Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum ke: 7 Hari/tanggal : Selasa/27 September 2022

Biokimia Nutrisi Tempat : Laboratorium Biokimia


Praktikum Mikrobiologi Nutrisi
PJP : Dr. Dilla Mareistia Fassah, S.Pt., M.Sc
Nama Asisten : 1. Erika Julian C
2. Dessy Permata

HUBUNGAN SERAPAN DENGAN KADAR ZAT DALAM LARUTAN


Triliyani Lesmana
D2401211114
Kelompok 2/P2

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometer merupakan alat yang umum digunakan untuk
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif. Spektrofotometer digunakan untuk
mengamati dan mengukur sudut deiasi cahaya datang karena pembiasan dan
dispersi, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intnsitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorpsi. Spektorofotometer memiliki dua jenis yaitu
spektrofotometer visibel dan spektrofotometer UV, namun spektorofotometer
yang sering digunakan adalah spektrofotometer visibel karna spektrofotometer
jenis ini mampu menerima sinar tampak dengan panjang gelombang 400-800 nm
sedangkan spektrofotometer UV hanya dapat digunakan dengan prinsip kerja
menyerap sinar cahaya yang tidak tampak (Ramadhani 2013).
Spektrofotometer UV Visible merupakan salah satu spektrofotometer yang
digunakan untuk menganalisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi
elektromagnetik sinar tampak 380-780 nm, spektrofotometer ini terdiri Was
berkas tunggal (single beam) dan berkas rangkap (double beam). Spektrofotometri
merupakan metode analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan
detector vacum photube atau tabung foton hampa. Kalium permanganat atau
KmnO4 merupakan senyawa yan memiliki sifat sebagai oksidator yang kuat.
Kalium permanganat sering digunakan dalma penelitian sebagai bahan
pengoksidasi.

1.2 Tujuan
Praktikum ini brtujuan untuk membuktikan hukum Beer-Lambert.
Pembuktian hukum Beer-Lambert dilakukan dengan menggunakan larutan
Kalium Permanganat sebagai sampel.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrofotometr menghasilkan sinar dari spektrum dan panjang gelombang
tertentu, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Hasibuan
2015).
2.2 Aquades
Aquades merupakan air hasi penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor
sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Aquades berwarna bening, tidak
berbau, dan tidak memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan
alat-alat laboratorium dari zat pengotor (Khotimah et al. 2017)

2.3 Kalium Permanganat


Kalium permanganat atau Kmn merupakan senyawa kimia anorganik
yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. Kalium permanganat adalah
pengoksidasi yang kuat. Hal ini menyebabkan kalium permanganat sering
digunakan dalam proses industri dan pertanian dalam sistem kimia. Kalium
permanganat juga merupakan salah satu bahn penghambat etilen. Kalium
permanganat merupakan garam yang tidak tersedia dialam. Kalium permanganat
dihasilakan dari Mn yang disatukan dengan KOH dan Mn (Wulandari dan
Soedjono 2017).

2.4 Nilai Absorban


Absorbansi adalah serapan dari suatu larutan berwarna. Nilai absorbansi
berbanding lurus engan konsentrasi. Nilai absorbansi adalah perbandingan
intensitas yang diserap dengan intesutas sinar datang. Nilai absorbansi ini akan
bergantung pada kada zat yang terkandung di dalmnya, semakin banyak kadar zat
yang terkandung dlam suatu sampel maka semakin banyak molekull yang akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu shingga nilai absorbansi akan
semakin besar atau nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat
yang terkandung di dalam suatu sampel (Neldawati et al. 2013).

2.5 Hukum Beer Lambert


Cahaya yang diserap dan diukur sebagai absorbansi dan caaa yang
dihamburkan diukur sebagai transmitansi dinyatakan dengan hukum Beer-
Lambert. Hukum Beer-Lambert berbunyi „Jumlah reaksi cahaya tampak
(ultraiolet, inframerah dan sebagainya yang diserap atau ditransmitansikan oleh
suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”
(Neldawati et al. 2013).

