1. Pendahuluan
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yaitu pada tahun 2007, 2010, dan 2013
menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi balita gizi kurang maupun balita
pendek. Pada tahun 2007 prevalensi balita gizi buruk - kurang adalah 18,4%, pada tahun 2010
17,9% dan pada tahun 2013 19,6%. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek pada
tahun 2007, 2010, dan 2013 berturut-turut sebesar 36,6%, 35,6% dan 37,2%.
Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Pada tahun 2007 cakupan ASI Eksklusif sebesar 62,2% turun menjadi 61,3%
pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 64,9% pada tahun 2013. Demikian juga cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan meningkat dari 28,6% pada tahun 2007
menjadi 34,3% pada tahun 2009 dan 44,0% pada tahun 2013 (Susenas 2007-2013).
Berdasarkan Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014, Indonesia termasuk kedalam 17
negara diantara 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting,
wasting dan overweight, disamping itu Indonesia termasuk juga di dalam 47 negara dari 122
negara yang mempunyai masalah anemia pada Wanita Usia Subur (WUS).
Hasil Pemantauan Status Gizi yang dilakukan propinsi Bali (2015) menunjukan masalah
balita gizi kurang 18,8%, balita pendek 12,6%, Balita Kurus 4,5%, Ibu hamil mendapat TTD
75%, Ibu hamil anemia 35%, Bayi mendapat IMD 49,7%, dan Bayi mendapat ASI Ekslusif
65,1%.
2. Latar Belakang
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan
2015-2019 telah ditetapkan Sasaran Pokok Pembangunan Sub Bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat, yang bertujuan meningkatnya status gizi masyarakat, dengan target indikator
pada tahun 2019 sebagai berikut:
1) Anemia pada ibu hamil sebesar 28%;
2) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 8%;
3) Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%;
4) Anak balita kekurangan gizi (underweight) sebesar 17%;
5) Anak balita wasting (kurus) sebesar 9,5%;
6) Anak baduta (di bawah 2 tahun) stunting (pendek dan sangat pendek) sebesar 28%.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas Puskesmas Susut II telah melakukan berbagai
upaya, antara lain Pendidikan Gizi, survailan Gizi, Pemberdayaan masyarakat dibidang Gizi
Pencegaahan dan penanganan masalah gizi.
Hasil Pemantauan Status Gizi yang dilakukan propinsi Bali (2015) menunjukan masalah
balita gizi kurang 18,8%, balita pendek 12,6%, Balita Kurus 4,5%, Ibu hamil mendapat TTD
75%, Ibu hamil anemia 35%, Bayi mendapat IMD 49,7%, dan Bayi mendapat ASI Ekslusif
65,1%.
1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapatkan makanan tambahan sebesar 95%;
2) Persentase ibu hamil yang mendapatkan 90 TTD selama masa kehamilan sebesar 98%;
3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%;
4) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 50%;
5) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan sebesar 90%;
6) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) sebesar 30%.
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi masyarakat secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi. Pelaksananan
surveilans gizi akan memberikan indikasi perubahan pencapaian indikator kegiatan
pembinaan gizi masyarakat. Selain itu, pelaksanaan surveilans gizi diperlukan untuk
memperoleh tambahan informasi lain yang belum tersedia dari laporan rutin,
Kerangka Acuan Pelaksanaan Surveilans Gizi ini dimaksudkan sebagai acuan petugas
Puskesmas Susut II dalam melaksanakan surveilans gizi untuk meningkatkan efektifitas
kegiatan perbaikan gizi masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah
gizi secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya.
3. Tujuan
a. Umum
b. Khusus.
4. Kegiatan
a. Pokok
b. Rincian Kegiatan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI
PUSKESMAS SUSUT II
1 . Pendahuluan
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya manuasia yang sehat dan
berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang
mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan strategi
intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi
institusi yang berperan di berbagai tingkat administrasi.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan gizi yang terarah dan berkualitas sehingga peningkanya status
gizi masyarakat .
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan prevalensi bumil KEK
b. Menurunkan prevalensi BBLR
c. Meningkatkan cakupan Asi Ekslusif
d. Meningkatkan cakupan konsumsi garam beryodium
e. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu (D/S)
f. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada anak 6-56 bulan
g. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil.
h. Menurunkan cakupan anak BGM
IV. Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pendidikan gizi Penyuluhan gizi
Promosi gizi
Konsultasi gizi
2 Surveilans gizi Pengumpulan, pengolahan dan penyajian
data:
Gizi Buruk mendapat perawatan
Hasil Penimbangan
ASI Eksklusif
Garam beryodium
Vitamani A Dosis Tinggi
Bumil dapat Fe
Bumik KEK dapat PMT
Balita Kurus dapat PMT
Rematri mendapat TTD
Ibu Nifas mendapat Vit. A
BBL mendapat MMD
BBLR
Balita BGM
Pemantauan Ibu hamil Anemia
3 Pencegahan dan Penanggulangan Pemberian PMT Ibu hamil KEK
Gizi Pemberian PMT PMT balita Kurus
Pemberian TTD pada Bumil
Pemberian TTD pada Bumil
Pemberian Taburia pada anak 6-24 bulan
Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada
anak 6-59 bulan
4 Pemberdayaan masyarakat di Penggerakan Kadarzi
bidang gizi Pembinaan Kader gizi/posyandu
5. Pemantauan Status Gizi Persiapan
Pengumpulan data
Pengolahan data
6 Pemanatauan Kadarzi Persiapan
Pengumpulan data
Pengolahan data
7. Pemantauan Pola Konsumsi Gizi Persiapan
Pengumpulan data
Pengolahan data
Pencatatan ,pengolahan data dan pelaporan data kegiatan serta evaluasi kegiatan di