1 April 2019
ABSTRAK
Nutrisi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Nutrisi
memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya setelah bayi lahir, akan tetapi dimulai setelah
terjadi konsepsi. Sejak hari pertama janin bertumbuh dalam rahim, nutrisi menjadi salah satu penentu
apakah janin akan bertumbuh dengan baik ataupun tidak. Ketika janin di dalam rahim, orang tua atau
pasangan yang sedang dalam masa reproduksi memiliki peranan penting sebagai orang pertama yang
menentukan asupan nutrisi yang baik untuk janin. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan dan
sikap Pasangan Usia Subur terkait nutrisi awal kehidupan bagi anak-anaknya sangatlah penting. Latar
belakang tersebut mendorong peneliti untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan
reproduktif terkait nutrisi di 1000 awal kehidupan anak. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang dengan design descriptive survey dan teknik pengambilan
sampel cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukan 65,9 % suami memiliki
pengetahuan kurang dan 52,4 % suami memiliki sikap negatif, sedangkan 41,5 % istri
memiliki pengetahuan cukup dan 52,4 % memiliki sikap negatif. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran bahwa pengetahuan dan sikap pasangan reproduktif masih
belum sesuai harapan, sehingga diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan edukasi
melalui berbagai media untuk bisa meningkatkan pengetahuan dan membangu sikap positif
Pasangan Usia Subur terhadap nutrisi di 1000 hari awal kehidupan.
Kata Kunci : Pasangan Usia Subur, Pengetahuan, Sikap, 1000 Hari Pertama Kehidupan
ABSTRACT
Nutrition is one of the factors which influence growth and development of children. Nutrition has a
very important role not only after the baby is born, but starts from conception period. Since the first
day the fetus grows in the womb, nutrition is one of the determinants of whether the fetus will grow
well or not. When the fetus in the womb, parents or couples who are in the reproductive period have
an important role as the first person to determine good nutritional intake for the fetus. In everyday
life, knowledge and attitudes of fertile couples related to the early nutrition of life for their children is
very important. This background encourages researchers to identify reproductive partner knowledge
and attitudes related to nutrition in the first 1000 lives of children. This research was conducted in the
work area of Batang District Health Office with a descriptive survey design and cluster random
sampling technique. The results showed 65.9% of husbands had insufficient knowledge and 52.4% of
husbands had negative attitudes, while 41.5% of wives had sufficient knowledge and 52.4% had
negative attitudes. This research is expected to provide an illustration that the knowledge and
attitudes of reproductive partners are still not as expected, so that health workers are expected to be
able to provide education through various media in order to increase knowledge and develop a
positive attitude towards fertility in the first 1000 days of life.
Keywords: Attitude, Fertile Couple, First 1000 Days of Life, Knowledge
dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan janin Movement dalam menurunkan angka stunting dan
apakah selama dalam kandungan, janin wasting serta mengurangi kejadian malnutrisi di
mendapatkan nutrisi yang memadai. Indonesia. SUN merupakan gerakan global yang
Pemenuhan asupan gizi pada 1000 Hari Pertama memiliki prinsip bahwa semua orang di dunia
Kehidupan sangatlah penting. Para ahli berhak mendapatkan makanan dan kebutuhan
menyatakan periode usia anak di bawah 2 tahun gizi yang baik.Gerakan Scaling Up Nutrition
dikenal sebagai “Periode Emas” atau “Window of (SUN) Movement merupakan suatu gerakan
Opportunity”. Dengan adanya pengetahuan global dibawah koordinasi sekertariat jenderal
pasangan usia subur tentang pentingnya PBB. Hadirnya gerakan ini merupakan respon
kebutuhan nutrisi sesuai umur dan tahapannya, dari negara-negara dunia terhadap kondisi status
PUS akan mempunyai keinginan untuk merubah pangan dan gizi di negara berkembang. Indonesia
sikapnya sesuai dengan pengetahuan yang selanjutnya meluncurkan gerakan 1000 Hari
dimiliki. Pertama Kehidupan yang dikenal dengan sebutan
gerakan 1000 HPK oleh Menteri Koordinator
KAJIAN LITERATUR Bidang Kesejahteraan Rakyat bersama-sama
Kebutuhan nutrisi yang tidak memadai pada awal dengan Menteri Perencanaan Pembangunan
kehidupan anak, selain dapat menyebabkan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Kesehatan,
BBLR juga dapat juga menyebabkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
pertumbuhan balita pendek (stunting) yang Perlindungan Anak (Priyatna, A., & Uray, A.B.,
ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan 2014).
