Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL ADVOKASI

“PENGADAAN PROGRAM PENYULUHAN IBU


HAMIL KEK KEPADA TOKOH MASYARAKAT ”
” Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan”

Disusun oleh:
Mahasiswa Prodi D-IV A/VI Gizi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN GIZI

PRODI D-IV

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu Hamil merupakan kelompok yang rawan
terhadap kekurangan gizi. Gizi kurang pada ibu hamil
akan mempengaruhi proses tumbuh kembang
 janin yang berisiko kelahiran Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Kekurang gizi dalam waktu yang lama pada
ibu hamil akan menyebabkan ibu hamil mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK). Kondisi KEK pada ibu
hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan,
partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor
kematian utama ibu (Nurmadinisia dalam Sirojudin,
2012).
Menurut data Riskesdas tahun 2013 didapatkan
hasil bahwa prevalensi resiko KEK pada WUS (15-49
tahun) sbesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi
ditemukan pada WUS remaja (15-19 tahun) sebesar
46,6%, dibandingkan dengan kelompok yang lebih tua
Ibu hamil membutuhkan asupan energi dan zat besi yang lebih tinggi dari wan
(20-24 tahun) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi
Absorbsi zat besi dalam makanan hanya sekitar 20%, untuk meningkatkan abso
resiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar
dibutuhkan protein hewani dibutuhkan asupan
24,2%, khususnya
vitamin prevalensi
C, zinc, asam tertinggi
folat, vitamin ditemukan
B12 dan pada
zat besi. Upaya yang dilakukan
usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5% dibandingkan
dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar
30,1%. Besaran masalah resiko Kurang Energi Kronik
(KEK) baik pada WUS dan bumil lebih banyak
ditemukan pada kelompok usia remaja (15-19 tahun),
sehingga kelompok ini harus mendapat perhatian
khusus (Kementerian kesehatan RI, 2013). Menurut
data Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2015 jumlah
kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Janti adalah
134 orang dari 1341 ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Janti, meskipun dengan prosentase nya
10% namun umlah nya sangat besar diatas 100 orang
untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada
kelompok ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) salah
satunya adalah memberikan edukasi kepada ibu hamil
untuk meningkatkan status gizinya. Pemberian edukasi
tidak hanya dari tenaga kesehatan puskesmas saja,
tetapi seluruh masyarakat juga turut andil untuk
menangani kasus KEK pada ibu hamil, berbagai tokoh
yang sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi
kepada ibu hamil KEK dan keluarganya adalah tokoh
masyarakat (Kiai, Guru, dll), bidan desa, dukun beranak,
dukun pijat anak. Hal ini yang melatar belakangi akan
dilakukan advokasi pada pemegang kebijakan terkait
dengan kesehatan di daerah Puskesmas Janti.

B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Kesehatan
dan Kepala Puskesmas Janti Kota Malang untuk
menetapkan SK (Surat Keputusan) untuk mengadakan
penyuluhan kepada para tokoh masyarakat dan orang
yang dipercaya di daerah Puskesmas Janti agar
memberikan himbauan gizi ibu hamil dengan KEK.
2.Tujuan Khusus
 Mendapatkan keputusan dari Kepala Puskesmas
Janti serta Dinas Kesehatan untuk dapat
melaksanakan mengadakan pemberdayaan
masyarakat melalui penyuluhan Ibu hamil KEK
kepada para tokoh masyarakat.
 Mendapatkan dana yang diharapkan untuk
terlaksananya pemberdayaan masyarakat melalui
penyuluhan Ibu hamil KEK kepada para tokoh
masyarakat
 Mendapatkan persetujuan untuk mengedarkan
surat keputusan untuk pemberdayaan masyarakat
melalui penyuluhan Ibu hamil KEK kepada para
tokoh masyarakat
C.Sasaran
- Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
- Kepala Puskesmas Kecamatan Medan
- Kelurahan --
BAB II
TAHAPAN ADVOKASI

