BAB 1
PENDAHULUAN
Target paling paling menentukan adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Prevalensi
Gizi Kurang telah menurun secara signifikan, dari 31.0 % pada tahun 1989 menjadi 17.9 %
pada tahun 2010. Dalam pada itu prevalensi gizi buruk turun dari 12.8% pada tahun 1995
menjadi 4.9 % pada tahun 2010. Menteri Kesehatan mengatakan, berbagai upaya perbaikan
gizi masyarakat melalui kegiatan yang mencakup peningkatan program ASI Ekslusif, upaya
penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vitamin A, Taburia, tablet besi bagi bumil,
dan iodisasi garam serta tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang.
(berat badan, tinggi badan/ ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih dari itu
kebutuhan zat gizi seorang anak untuk proses biologis termasuk untuk tumbuh dan
berkembang. Status gizi seorang balita dapat dilihat dari peningkatan berat badannya, dimana
status gizi tersebut dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku seseorang dalam hal ini adalah
perilaku konsumsi dari Ibu Rumah Tangga dalam menentukan dan memilih kebutuhan nutrisi
untuk bayinya.
Salah satu tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan status gizi yang
diarahkan pada peningkatan kecerdasan, produktivitas, prestasi kerja serta penurunan angka
2
penderita gizi kurang dan gizi lebih. Status gizi, angka kelahiran, kesakitan dan kematian
UNICEF menyatakan 30 ribu kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak
balita di dunia tiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam
bulan sejak tanggal kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan
kepada bayi. bukti ilmiah yang dikeluarkan oleh jurnal Paediatrics pada 2006. Terungkap
data bahwa bayi yang diberi susu formula memiliki kemungkinan meninggal dunia pada
bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi daripada bayi yang disusui
oleh ibunya secara eksklusif. Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah
2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisasi melalui
pemberian ASI secara eksklusif. Karena itu, sudah sewajarnya ASI eksklusif dijadikan
Gumelar mengatakan, tingkat pemberian air susu ibu di Indonesia masih rendah. Menteri
menjelaskan, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2007-2008
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia nol hingga enam bulan di Indonesia
menunjukkan penurunan dari 62,2 persen pada 2007 menjadi 56,2 persen pada 2008.
Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai enam bulan turun dari 28,6
persen pada 2007 menjadi 24,3 persen pada 2008, sementara jumlah bayi di bawah enam
bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7 persen pada 2002 menjadi 27,9 persen
pada 2003, Karena itu kami mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penerapan Sepuluh
akan menegaskan kembali bahwa keberhasilan Ibu dalam menyusui membutuhkan dukungan
keterangan bahwa anak dapat mengalami obesitas pada usia 5 tahun karena susu formula. Hal
ini juga dapat memicu gangguan kesehatan bagi bayi anda mulai jantung hingga diabetes.
Penelitian ini juga melibatkan bayi-bayi di rumah sakit daerah Cambridge, Nottingham,
Leicester dan Glasgow, Inggris.Bayi yang diberikan banyak susu formula cenderung obesitas
Selama kurun waktu 20 tahun angka kematian bayi (AKB) telah diturunkan secara
tajam, namun AKB menurut SDKI 2002-2003 adalah 35 per 1000 KH. Angka tersebut masih
tinggi dan saat ini mengalami penurunan secara lambat. Dalam Rencana Pembangunan
jangka panjang Menengah Nasional (RPJMN) salah satu sasarannya adalah menurunkan
AKB dari 35 1000 KH menjadi 26 per 1000 KH pada tahun 2009. Oleh karena itu perlu
Dalam beberapa tahun terakhir AKB di Jawa Timur mengalami penurunan, dari 36,65
per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2005) menjadi 31,28 per 1.000 kelahiran hidup (tahun
2010). Apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, angka kematian bayi pada laki-laki selalu
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi perempuan, yaitu 35,72 untuk bayi laki-laki dan 26,62
bayi perempuan pada tahun 2010. Angka-angka ini harus terus diupayakan lagi untuk turun
meskipun angka yang dicapai sudah cukup baik, karena menurunnya AKB merupakan
gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Hal ini seringkali dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan di bidang kesehatan di Jawa
4
Timur. Turunnya angka kematian bayi ini antara lain didukung karena adanya peningkatan
penolong persalinan oleh tenaga medis, keberhasilan program KB, peningkatan pelayanan
dan penyediaan fasilitas kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, seiring itu pula
AKB-nya telah lebih baik dari angka yang ingin dicapai Jawa Timur pada tahun 2010
(31,28).
Di Ngawi, AKB mencapai 36,62 per 1000 kelahiran. AKB Ngawi ini sudah di bawah
angka nasional yang mencapai 40 per 1000 kelahiran. Sementara target dari Millenium
Berat Badan yang dikategorikan normal dibagi menjadi beberapa tahapan. Pada triwulan
pertama, pertambahan Berat Badan sekitar 150-250 gram per bulan. Pada triwulan kedua
sekitar 500-600 gram per bulan, sedangkan pada triwulan ketiga mencapai 350-450 gram per
bulan. Lalu, pada triwulan keempat pertambahan Berat Badan berkisar antara 250-350 gram
per bulan. Dari patokan di atas terlihat kalau dalam 3 bulan pertama setelah lahir,
pertambahan Berat Badan berlangsung biasa-biasa saja. Kemudian, pada usia 3-6 bulan
pertambahan Berat Badan terkesan melesat, dan mulai melambat saat usia di atas 6 bulan.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 2020 terhadap
20 orang ibu yang mempunyai balita melalui observasi Kartu Menuju Sehat (KMS)
Ekslusif memiliki Berat Badan Normal terdapat 8 bayi (40%) dan Bayi yang memiliki berat
badan tidak normal terdapat 1 bayi (5%), dan Bayi yang mendapatkan Susu Formula
memiliki Berat Badan Normal terdapat 1 bayi (5%) dan Bayi yang memiliki berat badan
tidak normal terdapat 10 Bayi (50%). Dari data tersebut menunjukan bayi yang memiliki
berat badan tidak normal mengalami obesitas sebanyak (50%) dan Gizi Buruk (5%) dan
5
terdapat berbagai masalah yaitu Pada Pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan
Penyebab Teoritis dari bayi yang obesitas adalah faktor keturunan, Ibu yang obesitas,
Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan, Ibu diahetes/pradiahetes
dan Penyebab Praktisi yaitu Bayi yang minum susu formula yang selalu dipaksakan oleh
ibunya, bahwa setiap kali minum harus habis. Kebiasaan untuk memberikan minuman /
makanan setiap kali anak menangis. Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia
yang terlalu dini. Jenis susu yang diherikan osinolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu
Dampak Makro yaitu Obesitas pada masa Bayi berisiko tinggi menjadi obesitas
dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif
Dampak Mikro yaitu. Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran
pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil
dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer.
Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid, dapat
mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang
mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet,
tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan pertumbuhan
6
Berat Badan bayi usia 0–6 bulan antara yang mendapat ASI eksklusif dengan susu formula di
penelitian ini dapat bermanfaat untuk ibu – ibu rumah tangga dalam menentukan dan memilih
suatu permasalahan yaitu adakah perbedaan pertumbuhan berat badan bayi usia 0 – 6
bulan antara yang mendapat ASI eksklusif dengan susu formula di Puskesmas
3. Menganalisa perbedaan pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan antara yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada pihak yang
terkait dalam rangka untuk menentukan kebijakan dan intervensi gizi dalam upaya
tentang perbedaan pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan antara yang
menganalisa tentang perbedaan pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan antara
yang mendapat ASI eksklusif dengan susu formula dan peneliti dapat terjun secara
tentang pentingnya pemilihan asupan nutrisi yang terbaik untuk bayi demi masa
pertumbuhannya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan, wawasan dan ide
bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat susu
formula
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Gizi (nutrisi) juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perihal
Gizi juga diartikan sebagai zat aktif yang terkandung dalam bahan makanan
karbohidrat, vitamin, dan mineral (Varney. H, 2007: 94). Tapi ada juga sumber yang
menyebutkan bahwa air juga merupakan unsur gizi (Tirtawinata. TC, 2006: 55)
a. Protein
perbaikan sel. Protein terdiri dari campuran senyawa organik yang dikenal sebagai
9
asam amino. Terdapat asam amino yang harus disediakan oleh makanan. Sumber
protein:
b. Karbohidrat
2. Sumber karbohidrat:
c. Lemak
Lemak juga merupakan sumber energi dan memberi lebih banyak kalori
1. Kolesterol: zat seperti lemak, terdapat dalam semua jaringan binatang. Sumbernya
2. Lemak jenuh: berasal dari sumber binatang dan tanaman seperti dalam lemak,
daging, kacang, produk susu, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak
3. Lemak tak jenuh ganda: ditemukan terutama dalam minyak sayur, seperti
4. Lemak tak jenuh tunggal: ditemukan terutama dalam minyak sayur seperti
1. Vitamin dan mineral merupakan zat organik yang digunakan oleh tubuh
sebagai katalis untuk reaksi metabolisme intra selular. Vitamin dibagi menjadi 2
f. Air. Air merupakan unsur yang sangat vital dalam kehidupan, karena tanpa air
Secara garis besar, fungsi keenam zat gizi untuk keperluan tubuh adalah
Zat gizi yang berperan sebagai penghasil energi adalah karbohidrat, lemak,
dan protein. Energi ini diperlukan untuk aktifitas sehari-hari, misalnya untuk
berjalan, mandi, menulis, bekerja, olahraga dan aktifitas fisik lainnya. Untuk
11
aktivitas internal tubuh sendiri diperlukan juga energi, yaitu untuk kerja
badan. Oleh karena itu, karbohidrat, lemak, dan protein disebut sebagai Zat
Tenaga.
Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun tubuh (zat gizi yang membentuk
semua sel-sel jaringan baru untuk pertumbuhan serta mengganti jaringan yang
sudah rusak) adalah terutama protein, vitamin, mineral dan air. Dalam hal ini,
maka protein, vitamin, mineral dan air disebut sebagai Zat Pembangun.
Zat gizi yang berfungsi sebagai pengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh
serta mengatur pembentukan tulang dan gigi adalah protein, vitamin, mineral dan
d. sebagai pembentuk zat kekebalan tubuh atau imunitas yang bertugas dalam
1. Faktor Internal
a. Faktor fisiologis
makan selanjutnya.
b. Faktor Psikologis
pengalaman.
tersebut, dan proses belajar dini ( ketika pertama kali diperkenalkan pada
kepekaan rasa.
2. Faktor Eksternal
1. Budaya
Misalnya, tidak semua makanan dianggap dianggap cocok untuk anak atau ibu
2. Agama
yang diperbolehkan dan kapan makanan tersebut boleh atau tidak boleh
13
3. Keputusan Etis
untuk dimakan dan cara bertani yang merusak lingkungan. Pendukung suatu
prinsip etika mungkin mengubah pilihan makanannya agar sesuai dengan prinsip
yang dianutnya.
4. Faktor Ekonomi
5. Norma sosial
makanan. Hal ini ditunjukkan melalui tekanan oleh teman sebaya dan
kurang baik nilai gizinya karena banyak mengandung lemak, garam, dan
1. Gizi Lebih
dari yang dibutuhkan terutama konsumsi lemak yang tinggi dan makanan
dari gula murni. Pada umumnya masalah ini banyak terdapat di daerah
perkotaan.
2. Gizi Kurang
3. Gizi Buruk
kwarshiorkor dan marasmus yang biasanya disertai penyakit lain seperti diare,
fungsi tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan adalah peningkatan secara
bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja.