III MATERI DAN METODE


3.1 Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah spektrofotometer, kuvet,
pipet 1 ml, labu volumetrik 100 ml, tabung reaksi, kertas grafik dan alat-alat lain
yang digunakan. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah glukosa dan
bahan-bahan lain yang digunakan.

3.2 Metode
Tabung reaksi disiapkan sebanya 6 buah. Lalu, menghitung oume yang
diperlukan kalium permanganat untuk konsentrasi 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, dan 10 pm dengan menggunakan rumus pengenceran. Kemudian, larutan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sesuai volume yang telah dihitung
sebelumnya. Aquades ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
sebanyak olume yang diperlukan agar mencapai olue maksimal sebanyak 15 ml.
Tabung reaksi tersebut ditutup, kemudian dicamprkan dengan cara mengayunkan
tabung reaksi membentuk angka 8 miimal sebanyak 12 kali. Larutan tersebut
dimasukakan ke dalam kuvet sebanyak ¾. Dinding kuvet dibersihkan
mengggunakan tisu agar tidak ada larutan dan bekas tangan yang menempel pada
dinding kuvet. Spektrofotometr yang telah dinyalakan dan ditunggu selama 15
menit, lalu dimasukkan laruatn blanko untuk kalibrasi. Kuvet yag telah diisi
larutan dimasukkan ke dalam spektrofotometer. Nilai absorbansi yang
telah terbaca kemudian dicatat. Ulangi percobaan tersebut pada konsentrasi yang
berbeda.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Hubungan konsentrasi larutan dan seraan maksimum disajikan
pada tabel 1. Konsentrasi yang dipakai adalah 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6
ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Hasil yang didapatkan setelah larutan dengan
konsentrasi tertentu yang dimasukkan ke dalam spektrofotometer.
Tabel 1. Hubungan serapan dengan kadar zat dalam larutan

Konsentrasi Nilai absorbansi


0 0
2 0,0829
4 0,1844
6 0,2714
8 0,3736
10 0,4367

Kurva Hubungan Nilai Absorbansi dengan Konsentrasi Kalium


Permanganat
0,5
0,45 y = 0,0449x + 0,0004
R² = 0,9969
0,4
0,35
Nilai Absorbansi

0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 2 4 Konsentrasi
6 KMnO4 8 10 12