menurut umur (TB/U). Seorang balita dikatakan Pentingnya gizi pada 1000 Hari Pertama
pendek jika nilai standar deviasi -3 SD sampai Kehidupan juga dapat menurunkan resiko
dengan < -2 SD. Balita kurus (wasting) kesakitan pada bayi dan ibu (Millenium Chalenge
ditunjukkan dengan nilai z-score berat badan Account). Gerakan ini bertujuan meningkatkan
menurut tinggi badan (BB/TB). Seorang balita gizi untuk perbaikan kehidupan anak-anak di
dikatakan kurus atau kekurangan gizi jika nilai Indonesia mendatang, yakni dimulai dari 270 hari
standar deviasi -3 SD sampai dengan < -2 SD. masa kehamilan dan 730 hari setelah lahir. Masa
Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan ini bermula sejak saat konsepsi hingga anak
tinggi badan atau dengan kekurangan gizi, dapat berusia 2 tahun.
dideteksi pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Pemenuhan asupan gizi pada 1000 Hari Pertama
cenderung berada pada bawah garis merah. Balita Kehidupan sangatlah penting, jika pada rentang
kelebihan berat badan (overweight) yang usia tersebut anak mendapatkan asupan nutrisi
ditunjukkan dengan nilai z-score berat badan yang optimal, maka penurunan status gizi anak
menurut umur (BB/TB), dikatakan kelebihan bisa dicegah sejak awal. Aturan untuk mengikuti
berat badan jika nilai standar deviasi > 2 SD 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Negara maju
(Kemenkes Republik Indonesia, 2011, h.4). dan Negara berkembang, wanita hamil perlu
Data United Nations Children’s Fund (UNICEF) mendapatkan berbagai jumlah nutrisi yang
pada tahun 2014 didapatkan bahwa prevalensi cukup, termasuk suplemen asam folat. Setelah
stunting di dunia sebesar 162 juta anak dibawah bayi lahir, wanita juga perlu meningkatan asupan
5 tahun dan wasting sebanyak 51 juta anak. nutrisinya untuk memberikan ASI kepada
Wilayah Asia angka kejadian stunting yaitu bayinya, karena ASI merupakan makanan ideal
sekitar 36 per 1.000 kelahiran hidup dengan untuk perkembangan bayi dan pertumbuhan bayi
prevalensi tertinggi berada di kawasan Asia yang sehat. Bayi harus diberikan ASI eksklusif
Selatan. Prevalensi di Indonesia untuk balita selama enam bulan pertama kehidupan untuk
stunting sebanyak 37,2%, Wasting 12,1%, dan mencapai kesehatan dan pertumbuhan yang
19,6% overweight per 1.000 kelahiran hidup optimal. Setelah itu, bayi harus mendapatkan
(Achadi, E., L., 2015) Data mengenai angka nutrisi yang memadai dan aman dari makanan
stunting dan wasting di Jawa Tengah pada tahun pendamping ASI. Kondisi ini terus berlangsung
2007 lebih tinggi di bandingkan angka stunting sampai bayi berusia dua tahun. Hal tersebut
dan wasting di Jawa Barat serta Jawa Timur. merupakan rekomendasi dari WHO dan harus
Data Riskesdas tahun 2007 untuk prevalensi diberikan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan
stunting di Jawa Tengah pada tahun 2007 (Bellieni, C.V., 2016).