15
dan perilaku. Proses itu sangat kompleks dan unik, dan hasil akhirnya berbeda-beda
Menurut Supariasa, 2001 : 34, jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu :
pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan masa jaringan. Pertumbuhan linier
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan
masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau
saat pengukuran.
1. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.
Contoh dari ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar
kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang
kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau.
Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi dan panjang badan.
2. Pertumbuhan jaringan
Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. Contoh dari ukuran masa
jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tebal lemak bawah
kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
16
dilakukan. Ukuran masa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat
badan.
anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Supariasa, 2001 : 28, faktor-faktor
eksternal (lingkungan).
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Yang termasuk faktor internal (genetik) adalah faktor bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa.
Apabila kondisi lingkungan kurang mendukung atau jelek, maka potensi genetik
yang optimal tidak akan tercapai. Faktor lingkungan yang mempengaruhi dibagi
3) Toksin/ zat kimia, ibu hamil yang perokok berat/ peminum alkohol.
7) Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
plasenta/ talpus.
metabolisme, hormon.
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang.
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
Menurut Soetjiningsih, 1995 : 10, hal-hal yang dapat mendukung pertumbuhan dan
2. Orang tua tidak mempunyai masalah kejiwaan dan tidak menelantarkan anak
3. Perawatan dan pemeliharaan rumah sebagai tempat tinggal yang rapi, bersih,
tubuh antara lain: tulang, lemak, otot, cairan tubuh dan lainnya (Soetjiningsih, 1995 :
38).
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada masa
balita, berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk
mengetahui keadaan gizi dan digunakan untuk memantau laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi. Berat Badan merupakan pilihan utama karena berbagai
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik
4. Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
5. Karena masalah umur merupakan masalah penting untuk penilaian status gizi, BB
terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
Alat lain yang diperlukan selain dacin untuk menimbang adalah kantong celana
timbang atau kain sarung, kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak
terjatuh pada waktu ditimbang. Diperlukan tali atau sejenisnya yang cukup kuat
Langkah 1
a. Dahan pohon
Langkah 2
Periksalah apa dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat.
Langkah 3
Sebelum dipakai letakkkan bandul geser pada angka 0 (nol). Batang dacin dikaitkan
Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada
Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak
Langkah 6
Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.
Langkah 8
Langkah 9
Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu
menunjukkan timbangan pada skala nol setelah ditambahkan celana timbang/ kotak
22
timbang/ keranjang timbang. Pakaian juga harus dibuat seminimal mungkin. Sepatu,
topi, pakaian tebal dan mainan yang dipegang anak harus dilepas
Berat bayi akan bertambah 2 kali lipat pada bulan keempat yaitu dari 3,2 kg
menjadi 6,4 kg. Setelah itu pertumbuhan akan sedikit melambat. Berat Badan bayi
laki-laki dan perempuan pada umur <6 bulan tidak terdapat perbedaan, namun mulai
umur 6 bulan terdapat perbedaan yang lebih nyata. Semakin tua umur bayi, semakin
berbeda hasil pengukuran dalam penelitian dengan baku Pertumbuhan Berat Badan
menurut WHO. Pada 6 bulan pertama, bayi harus bertambah Berat Badan sekitar
100-225 gram tiap minggu, lalu beratnya akan menjadi 2 kali lipat pada usia 5-6 bulan
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi tumbuh dengan sehat dan kuat
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam- garam
organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi
ASI Eksklusif adalah Pemberian Air Susu Ibu saja (tanpa makanan/ minuman
(www.Medicastore.com, 2004)..
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 4
atau 6 bulan dengan kriteria yaitu segera setelah dilahirkan, tidak mendapat makanan
pengganti ASI pada awal penyisian dan hanya minum ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain (susu formula, air teh, madu, air putih) atau tanpa bantuan makanan padat
seperti pisang, nasi yang dilembutkan, biskuit, bubur susu, bubur nasi dan tim hingga
b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol
2. Faktor psikologis
b. Tekanan batin
6. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang
1. Kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI eksklusif baik bagi para ibu
2. Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara akan berubah.
3. Kurangnya waktu bagi wanita pekerja untuk memberikan ASI secara langsung
4. Adanya pelanggaran cara-cara promosi tertentu yang dapat menyesatkan para ibu
2. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
ASI tersebut.
3. Protein dalam ASI sangat mudah dicerna oleh bayi. Protein ASI mengandung
asam amino sistin dan asam amino taurin. Sistin diperlukan dalam pertumbuhan
perbandingan antara whey dan casein protein yang sesuai untuk bayi. Casein
adalah protein yang sukar dicerna dan whey adalah protein yang memproses isi
pencernaan bayi menjadi lebih lembut sehingga mudah dicerna oleh usus bayi.
Rasio whey dengan casein yang tinggi pada ASI membantu pencernaan bayi dan
4. Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Dimana laktosa ini
akan diubah menjadi asam laktat yang memberikan suasana asam di dalam usus
5. Lemak merupakan sumber kalori (energi) utama dalam ASI dengan kadar yang
cukup tinggi, yaitu sebesar 50%. ASI adalah kandungan lemak esensial, yaitu
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachnoid Acid (AA). Asam lemak ini penting
untuk pertumbuhan sel-sel otak sejak trimester tiga kehamilan sampai dengan
ASI merupakan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah sehingga
tidak merusak fungsi ginjal bayi. Berikut ini beberapa mineral yang terdapat
dalam ASI :
a. Zat besi, jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit, tetapi mudah diserap.
Persediaan besi ini jika ditambah dengan zat besi dalam ASI akan mencukupi
kebutuhan bayi sampai usia enam bulan. Dengan menyusu ASI, bayi akan
7. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif
tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi
8. Vitamin, ASI yang berasal dari ibu dengan pola makan memadai cukup
bayi terhadap infeksi saluran pernapasan, diare dan infeksi saluran pencernaan.
