Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RUANG LINGKUP GIZI MASYARAKAT


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : Putu Ayu Dina Saraswati, S.Tr. Keb.,M.Keb

Oleh Kelompok 3 :

Komang Ayu Resianing (A1121001)

Putu Novi Aurelia (A1121005)

Putu Kezia Yoana Putri (A1121013)

Paradila Putri (A1121015)

PRODI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2023
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Gizi


Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza“ yang artinya zat makanan. Sedangkan
dalam bahasa Inggris dikenal disebut “nutrition“ yang berarti adalah bahan
makanan. Zat gizi adalah zat-zat yang diperlukan tubuh yang berasal dari zat
makanan. Zat gizi terdiri dari beberapa macam meliputi karbohidrat, lemak, protein,
mineral, dan vitamin.

WHO (World Health Organization, dalam Soekirman, (2000: 4) mengartikan


ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup
untuk kembali dan mengolah zat-zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan
untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh, dan
menghasilkan energi.

1.2 Gizi Masyarakat

Ilmu gizi yang berkaitan dengan masyarakat disebut dengan gizi kesehatan
masyarakat (Public Health Nutrion) yaitu gizi yang berkaitan dengan gangguan gizi
pada kelompok masyarakat. Gizi masyarakat memiliki sifat pencegahan (preventif)
dan peningkatan (promosif).

Menurut World Public Health Nutrion Association, gizi kesehatan masyarakat


diartikan sebagai promosi dan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan
gizi serta kesejahteraan penduduk melalui upaya terorganisir dan informasi pilihan
masyarakat. Gizi kesehatan masyarakat berorientasi pada pemecahan masalah, aspek
sosial dan budaya, pencegahan penyakit, intervensi berbasis system dan organisasi
(Hughes, 2008)

Nutrisionis yang bekerja dalam area gizi Kesehatan masyarakat hendaknya


mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah dalam
komunitas. Diharapkan dengan demikian, nutrisionis gizi masyarakat dapat
mengidentifikasi dan terlibat dalam pemecahan masalah gizi.
1.3 Fungsi Gizi Masyarakat

Fungsi dari praktik Gizi Kesehatan Masyarakat (Hughes, 2008) adalah :

1. Mengembangkan dan mengkomunikasikan kebutuhan masalah gizi dalam


masyarakat.
2. Mengembangkan nutrisionis gizi masyarakat dan kolaboratornya melalui
Pendidikan dan diseminasi pengetahuam serta memastikan dukungan
organisasi.
3. Membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial untuk terlibat dalam
mengidentifikasi dan membangun solusi pada masalah dan isu terkait gizi,
4. Mengusahakan, mengembangkan, dan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat diseluruh tahapan kehidupan.
5. Mengusahakan akses yang adil terhadap makanan yang aman dan sehat
sehingga pilihan tersebut adalah sesuatu yang mudah.

1.4 Faktor Penentu Dalam Gizi Kesehatan Masyarakat

a. Factor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya
saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga
kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman
pathogen. Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan
jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi
tanaman.
b. Factor Ekonomi
Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, Sebagian besar
penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan
pada umumnya masyarakay yang berpenghasilan rendah mempunyai ukuran
badan yang lebih kecil. Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan
dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan
penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas
berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang diperlukan
untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala
fungsinya.
c. Factor Sosial Budaya
Indicator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas
keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan
dilingkungan yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang.
Juga indicator demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk,
seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota
keluarga, serta jarak kelahiran.
Tingkat Pendidikan juga termasuk dalam factor ini. Tingkat Pendidikan
berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya Pendidikan
seseorang, kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat
meningkatkan daya beli makanan.
d. Factor Biologis
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai
oleh anak. Keadaan gizi Sebagian besar menentukan kesanggupan untuk
mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-
negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir
mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
e. Factor Religi
Religi atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya
seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang
sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur
tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan.

1.5 Asuhan Gizi dalam Gizi Kesehatan Masyarakat

Dalam meningkatkan perbaikan masalah gizi, Kementrian Kesehatan menetapkan


upaya pelayanan termasuk pelayanan gizi mencakup Upaya Kesehatan
Masyarakat (YKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). Untuk
memberikan pelayanan gizi yang Bernama NCP (Nutrition Care Process) atau
Proses Asuhan Gizi yaitu suatu metode penyelesaian masalah yang menggunakan
critical thinking yang berdasar evidence based untuk menyelesaikan masalah gizi
pada individu dan masyarakat (Swan et al., 2017).

Proses asuhan gizi NCP terdiri dari 4 langkah yang saling berhubungan satu
dengan yang lain yaitu :

1. Identifikasi masalah yang terdiri dari pengkajian


Pengkajian gizi adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan,
mengklarifikasi, dan mensintesis data penting yang relevan baik dari klien
individu maupun kelompok masyarakat.
2. Diagnosis gizi
Diagnosis gizi dinyatakan dengan menggunakan istilah diagnosis gizi,
etiologic, tanda, dan gejala yang teridentifikasi dalam referensi diagnosis.
3. Penyelesaian masalah yang terdiri dari intervensi
Intervensi Gizi adalah tindakan terencana yang dirancang dengan maksud
mengubah perilaku terkait gizi, factor resiko, kondisi lingkungan dan status
kesehatan,
4. Monitoring dan evaluasi gizi.
Pemantauan dan evaluasi gizi mengidentifikasi hasil/indicator yang relevan
dengan diagnosis gizi dan rencana serta tujuan intervensi.

1.6 Masalah Gizi Di Indonesia

Pada beberapa tahun terakhir masalah gizi yang kurang popular adalah GAKI,
Anemi, kurang vitamin A(KVA) dan kurang energi dan protein (KEP). Namun
sekarang masalah gizi terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Masalah Gizi Yang Sudah Terkendali


a. Kurang vitamin A (KVA)
Adalah masalah gizi yang sudah dapat dikendalikan. Namun
suplementasi vitamin A tetap diberikan untuk mensuport pertumbuhan,
mencegah infeksi(diare, ISPA, PPOK) dan mendukung metabolisme.
Suplementasi vitamin A juga berhubungan dengan pengurangan angka
mortalitas, morbiditas, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi
resiko infeksi dan mengatasi berbagai masalah penglihatan(Mayo-
Wilson et al., 2011). Pada ibu postpartum dan masa nifas, suplemen ini
sangat membantu mencegah anemia dan mengurangi infeksi (Mccaulet
et al., 2015)
b. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
Iodium adalah trace mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
memproduksi hormone tiroid. Kekurangan iodium berakibat pada
pembesaran goiter, lahir mati, kelainan kongenital, kematian bayi dan
anak, dan gangguan tumbuh kembang. Janin, bayi hingga kanak-kanak
memerlukan hormone tiroid yang cukup untuk tumbuh kembang secara
normal dan kemampuan intelektual atau skor kognitif yang memadai.
Beberapa program pemerintah dalam menanggulangi GAKI adalah
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), fortifikasi garam beriodium.
c. Anemia
Anemia keadaan yang ditandai dengan rendahnya jumlah sel-sel darah
merah dengan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah. Meskipun
prevalensi anemia masih tinggi namun masalah anemia relative telah
dapat ditangani. Menurut riskesdas 2013 sebanyak 37% ibu hamil
mengalami anemia, dan terus meningkat sebesar 48,5% pada 2018.

2. Masalah Gizi Yang Belum Dapat Diselesaikan


a. Stunting
Stunting ditandai dengan tinggi badan menurut umur (BB/U)<-2 SD
WHO (2005). Masalah stunting merupakan masalah gizi kronik dengan
prevalensi tertinggi disbanding masalah gizi lainnya. Menurut hasil
survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting
balita adalah 24,4% dengan rentang 10,9 hingga 37,8%. Anak stunting
memiliki pengalaman pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro dan makro
dalam tubuh yang tidak terpenuhi secara maksimal sehingga
pembentukan sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
b. Underweight
Underweight adalah masalah gizi dengan indicator berat badan menurut
umur. Underweight adalah istilah lain dari kurang berat, prevalensi
underweight di Indonesia adalah 17,0dengan rentang 7% hingga 29,3%
3. Masalah gizi yang meningkat dan mengancam Kesehatan masyarakat
Selain masalah kurang gizi, masalah gizi lebih, baik overweight maupun
obesitas, menunjukkan peningkatan prevalensi. Pada balita gizi lebih
meningkat dari 4,75% pada tahun 2007 menjadi 10,4% pada tahun 2013 dan
meningkat lagi menjadi 12,5% pada tahun 2018.
Overweight dan obesitas diartikan sebagai akumulasi masa lemak yang
melebihi batas dan merepresentasikan risiko Kesehatan. Overweight dan
obesitas adalah penyebab terbesar penyakit kronis termasuk hipertensi,
jantung, dan pembuluh darah, stroke dan kanker. Selain itu overweight juga
dapat menjadi penyebab DM, sementara DM sangat erat berkaitan dengan
berbagai komplikasi seperti kebutaan, gagal ginjal, dan gangrene. Obesitas
pada masa kanak-kanak berhubungan dengan komplikasi Kesehatan yang
sangat serius dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pada usia muda.
Untuk itu, diperlukan pencegahan obesitas pada anak-anak sangat penting
dilakukan sehingga tidak berkembang menjadi obesitas di masa remaja dan
dewasa (WHO, 2021)

1.7 Kebijakan Pembangunan Dan Perbaikan Gizi

Kebijakan upaya perbaikan gizi dikembangkan dan diarahkan untuk meningkatkan status
gizi masyarakat. Pada saat krisis ekonomi di Indonesia yang berlangsung cukup lama,
kebijakan yang dilakukan bersifat penyelamatan (rescue) dan pencegahan “lost
generation”, sekaligus pembaharuan (reform) agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Dalam rencana aksi ini kebijakan pangan dan gizi disusun melalui pendekatan 5 pilar
pembangunan pangan dan gizi :

1. Perbaikan gizi masyarakat, terutama pada ibu pra-hamil, ibu hamil, dan anak
melalui peningkatan ketersediaan dan jangkauan pelayanan Kesehatan berkelanjutan
difokuskan pada gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak baduta
2. Peningkatan aksebilitas pangan, yang beragam melalui peningkatan ketersediaan
dan aksebilitas pangan yang difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin.
3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan, melalui peningkatan
pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang
memenuhi syarat dan produksi industry rumah tangga (PIRT) tersertifikasi.
4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melalui peningkatan
pemberdayaan masyarakat dan peran pimpinan formal serta non-formal, terutama
dalam perubahan perilaku atau budaya konsumsi pangan yang difokuskan pada
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya local, perilaku hidup
bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu.
5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi, melalui penguatan kelembagaan pangan
dan gizi ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten, dan kota yang mempunyai
kewenangan merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi, termasuk
sumber daya penelitian dan pengembangan.

1.8 Penanggulangan Masalah Gizi Masyarakat

Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.
Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat
Indonesia. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah,
baik gizi kurang maupun gizi lebih:

1. Penanggulangan masalah gizi kurang


a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan
b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat
rumah tangga
c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan system rujukan dimulai dari
tingkat posyandu hingga puskesmas dan rumah sakit
d. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui system kewaspadaan
pangan dan gizi (SKPG)
e. Peningkatan komunikasi, informasi, edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat
f. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk
pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas
g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta
kapsul minyak beriodium
h. Peningkatan Kesehatan lingkungan
i. Upaya pengawasan makanan dan minuman
j. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi
2. Penanggulangan masalah gizi lebih

Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui


pengurangan makanan dan penambhana Latihan fisik atau olagraga serta
menghindari tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan
dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi
alcohol.

Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan


maslah gizi buruk menurut Depkes RI (2005) dirumuskan dalam beberapa
kegiatan berikut:

a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan


balita di posyandu
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di
puskesmas/RS dan rumah tangga
c. Menyediakan pemberian makanan tambahan pemulihan (PTM-P) kepada
balita kurang gizi dan keluarga miskin
d. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)
e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita
BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Gizi kesehatan masyarakat diartikan sebagai promosi dan pemeliharaan kesehatan
yang berhubungan dengan gizi serta kesejahteraan penduduk melalui upaya
terorganisir dan informasi pilihan masyarakat (World Public Health Nutrion
Association).
Gizi masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan,
faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor biologis dan faktor religi.
Sampai saat ini, masalah gizi masyarakat yang belum dapat diselesaikan adalah
Stunting, underwight, dan overwight atau obesitas.
Adapun upaya untuk memperbaiki masalah gizi masyarakat adalah melalui
pendekatan 5 pilar yaitu perbaikan gizi masyarakat, peningkatan aksesbilitas pangan,
peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan, peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat serta penguatan kelembagaan pangan dan gizi.
2.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan agar bisa menyelenggarakan konseling tentang gizi kepada
masyarakat untuk mengurangi permasalahan gizi pada masyarakat.
2. Bagi Masyrakat
Bagi masyarakat perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang gizi yang baik
dan seimbang bagi tubuh sehingga gizi yang diperlukan bisa terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, agnia fila dkk. 2018. (PDF) permasalahan gizi masyarakat dan upaya
perbaikannya. (online). Tersedia: gizi pdfmasyarakat.pdf (uinsgd.ac.id)
Diakses pada : 20 maret 2023 pukul 10.20
Agung, ayu ari dkk. 2016. (PDF) pangan, gizi dan Kesehatan masyarakat. (online).
Tersedia : (PDF) PANGAN, GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT | Prof.
Dr. Ir I Ketut widnyana, M.Si, Ketut Sumantra, Ketut Widnyana, and Sutariati K
Gusti Ayu - Academia.edu
Diakses pada: 20 maret 2023 pukul 10.30
Sitasari, almira dkk. 2022. (PDF) gizi Kesehatan masyarakat. (online). Tersedia: Gizi
Kesehatan Masyarakat - Almira Sitasari, Joko Susilo, Nur Hidayat, Roslinda
Laiya, Sumarni, Tri Siswati, Hafifatul Auliya Rahmy, Sandy Ardiansyah, Urhuhe
Dena Siburian, Sri Achadi Nugraheni, Agus Wijanarka, Puspita Sari, Get Press -
Google Buku
Diakses pada: 19 maret 2023 pukul 12.00
Hafidzah, mona. 2014. (PDF) ruang lingkup gizi masyarakat. (online). Tersedia: RUANG
LINGKUP Gizi Masyarakat-1 | PDF (scribd.com)
Diakses pada : 19 maret 2023 pukul 11.00

Anda mungkin juga menyukai