sebanyak 38% dan wasting sebanyak 12,5%. Asupan nutrisi selama kehamilan dimulai sejak
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dan trimester I (0-12 minggu), ibu hamil perlu
bergabung dalam Scaling Up Nutrition (SUN) memperbaiki jenis makanan yang masuk, karena
pada masa ini merupakan pertumbuhan cepat Jurnal penelitian Paul, M.N., & Abibatu, B.
organ dan sistem saraf pusat. Suplementasi (2016) dengan judul “Mother’s Protein Intake
dengan asam folat selama periode saat masa During The First 1000 Days of a Child in
konsepsi dapat mengurangi insidensi defek Moyamba Township” menyatakan bahwa di kota
tabung saraf (neural tube defect, NTD) (Barasi, Moyamba, wanita yang memiliki pengetahuan
M. E., 2007) manfaat nutrisi bagi ibu hamil baik akan lebih sadar untuk memenuhi sumber
dapat mengurangi komplikasi penyakit lainnya, daya untuk memperbaiki status gizi pada 1000
memperbesar keberhasilan menyusui (ASI), Hari Pertama Kehidupan dibandingkan wanita
mengurangi resiko berkurangnya cadangan gizi dengan pengetahuan kurang. United States
ibu, memperkecil resiko bayi prematur, dan Agency for International Development (USAID)
menekan resiko sakit hingga kematian ibu. pada tahun 2014 menyatakan bahwa di Asia
Pentingnya nutrisi untuk janin yaitu memperkecil Selatan yang menjadi perhatian untuk segera
resiko terhambatnya perkembangan janin, diatasi yaitu ibu yang malnutrisi dengan faktor
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang menyebabkan kekurangan gizi ibu di Asia
janin yang normal, menciptakan daya tahan salah satunya yaitu pengetahuan terhadap
tubuh yang baik, meminimalkan resiko cacat makanan yang di anjurkan atau diet selama
pada bayi hingga kematian (Misaroh, S., & kehamilan dan menyusui masih rendah sebesar
Proverawati, A., 2010) antara 10%-40% terjadi pada wanita dalam usia
Ibu hamil trimester I untuk meningkatan asupan subur (Ahmed, T., et al, 2012) Indonesia,
nutrisinya dianjurkan dengan selalu tepatnya di Kota Makassar wanita prakonsepsi
mengonsumsi makanan yang banyak (sebelum hamil) memiliki pengetahuan tentang
mengandung protein, zat besi, asam folat, dan mengkonsumsi makanan beragam dengan
minum cukup cairan (Rosyidah, A., 2013) Ibu pengetahuan cukup sebanyak 55,4% dan
hamil trimester II nafsu makannya mulai pengetahuan kurang sebanyak 44,6%, sikap
meningkat dan membuat pertumbuhan janin mengonsumsi makanan beragam dengan sikap
semakin cepat. Ibu hamil trimester II juga perlu positif dan negatif sama prevalensinya sebanyak
mempertahankan pola makan, penambahan 50 %. Penelitian Istanti Rini, dkk taun 2014 di
ekstra kalori sebanyak 200 kkal/hari, konsumsi Jawa Tengah tahun 2013 ditemukan bahwa
vitamin C, dan perlu menghindari minuman yang penyebab dari banyaknya kematian ibu dan bayi
mengandung kafein serta alkohol. Menginjak karena pengetahuan ibu mengenai asupan nutrisi
trimester III perlu adanya pemenuhan kebutuhan buruk.
zat besi, kalsium, dan nutrisi lainnya (Barasi, M. Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari
E., 2007). manusia, pengetahuan merupakan domain yang
Bayi baru lahir harus segera mendapatkan paling penting untuk terbentuknya tindakan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sampai bayi seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
berusia 6 bulan. Masa ini merupakan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
perkembangan pesat beberapa organ penting aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif.
seperti sistem imun dan sistem saraf, penting Kedua ini yang akan menentukan sikap
sekali pemberian ASI eksklusif pada masa ini.Ibu seseorang, semakin banyak aspek positif dan
menyusui perlu meningkatkan asupan nutrisi objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
yang banyak disekresi ke dalam ASI seperti sikap makin positif terhadap objek (Wawan, A.,
kalsium, fosfor, magnesium, zink, folat, vitamin & Dewi, M., 2010).