IgG, IgM, IgD dan IgE yang berguna untuk imunitas terhadap penyakit.
b. Lisosim, enzim lisosim dalam ASI berguna untuk memecah dinding bakteri dan
berkembang biak dalam saluran pencernaan bayi yang mendapat ASI. Kuman ini
akan mengubah laktosa yang banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan
asam asetat. Situasi asam akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, seperti
shigella sp, salmonella sp dan E.Coli, yaitu jenis kuman yang paling sering
e. Laktoferin dan transferin, Kedua zat ini merupakan protein dalam ASI yang
f. Komplemen C3 dan C4, komplemen ini sangat berguna sebagai faktor pertahanan
g. Sel makrofag, ASI mengandung 90% sel makrofag yang berfungsi membunuh
a. Komplit zat gizi dan selalu tersedia dengan suhu yang optimal
Suatu keadaan dimana ASI tidak boleh diberikan kepada bayi karena adanya
indikasi penyakit kronis, baik untuk kepentingan ibu maupun bayinya (seperti
tercukupi sehingga daya tahan tubuh bayi akan meningkat dan akan
makanan utama dan terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan. Bayi yang
lebih erat antara bayi dengan ibunya karena secara alami dengan adanya
kontak kulit, bayi merasa aman. Hal ini sangat penting bagi perkembangan
lain:
cepat
tumbuh kembang bayi. Jika pada umur 0-6 bulan, bayi mendapatkan ASI yang cukup
dan disusui dengan cara yang benar maka pertumbuhan bayi akan berlangsung baik.
Adanya kesalahan dalam menyusui dapat menyebabkan asupan susu yang kurang.
Akibatnya makanan bayi tidak terpenuhi dan dapat mengakibatkan penurunan berat
Secara keseluruhan pemberian ASI eksklusif mencakup hal – hal sebagai berikut
(www.Medicastore.com, 2004) :
3. Tidak memberikan makanan pralakteal seperti air gula atau air tajin kepada bayi
baru lahir.
6. Cara lain yang dibolehkan hanya vitamin/ mineral dan obat dalam bentuk drop/
sirup
sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. Protein dalam ASI lebih mudah
2. Susu formula : Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat
diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap
b. Mudah dicerna
protein).
Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme
1. ASI : komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari
hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri
dengan kebutuhan zat gizi bayi. Misalnya, kolostrum (cairan bening kekuningan
yang keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti
mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula
susu) yang lebih rendah dibanding ASI mature. Kandungan kolostrum yang
seperti ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang memang belum
31
berfungsi optimal. Selain itu, komposisi ASI pada saat menyusui (fore milk)
berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk) . Kandungan protein
fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah
2. Susu formula : komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai
aturan pakai).
1. ASI : mengandung zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan sel-sel darah
putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu ASI
juga mengandung faktor bifidus yang melindungi usus bayi dari perdangan dan
zat ini tidak terdapat dalam susu sapi dan tidak dapat dibuat tiruannya dalam susu
formula.
berupa jenis yang ”salah” (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu tidak
mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.
1. ASI : cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang
2.5.1 Pengertian
Susu formula adalah makanan pengganti ASI yang diberikan kepada bayi, oleh
karena suatu sebab Ibu tidak dapat memberikan ASI pada bayinya (Pudjiadi, 2003 :
27).
32
Susu formula adalah makanan yang diberikan kepada bayi yang dapat berupa
ASI maupun makanan tambahan lainnya, seperti air teh, madu, air putih atau dengan
bantuan makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, biskuit, bubur nasi tim
Susu formula dapat berbentuk larutan siap saji, tetapi yang lebih murah adalah
yang berbentuk bubuk yang harus dilarutkan. Ada beberapa susu formula yang dibuat
untuk tujuan tertentu, misal untuk bayi preterm , alergi susu atau vegetarianisme,
formula khusus ini hanya dapat digunakan setelah berkonsultasi dengan dokter anak
Disamping itu berbagai keadaan tidak memungkinkan ibu untuk memberi ASI
1. Penyakit yang dilarang oleh dokter untuk menyusui, baik untuk kepentingan ibu
(seperti penyakit: gagal jantung) maupun untuk bayinya (seperti penyakit menular
2. Bayi dilahirkan dengan kelainan metabolik bawaan yang akan bereaksi jelek jika
4. Ibu bekerja atau berdagang, sedangkan tempat kerja atau tokonya terletak jauh dari
tempat tinggalnya
nutrien susu dengan baik. Jadi, susu untuk bayi usia ini haruslah susu formula
33
yang adaptif, artinya susu formula yang komposisi nutriennya sudah disesuaikan
dengan kemampuan bayi usia ini. Diantaranya rendah lemak dan karbohidratnya
tidak mengandung laktosa. Khusus untuk kelompok usia 6 ke bawah ini pun
a. Untuk bayi 6 bulan ke bawah yang lahir kurang bulan/ berat badan lahir
formula untuk bayi 6 bulan ke bawah yang cukup bulan. Ini dimaksudkan
b. Untuk bayi 6 bulan ke bawah dengan status normal, bisa dilihat di kemasan
tiap produk. Sedangkan susu formula bagi bayi 6 bulan ke bawah dengan
Untuk bayi 6 bulan ke atas hampir semua merek susu dari yang murah
sampai yang mahal memproduksi susu formula. Untuk anak usia ini biasanya
dinamai dengan susu tahap 1 dan seterusnya. Soalnya anak usia 6 bulan ke atas
organ tubuhnya sudah mulai kuat dan baik untuk mencerna apa yang ada,
Susu sapi yang telah bebas dari kandungan lemak (seperti susu kim) adalah
komponen yang terpenting. Karena rasio karbohidrat dengan protein dalam susu