Grafik 1. Hubungan nilai absorbansi dengan konsentrasi kalium permanganat


Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
konsentrasi suatu zat didalam larutan berdasarkan nilai absorbansi yang didapat.
Semakin pekat warna suatu larutan, maka nilai absorbansi yang didapat juga akan
semakin besar. Metode yang dipakai dalam penggunaan spektrofotometer adalah
metode spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang
didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi teradap
mata-mata manusia peka (Wahyuni 2010). Dalam penerapan alat
spektrofotometer, dibutuhkan sampel yang berguna sebagai laruan standar.
Larutan standar merupakan larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dan
berfungsi untuk menentukan konsentrasi zat lain, dengan membandigkan
absorbansi dari arutan sampel pada panjang gelombang tertentu. Konsentrasi
larutan sampel dapat diketahui melalui hukum Beer (Sulastri 2008). Prinsip kerja
spektrofotometer ini mengacu pada hukum Beer Lambert yang menyebutkan
bahwa apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka
sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian akan dipantulkan, dan sebaian
lagi dipancarkan. Bila cahaya monokromatis melalui suatu larutan dan kaar zat
terlarut dlam larutan yang menerap cahaya terdapat hubungan linear antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik engan
transmitan. Prinsip kerja spektrofotometer yaitu cahaya yang diserap diukur
sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamurkan diukur sebagai
transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum Lambert Beer yang berbunyi “jumlah
radiansi cahaya tampak (ultraiolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupana suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan teba larutan.” Dari hukum tersebut diketahui adanya rumus
hukum Beer Lambert yang diturunkan sebagai berikut: A=a, b, b, c atau A= , b, c
dengan keterngan A(absorbansi), b (tebal media atau kuvet), c (konsenrasi larutan
yang diukur), (koefisien ekstingasi molar).
Alat untuk analisis secara spektorfotometri disebut spektrofototmeter, pada
sektor penelitian berperan dalam menguji analisis senyawa seara kualitatif dan
kuantitatif pada sampel (Yohan 2017). Berdasarkan hasil praktikum diatas,
diketahui nilai absorbansi yang didapat yaitu 0, 0.0829, 0.1844, 0.2714, 0.3736,
0.4367. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin banyak konsentrasi zat dalam
suatu larutan, maka nilai ansorbansinya juga akan semakin meningkat. Neldawati
et al. (2013) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi
pula serapan yang dihasilkan. Hal tersebut sesuai juga dengan hukum Lambert-
Beer bahwa semakin banyak konsentrasi pada larutan maka asorbansi atau cahaya
yang ditangkap oleh spektrofotometer bergantung pada konsentrasi larutan
tersebut. Kadar zat adalah banyaknya zat yang terkandung dalam sebuah larutan.
Kadar zat penting untuk diketahui dalam biokimia, karena biokimia merupakan
studi yang mempelajari zat-zat kimia, tataran molekuler, dan tentang berbagai
proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.
SIMPULAN
Nilai absorbansi atau nilai serapan suatu zat dipengaruhi oleh tingkat
konsentrasi larutan tersebut. Semakin tinggi konsesntrasi maka semakin itnggi
nilai absorbansi, begitupun sebalikya jika konsentrasi larutan rendah, maka nilai
absorbansinya pun rendah. Hal tersebut sejalan dengan Hukum Lambet-Beer yang
menyatakan bahwa nilai absorbansi suatu larutan bergantung pada tingkat
konsentrasi larutan tersebut. Untuk nilai transmitan berbanding terbalik dengan
nilai konsentrasi larutan. Semakin tinggi nilai konsentrasi, maka semakin rendah
ilai transmitan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan E. 2015. Pengenalan spektrofotometri pada mahasiswa yang melakukan
penelitian di laboratorium terpadu fakultas kedokteran USU [skripsi].
Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Khotimah H, Anggraeni EW, Setianingsih A. 2017. Karakterisasi hasil
pengolahan air menggunakan alat destilasi. Jurnal Chermugy. 1(2). 34-38.
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/cmg.v1i2.1143
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisisi nilai absorbansi dalam
penentuan kadar flavonoid untuk berbagai jenis daun tanaman obat.
PHILLAR OF PHYSICS. 2(2): 76-83. DOI:
http://dx.doi.org/10.24036/756171074.
Ramadhani S. 2013. Perbandingan efektivitas tepung biji kelor, poly alumunium
chloride dan tawas sebagai koagulasi untuk air jernih. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(3) : 168-169.
Sulastri T. 2008. Analisis kadar tanin ekstrak etanol paa biji pinang sirih. Jurnal
Kimia. 10(3): 59-60.
Wahyuni N. 2010. Modifikasi kaolin dengan surfaktan benzakonium klorida dan
karakterisasinya menggunakan spektrofotometr infra merah. Jrnal Ilmiah
Berkala Sains dan Terapan Kimia. 4(1) :133-134. DOI:
http://dx.doi.org/10.20527/jstk.v4i1.2042
Wulandari WA, Soedjono ES. 2017. Penurunan COD dan Deterjen pada Saluran
Kalidami Kota Surabaya dengan Oksidator H2O2 dan KMnO4. Jurnal
Teknis ITS. 6(2): 2301-9271. DOI:
http://dx.doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.25147
Yohan. 2018. Pembuatan spektrofotometri visibel 470nm menggunakan arduino
uno r3. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia UNPAM. 2(2): 24-30. DOI:
http://dx.doi.org/10.32493/jitk.v2i1.1085
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai