui Pedoman Gizi Seimbang dan juga Halal.
Persoalan pengembangan sumberdaya dan status gizi-kesehatan dapat
ditinjau dari dua pintu masuk langsung yaitu melalui konsumsi gizi dan penyakit
khususnya penyakit infeksi. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa ada masalah
penyakit yang disebabkan karena masalah genetik dan penyakit degeneratif;
tentu dengan kajian epidemilogi yang berbeda.

Sebagian besar penduduk

Indonesia masih banyak terkena penyakit infeksi yang terkait lingkungan yang
dapat dicegah. Meski tidak dapat dipungkiri justru penyebab kematian tertinggi

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

di Indonesia lebih karena penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit jantung


koroner (Riskesdas, 2013).
Salah satu pintu masuk melalui konsumsi gizi dapat dilihat dari kajian
penulis yang dituang ke dalam Buku Survei Konsumsi Gizi (Laksmi Widajanti,
Cetakan Pertama Tahun 2009; Cetakan Kedua Tahun 2014). Gambaran secara
makro pola konsumsi pangan di Indonesia, Indonesia sebagai salah satu negara
pengkonsumsi beras terbesar di dunia dengan kondisi pada tahun 1971, konsumsi
beras per kapita baru mencapai 105 kg. dan menjadi 128 kg/ kapita/ tahun pada
tahun 2004. Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama jumlah konsumsi beras
di Thailand hanya sekitar 79 kg/ kapita/ tahun, sedangkan Malaysia 63 kg. Cakupan
wilayah konsumsi beras di Indonesia pun mengalami perluasan dari tahun 1979
hanya ada tiga provinsi yang mengkonsumsi beras, pada tahun 1996 meningkat
menjadi 11 provinsi (Litbang Deptan, 2007 dalam MITI, 2014)
Data yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional yang rutin
diadakan oleh BPS seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa konsumsi beras masih tergolong tinggi dari
tahun 1999 hingga 2007. Sejak tahun 2008 hingga 2012, presentase konsumsi
makanan jadi terus meningkat, sebaliknya konsumsi untuk beras justru
mengalami penurunan. Dengan semakin meningkatnya konsumsi makanan jadi,
bisa diindikasikan bahwa telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat
yang cenderung lebih menyukai makanan jadi.
Beberapa hal yang harus dicermati dari fenomena ini adalah soal budaya
konsumsi, keamanan pangan dan tingginya arus impor terhadap produk makanan
dan minuman jadi. Dari segi budaya, pergeseran ini dikhawatirkan menjadi
pertanda bahwa masyarakat semakin menyukai hal-hal yang bersifat instan,
praktis. Selain itu, dari segi keamanan pangan, ada beberapa isu yang harus
menjadi perhatian (MITI Mahasiswa, 2014).

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Tabel 1. Pergeseran Pola Konsumsi Pangan Masyarakat di Indonesia

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Modul Konsumsi 1999, 2002 dan 2005
(2003, 2004 dan 2006 hanya mencakup panel 10.000 rumahtangga, sedangkan
2007, 2008, 2009, dan 2010 mencakup panel 68.800 rumah tangga). Tahun
2011-2012 merupakan data Susenas Triwulan I dan Triwulan III (Maret dan
September ) dengan sampel 75.000 rumah tangga. Catatan : *) Termasuk
minuman beralkohol.
Kajian Pangan Halal dan Gizi dalm kehidupan khususnya untuk Ibu dan
Anak belum banyak diterapkan. Oleh karena itu sejak Tahun 2006/2007 melalui
inisiasi Laboratorium Terpadu oleh Laksmi Widajanti, Baju Widjasena dengan Tim
Dosen FPP Undip (Eddy, M Arifin) dan kemudian berlanjut pada Tahun 2010
Laksmi Widajanti, Baju Widjasena dengan dibantu Dina Rahayuning Pangestuti
mengerucutkan Studi kelayakan awal Halal and Safe Food Laboratory dari FKM
Undip.
Pada Tahun 2011 dilakukan Pembangunan UPT Laboratorium Terpadu
Undip dengan Halal and Safe Food Laboratory termasuk di dalamnya. Pada
pertengahan Tahun 2011 dilakukan penyempurnaan Dokumen Laboratorium
yang diajukan ke UPT Laboratorium Terpadu Undip yang disusun oleh Laksmi
Widajanti, Baju Widjasena, Dina R Pangestuti, dan kawan-kawan (2011) dari

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Laboratorium Terpadu FKM Undip untuk Laboratorium Terpadu Undip terdiri dari
: 1. Halal Food and Nutrition Laboratory, 2. Health and Safety Worker Laboratory,
3. Health Environmental Laboratory termasuk 4. Health Epidemiology Laboratory.
Akhirnya pada awal Tahun 2012 diresmikan dan pada Pertengahan Tahun
2012 (Mei) kegiatan awal Laboratorium dapat mulai dilakukan. Berdasarkan rapat
perdana bersama teman-teman Tim maka dengan penyesuaian dokumen terakhir
yang disampaikan maka nama Laboratorium menjadi Laboratorium Pangan Halal
dan Gizi (Halal Food and Nutrition Laboratory). Laboratorium ini dengan didukung
sarana dan prasarana Laboratorium yang canggih dengan melibatkan Tim Dosen
dari FKM, FPP, FSM secara bertahap mengembangkan ke arah Kajian Pangan Halal
dan Gizi berdasarkan UU SJH Tahun 2014 yang baru saja disahkan.
Kepala Laboratorium Pangan Halal dan Gizi UPT Laboratorium Terpadu
Undip adalah Ir. Laksmi Widajanti, M.Si (FKM) dengan Sekretaris drh. Dian Wahyu
Harjanti, Ph.D (FPP) dari Tahun 2012 hingga sekarang. Penumbuhkembangan
Laboratorium Pangan Halal dan Gizi sebagai terjemahan dari Halal Food and
Nutrition Laboratory ini masih membutuhkan jalan panjang untuk ikut
berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keterkaitan Gizi dengan Kesehatan Ibu dan Anak


Sebagai satu contoh keterkaitan konsumsi dengan status gizi anak Balita
berupa stunting disajikan dalam Gambar 1. Proporsi balita stunting (pendek dan
sangat pendek) lebih tinggi pada kepala keluarga yang memiliki perilaku merokok
(Riskesdas 2010).

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Gambar 2. Hubungan Prevalensi Stunting dengan Perilaku Merokok pada


Kepala Keluarga Per pengeluaran (Balitbangkes, Riskesdas, 2010)
Masih jarang kajian yang mengkaitkan kajian gizi dan kesehatan ibu dan
anak sehingga perlu pendalaman dan kajian terus menerus. Beberapa contoh
kajian Gizi yang berdampak pada Kesehatan sebagai berikut : Karbohidrat yang
cepat diubah menjadi glukosa (turunan gula, terigu, beras pecah kulit, pati)
bukanlah sahabat otak karena dapat mempercepat proses penuaan (Lee ,A &
Cermai,A, 1992) dan memperburuk kualitas berpikir (Christensen,L. 1991).
Dengan menurunkan asupan gula justru akan memperbaiki stabilitas emosional
(Christensen,L. 1981) dalam (Ety Widayati, 2014).

Strategi Pengembangan Ilmu Gizi


Merencanakan Program, Kegiatan dengan berdasarkan data, melakukan
Monitoring dan Evaluasi dengan pendekatan Pendidikan Pembelajaran,
Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
khususnya Ibu dan Anak melalui perbaikan pola makanan sesuai Pedoman Gizi
Seimbang dan Halal dengan memanfaatkan Laboratorium Terpadu FKM Undip
dan Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Undip.

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Sebagai proses pembelajaran dapat digunakan konsep Labo-basededucation.

Mahasiswa dibelajarkan oleh dosen dan stakeholder dengan

berlandaskan budi pekerti sebagai landasan sikap yang berasal dari Agama
masing-masing dan dibarengi dengan konsep dan praktek-praktek nyata di dalam
laboratorium maupun masyarakat guna menghasilkan ilmu dan menerapkan
IPTEKS, serta mencari solusi bersama.
Salah satu contoh kegiatan yang dibuat mahasiswa dalam ikut
mengglobalkan pangan dan gizi dengan membuat slogan yang dibuat MITI seperti
Gambar 3. Ke depan kerja-kerja seperti ini dapat diperluas penggunaannya serta
diperdalam agar mendapatkan hasil seperti yang diharapkan bersama.
Pengembangan IPTEKS tidak lagi berkisar pada Dosen namun juga pada
mahasiswa jenjang S1, S2, S3 dengan bantuan Pranata Laboratorium
Pendidikan,Stakeholder dan masyarakat luas.
Penggunaan Pedoman Gizi Seimbang Bagi Mahasiswa (Laksmi Widajanti,
2012), Food Picture (Laksmi Widajanti, Dina R Pangestuti, Ronny Aruben, 2012)
dalam penyebarluasan Ilmu Gizi yang lebih mudah diterima khalayak umum
khususnya gizi pada Remaja putri dampat dijadikan awal perbaikan Gizi dan
Kesehatan pada Ibu dan Anak serta pengokohan nilai-nilai Islam di dalam proses
pemebelajaran dalam rangka mencipatkan generasi beriman, berilmu, bertakwa.