dicampurkan whey protein dengan susu bebas lemak. Rasio whey protein dengan
Pada mulanya tepung kedelai yang dipergunakan sebagai sumber protein, tetapi
karena dalam tepung kedelai terdapat stakhiosa dan rafinosa yaitu karbohidrat
yang tak dapat dicerna, menyebabkan bayi lebih banyak buang air besar. Formula
yang kemudian menggunakan protein dari isolasi kedelai dapat mengatasi masalah
ini, sehingga sekarang hampir tak ada lagi yang mempergunakan kedelai dalam
bentuk tepung
Tipe formula jenis ini diberikan kepada bayi yang tidak tahan terhadap susu
formula dari susu sapi atau dari kedelai. Formula ini terdiri dari casein hidrolisa,
sukrosa dan tapioka sebagai sumber karbohidrat. Susu formula ini diperuntukkan
Menurut Suhardjo, 1992 : 107, bayi yang telah mendapatkan makanan padat
bayi masih belum siap untuk menerima makanan padat. Gangguan pertumbuhan
(growth faltering) pada bayi dimulai ketika bayi berumur 2-3 bulan terutama pada
1. Pemberian susu formula dapat memaparkan bayi pada alergen dalam jumlah
2. Jika penyiapan pemberian susu formula tidak memenuhi syarat kebersihan maka
memberikan susu formula melalui botol hampir identik dengan menanam bibit
3. Bayi peminum susu botol bersifat pasif yaitu menanti tetesan susu dari botol
sehingga bayi peminum susu botol tidak akan berhenti meneguk susu kecuali
4. Angka kejadian diare meningkat karena susu buatan boleh jadi berperan sebagai
asupan nutrisi yang dibutuhkan sehingga bayi akan terjatuh dalam kondisi status
6. Adanya kebiasaan pemberian makanan tambahan yang terlalu dini pada bayi
usia kurang dari 6 bulan akan menyebabkan bayi menyusu lebih sedikit, hal ini
disebabkan ukuran perut bayi masih kecil sehingga mudah penuh, sedangkan
Menurut Johnson, 2004 : 306, ada beberapa prinsip penting berkaitan dengan
1. Alat harus benar-benar disterilkan dan siap untuk digunakan, cuci tangan terlebih
dahulu
36
2. Air sudah harus matang dan dingin. Masukkan air ke dalam botol dengan jumlah
3. Pengambilan susu dengan sendoknya tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
sedikit, tetapi harus rata. Aturan umumnya adalah satu sendok takar untuk setiap
satu ons air. Tanggal kadaluwarsa harus diperiksa. Susu bubuk dimasukkan ke
dalam botol, dot dan tutupnya dipasang kemudian dilakukan pengocokan secara
6. Setelah bayi selesai minum, bayi disendawakan. Botol, dot dan tutupnya dicuci
7. Susu yang telah siap dan tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang
Bayi yang mendapat susu formula biasanya mempunyai pola minum yang
teratur, yaitu kira-kira setiap 4 jam, tetapi dapat bervariasi. Waktu pemberian minum
harus menyenangkan dan cukup sesuai dengan kebutuhan bayi karena kesalahan
dalam menyusui dapat menyebabkan asupan susu yang kurang sehingga kebutuhan
makanan bayi tidak terpenuhi hal ini mengakibatkan penurunan berat badan yang
Ada dua area utama kesalahan dalam pemberian susu formula antara lain
2. Pembuatan larutan yang tidak tepat, menyebabkan malnutrisi dan berat badan kurang
(bila susu terlalu cair) dan kelebihan berat badan serta konstipasi (bila susu terlalu
kental). Ketidakseimbangan elektrolit juga dapat terjadi bila larutan terlalu kental
Tabel 2.4 Perbandingan unsur protein dalam ASI dan Susu Formula
Unsur ASI Susu Formula (g/ dl)
Casein 0,2 2,7
Whey 0,7 0,6
Alpha lactalbumin5 0,26 0,11
Lactoferin* 0,17 Sedikit
Beta Lactalbumin 0 0,36
Lysozyme* 0,05 Sedikit
Albumin 0,05 0,04
IgA* 0,10 0,03
Peroxidase Sedikit -
Bifidus faktor* Sedikit -
Nonprotein nitrogen 0,20 0,03
Sumber: Arisman, 2004
* Perangkat Anti infeksi dalam ASI
2.6 Konsep Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi
dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan
usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena
bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta
mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami
2.7 Perbedaan Pertumbuhan BB Bayi usia 0 – 6 bulan antara yang Mendapat ASI
antara bayi yang mendapat susu formula dengan bayi yang mendapat ASI didapatkan
bahwa bayi yang mendapat ASI peningkatan BBnya lebih lambat demikian juga
pertumbuhan panjang dan lingkaran kepala lebih lambat pada 2 bulan pertama (bayi
yang dibandingkan memiliki masa gestasi antara 28-32 minggu) (Soetjiningsih, 1997 :
23).
bayi. Status gizi terutama pertumbuhan seorang bayi sangat dipengaruhi oleh perilaku
kebutuhan nutrisi yang tepat untuk bayinya dimana Ibu Rumah tangga yang memiliki
ibu-ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk mencari nafkah dan mereka tidak dapat
menyusui bayi dengan teratur sehingga mereka memilih alternatif terbaik untuk
memberikan Susu Formula bagi bayinya. Kondisi gizi yang baik dan optimal pada
masa bayi adalah suatu hal yang menentukan kesehatan dan pertumbuhan yang baik
Penelitian pada 15.000 anak yang menjadi peserta Nurses’Health Study II di Harvard
menemukan anak-anak yang mendapatkan ASI secara eksklusif atau hampir eksklusif
dalam 6 bulan pertama kehidupannya memiliki resiko lebih rendah untuk mengalami
obesitas ketimbang anak yang mendapatkan susu formula secara eksklusif atau
hampir eksklusif. Resiko berat badan berlebih juga lebih rendah diantara anak-anak
yang mendapatkan ASI lebih lama. Hal ini disebabkan karena seorang bayi yang
sedangkan bayi yang diberi susu botol cenderung mengambil lebih banyak kalori
Bayi yang diberi ASI dan susu formula secara umum memiliki pola
pertumbuhan yang sedikit berbeda. Bayi yang diberi ASI tampak tumbuh lebih cepat
dalam dua atau tiga bulan pertama, tetapi kemudian bayi yang diberi susu formula
rata-rata akan menjadi sedikit lebih tinggi dan lebih berat (Walker, 2005 : 75).