A. Analisis Situasi
- Menurut data Riskesdas tahun 2013 didapatkan
hasil bahwa prevalensi resiko KEK pada WUS (15-
49 tahun) sebesar 20,8%.
- Prevalensi resiko KEK pada ibu hamil (15-49
tahun) sebesar 24,2%. Besaran masalah resiko
Kurang Energi Kronik (KEK) baik pada WUS dan
bumil lebih banyak ditemukan pada kelompok usia
remaja (15-19 tahun).
- Laporan oleh UNICEF menyebutkan angka BBLR di
Indonesia adalah sekitar 11,1 persen pada tahun
2011 sedangkan pada tahun 2013 sedikit
mengalami penurunan yaitu 10,2%. Prevalensi
tertinggi ditempati oleh Propinsi Nusa Tenggara Timur
(19,2 persen) dan terendah di Propinsi Sumatra Barat (6
persen). Sementara itu angka BBLR di Propinsi Jawa Timur
menunjukkan peningkatan signifikan, yaitu dari 10 persen di
tahun 2010 menjadi 11 persen pada 2011.

- Angka kematian bayi menurut SDKI tahun 2012


melaporkan bahwa di Propinsi Jawa Timur
sebanyak 30 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Dan
 Angka kematian Bayi di Kota Malang sebanak
24,74 per 1.000 kelahiran hidup.
- Angka kematian ibu menurut SDKI tahun 2012
melaporkan bahwa di Profinsi Jawa Timur
sebanyak 97,43 per 100.000 kelahiran hidup dan di
Kota Malang sebesar 164,64 per 100.000.
B. Analisa Masalah
- Masih tingginya angka kematian bayi dan ibu hamil.
- Jumlah Ibu Hamil KEK di wilayah Puskesmas Janti
sebanyak 134 orang
- Masyarakat masih banyak yang belum mengerti
tentang gizi ibu hamil
- Masyarakat masih mempercayai mitos dan
anggapan dari para tokoh masarakat daerah.
Hal-hal yang tersebut di atas memerlukan
perhatian khusus dari Dinas Kesehatan dan
Puskesmas Bululawang dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
C.Bagan Penyebab Masalah Gizi Ibu Hamil KEK

D.Dasar Hukum :
a. Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomer 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
c. Perpres No. 42 Tahun 2013 Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
d. Kepmenkes Nomer 129 tahun 2008 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas
e. Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi
bangsa Indonesia
f. Permenkes No. 374 tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
g. Permenkes No. 369 tahun 2007 tentang Upaya
Perbaikan Gizi
E.Prioritas Masalah
a)Faktor Pendorong (kekuatan) :
- UU 36 th 2009 tentang; kesehatan Pasal 48
(peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit)
merupakan salah satu dari 18 upaya kesehatan
sehingga UU tersebut dapat menjadi dasar hukum
untuk melakukan kegiatan advokasi penyuluhan
pada ibu hamil KEK.
- Adanya dasar hukum untuk pedoman pelaksanaan
pelayanan gizi di masyarakat.
- Jumlah Posyandu di daerah wilayah kerja
Puskesmas Janti sebanyak 74 wilayah.
- Terdapat program Pemberdayaan Masyarakat
dalam kemandirian hidup sehat ini yang akan
membantu mempercepat penurunan angka
kejadian KEK Ibu Hamil
b) Faktor Penghambat (kelemahan) :
- Wilayah kerja yang luas mecakup kelurahan
Bandungrejosari, kel. Sukun dan Kel.
Tanjungrejo sehingga membutuhkan mobilisasi
yang banyak.
- Membutuhkan waktu untuk pendataan ibu hamil
KEK
- Sebagian partisipasai masyarakat kurang
tentang kesehatan.
c) Peluang
- Ada kegiatan paguyuban bagi ibu kader
sehingga mempercepat koordinasi kegiatan
- Pemberdayaan masyarakat tentang
penanganan masalah ibu hamil yang KEK
d) Ancaman
- Tokoh Masyarakat enggan untuk melakukan
penyuluhan ke ibu hamil yang KEK