A, dan vitamin C. Tambahan kalori sebesar 450- Sikap merupakan konsep paling penting dalam
570 kkal/hari, perbanyak minum air putih, dan psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik
peningkatan asupan nutrisi sesuai dengan asupan sebagai unsur individu maupun kelompok.
energi; protein dan vitamin B (Barasi, M. E., Menurut teori Thomas & Znaniecki menegaskan
2007) Setelah bayi sudah berusia 6-8 bulan sudah bahwa sikap adalah predisposisi untuk
boleh diberikan MP-ASI seperti makanan lumat, melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan,
8-12 bulan bayi sudah boleh diberikan makanan sehingga sikap bukan hanya kondisi internal
lembek dan lunak/semi padat, hingga 12-24 psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap
bulan sudah boleh diberikan makanan padat yang lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya
banyak mengandung sumber karbohidrat, protein individual (Wawan, A. & Dewi, M., 2010).
nabati, protein hewani, sayur dan buah (Priyatna, Notoatmodjo (2007), menyebutkan faktor-faktor
A., & Uray, A.B., 2014). yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
adalah pendidikan, pekerjaan, minat,
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa
dari jumlah responden sebanyak 164 yang dari jumlah responden sebanyak 164 istri di RW
tertinggi adalahsuami yang memiliki 05 dusun Pucung Kerep dan RW 06 dusun Roban
pengetahuan kurang berjumlah 108 (65,9%), Timur Desa Sengon, Kecamatan Subah,
suami yang memiliki pengetahuan cukup Kabupaten Batang sebanyak 78 istri (47,6%)
berjumlah 48 (29,3), dan suami yang memiliki memiliki sikap positif dan 86 istri (52,4%)
pengetahuan baik hanya 8 (4,9%) orang suami. memiliki sikap negatif terhadap pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama
Tabel 5.4. Kehidupan.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Istri
(n=164) Analisis Temuan Penelitian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan
Pengetahu Jumlah Presentase pengetahuan dapat terjadi setelah seseorang
an Istri (n=164) (100%) mengadakan penginderaan terhadap suatu objek
Kurang 57 34,8 tertentu. Pengetahuan sendiri juga dapat
Cukup 68 41,5 dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana
Baik 39 23,8 seseorang dengan pendidikan yang tinggi dapat
Total 164 100 terbentuk pengetahuan yang semakin luas pula
Sumber: Data Primer, 2017 (Wawan & Dewi, 2010). Hasil penelitian di RW
05 dusun Pucung Kerep dan RW 06 dusun Roban
Gambaran Sikap Pasangan Usia Subur Timur Desa Sengon, Kecamatan Subah,
Kabupaten Batang berdasarkan tabel 5.3 di atas
Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa pengetahuan suami dari total
Distribusi Frekuensi Sikap Suami responden 164 suami, sebanyak 108 (65,9%)
(n=164) suami memiliki pengetahuan kurang, sebanyak
48 (29,3) memiliki pengetahuan cukup, dan
Sikap Suami Jumlah Presentase suami yang memiliki pengetahuan baik sebanyak
(n=164) (100%) 8 (4,9%). Hal ini dapat dilihat seperti pada tabel
Positif 78 47,6 5.1 bahwa pendidikan suami terbanyak adalah
Negatif 86 52,4 suami dengan pendidikan SMP dengan angka 60
Total 164 100 orang suami (36,6%) dan pengetahuan suami
Sumber: Data Primer, 2017 terbanyak adalah suami dengan pengetahuan
kurang.
Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa Pengetahuan istri di RW 05 dusun Pucung Kerep
dari jumlah responden sebanyak 164 suami di dan RW 06 dusun Roban Timur Desa Sengon,
RW 05 dusun Pucung Kerep dan RW 06 dusun Kecamatan Subah, Kabupaten Batang
Roban Timur Desa Sengon, Kecamatan Subah, berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa
Kabupaten Batang sebanyak 78 suami (47,6%) pengetahuan istri dari total responden 164 istri
memiliki sikap positif dan 86 suami (52,4%) yang tertinggi adalah istri dengan pengetahuan
memiliki sikap negatif terhadap pemenuhan cukup sebanyak 68 (41,5), kemudian sebanyak
57 (34,8%) istri memiliki pengetahuan
kurang,dan istri yang memiliki pengetahuan baik diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau
sebanyak 39 (23,8%). Pengetahuan istri pada salah, adalah berarti bahwa seseorang menerima
penelitian ini yang memiliki pengetahuan baik ide tersebut (Notoatmodjo, 2007).
maupun yang memiliki pengetahuan cukup Sikap seseorang juga bisa terbentuk karena
presentasenya lebih besar dibandingkan dengan pengalaman langsung atau pengalamannya
pengetahuan suami meskipun berdasarkan tabel sendiri (Rahman A.A, 2013). Seperti pada teori
5.2 dapat dilihat bahwa pendidikan istri tidak Rahman, A.A., (2013) yang menyatakan bahwa
jauh berbeda dengan suami dimana yang paling sikap bisa juga terbentuk karena pengalamannya
banyak presentasenya adalah istri dengan sendiri, sama halnya dengan 78 suami (47,6%)
pendidikan SMP sebanyak 55 istri dan SMA dan 78 (47,6%) istri yang memiliki sikap positif,
sebanyak 55 istri (33,5%). mereka memiliki sikap positif yang diperoleh
Menurut Notoatmodjo (2007) peningkatan dari pengalaman langsung mereka sendiri.
pengetahuan tidak mutlak hanya diperoleh Pengalaman suami yang pernah mendampingi
melalui pendidikan formal saja tetapi juga dapat istri dari saat awal kehamilan sampai anak
diperoleh dari pendidikan non formal. mereka tumbuh dan pengalaman istri yang sudah
Pengetahuan yang cukup dan pengetahuan baik pernah hamil dan memiliki balita membuat
yang dimiliki istri terhadap pemenuhan mereka bersikap positif terhadap pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama kebutuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan disebabkan oleh pendidikan non Kehidupan. Sikap yang positif juga akan lebih
formal yang pernah didapat. Sebanyak 69 istri mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
(42,1%) pada penelitian ini sudah pernah meninggalkan kesan yang kuat.
mendapatkan penyuluhan tentang pemenuhan Sikap Pasangan Usia Subur yang positif
kebutuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama cenderung memperlihatkan, menerima,
Kehidupan. Para istri mendapatkan pendidikan mengakui, dan lebih menyetujui dalam
non formal yang dapat meningkatkan menjalankan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pengetahuan mereka dari berbagai sumber, 1000 Hari Pertama Kehidupan sehingga dengan
seperti dari media elektronik misalnya televisi, terbentuknya sikap yang positif pada Pasangan
iklan, dari media cetak seperti majalah dan Usia Subur, diharapkan dapat menerapkan apa
poster-poster yang ditempel di puskesmas, saja yang perlu dipenuhi pada pemenuhan
maupun informasi langsung dari tenaga kebutuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama
kesehatan baik di posyandu ataupun di Kehidupan terlebih melihat banyaknya Pasangan
puskesmas yang menuturkan apa saja nutrisi Usia Subur pada tabel 5.1 dan tabel 5.2 sebanyak
yang harus dipenuhi selama 1000 Hari Pertama 137 suami (83,5) dan 108 istri (65,9%) yang
Kehidupan. masih ingin memiliki anak lagi.