BAB 3
Dari gambar 3.1 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan berat badan dipengaruhi
faktor internal yaitu genetik dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, faktor keluarga. Pemberian ASI eksklusif dan susu
formula sangat mempengaruhi pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan.
tidak normal. Penelitian ini untuk mengetahui adakah perbedaan pertumbuhan Berat Badan
bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapat ASI eksklusif dan yang mendapat susu formula.
Berdasarkan Data dari latar belakang maka hipotesa dari penelitian ini adalah
H1: Ada perbedaan pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapat
H0 : Tidak Ada perbedaan pertumbuhan Berat Badan bayi usia 0-6 bulan antara yang
mendapat ASI eksklusif dan yang mendapat susu formula di Puskesmas Tambakboyo
BAB 4
METODE PENELITIAN
tujuan penelitian termasuk Analitik Komparasi dan berdasarkan sumber data yang
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dan semua bayi usia 0 - 6 bulan Seluruh
4.2.2 Sample
Sample dalam penelitian ini adalah Seluruh bayi usia 0 - 6 bulan yang berada
sampling y aitu pemilihan sample dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria
Dalam penelitian ini variabel independentnya (X1) adalah Pemberian Asi Ekslusif
Formula
Badan Bayi
2. Variabel X1: Bayi hanya Kuesioner Melakukan Nominal Ya: Bila bayi diberikan
Pemberian diberikan ASI observasi dengan ASI Eksklusif
ASI Ekslusif sejak lahir hingga menganalisa hasil Tidak: Bila bayi tidak
6 bulan pertama kuesioner diberikan ASI Eksklusif
kehidupannya
3. Variabel X2: Pemberian Kuesioner Melakukan Nominal Ya: Bila bayi diberikan
Pemberian nutrisi bayi usia observasi dengan susu formula
Susu 0-6 bulan yang menganalisa hasil Tidak: Bila bayi tidak
Formula dapat berupa ASI kuesioner diberikan susu formula
eksklusif atau
susu formula
pada bayi. Serta alat penunjang lainnya seperti timbangan gantung, alat tulis, lila.
adalah KMS, dan untuk mengetahui asupan yang diberikan pada bayi adalah
kuesioner.
(Nursalam, 2003). Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari buku
1. Editing
2. Coding
46
Untuk variabel Pemberian Nutrisi kepada bayi diberi kode P yaitu jika
diberikan Asi Eksklusif (P1), jika Tidak diberikan Asi Ekslusif (P2).Untuk
variabel Pertumbuhan Berat Badan Bayi diberi kode B, yaitu jika Berat Badan
Kurang (B1). Jika Berat Badan Normal (B2), jika Berat Badan Lebih (B3),
Scoring
dengan interpretasi penilaian skor ya nilainya 1 dan apabila skor tidak nilainya
0.
3. Tabulating
yang sudah diberi kode kategori dan skor kemudian dimasukkan dalam tabel
Menurut grafik pada KMS bayi yang mendapat ASI eksklusif akan
tumbuh lebih lambat sebelum usia 4 sampai 6 bulan. Bayi yang mendapat susu
formula akan tumbuh lebih cepat setelah 6 bulan, dan seringkali hal ini
Kesehatan dan Nutrisi Nasional III di Amerika Serikat didapatkan bahwa bayi
yang mendapat ASI eksklusif selama 4 bulan (saat itu batasan ASI eksklusif 4
bulan), pada usia 8-11 bulan, mempunyai rerata berat badan, panjang badan
dan lingkar lengan atas lebih rendah dibanding yang mendapatkan susu
formula. Namun pada bayi yang mendapat ASI eksklusif akan terjadi catch up
growth (tumbuh kejar), sehingga pada usia 5 tahun tidak didapatkan perbedaan
antara bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang mendapat susu formula
(IDAI, 2010).
47
tabel distribusi frekuensi dan selanjutnya diuraikan dalam bentuk narasi sesuai
1. Analisa Univariat
Keterangan:
P = Prosentase
F = Jumlah jawaban ya
diinterpretasikan :
1. 100 % : seluruhnya
4. 50% : satengahnya
0% : tidak satupun
50
2. Analisa Bivariat
(Pemberian makanan kepada bayi). Dari hasil analisis ini akan diketahui
dependen. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Mann Whitney U-Test
dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Jika P < 0,05, untuk melihat
Pertimbangan :
2. Jumlah Sampel : ada dua sampel yaitu antara bayi yang menerima ASI eksklusif
Dimana t =
Keterangan :
t : koefisien t
x1 : Rata-rata nilai KPSP dari kelompok yang menerima ASI Eksklusif
51
x2 : Rata-rata nilai KPSP dari kelompok yang tidak menerima ASI
Eksklusif
S12 : Standar Deviasi (SD) dari nilai KPSP untuk kelompok bayi yang
S22 : Standar Deviasi (SD) dari nilai KPSP untuk kelompok bayi yang
n1 : Jumlah sampel dari kelompok bayi yang menerima ASI Eksklusif
n2 : Jumlah sampel dari kelompok bayi yang tidak menerima ASI
Eksklusif
Interpretasi hasil analisis: Nilai statistic uji > nilai tabel atau nilai tingkat
pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapat ASI
b. Jika p > α maka H0 diterima H1 ditolak maka tidak ada perbedaan bermakna
pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapat ASI
BAB 5
ANALISA HASIL PENELITIAN
Total 40 100%
sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2020
Total 40 100%
sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2020
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pertumbuhan berat badan dengan Asi Ekslusif
di Puskesmas Tambakboyo Kecamatan Mantingan Kabupaten
Ngawi
1 Buruk 0 0
2 Kurang 3 25,0
3 Normal 9 75,0
4 Lebih 0 0
Jumlah 12 100
sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2020
5.2.2 Perbedaan Pertumbuhan berat badan bayi antara yang mendapatkan ASI
f % f % f % f % f %
1 Asi Eksklusif 0 0 3 25 9 75 0 0 12 100
2 Susu Formula 0 0 0 0 0 0 28 100 28 100
0 0 3 7,5 9 22, 28 70 40 100
5
ρ = 0,008 α = 0,05
sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2020
Pertumbuhan Berat Badan Bayi dengan Asi Ekslusif adalah Normal dan
seluruh pertumbuhan berat badan bayi dengan susu formula adalah Lebih.
Berdasarkan Uji Statistik non parametik uji komparasi Mann Whitney dengan
kemaknaan 0,05 didapatkan hasil ρ = 0,008, Hal ini berarti Ho ditolak H1
5.3 Pembahasan
pertumbuhan berat badan Bayi dengan ASI ekslusif adalah normal. ASI
Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 4 atau
makanan pengganti ASI pada awal penyisian dan hanya minum ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain (susu formula, air teh, madu, air putih) atau tanpa
bantuan makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, biskuit, bubur
susu, bubur nasi dan tim hingga bayi berumur 4 atau 6 bulan
tercukupi sehingga daya tahan tubuh bayi akan meningkat dan akan
badan yang normal. Dengan memberikan ASI pada bayi akan terjalin
hubungan yang lebih erat antara bayi dengan ibunya karena secara alami
dengan adanya kontak kulit, bayi merasa aman. Hal ini sangat penting bagi
perkembangan psikis dan emosi dari bayi. Sehingga bisa menjadi acuan untuk
orang tua memberikan ASI ekslusif kepada bayinya agar pertumbuhan bayi
Pertumbuhan Berat Badan Bayi dengan Susu Formula adalah Lebih. Susu
formula adalah makanan pengganti ASI yang diberikan kepada bayi, oleh
karena suatu sebab Ibu tidak dapat memberikan ASI pada bayinya. Susu
57
formula adalah makanan yang diberikan kepada bayi yang dapat berupa ASI
maupun makanan tambahan lainnya, seperti air teh, madu, air putih atau
dengan bantuan makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, biskuit,
faltering) pada bayi dimulai ketika bayi berumur 2-3 bulan terutama pada bayi
yang tidak mendapat ASI. Bayi peminum susu botol bersifat pasif yaitu
menanti tetesan susu dari botol sehingga bayi peminum susu botol tidak akan
berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong, hal ini cepat mengarah
pada obesitas.
5.3.3 Perbedaan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Antara yang
Pertumbuhan Berat Badan Bayi dengan ASI Ekslusif adalah Normal dan
pertumbuhan berat badan bayi dengan susu formula adalah Lebih. Hal ini bisa
dilihat dari hasil Uji statistik dengan menggunakan uji SPSS Mann-Whitney
Test pada tingkat kemaknaan (α) = 0,05 diperoleh ρvalue (0,008)<α (0.05) yang
berarti Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan pertumbuhan
berat badan bayi usia 0-6 bulan antara yang mendapatkan ASI ekslusif dan susu
formula.
pertumbuhan berat badan Lebih. Tingginya bayi yang obesitas karena sebagian
besar dari mereka diberikan susu formula. Pada bayi, obesitas merupakan resiko
saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis
gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang
1. Bayi yang diteliti sebagian besar mengonsumsi susu formula. Sampel dari
penelitian ini seharusnya sama antara bayi yang mendaptkan ASI Ekslusif
2. Penelitian ini hanya memperhitungkan satu faktor yaitu dari nutrisi berupa
yang berpengaruh seperti misalnya tinggi badan orangtua dari bayi, etnis
dari bayi, lingkungan tempat tinggal sang bayi, kualitas dan kuantitas
pemberian ASI oleh ibu dari bayi, jenis makanan pendamping ASI yang
diberikan, riwayat sakit dari sang bayi dan juga riwayat imunisasi dari sang
bayi.
59
BAB 6
7.1 Simpulan
bab sebelumnya, maka pada bagian ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dari
Normal.
Lebih.
3 Ada perbedaan pertumbuhan berat badan bayi antara yang mendapatkan ASI
7.2 Saran
Dengan ditemukanya perbedaan pertumbuhan berat badan bayi usia usia 0-6
bulan antara yang mendapatkan ASI ekslusif dan susu formula agar dapat
memiliki bayi untuk memberikan ASI nya secara eksklusif pada bayinya agar
2 Bagi Institusi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagi bahan tambahan wacana dalam
Diharapkan pada penelti selanjutnya bisa mengembangkan ilmu serta teori yang
diperoleh dari kejadian nyata tentang adanya perbedaan pertumbuhan berat badan
bayi usia usia 0-6 bulan antara yang mendapatkan asi ekskl usif dan susu formula.
4 Bagi Masyarakat
Dengan ditemukanya perbedaan pertumbuhan berat badan bayi usia usia 0-6
bulan antara yang mendapatkan ASI eksklusif dan susu formula agar ibu
memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya agar bayinya dapat tumbuh
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Depkes. (1997). Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Depkes RI.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. (1997). Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif.
From www.Pedoman- Gizi.net. Retrieved at March 18, 2007
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak(untuk perawat dan Bidan). Jakarta :
Salemba Medika.
Pudjiati. (2000). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : Gaya Baru.
Suhardjo. (2003). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta : Kanisius.
Sumarlan. (2006). Masalah Utama yang banyak dijumpai pada Bayi dan Balita di
Indonesia.. From www.Suara karya.online.com Retrieved at March 10, 2007
Walker. (2005). Makanan yang Sehat untuk Bayi dan Anak. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu
Populer.
63
PERMOHONAN
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri :
Nama : Santi Eka Sulistyawati
NIM : 19600224
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Pertumbuhan Berat
Badan Bayi Usia 0-6 Bulan antara yang mendapat ASI Eksklusif dengan Susu Formula
yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pertumbuhan BB antara bayi
yang mendapat ASI Eksklusif dengan Susu Formula.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya dengan ini meminta kesediaan ibu-ibu untuk
menjadi responden dengan mengisi formulir yang diberikan dengan benar dan sukarela
dimana jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.
64
Hormat Saya
Saya yakin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan keraguan apapun pada saya
dan keluarga. Dan saya telah mempertimbangkan serta telah memutuskan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Ngawi, 2020
( )
Keterangan :
* Coret yang tidak dipilih
KUESIONER
Nomor responden :
I IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama
2 Umur
3 Pendidikan
4 Pekerjaan
2. IDENTITAS ANAK
1. Nama Anak :
2. Tanggal lahir :
3. Anak ke :
4. Umur : bulan
6. BB Lahir : gram
7. BB Sekarang : gram
II PEMBERIAN ASI
Petunjuk pengisian : Beri tanda silang (x) pada masing-masing jawaban yang menurut anda
sesuai dan dianggap paling benar.
1. Sebelum bayi disusui untuk pertama kali, apakah bayi diberi cairan atau makanan?
a. ya b. tidak
2. Apakah bayi ibu hanya diberi ASI saja hingga umur 6 bulan
a. ya b. tidak
3. Jika “tidak”, pada usia berapa bayi ibu diberikan makanan selain ASI
a. 1 bulan c. 3 bulan
b. 2 bulan d. 4 bulan
67
4. Makanan pendamping apa yang pertama kali diberikan pada bayi yang berumur dibawah
6 bulan
a. bubur susu
b. kerokan pisang
c. susu formula
d. nasi lembek
e. lain-lain, sebutkan :………..
Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan Anak ke Jenis Kelamin BB Lahir BB Sekarang Penerimaan
Ibu Ibu Ibu ASI
N Valid 40 40 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2,00 1,75 1,15 1,68 3025,00 6975,00
Median 2,00 2,00 1,00 2,00 2850,00 7050,00
Std. Deviation ,453 ,707 ,362 ,572 334,932 786,016
Skewness ,000 ,401 2,038 ,119 ,866 -,064
Std. Error of Skewness ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374
Kurtosis 2,441 -,879 2,263 -,588 -,951 -1,900
Std. Error of Kurtosis ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733
Frequency Table
68
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 4 10,0 10,0 10,0
2 32 80,0 80,0 90,0
Valid 3 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Pendidikan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 16 40,0 40,0 40,0
2 18 45,0 45,0 85,0
Valid 3 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Pekerjaan Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 34 85,0 85,0 85,0
Valid 2 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Anak ke
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 15 37,5 37,5 37,5
2 23 57,5 57,5 95,0
Valid 3 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
L 15 37,5 37,5 37,5
Valid P 25 62,5 62,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
BB Lahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
2700 6 15,0 15,0 15,0
2800 14 35,0 35,0 50,0
2900 5 12,5 12,5 62,5
3000 2 5,0 5,0 67,5
Valid 3100 1 2,5 2,5 70,0
3200 2 5,0 5,0 75,0
3500 4 10,0 10,0 85,0
3600 6 15,0 15,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
69
BB Sekarang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5800 1 2,5 2,5 2,5
5900 2 5,0 5,0 7,5
6000 2 5,0 5,0 12,5
6200 4 10,0 10,0 22,5
6300 6 15,0 15,0 37,5
6400 4 10,0 10,0 47,5
Valid 6500 1 2,5 2,5 50,0
7600 7 17,5 17,5 67,5
7700 3 7,5 7,5 75,0
7800 6 15,0 15,0 90,0
7900 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Penerimaan ASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ASI 21 52,5 52,5 52,5
Valid SUF 19 47,5 47,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
CROSSTABS
/TABLES=Umur_ibu BY Penerimaan_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created 06-AUG-2020 17:04:18
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Input Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 40
User-defined missing values are treated
Definition of Missing
as missing.
Missing Value Handling Statistics for each table are based on all
Cases Used the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
CROSSTABS
/TABLES=Umur_ibu BY
Penerimaan_ASI
Syntax
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Processor Time 00:00:00,02
Resources Elapsed Time 00:00:00,01
Dimensions Requested 2
70
[DataSet0]
CROSSTABS
/TABLES=Pendidikan_ibu BY Penerimaan_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created 06-AUG-2020 17:04:54
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Input Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 40
User-defined missing values are treated
Definition of Missing
as missing.
Missing Value Handling Statistics for each table are based on all
Cases Used the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
71
/TABLES=Pendidikan_ibu BY
Penerimaan_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,05
Resources
Dimensions Requested 2
Cells Available 174734
[DataSet0]
CROSSTABS
/TABLES=Pekerjaan_ibu BY Penerimaan_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created 06-AUG-2020 17:05:19
Comments
Active Dataset DataSet0
Input Filter <none>
Weight <none>
72
[DataSet0]
CROSSTABS
/TABLES=Anak_ke BY Penerimaan_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW COLUMN RESID
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created 06-AUG-2020 17:05:42
Comments
73
[DataSet0]