F.Pesan Advokasi

1.Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil


Kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada Ibu
hamil akan menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi
yang dinamakan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Ambang batas LILA dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Kondisi KEK pada ibu hamil
mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak
dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi
dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran
prematur dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir.
Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama,
aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian
utama ibu (Sirojudin, 2007).
Manifestasi dari masalah KEK pada ibu hamil
dapat terjadi karena kehidupan manusia dimulai sejak
masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia telah
memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya
menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang
diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi
yang diterima dari ibu tidak mencukupi maka
 janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir
dengan berat badan rendah yang mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan
berikutnya seperti memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan KEK menurut hasil penelitian
Albugis (2008) yaitu jumlah konsumsi energi dan jarak
kehamilan yang terlalu dekat.

2.GIZI PADA IBU HAMIL

A. Menu Sehat Ibu Hamil


Keadaan ibu hamil merupakan suatu masa
dimana seorang ibu atau wanita sedang mengalami
masa perubahan yang ada di dalam dirinya,
perubahan itu muncul karena adanya pengaruh
hormon yang terjadi pada masa hamil. Pada masa
ini semua hormon akan keluar dari dalam tubuh
wanita hamil. Sehingga banyak terjadi perubahan
dalam sistem yang ada di dalam tubuh diantaranya
yaitu sistem pencernaan.

Sementara itu, proses kehhamilan akan


menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme
energi, karena itu dibutuhkan energi dan zat gizi
lainnya yang meningkat selama kehamilan.
Naiknya energi dan zat gizi dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, untuk
pertumbuhan organ kandungan, perubahan
komposisi serta metabolisme tubuh ibu. Sehingga
jika terjadi kekurangan zat gizi tertentu yang di
butuhkan ibu hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil semua zat gizi sebenarnya
membutuhkan tambahan, namun yang paling
banyak dibutuhkan ibu hamil adalah protein dan
beberapa mineral zat besi dan kalsium. Kebutuhan
energy yang diperlukan setiap hari selama
kehamilan kurang lebih 300 kalori. Untuka energi
yang ada dalam protein kira-kira sebanyak 5180
kkal, lemak 36.337 kkal. Agar energi ini bisa
ditabung masih dibutuhkan energy sebanyak
26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah
energy terikat dalam makanan menjadi energy yang
bisa di metabolisir. Dengan demikian jumlah energy
yang harus tersedia selama kehamilan adalah
74.537 kkal, atau sekitar 80.000 kkal. Untuk dapa
memperoleh besaran energy per hari, hasil
penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka
250 ( perkiraan lamanya kehamilan dalam hari)
sehingga diperoleh angka 300 kkal. Kebutuhan
energy pada tiap trimester selalu meningkat maka
WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150
kkal sehari pada trimester I, 350 kkal pada
trimester II dan III.
b. Tujuan
Tujuan Penyuluhan pada tokoh masyarakat tentang
masalah ibu hamil dengan KEK adalah memberikan
edukasi seputar masalah ibu hamil agar dapat
disampaikan secara langsung oleh ibu hamil yang
mendaeita KEK. Manfaat utama khususnya untuk
kesehatan janin mengingat pentingnya 1000 Hari
Pertama Kehidupan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

3.Parameter
1.Hardware

Penggalaan kegiatan penyuluhan telah diatur


pemerintah melalui UU No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Penyuluhan kepada tokoh masyarakat
tentang ibu hamil yang KEK yang diselenggarakan
dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). Selain itu penyuluhan dapat dibiayai dari
bantuan lainnya seperti partisipasi masyarakat, dunia
usaha dan pemerintah daerah.
. Kebutuhan sarana dan prasarana disiapkan oleh
pelaksana program dibantu dengan pemerintah
setempat seperti kepala kelurahan, RW, RT maupun
kader. Kegiatan dapat dilaksanakan di fasilitas-fasilitas
kesehatan terdekat atau tempat dimana memudahkan
masyarakatnya untuk berkumpul, seperti: puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, balaidesa, balai
RW.
2.Software

Berdasarkan UU No 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan Pasal 141 ayat 1 yang berbunyi: Upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat. Cara-cara
peningkatan mutu gizi perseorangan atau masyarakat
dapat dilakukan dengan cara:

a.Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai


dengan gizi seimbang;
b.Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
kesehatan;
c.Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan
d.Peningkatan system kewaspadaan pangan dan gizi.

Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi


yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
dapat dilakukan dengan penyuluhan secara
terorganisir atau berkelompok. Hal ini sesuai dengan
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 62
ayat 1 yang berbunyi: Peningkatan kesehatan
merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebar luasan
informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat. Maka dari itu kegiatan
penyuluhan bumi dengan KEK pada tokoh masyarakat
perlu dilakukan untuk peningkatan kesehatan ibu hamil
yang mana sebagian besar mengalami kekurangan
energy kronik(KEK).
4.Anggaran Dana

ESTIMASI DANA
No. SUMBER
(Rp)
1. Mandiri -
2. BOK
5.300.000

TOTAL 5.300.000

a.Sumber Dana

b. Biaya kegiatan Penyuluhan


No. ITEM VOLUME HARGA JUMLAH
SATUAN (Rp) (Rp)
1. Leaflet 1000 300 300.000
2. Konsumsi 74 x 5 10.000 3.750.000
Penyuluhan
3 Undangan 74 x 5 300 100.000
Penyuluhan
4. ATK (Noted 400 2000 800.000
+bulpen) peserta
TOTAL 4.950.000
G.Cara Komunikasi dalam Advokasi
-  Presentasi
-  Loby
-  Diskusi
H.Materi Advokasi

Tabel 1. Materi Advokasi

Sasaran Bentuk Kegiatan Topik

1.Dinas - - Data tentang


Kesehata Presenta
si Prevalensi
n kota resiko KEK
- Loby
Malang pada ibu
- Diskusi
2.Kepala hamil
Puskesma - Data
s Janti kematian
bayi dan
ibu hamil
- Program
kegiatan yang
akan diberikan
- Anggaran
dana dan
sarana
yang
dibutuhkan

I.Media yang Digunakan


- Slide PowerPoint
-  Proposal
-  Leaflet
J. Indikator Keberhasilan
- Adanya kebijakan tertulis tentang
pemberdayaan masyarakat dalam
penyuluhan ibu hamil yang KEK
- Tersedianya dana yang dialokasikan untuk kegiatan
penyuluhan
- Tersedianya saranan untuk kegiatan penyuluhan
K. Rencana Kegiatan Advokasi

Hari,Tanggal :
Senin, 18 April
2016 Pukul : 08.00-selesai
Tempat : Puskesmas Janti
Tema :Pemberdayaan masyarakat untuk
melakukan penyuluhan pada tokoh
masyarakat tentang ibu hamil yang
kek
L. Rencana Biaya Advokasi
No. ITEM VOLUME HARGA JUMLAH
SATUAN (Rp) (Rp)
1. Pembuatan 4 25.000 100.000
Proposal
2. Konsumsi seminar 10 20.000 200.000
3 Undangan advokasi 10 2.000 20.000
4. ATK 30.000
TOTAL 350.000

M.Rencana Monitoring dan Evaluasi Advokasi


a.Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas serta Koordinator Wilayah
Sponsor menyetujui rencana Pemberdayaan masyarakat untuk
melakukan penyuluhan pada tokoh masyarakat tentang ibu hamil
yang KEK
b.Anggaran dapat terealisasikan

Anda mungkin juga menyukai