Hasil analisa untuk sikap suami seperti pada tabel Berdasarkan hasil analisa sikap negatif pada 164
5.5 diatas didapatkan hasil dari 164 suami Pasangan Usia Subur, terdapat 86 suami (52,4%)
sebanyak 78 (47,6%) memiliki sikap positif dan dan 86 istri (52,4%) memiliki sikap negatif.
berdasarkan tabel 5.6 dari 164 istri sebanyak 78 Sikap negatif merupakan sikap yang menunjukan
istri (47,6%) memiliki sikap positif. Menurut atau memperlihatkan penolakan atau tidak
teori Chave, Bogardus, LaPierre, Mead dan menyetujui terhadap norma-norma yang ada
Gordon Allport yang dikutip dalam Azwar (Abu, A., 2007). Terdapat faktor-faktor yang
Saifuddin (2006) menyatakan sikap merupakan mempengaruhi terbentuknya sikap salah satunya
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap
dengan cara-cara tertentu. Sikap memiliki terbentuk dalam hubungannya dengan suatu
beberapa tingkatan yaitu menerima (receiving), objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui
merespon (responding), menghargai (valuing), hubungan antar individu, hubungan di dalam
dan bertanggung jawab (responsible). kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster,
Berdasarkan analisa peneliti selama penelitian radio televisi dan sebagainya yang dapat
terhadap 78 suami dan 78 istri yang memiliki mempengaruhi timbulnya sikap Abu, A., 2007.
sikap positif mayoritas ada pada tingkatan sikap Timbulnya sikap negatif bisa terjadi karena
merespon (responding) yakni memberikan kurangnya hubungan dengan suatu objek atau
jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan kelompok seperti pada tabel 5.1 dan 5.2 yang
menyelesaikan tugas yang telah diberikan. menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab Pasangan Usia Subur belum pernah mendapatkan
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
Dinkes. (2015). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Selama Kehamilan di BPS Mitra Ibu
Dinkes Jateng: Semarang. Sragen.
Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori &
Jakarta: Kemenkes RI. Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Perencanaan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Program Gerakan Nasional Percepatan Medika.
Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu WHO, 2011.
Hari Pertama Kehidupan (Gerakan WHO, 2014.
1.000 HPK). Jakarta. Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kandungan.
Kemenkes RI. (2015). Suistanable Development Jakarta: Bina Pustaka.
Goals (SDGs). Jakarta.
Misaroh, S., & Proverawati, A. (2010). Nutrisi Biodata Penulis
Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Penulis 1: Susri Utami adalah dosen Stikes
Medika. Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan di
Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Program Studi S1 Keperawatan-Ners. Utami
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. memiliki kualifikasi S2 Keperawatan dengan
Juli, O & Herizasyam. (2015). Kesiapan Ibu peminatan keperawatan anak lulusan National
Menghadapi Kehamilan dan Faktor- Cheng Kung University Taiwan tahun 2015
Faktor yang Mempengaruhinya. melalui program beasiswa BPP-LN DIKTI.
Paul, M. N., & Abibatu, B. (2016). Mother’s Prestasi yang pernah didapat antara lain lolos
Protein Intake During The First 1.000 dalam seleksi kompetisi Hibah tingkat Nasional
Days of a Child in Moyamba Township. Penelitian Dosen Pemula yang diselenggarakan
Global Journal of Bio Science and oleh KEMENRISTEK-DIKTI tahun anggaran
Biotechnologi. 2018 dan lolos seleksi hibah Program Kemitraan
Priyatna, A., & Uray, A. B. (2014). 1000 Hari Masyarakat yang diselenggarakan oleh
Pertama Kehidupan. Jakarta: Elex Media KEMENRISTEK-DIKTI tahun anggaran 2018.
Komputindo. Penelitian dan pengabdian masyarakat yang
Rahman, A. A, (2013). Psikologi Sosial dilakukan adalah seputar kesehatan bayi dan
Integrasi Penegetahuan Wahyu dan anak terutama terkait pijat bayi, perawatan
Pengetahuan Empirik. Jakarta: Rajawali metode kanguru dan ASI Eksklusif.
Pers. Penulis 2: Media Ade Lestari adalah mahasiswa
Riskesdas (2007). Analisis Lanskap Kajian program studi Sarjana Keperawatan dan Ners
Negara Indonesia. Analisa Lanskap yang tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang
Kajian Negara Indonesia. keperawatan anak terutama nutrisi pada anak.
Rosyidah, A. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Trimester I Tentang Nutrisi