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

Gambar 3. Slogan Hari pangan Sedunia (MITI Mahasiswa, 2014)

Simpulan
Konsumsi zat gizi yang cukup dan beragam makanan minuman, pola hidup
bersih dan sehat sebagaimana yang tercermin kedalam Pedoman Gizi Seimbang
dalam Porsi Piring Sekali Makan yang diterapkan secara baik disertai aspek halal
terus menerus akan dapat menghasilkan Generasi beriman, berilmu, bertakwa.

Daftar Pustaka
Al-Quran. Al-Quran dan Terjemahannya. Edisi Revisi Cetak Tahun 1989.
Kementerian Agama RI.
[Balitbangkes Kemenkes RI] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2010. Balitbangkes Kemenkes RI.
[Balitbangkes Kemenkes RI] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013. Balitbangkes Kemenkes RI.

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat
Statistik.
Djunaidy, M. 2010. Balita Kekurangan Energi Protein dai Jember Tertinggi di Jawa
Timur. Opini. Tempo Interaktif. http://www.tempo.co/read/news/
2010/10/23/180286746/Balita-Kekurangan-Energi-Protein-di-JemberTertinggi-di-Jawa-Timur. [Sabtu, 23 Oktober 2010].
Ety Widayati. 2014. https://www.facebook.com/ety.widayati?fref=nf.
Laksmi Widajanti. 2009. Survei Konsumsi Gizi. Cetakan Pertama. BP Undip.
Laksmi Widajanti, Baju Widjasena, Dina RP, dkk. 2011. Halal Food and Nutrition
Laboratory, Health and Safety Laboratory, Environmental Health
Laboratory, Health Epidemiology Laboratory. Proposal Usulan ke
Laboratorium Terpadu Undip. UPT Laboratorium Terpadu FKM Undip.
Laksmi Widajanti, Dina R Pangestuti, Aruben, R. 2012. Pengaruh Penggunaan
Food Picture Terhadap Validitas Konsumsi Gizi Remaja Putri. Prosiding
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X Jakarta. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Hal 611-621
Laksmi Widajanti. 2012. Pedoman Gizi Seimbang bagi Mahasiswa. Laporan
Penelitian. FKM Undip.
Laksmi Widajanti. 2014. Survei Konsumsi Gizi. Cetakan Kedua. BP Undip.
Laksmi Widajanti. 2015. Keamanan Pangan Impor Terhadap Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Makalah. Seminar Kesehatan Nasional :Mengungkap
Bahaya Produk Impor Tehadap Kesehatan di Era Modernisasi di
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Sabtu, 13 Juni 2015.
[MITI] Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia Mahasiswa. 2014. Go Pangan
Lokal.
http://gopanganlokal.miti.or.id/index.php/pergeseran-polakonsumsi-masyarakat[Oktober 2014].
[WHO] World Health Organization. 2014. Health. WHO.
[WHO] World Health Organization. 2014. Nutrition. WHO
Biodata Singkat
Ir. Laksmi Widajanti, M.Si lahir di Surakarta, 13 Agustus 1966. Dosen Profesional
Ilmu Gizi Tahun 2009. Tahun 1992-1994 CPNS&Dosen BP PSKM FK Undip; 1994sekarang Dosen Jurusan Gizi FKM Undip; Pendidikan SD 7 Kleco (1972-1977),SMP
N 2 (1977-1981),SMA N 3 (1981-1984) di Surakarta, S1 Jurusan Gizi Masyarakat &
SDK Faperta IPB (1984-1989), S2 Ilmu Gizi Masyarakat & SDK PPs IPB (1993-1996).
Beasiswa: Supersemar Olah Raga (1981), Studi S1 Gizi Masyarakat&SDK (NCH II
World Bank-Dikti 1986/1987-1989), Studi S2 Ilmu Gizi Masyarakat&SDK (CHN III
World Bank-Dikti 1993-1996), Piagam Tanda Kehormatan Presiden RISatyalancana Karya Satya 10 Tahun,2004,Penghargaan Presenter Oral Terbaik III
Simnas 6 Balitbangkes Kemenkes RI Tahun 2010, Penghargaan Dosen Berprestasi

Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia 2015

ISSN: 2460-5271

I FKM Undip Tahun 2011; Harapan II Undip Tahun 2011, Piagam Tanda
Kehormatan Presiden RI-Satyalancana Karya Satya XX Tahun, Tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai